Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang berlaku sejak tanggal 18
Agustus 1945 setelah sehari sebelumnya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
diproklamirkan. Sejak saat itu, segala aspek kehidupan di Indonesia diatur dan
disesuaikan dengan Pancasila. Pancasila yang digali di bumi Indonesia selain sebagai
dasar negara merupakan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu negara yang menduduki peringkat 5 besar negara dengan
penduduk terbanyak di dunia, Indonesia memiliki penduduk-penduduk yang berdiam di
tiap provinsi dari 33 provinsi yang ada. Tiap masyarakat yang mendiami suatu provinsi
tentu saja akan membentuk suatu kebudayaan daerah sebagai identitas dari tiap daerah,
yang apabila kesemuanya dikumpulkan akan menjadi kebudayaan nasional.
Kebudayaan inilah yang kemudian menjadi aspek cerminan bagi kepribadian bangsa
Indonesia.
Kebudayaan tersebut bisa saja berupa cara berfikir, cara hidup, dan apapun yang
dipengaruhi oleh agama dalam kehidupan sosial di dalamnya. Semua provinsi di
Indonesia meskipun memiliki kepribadian masing-masing, akan tetapi mereka dapat
mengintegrasikan diri mereka sebagai suatu bangsa karena memiliki rasa senasib
sepenanggungan dan tujuan yang sama yaitu kesatuan dan persatuan bangsa.
Untuk itulah, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, harus menjadi
suatu instrumen kepribadian bangsa yang mampu merangkul kebudayaan serta aspek
kehidupan bangsa lainnya, yang dapat dilihat pengamalannya dari kelima sila yang
merupakan satu kesatuan di dalamnya sehingga membuatnya berbeda dari dasar negara
dari negara lain.
Ideologi, falsafah, dasar erat kaitanya dengan kepribadian, jiwa dan pandangan
hidup bangsa dalam menjalankan kehidupana sebagai makhluk tuhan ataupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap bangsa memilki ideologi, falsafah dan
dasar negara yang tertulis atau pun tidak tertulis dan di jadikan dasar, landasn dalam
pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga membedakan ideologi suatu
bangsa dengan bangsa lain. Di Indonesia kita mengetahui bahwa ideologi, dasar kita
adalah PANCASILA yang di jadikan dasar dalam membuat peraturan, maupun hukum
serta merupakan kepribadian dan jiwa bangsa.
1

Era globalisasi yang sedang melanda masyarakat dunia, cenderung melebur


semua identitas menjadi satu, yaitu tatanan dunia baru. Masyarakat Indonesia ditantang
untuk makin memperkokoh jati dirinya. Bangsa Indonesia pun dihadapkan pada
problem krisis identitas, atau upaya pengaburan (eliminasi) identitas. Hal ini didukung
dengan fakta sering dijumpai masyarakat Indonesia yang dari segi perilaku sama sekali
tidak menampakkan identitas mereka sebagai masyarakat Indonesia. Padahal bangsa ini
mempunyai identitas yang jelas, yang berbeda dengan kapitalis dan komunis, yaitu
Pancasila.
Bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai azas. Maka, seluruh perilaku,
sikap, dan kepribadian adalah pelaksanaan dari nilai-nilai Pancasila. Perilaku, sikap,
dan kepribadian yang tidak sesuai dengan Pancasila berarti bukan perilaku, sikap, dan
kepribadian masyarakat Indonesia. Penetapan Pancasila sebagai azas selayaknya
didukung oleh masyarakat Indonesia dengan menampilkan jati dirinya yang khas, yaitu
identitas bangsa. Manakala masyarakat tidak menampilkan identitas ini sesungguhnya
berarti Pancasila tidak dilaksanakan dalam berkehidupan di masyarakat. Sebenarnya
Pancasila akan mengangkat bangsa ini sebagai salah satu warna dari berbagai identitas
yang ada di masyarakat dunia, baik dalam bermasyarakat maupun bernegara.
Tetapi mengapa yang ada sekarang ketidakpercayaan dari bangsa ini akan
identitas bangsanya yang telah mana the founding fathers susah-susah merumuskannya,
seolah tidak ada apresiasi yang dilandaskan jiwa nasionalis oleh bangsa ini, sungguh
ironis. Bangsa ini malah bangga mempunyai identitas baru yang bila diperhatikan
merupakan perwujudan antara identitas

