Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Upaya mensosialisasikan perilaku sehat sanitasi dan mencuci tangan dengan

sabun dimulai oleh sebuah program yang diprakarsai oleh UNICEF dengan
menggunakan anak sekolah sebagai agen perubahan. Dalam membentuk perilaku
sanitasi mandiri dan pengetahuan akan hidup yang bersih dan sehat anak-anak sekolah
dirangsang untuk membentuk kelompok kelompok sekolah seperti klub sehat & hak
untuk anak, yang melibatkan orang tua dan mengajak partisipasi komunitas di desa
untuk ikut serta dalam proyek-proyek sanitasi. Lingkungan sekolah yang sehat dimana
para murid mempromosikan perilaku mencuci tangan dengan sabun untuk komunitas
dan memperkenalkan teknik-teknik untuk menjaga kebersihan air dalam penggunaannya
sehari-hari di rumah dan berusaha agar pengetahuan untuk hidup bersih ini diterapkan
dirumah.5
Provinsi Sumatera Barat (8,4 %), Sumatera Utara (14,5 %) dan Riau (14,6 %)
adalah provinsi-provinsi yang perilaku cuci tangan yang masih rendah. DKI Jakarta
menduduki tempat tertinggi untuk perilaku baik dalam hal BAB dan cuci tangan.7
Kebersihan adalah penting untuk misi kesehatan siswa - siswi dalam
menurunkan transmisi dan konsekuensi dari penyakit. Penurunan yang tajam kematian
akibat penyakit infeksius yang terobservasi di negara maju abad ini tidak mungkin dapat
dicapai tanpa peningkatan kebersihan siswa - siswi yang signifikan. Peningkatan standar
kehidupan mengakibatkan orang-orang dapat menjadi lebih bersih ketika air bersih
disalurkan ke rumah mereka, dan harga sabun menjadi murah hingga dapat disediakan
di setiap tempat cuci. Pada akhirnya, upaya bersama dari gerakan kesehatan siswa siswi dan industri pribadi memastikan bahwa tangan yang bersih, rumah yang bersih,
dan kehidupan yang bersih menjadi norma sosial.1
Sayangnya, cerita di negara-negara miskin sangat berbeda. Akhir abad ke 20,
dua milyar penduduk masih kesulitan mendapatkan sanitasi yang memadai, dan satu
milyar kekurangan air minum bersih. Upaya mempromosikan kebersihan yang efektif

tampaknya tidak efektif. Walaupun industri telah berhasil mendistribusikan sabun pada
hampir semua rumah, belum ada promosi kebersihan atau pencucian tangan yang
konsisten mengiringi penjualan produk mereka. Hal ini merupakan kesempatan yang
terlewatkan untuk kesehatan siswa - siswi. 1
Dua pembunuh terbesar pada anak-anak pada negara berkembang sekarang ini
adalah penyakit diare dan infeksi saluran nafas. Sebuah tindakan yang sederhana dari
mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi resiko diare hampir setengahnya dan
infeksi saluran nafas sepertiganya. Hal ini membuat pencucian tangan merupakan
pilihan yang lebih baik untuk pencegahan penyakit daripada sebuah vaksin. Jika negara
berkembang hendak mencapai target untuk reduksi mortalitas anak pada perkembangan
milennium 2015, agenda yang belum selesai pada abad 20 ini harus dilengkapi. Bukan
hanya air dan sanitasi yang harus tersedia, tetapi kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun.1
Penulis memilih judul ini adalah karena fakta menunjukan bahwa masih
rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada saat penting dalam masyarakat yaitu
sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%,
sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan hanya 6% (Data
survei Baseline Environmental Services Program (ESP-USAID) 2006.4,8
Dari data diatas maka penulis memilih wilayah kerja di salah satu Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Medan Amplas sebagai tempat penelitian karena masih kurangnya
penerapan prilaku hidup bersih dan sehat di kalangan siswa - siswi tersebut.
1.2

Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas maka peneliti ingin

mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa - siswi tentang
kebiasaan cuci tangan pakai sabun di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Medan Amplas
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran

prilaku siswa-siswi

dalam kegiatan cuci tangan pakai sabun.

