Anda di halaman 1dari 2

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Alat Pengatur Kualitas dan Kandungan Oksigen Air Secara Otomatis


Untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Pada Budidaya
Udang Vanami
BIDANG KEGIATAN:
PKMT(PKM
TEKNOLOGI)

Diusun oleh :
Shinta Johar Alif R

(4415100029)

Helga Widya Permana

(4415100040)

Oya Ismadora

(4415100045)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015

A. JUDUL PROGRAM

Alat Pengatur Kualitas dan Kandungan Oksigen Air Secara Otomatis Untuk
Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Pada Budidaya Udang Vanami
B. LATAR BELAKANG

Udang merupakan salah satu komoditas utama dalam industrialisasi


perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi (high economic
value) terbukti dengan permintaan pasar tinggi (high demand product). Bahkan
beberapa bulan terakhir permintaan udang dari negara buyer ke Indonesia
mengalami kenaikan sangat siginifikan. Dari nilai ekspor semester I 2013
sebesar US$1,97 milyar.Udang menyumbang 36,7 persen atau sebesar US$
723,6 juta (Sharif C. Sutardjo).
Salah satu komoditas udang yang unggul adalah udang
vannami (Litopenaeus vannamei). Udang vannami memiliki banyak keunggulan
seperti produktivitasnya tinggi, waktu pemeliharaan relatif singkat, tingkat
kelangsungan hidup (survival rate) selama masa pemeliharaan tinggi dan
permintaan pasar terus meningkat (Hendrajat et al., 2007).
Udang vannami mulai dibudidayakan secara intensif di Indonesia sejak
tahun 2001, berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 41/2001
tanggal 12 Juli 2001 (Adiwidjaya, 2008).Produktivitas udang vannami saat ini
cenderung menurun.Penyebaran penyakit dalam lingkungan budidaya udang
vannmei menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan budidaya.Jenis penyakit
yang dapat menyerang udang antara lain parasit, bakteri, dan virus. Penyakit
yang disebabkan oleh virus merupakan masalah utama pada budidaya udang
vannamei (Munajah, 2011). White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Infectious
Myonecrosis Virus( IMNV) adalah penyebab beberapa kasus kematian udang
vannamei yang belum dapat diatasi secara tuntas (Zhang etal., 2004). Penyebab
lain penurunan budidaya udang adalah menurunnya mutu lingkungan budidaya
berupa kualitas air. Upaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit dan
mengurangi resiko kegagalan produksi sangat diperlukan dalam sistem
budidaya. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran
penyakit dan mengurangi resiko penurunan produksi dalam lingkungan
budidaya adalah melakukan peringatan dini (early warning) berupa menjaga
kualitas air (Oksigen), pemantauan terhadap keberadaan pathogen di lingkungan
tambak selama masa budidaya, penerapan manajemen kesehatan udang
(biosekuritas), manajemen pemberian pakan, manajemen lingkungan), dan
penerapan teknologi budidaya yang tepat (Adiwidjaya et al., 2001).

Anda mungkin juga menyukai