kapitalis dan komunis. Di bidang

perekonomian, misalnya, banyak pergeseran ke arah kapitalis dimana swastanisasi dari


sektor usaha yang melayani hajat hidup masyarakat kini sudah banyak. Atau,
pengalihan sektor informasi ke swasta, yang merupakan pergeseran identitas Pancasila
ke Kapitalis / Liberalis. Akankah Indonesia mengalami apa yang disebut dengan krisis
identitas?dimana nampak kini kepribadian ikut-ikutan, yang mungkin nanti membuat
hancur bangsa ini secara perlahan.
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut sebagai pandangan hidup,
pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup, dan jalan hidup (way of life). Dalam
hal ini, Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup atau perilaku dalam sehari-hari.
Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau
aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang.

Semua tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan
merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Selain itu, Pancasila juga mempunyai
juga sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian ini adalah
seperti yang dijelaskan dalam won Von Savigny bahwa setiap volksgeist (jiwa
rakyatijiwa hangsa) Indonesia telah melaksanakan Pancasila. Dengan kata lain,
lahirnya Pancasila bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengenian ini
adalah bahwa sikap, tingkah laku, dan perbuatan hangsa Indonesia mempunyai
ciri khas. Artinya, dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah
yang disebut kepribadian. Kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh
karena itu, Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
3) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pancasila disahkan
bersama-sama dengan disahkannya UUD 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 15 Aguscus 1945. PPKI ini merupakan
wakil-wakil dari seluruh rakyar Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur
tersebut.
4) Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur
bangsa Indonesia tegas memuat dalam Pembukaan UUD 1945 karena
Pembukaan UUD 1945 merupakan perjuangan jiwa proklamasi, yaitu jiwa
Pancasila. Dengan demikian, Pancasila merupakan cita-cita don tujuan bangsa
Indonesia.

1.2 Tujuan
3

Tujuan di berikanya tugas PANCASILA ini agar mahasiswa dapat memahami


makna dan maksud dari setiap pancasiaa sebagai dasar, faslasah, ideologi, pandangan
hidup serat jiwa dan kepribadian bangsa. Selain itu juga mahasiswa dapat menjaga
pancasila yang merupakan filter masuknya budaya dari luar yang tidak sesuai dengan
budaya bangsa. Mengingatkan kembali kepada masyarakat Indonesia khususnya
pembaca akan pentingnya makna pancasila. Menanamkan rasa cinta terhadap bangsa
dengan melestarikan nilai nilai pancasila sehingga tidak pernah lekang oleh jaman.
Manfaat Penulisan ini juga Bagi Dosen makalah ini dapat dijadikan tolok ukur
pemahaman mahasiswa terhadap hakikat pancasila dan nilai nilai yang terkandung di
dalamnya. Bagi Pembaca Meningkatnya kesadaran pembaca terhadap pentingnya
makna pancasila sehingga mampu menjaga nilai nilai tersebut secara utuh.

BAB II
4

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pancasila
Pada saat Indonesia masih dijajah oleh Jepang, bangsa Jepang berjanji akan
memberikan Kemerdekaan pada Bangsa Indonesia asalkan Indonesia bersedia
membantu Jepang dalam usaha perangnya. Karena saat itu posisi Jepang tengah
terancam oleh sekutu. Untuk meyelidiki kebenaran janji itu maka dibentuklah BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sidang BPUPKI pertama
dr. Rajiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang calon rumusan dasar negara Indonesia
yang akan dibentuk.
Kemerdekan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
disaksikan juga oleh PPKI tim perumus yang terdiri dari 9 orang antara lain :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. Abikusno Tjokrosujoso
5. Abdulkahar Muzakir
6. Haji Agus Salim
7. Mr. Ahmad Subardjo
8. K.H.A. Wahid Hasyim
9. Mr. Mohammad Yamin.
Keesokan harinya tangal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang dan
menetapkan :
1. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs.Mohammad Hatta sebagai
wakil Presiden Republik Indonesia.
4. Pekerjaan Presiden sementara waktu dibantu oleh sebuah komite nasional.