1.4

Manfaat Penelitian

.
1. Bagi Pemerintah Kecamatan
Memberi masukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya siwasiswi dengan cara menigkatkan pengetahuan tentang cara cuci tangan yang benar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Mencuci Tangan Pakai Sabun

2.1.1. Definisi Mencuci Tangan Pakai Sabun


Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. 6
2.1.2 Epidemiologi dan Dampak Cuci Tangan Pakai Sabun
Data Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan, penduduk 10 tahun ke atas
hanya 23,2 % yang berperilaku cuci tangan benar. Yang dimaksud mencuci tangan
yang benar adalah bila penduduk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki
bayi/anak, dan setelah memegang unggas/binatang.7
Provinsi Sumatera Barat (8,4 %), Sumatera Utara (14,5 %) dan Riau (14,6 %)
adalah provinsi-provinsi yang perilaku cuci tangan yang masih rendah. DKI Jakarta
menduduki tempat tertinggi untuk perilaku baik dalam hal BAB dan cuci tangan.7
Data tersebut pun menunjukkan karakter masyarakat bahwa semakin tinggi usia
semakin berperilaku benar dalam BAB dan cuci tangan, tetapi tampak menurun lagi
pada umur 55 tahun ke atas. %tase perempuan yang berperilaku benar dalam BAB
dan cuci tangan lebih tinggi dari laki-laki (berturut-turut 71,2 % dibanding 70,9 %,
dan 27,8 % dibanding 18,8 %). Semakin tinggi pendidikan, perilaku baik dalam
BAB dan cuci tangan semakin tinggi. Dari segi pekerjaan, petani/buruh/nelayan
memiliki %tase perilaku baik BAB dan cuci tangan terendah (56,1 % dan 18,6 %).
Penduduk perkotaan berperilaku baik lebih tinggi dari perKelurahanan. Sedangkan
semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga semakin tinggi %tase perilaku
baik dalam BAB dan cuci tangan.7
4

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA. Kedua penyakit itu menjadi penyebab utama
kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.
Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing yang
tinggal di dalam usus, SARS, dan flu burung.7
2.1.3. Tangan Sebagai Agen Pembawa Kuman
Tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas).Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan.6
a. Fakta Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun:
1.

Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke tubuh
manusia. Cuci tangan pakai sabun dapat menghambat masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia melalui perantaraan tangan.

2.

Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung kurang lebih
10 juta virus dan 1 juta bakteri.

3.

Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara kasat mata
sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh manusia.

4.

Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun namun tidak
membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting. 3,8
2.1.4. Sabun Untuk Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini
terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci
tangan dengan sabun. Penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan

kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam
upaya melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman
penyakit hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan
menggunakan sabun. 6
a. Jenis sabun untuk mencuci tangan
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Perbedaan antara sabun
antiseptik dan sabun (mandi) biasa adalah, sabun antiseptik mengandung zat anti
bakteri umum seperti triklosan. 6
b. Langkah tepat cuci tangan pakai sabun :
1.

Basuh tangan dengan air yang mengalir, cuci dengan sabun dan gosok kedua
tangan selama 20 detik sampai muncul busa. Pastikan menggosok bagian di
sela-sela jari, dibawah kuku dan punggung tangan.

2.

Bilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik.

3.

Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering. 3,8

c. Waktu penting cuci tangan pakai sabun :


1.

Sebelum makan

2.

Sesudah buang air besar

3.

Sebelum memegang bayi

4.

Sesudah menceboki anak

5.

Sebelum menyiapkan makanan 6

2.2. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan pakai sabun
2.2.1. Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun
secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia

seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal
dari kotoran-kotoran ini. 6
Cara pencegahan penyakit diare yang paling efektif adalah mencuci tangan.
Tangan yang kotor ditempeli oleh banyak kuman yang bila tangan tersebut
disentuhkan ke mulut atau digunakan untuk mengambil makanan dapat
menyebabkan infeksi diare. Mencuci tangan ini perlu dilakukan oleh seluruh
anggota keluarga tidak hanya oleh anak sendiri. Mencuci tangan terutama perlu
dilakukan setelah ke kamar mandi atau sebelum makan. Selain itu kamar mandi atau
jamban yang bersih juga dapat membantu mencegah penyebaran kuman.9
2.2.2

Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak


balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan
ini, yaitu dengan melepaskan bakteri patogen pernapasan yang terdapat pada tangan
dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan bakteri patogen (kuman
penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya
diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Penelitian di Pakistan
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran
pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih
dari 50 %.6
2.2.3. Infeksi Cacing, Infeksi Mata dan Penyakit Kulit
Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit, . Penelitian juga telah
membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun
dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti
trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.6

2.3.