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 mengandung isi dasar negara Indonesia
yaitu PANCASILA :
5

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pengertian Pancasila sebagai dasar Negara dalam pengalamannya mempunyai
sifat imperative yang berarti mengikat dan memaksa semua warga Negara untuk tunduk
kepada Pancasila dan yang melanggar Pancasila sebagai dasar negara ia harus ditindak
menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan Pancasila
sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Dalam ketetapan MPR No.III/MPR/2000 ditegaskan bahwa Pancasila merupakan
Sumber Hukum Dasar Nasional pasal 1 ayat 3. Hal ini mengandung arti bahwa segala
bentuk hukum nasional (peraturan perundang-undangan) secara material harus
bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan pancasila.
Tata urutan peraturan perundang-undangan Negara Indonesia sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR RI
3. Undang-undang
4. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintahan
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman
dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan
(indifferentism), tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas
Indonesia yang dinyatakan dalam seloka Bhinneka Tunggal Ika.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa
negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang6

undangan. Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: Negara


Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan
tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua
warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing
dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan
kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum,
yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa
(keadilan sosial).
Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh)
sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya,
dipertahankan

dan

dikembangkan

dengan

tujuan

untuk

melindungi

dan

mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia.


Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban
Negara.
Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan
keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun
secara hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling
mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisahpisahkan. Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah
tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan
yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila
dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan Pancasila
kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang
bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu
sama lain. Secara tepat dalam Seminar Pancasila tahun 1959, Prof. Notonagoro
melukiskan sifat hirarkis-piramidal Pancasila dengan menempatkan sila Ketuhanan
Yang Mahaesa sebagai basis bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila
yang lain haruslah dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Mahaesa. Secara tegas, Dr.
Hamka mengatakan: Tiap-tiap orang beragama atau percaya pada Tuhan Yang Maha
Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena sila yang 4 dari
Pancasila sebenarnya hanyalah akibat saja dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa.

2.3 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Jiwa Bangsa, Dan Kepribadian
Bangsa
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapai sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang
dihadapi dan menetukan arah serta bagaimana cara bangsa itu memecahkan persoalanpersoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka sesuatu bangsa akan merasa
terus terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang timbul,
baik persoalan-persoalan di masyarakat sendiri maupun persoalan-persoalan besar umat
manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan
hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pedoman dan pegangan bagaimana ia
memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial budaya yang timbul dalam
gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu
pula sesuatu bangsa akan membangun dirinya. Dalam pandangan hidup ini terkandung
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh sesuatu bangsa, terkandung
pikiran yang dianggap baik.
Pada akhirnya pandangn hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenaranya dan menimbulkan
tekad pada bangsa itu untuk mewujudkanya. Karena itulah dalam melaksanakan
pembangunan misalnya, kita tidak dapat begitu saja mencontoh atau meniru model
yang dilakukan oleh bangsa lain tanpa menyesuaikan dengan pandangn hidup, dan
kebutuhan-kebutuhan yang baik dan memuaskan bagi suatu bangsa, belum tentu baik
dan memuaskan bagi bangsa lain. Oleh karena itu pandangan hidup suatu bangsa
merupakan masalah yang sangat asasi bagi kekohan dan kelestarian suatu bangsa.
Negara Republik Indonesia memang tergolong muda dalam barisan Negaranegara lain di dunia. Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaan yang
tua, melalui gemilangnya Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Kemudian
mengalami penderitaan penjajahan sepanjang tiga setengah abad, sampai akhirnya
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan nasionalnya
sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri.
Berbagai babak sejarah telah dilalui dan berbagai jalan ditempuh dengan cara
yang berbeda-beda, mulai dari cara yang lunak sampai dengan cara yang kasar, mulai
dari gerakan kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang menghimpun
8

kekuatan rakyat banyak, mulai dari bidang pendidkan, kesenian daerah, perdagangan
sampai pada gerakan-gerakan politik. Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan
yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau,
tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa yang akan datang, yang secara
keseluruhan membentuk kepribadianya sendiri. Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir
dengan kepribadianya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu,
kepribadian itu ditekankan sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila.
Bangsa Indonesia lahir dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri
juga merupakan salah satu cirri kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah, Pancasila
bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang
panjang, dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-gagasan
besar bangsa kita sendiri.
Karena pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam
kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam
rumusan yang agak berbeda, namun dalam tiga buah UUD yang pernah kita miliki
yaitu dalam pembukaan UUD 1945, Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat
dan UUD sementara Republik Indonesia tahun 1950 pancasila itu tetap tercantum di
dalamnya. Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita,
Pancasila selalu menjadi pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan
ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila
memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar kerohanian bangsa,
dikehendaki sebagai Dasar Negara.
Indonesia terdiri atas berbagai suku yang mendiami wilayah-wilayah Indonesia
yang tersebar dari sabang sampai merauke. Suku-suku tersebut hidup dan menciptakan
suatu aturan bersama serta menghasilkan kebudayaan. Inilah yang menggambarkan
kebinekaan Bangsa Indonesia. Budaya inilah yang juga menjadi kepribadian bangsa
Indonesia sebagai budaya nasional yang kemudian dapat membedakan dasar negara
Indonesia yaitu Pancasila dengan dasar negara dari negara lain, khususnya di era
globalisasi ini yang mengaburkan batas ruang dan waktu. Budaya Indonesia yang
masih terkenal sampai saat ini antara lain gotong royong, kerjasama, ramah tamah,
musyawarah mufakat.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa telah di jelaskan diatas bahwa erat
kaitannya dengan Ideologi bangsa yaitu merupakan upaya actualisasi ideologi melalui
pandangan hidup bangsa yang akhirnya mampu menciptakan jati diri bangsa.
Pandangan hidup itu dapat menjadi perlengkapan atau senjata ampuh bermata dua yaitu
senjata yang bisa memenuhi seluruh kepentingan masyarakat dan sebagai alat yang
canggih mencapai kebenaran dalam menghadpi relitas kehidupan di dunia.
Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan hidup
bersama yang bersumber dari akar budaya dan nilai-nilai religius, maka dengan
pandangan hidup yang mantap kita akan mengetahui ke arah mana tujuan hidup yang
ingin kita capai. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dianggap baik kerena di
dalam pancasila terdapat nilai-nilai, kebudayaan, serta religi masyarakatnya yang
terintis sejak jaman Sriwijaya sampai di rumuskanya menjadi Idiologi bangsa. Dimana
dalam pancasila yaitu sila-1 tersebut memaknai kehidupan masyarakatnya yang
religius, sila-2 memaknai tujuan masyarkat ingin hidup yang adil dan makmur, sila ke-3
mamaknai ke anekaragaman budaya bangas Indonesia yang walaupun berbeda tata satu
dalam kesatuan NKRI, sila ke-4 mamknai dalam pengambilan keputusan untuk
memecahkan persolan selalu menggunakan musyawarah dalam mencapai kata mufakat,
dan sila ke-5 juga merupkan tujuan dari rakyat bangsa Indonesia. Dengan demikian
Pancasila sebagia pandangan hidup bangsa merupkan asas pemersatu rakyat yang
heterogen ini dan tidak boleh mematikan keanekaragamannya sesuai semboyan yang
terdapt pada lambang Garuda Pancasial sebagai lambang negara yaitu BHINEKA
TUNGGAL IKA yang berarti walapun berbeda beda tapi tetap satu jua yang
terdapat dalam pasal 36A Undang Undang Dasar 1945 .
Bangsa Indonesia adalah satu bangsa dengan pancasila sebagai dasar negara
dengan kata lain pengikat segala suku bangsa senusantara menjadi satu jiwa adalah
solidaritas yang besar serta kehendak untuk hidup bersama sebagai bangsa indonesia.
Rakyat Indonesia juga punya jiwa yang menyembah pada Allah SWT. Dalam
perangainya bangsa Indonesia bagaikan mata rantai bundar dan persegi yang
tersambung tiada berkeputusan, hubungan perikemanusiaan dan nasionalisme yang di
kehendaki bangsa Indonesia bukanlah nasionalisme yang chauvinist dan jahat
melainkan yang berperikemanusiaan. dengan kata lain menghargai hak dan martabat
orang lain merupakan karakter khas asli bangsa Indonesia.