Definisi Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)


Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.2
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (over behavior).2
a. Proses Adopsi Perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni:
1.
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
2.

3.

4.

5.

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).


Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
objek sudah mulai timbul.
Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.2
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.2


b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,
yakni:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu

apa

yang

dipelajari

antara

lain

menyebutkan,

menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan lain sebagainya.


2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan lain sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai apliksai atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya

dapat

menggunakan

rumus

statistik

dalam

perhitungan-

perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus


pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti data menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5. Sintesis (synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk meyusun
formulasi-formulasi

yang

ada.

Misalnya

dapat

menyusun,

dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya


terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau


penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteri-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.2
2.3.2 Sikap ( Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.2
a. Komponen pokok sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok, yakni :
1.
Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek
2.
Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3.
Kecenderungan untuk bertindak.2
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.
Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
emosi memegang peranan penting.2
b. Berbagai tingkatan sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,
yakni :
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
2. Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang menerima
ide tersebut.
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab
10

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan
responden terhadap suatu objek.2
2.3.3 Tindakan (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
menunjukkkan suatu sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang
positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada
fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan
anaknya. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari
pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orangtua atau mertua sangat penting untuk
mendukung praktik keluarga berencana.2
Tingkatan tingkatan Praktik
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respons Terpimpin (Guided Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (Mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Akhirnya tindakan itu sudah dimodifokasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut. 2
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.2

11

12

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1Kerangka Konsep

PENGETAHUA
N

KEBIASAAN
MENCUCI
TANGAN PAKAI
SABUN

SIKAP
SISWA - SISWI

TINDAKAN
SISWA - SISWI

7.2 Defenisi Operasional

Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun


Meliputi peran serta, pandangan, sikap, dan kebiasaan yang berlaku di siswa
- siswi dan di Sekolah Dasar pada khususnya tentang mencuci tangan, baik
cara, saat, dan manfaatnya.

Pengetahuan
Pengetahuan

adalah

bagaimana

Siswa-siswi

tahu,

memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi kebiasaan


cuci tangan pakai sabun.

Sikap
Sikap adalah tanggapan Siswa - siswi yakin dan mempunyai kecenderungan
untuk bertindak terhadap kebiasaan cuci tangan pakai sabun.
13

Tindakan
Tindakan adalah bagaimana Siswa - siswi melaksanakan atau mempraktekan
kebiasaan cuci tangan di lingkungannya.

14

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 . Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan memakai metode survei yang bersifat Deskriptif.
Deskriptif

adalah suatu penelitian yang bertujuan melakukan eksplorasi gambaran

untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang pengetahuan, sikap, dan


tindakan siswa - siswi tentang kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Amplas
karena sekolah ini berada di daerah pinggiran kota dimana dari data puskesmas
setempat bahwasanya penyakit yang banyak di derita oleh anak- anak usia sekolah
adalah penyakit diare dan ISPA.
4.3. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan pada 2 Juni 2014 sampai 14 Juni 2014
4.4. Sasaran Penelitian
Siswa - siswi

Sekolah Dasar Negeri salah satu sekolah di Kecamatan Medan

Amplas karena siswa - siswi merupakan agen perubahan membentuk prilaku sanitasi
mandiri dalam pengetahuan hidup sehat dan bersih maka dilakukan sejak usia dini agar
dapat diterapkan dalam kehidupannya kedepan.
4.5 . Populasi dan Sampel
4.5.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa - siswi di salah satu
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Amplas

15

4.5.2

Sampel
Sampel dari penelitian ini direncanakan sebagian dari populasi sebanyak

240 orang. Sampel di tentukan dengan cara random sampling, dimana jumlah
sampel ditentukan dengan rumus :
n=

1 + N ( d2)
=

240

= 22, 64

1+ 240 (0, 2 )2
Keterangan :

4.7.