10

Didalam pancasila terdapat lambang padi dan kapas yang merupakan lambang
kemakmuran dan keadilan yang sokong oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan
yang demokratis.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan seharihari masyarakat yang di kenal dengan keramahaan, kesopananya, kemajemukan, suku
budayanya yang merupakan manifiestasi dalam pandangan hidup bangsa. Dengan kata
lain di dalam pancasila tersebut banyak mengandung makna-makna yang sanga erat
kaitannya dengan keragaman budaya, adat istiadat, religius bangsa seperti masyakarat
yang merupkan kepribadian bangsa yaitu adanya pengakuan atas tuhan, dalam
menyelesaikan suatu masalah selalu bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat,
saling hormat menghormati orang lain, meletakan kepentingan golongan di atas
kepentingan pribadi, serta selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan bersama.
2.4 Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa
Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Philein yang
berarti cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan, jadi secara harfiah
istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Adapun arti lain filsafat yaitu
proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode
tertentu yang sesuai dengan objeknya.
Pancasila sebagai falsafah Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan
menyeluruh. Maka sila-sila Pancasila merupakam suatu kesatuan yang bulat dan utuh,
dan juga sistematis. Dalam pengertian inilah maka sila-sila Pancasila merupakan suatu
sistem filsafah. Konsekuensinya ke lima sila bukan terpisah-pisah dan memeiliki
makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna dan nilai yang utuh.
Adapun nilai nilai yang terkandung didalm Pancasila itu sendiri adalah :

Sila ke-1 yaitu Sila ketuhanan Yang Maha Esa :


Dimana dalam sila pertama ini menjiwai ke empat sila yang lain dan di

dalamnya juga terdapat tujuan manusia sebagai makhluk tuhan serta terdapat aturan
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sila ke-2 yaitu Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradap :


Sila ini di dasari dan dijiwai oleh Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila

Kemanusian ini merupakan dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa, bernegara


11

dan bermasyarakat. Didalam sila ini juga terdapt keinginan manusia yang ingin
mendapatkan keadilannya dalam hukum dengan tanpa membeda bedakan status,
golongan, dan jabatan. Selain yang telah disebutkan diatas Sila kemanusian Yang Adil
dan Beradap juga mempunyai nilai nilai yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan YME.

Sila ke-3 yaitu Sila Persatuan Indonesia :


Sila Persatuan Indonesia di dasari dan di jiwai oleh ke 4 sila yang lain di mana

didalam sila ini merupakan gambaran masyarakat Indonesia yang heterogen yang
mengikatkan diri dalam sebuah semboyan yaitu Bhennika Tunggal Ika. Dan kita
mengetahui masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku, ras ataupun golongan akan
tetapi dalam mencapai tujuan selalu bersama contohnya saja dalam memperjuangkan
kemrdekaan. Dengan demikian Sila ini merupakan gambaran betapa kuatnya persatuan
untuk mencapai tujuan bersama.

Sila ke-4 yaitu Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan :
Nilai yang terkandung di dalam sila ke-4 ini di dasati oleh ke empat sila yang

lain yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemunusian Yang Adil dan Beradap,
Persatuan Indonesia serta menjiwaai sila Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat
Indonesia. Suatu Negara di katakan sebuah negara apabila di dalam nya terdapat rakyat
dengan kata lain negara tidak akan ada apabila rakyatnya tidak mendukung negara
tersebut, jadi dalam suatu negara rakyat sangat berperan dalam menentukan nasib
negaranya.Kaitanya dengan sila ini yaitu negara adalah dari rakyat dan untuk rakyat.
Sehingga dalam sila ke-4 ini terdapat nilai Demokrasi yang sangat mutlak yang di
dalamnya sangat menjunjung kebebasan yang disertai tanggung jawab terhadap
masyarakt dan tuhan tuhan yang masha esa, ngakuai adanya persamaan pada setiap
makhluk,

menjunjung

tinggi

musyawarah,

harkat

martabat

manusia

dalam

menyelesaikan suatu perbedaan.

Sila ke -5 yaitu Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia:


Di dalam sila yang ke-5 terdapat keadilan yang di inginkan masyarakat yaitu

keadilan antara negara dengan warga yaitu negara yang memenuhi keadilan dalam
bentuk kesejateraan, bantuan, subsidi dll, keadilan antara warga terhadap negara yaitu
masyarakat yang menaati perturan yang berlaku di negaranya. Keadilan keadilan
tersebut untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
12

Dari penjelasan kelima sila di atas dapat kita ketahui bahwa Pancasila sebagai
filsafah bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam
setiap aspek kehidupan kebangsaaan, kemasyarakatan, dan keadilan.Pemikiran filsafat
kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu
persukutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatatan, yang merupakan
masyarakat hukum (legal Society). Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu
berdasarkan pada kodrat bahwa manusia adalah sebagai warga negara dan makhluk
tuhan.
2.5 Penjabaran Kelima Sila Pancasila Sebagai Gambaran Kepribadian Bangsa
1. KeTuhanan Yang Maha Esa
Indonesia memiliki 5 agama yang dianut oleh masyarakatnya, antara lain Islam
sebagai agama dominan, Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu. Tentunya, setiap agama
tersebut mengajarkan kebaikan kepada umat pengikutnya yang membuat mereka
menaati aturanNya serta berbakti kepadaNya. Sebagai manusia harus berbuat baik
kepada sesama dengan melakukan tindakan sosial dan beramal, bertindak ramah, serta
harus menjunjung toleransi antarumat beragama. Pribadi manusia inilah yang
kemudian menjadi karakteristik bangsa Indonesia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Perikemanusiaan)
Sebagai negara yang berketuhanan, Indonesia memiliki masyarakat yang
bersifat peduli terhadap kesukaran dan mau membantu orang lain. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa perikemanusiaan adalah dasar hidup bangsa Indonesia untuk turut
membantu memajukan umat manusia dan mencapai cita-cita kebahagiaan bagi seluruh
dunia.
3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama dan kebersamaan.
Semangat persatuan yang dianut Indonesia direalisasikan dalam bentuk gotong royong
sebagai sifat bangsa Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
/ Perwakilan
Sila kerakyatan berakar dalam masyarakat Indonesia dan merupakan suatu
unsur kepribadian bangsa Indonesia. Memang, pada saat ini demokrasi Indonesia yang
berasal dari barat itu, menduduki peringkat ke-3 tertinggi di Dunia. Akan tetapi dalam
13

pelaksanaannya, demokrasi ini hanya dijadikan alat bagi para birokrat pemerintah yang
saling bertarung bahkan menggunakan cara kotor untuk memenuhi individual interest
nya. Hal ini cukup bertentangan dengan sifat kerakyatan Indonesia yang didasarkan
atas kekeluargaan dan keputusannya harus mencapai mufakat. Maka, pengambilan
keputusan dengan musyawarah mufakat lah yang harus dilakukan dan menjadi ciri dari
bangsa Indonesia sekarang.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Kepribadian bangsa Indonesia yaitu keadilan sosial Indonesia yang menuju
kepada cita-cita mencapai suatu tata masyarakat yang adil dan makmur. Keadilan harus
dirasakan oleh keseluruhan lapisan masyarakat Indonesia agar dapat memajukan
kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia yang menyeluruh. Oleh karena itu perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
haruslah dikembangkan.
2.6 Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, zaman
reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama
lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan
dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes
terhadap pancasila.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi
begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan
dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya.
Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan
bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.
Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neokonservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berfikir
masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat
menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian
bangsa.Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.
14

2.7 Implementasi Pancasila Dalam Bidang Politik


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar
ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah
sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar
merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila dam
esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.
2.8 Implementasi Pancasila Dalam Bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih
tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan
pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999). Pengembangan
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas
kekeluargaan seluruh bangsa.
2.9 Implementasi Pancasila Dalam Bidang Sosial Dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di
segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita
saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat sehingga tidak
mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak
yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah
politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai
yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya

15

bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang


bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
2.10 Implementasi Pancasila Dalam Bidang Pertahanan Dan Keamanan
Pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan
pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara.
Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan
keamanan negara.
Oleh karena itu, pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar
negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan
bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan.