1.

n = Jumlah sampel

2.

N = Jumlah populasi

3.

d = Drajat kesalahan yang diinginkan (0, 2 )2

Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


4.6.1. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui wawancara secara langsung kepada responden salah
satu SD Negeri di Kecamatan Medan Amplas
4.6.2. Pengolahan Data
Data diolah secara manual dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi denagn tahapan :
1. Editing yaitu data diperiksa kebenarannya
2. Coding yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya dengan
memberi kode tertentu
3. Tabulating yaitu data yang terkumpul dalam bentuk tabel.
4. Data analisa secara deskriptif.

4.8.

Sumber Data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil quisioner yang
dibuat.

16

2. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari salah satu Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Medan Amplas.
4.8.

Instrumen Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah quisioner yang terdiri
dari 30 pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka sebagai berikut :
a. 10 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan siswa - siswi cuci tangan
pakai sabun
b.

10 pertanyaan untuk menilai sikap siswa - siswi cuci tangan pakai sabun

c. 10 pertanyaan untuk menilai tindakan siswa - siswi mencuci tangan pakai


sabun.
4.9. Teknik Pengukuran
Teknik penilaian gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan siswa siswi terhadap prilaku cuci tangan pakai sabun adalah berdasarkan tingkatan skala
pengukuran menurut Hadi Pratono dan Sudarti (1986). Kategori ordinalnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tingkatan skala Pengukuran menurut Hadi Pratono dan Sudarti (1986)
Skor

Pengetahuan

> 75 % jawaban benar dari total nilai kuesioner

Baik

40 75 % jawaban benar dari total nilai kuesioner

Sedang

< 40 % jawaban benar dari total nilai kuesioner

Kurang

A.

Nilai Untuk Pertanyaan Pengetahuan


1.

Untuk pertanyaan No. 1- 10


a.

Untuk jawaban yang benar

=2

b.

Untuk jawaban yang Kurang tepat

=1

c.

Untuk jawaban yang Salah

=0

d.

Skor tertinggi

= 20

17

2. Kriteria/ klasifikasi tingkat pengetahuan yang mewakili prilaku siswa-siswi :

B.

a.

Baik

: >75%

= skor 16 - 20

b.

Sedang

: 40-75%

= skor 8 - 15

c.

Buruk

: <40 %

= skor 0 - 7

Nilai Untuk Pertanyaan Sikap


1.

2.

C.

Untuk pertanyaan No. 1- 10


a.

Untuk jawaban yang benar

=2

b.

Untuk jawaban yang Kurang tepat

=1

c.

Untuk jawaban yang Salah

=0

d.

Skor tertinggi

= 20

Kriteria/ klasifikasi tingkat sikap yang mewakili prilaku siswa - siswi :


a.

Baik

: >75%

= skor 16 - 20

b.

Sedang

: 40-75%

= skor 8 - 15

c.

Buruk

: <40 %

= skor 0 - 7

Nilai Untuk Pertanyaan Tindakan


1.

2.

Untuk pertanyaan No. 1-10


a.

Untuk jawaban yang benar

:2

b.

Untuk jawaban yang kurang tepat

:1

c.

Untuk jawaban yang salah

:0

d.

Skor tertinggi

: 20

Kriteria/klasifikasi tindakan yang mewakili perilaku siswa-siswi :


a.

Baik

: >75 %

: skor 16 - 20

b.

Sedang

: 40-75%

: skor 8 - 15

c.

Buruk

: <40 %

: skor 0 - 7

18

DAFTAR PUSTAKA
1. The Handwashing Handbook.

The Global Public Private Partnership for

Handwashing. PS Press Service Pvt. Ltd.


2. Notoatmojo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT Rineka Cipta. Jakarta:2003.
Hal.121-133/
3. Kampanye

Nasional

untuk Cuci Tangan

Pakai Sabun.

Available

in:

http://www.esp.or.id/handwashing/fakta.php.
4. Mari

Sambut

Hari

Cuci

Tangan

Pakai

Sabun.