16

BAB III
PENUTUP
Apa pun, upaya pemunculan fakta sejarah secara proporsional, seperti pidato
Bung Karno ini, penting untuk menyadarkan setiap penguasa. Bahwa sudah bukan
zamannya lagi menutup-nutupi peran tokoh sejarah yang berjasa pada negara. Upaya
itu hanya akan menimbulkan dendam sejarah. Tidak hanya Bung Karno sebagaimana
rekomendasi Sidang Tahunan MPR 2003 untuk merehabilitasi para pahlawan, nama
lain seperti Sjafruddin Prawiranegara, Sjahrir, dan Moh. Natsir juga penting dibebaskan
dari manipulasi sejarah.
Ada pendapat, ide Pancasila pertama kali dicetuskan Muhamad Yamin pada 29
Mei 1945 di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Lebih dari 30 tahun zaman Orde Baru, sejarawan dan penatar P4 tidak
berani menyatakan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Padahal, Yamin dalam enam
tulisannya mengakui bahwa ide Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan pertama
kali oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945.Ada juga polemik golongan
tua dan muda dalam proklamasi. Golongan tua, diwakili Hatta, menyatakan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia membuat skenario proklamasi pada 16 Agustus
1945. Gara-gara ulah golongan muda, proklamasi tertunda satu hari, menjadi 17
Agustus. Golongan muda, diwakili Adam Malik, menyatakan, kalau tidak didesak
golongan muda, sampai September pun belum tentuw proklamasi dikumandangkan.
Tapi menurut pendapat lain Sokarno ditanya Sukarni (golongan muda) mengapa tidak
diproklamirkan malam ini saja yaitu tanggal 15 atau 16 ? mengapa dipilih tanggal 17?
Sukarno menjawab Saya tidak dapat menerangkan menurut pemikiran saya, Tetapi
dalam keyakinan saya tanggal 17 itu ada penuh harapan .
Seseorang anak bangsa Indonesia berpendapat lambang Burung Garuda
menjiplak dari lambang negara lain pendapat itu suatu upaya untuk mengkerdilkan
Bangsanya sendiri. Padahal jelas lambang burung garuda sudah ada dari jaman
kerajaan Sriwijaya jauh dari negara yang ditiru. Jika perayaan Agustusan adalah bagian
dari rasa syukur maka haruslah ada ilmunya, misal soal tata bahasa. tapi ternyata yang
terjadi adalah ditiap 17 Agustus yang ditulis atau diucapkan dalam pidato adalah
Dirgahayu Kemerdekaan RI.Bukankah pada tanggal 17 Agustus 1945 itu Republik
Indonesia belum berdiri? Dan simak pula dalam teks Proklamasi, yang tertera adalah
Atas nama bangsa Indonesia Sukarno-Hatta . bukan atas nama Presiden dan Wakil
17

Presiden Republik Indonesia. Memang sekilas persoalan ini sederhana tapi sepatutnya
dapat menjadi perhatian bahwa kenikmatan akan menjadi lenggang, bermanfaat dan
bertambah manakala disyukuri.
Kesimpulan
Indonesia merupakan kelompok sosial yang luas dan berisi kelompok-kelompok
kecil yang komponennya adalah keseluruhan provinsi yang memiliki karakteristik
tersendiri. Bahkan, komponen masyarakat Indonesia pun tidak semua berasal dari ras
asli, tetapi juga ada ras pendatang, khususnya Cina. Ditambah lagi, di era globalisasi
saat ini, banyak sekali pengaruh barat yang masuk dan mendoktrin masyarakat
Indonesia khususnya the way of life. Meskipun berada dalam budaya yang beraneka,
Indonesia, sebagai sebuah negara, harus memiliki dasar negara yang menjadi pedoman
hidup. Disinilah Pancasila berfungsi sebagai kepribadian bangsa dimana masyarakat
utuh Bangsa Indonesia (sebagai komponen) merupakan keseluruhan sikap dan
kepribadian yang berpedoman pada moral dan nilai-nilai pancasila.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa
Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti
menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan
sebagai karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa, tentunya
kedua hal ini merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila
yang mampu menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia dengan
negara lain.

18

DAFTAR PUSTAKA
Budi Soeprapto. 2004. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan
Perubahannya. Jakarta : Penabur Ilmu
Darmodihardjo, Darji, C.S.T Kansil, Kasmiran Wuryo. 1979. Menjadi Warga Negara
Pancasila. Jakarta: PN. Balai Pustaka
http://www.isomwebs.com/pancasila-sebagai-pandangan-hidup.php

19

Anda mungkin juga menyukai