Available

in:

http://kompas.com/read/xml/2008/10/10/00243741/.
5. Cuci Tangan Dengan Sabun. Available From URL : http://wikipesia.com
6. Cuci Tangan Pakai Sabun, Perilaku Sederhana Berdampak Luar Biasa. Available
From URL : http://sanitasi.or.id
7. Seputar Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Available From URL :
http://ampl.or.id
8. Diare akibat infeksi. Available from URL : http://itd.unair.ac.id

19

Lampiran quisoner :
1. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a. Dengan air mengalir dan sabun
b. Dengan air mengalir saja
c. Tidak tahu
2. Kapan terakhir mendapat penyuluhan mengenai cuci tangan yang benar?
a. pernah, < 1 tahun yang lalu
b. pernah, > 1 tahun yang lalu
c. tidak pernah
3. Sebutkan akibat dari tidak mencuci tangan dengan benar
a. tahu, sebutkan ________________________
b. tidak tahu
4. dibawah ini yang merupakan sabun kesehatan adalah
a. Dettol, Lifeboy, Nuvo
b. Sunlight, Sabun Ekonomi
c. Lux, Dove
5. Apa manfaat dari cuci tangan pakai sabun?
a. Tangan menjadi bersih dan bebas kuman
b. Tangan menjadi bersih dan wangi
c. Tangan menjadi wangi dan lembut
6. Bisakah kuman ditangan dibunuh dengan mencuci tangan?
a. Bisa
b. Tidak Bisa
c. Tidak Tahu

20

7. Menurut adik-adik, perlukah mencuci tangan sebelum makan?


a. Perlu Sekali
b. Mungkin perlu
c. Tidak perlu
8. Menurut adik-adik, perlukah mencuci tangan sebelum memegang adik bayi?
a. Perlu Sekali
b. Mungkin perlu
c. Tidak perlu
9. Menurut adik-adik, perlukah mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan?
a. Perlu Sekali
b. Mungkin perlu
c. Tidak perlu
10. Menurut adik-adik, perlukah mencuci tangan setelah buang air kecil dan besar?
a. Perlu Sekali
b. Mungkin perlu
c. Tidak perlu
11. Menurut adik-adik, cuci tangan pake sabun harus dibiasakan
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
12. Menurut adik-adik, sebelum makan kita harus mengingatkan orang lain untuk cuci
tangan
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
13. Menurut adik-adik, setujukah cuci tangan cukup dengan air saja, tidak pakai sabun?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
14. Setujukah sebelum membantu ibu membersihkan rumah harus cuci tangan?

21

a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
15. Setujukah sebelum makan mencuci tangan walaupun tangan kelihatan bersih?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
16. Setujukah sebelum memegang adik bayi harus membiasakan cuci tangan?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
17. Setujukah setelah memegang hewan peliharaan harus membiasakan cuci tangan?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
18. Setujukah setelah buang air besar dan buang air kecil dibiasakan cuci tangan?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
19. Setujukah setelah bermain dibiasakan cuci tangan?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
20. Setujukah setelah bermain harus dibiasakan cuci tangan?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
c. Tidak tahu
21. Bagaimana biasanya adik-adik membersihkan tangan?
a. Dengan air mengalir dan sabun
b. Dengan air saja
c. Dengan sapu tangan/tissue

22

22. Berapa lama biasanya adik-adik membersihkan tangan?


a. 10 menit
b.1/2 jam
c. 1 Jam
23. Seberapa sering adik-adik mencuci tangan sebelum makan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
24. Setelah adik-adik membersihkan halaman, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
25. Setelah memegang adik bayi, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
26. Setelah buang air kecil dan besar, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
27. Setelah memegang hewan peliharaan, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
28. Sesudah dan sebelum membersihkan luka, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
29. Sesudah bermain, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu

23

b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
30. Setelah membantu membersihkan rumah, seberapa sering mencuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah

24

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1 Phbs
    Bab 1 Phbs
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Phbs
    Kohilavaani Parthiphan
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen45 halaman
    Ca Mamae
    Kohilavaani Parthiphan
    Belum ada peringkat
  • LAKAS
    LAKAS
    Dokumen4 halaman
    LAKAS
    Kohilavaani Parthiphan
    Belum ada peringkat
  • Ca Mammae
    Ca Mammae
    Dokumen42 halaman
    Ca Mammae
    Kohilavaani Parthiphan
    Belum ada peringkat