Anda di halaman 1dari 11

Macam-macam Obat Anti Anemia

Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada
penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh
perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk
mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat
dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena
kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk
mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk
anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Adapun beberapa obat anemia, diantaranya :
1. TABLET BESI ( fe )
Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem biologi di
dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin,
sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim
tertentu yang di perlukan untuk produksi adenosin trifosfat yang terlibat
dalam respirasi sel. Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( hb ),
sehingga defisiensi fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dengan kandungan hb yang rendah dan menimbulkan
anemia hipokronik mikrositik.
a.Cara kerja
Distribusi dalam tubuh
Tubuh manusia sehat mengandung 3,5 g fe yang hampir seluruhnya dalam
bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira 70% dari fe yang terdapat
dalam tubuh merupakan fe fungsional atau esensial, dan 30% merupakan fe
yang nonesensial.
b.Farmakokinetik
Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan
jejenum proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini
lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa
usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di
ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk
kedalam plasma dengan perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin
dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam
tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe di
ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka
fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum
tulang untuk eritropoesis.
Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin
( siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut
ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe
Metabolisme

Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang di


sebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel
mukosa usus halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial ( di hati, limpa dan
sumsum tulang ). Cadangan ini tersedia untuk di gunakan oleh sumsum
tulang dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile
pool yang cepat dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di
gunakan bila labile pool telah kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim
jaringan tidak dapat di gunakan untuk eritropoesis.
Bila fe diberikan IV , cepat sekali di ikat oleh apoferitin ( protein yang
membentuk feritin ) dan di simpan terutama di dalam hati. Sedangkan
setelah pemberian per oral terutama akan di simpan di limpa dan sumsum
tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati
dan limpa. Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat
transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe
dalam jumlah berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.
Eksresi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg
sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran
cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku
dan rambut yang di potong. Pada proteinuria jumlah yang di keluarkan
dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang mengelupas. Pada
wanita usia subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe yang diekskresikan
sehubungan dengan haid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.
c.Indikasi
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia
defisiansi fe penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan
penyakit penimbunan besi dan keracunan besi. Anemia defisiensi fe paling
sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu, dapat pula terjadi
misalnya pada wanita hamil ( terutama multipara ) dan pada masa
pertumbuhan, karena kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang
mirip anemia defisiensi fe. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini
ialah, bahwa pada anemia defisiensi fe dapat terlihat granula berwarna
kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum tulang
d.Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan
oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang
diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala yang timbul dapat berupa mual dan
nyeri lambung ( 7-20% ), konstipasi ( 10% ), diare ( 5% ) dan kolik.
Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi
dosis atau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. Perlu diterangkan
kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam kepada pasien.
Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada tempat
suntikan yaitu berupa rasa sakit, warna coklat pada tempat suntikan,
peradangan lokal dengan pembesaran kelenjar inguinal. Peradangan lokal
lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV , selain itu dapat pula
terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapt terjadi

dalam 10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi,
hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme,
hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering
timbul dalam -24 jam setelah suntikan misalnya sinkop, demam,
menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan
ensefalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV,
demikian pula syok atau henti jantung.
e.Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat
besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti
fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya
efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar garam-garam
fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya dalam
asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat,
ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian pula sebagai garam feri ( Fe3+ ).
yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :
Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur
Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu
proses penyerapan.
Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk
Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang.
2. VITAMIN B12 (Sianokobalamin)
a.Indikasi
anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan pemotongan
usus, defisiensi vitamin B12.
b.Farmakokinetik
Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK .
Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan
IM. Hidroksokobalamin dan koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, agaknya
karena ikatanya yang lebih kuat dengan protein . absorpsi per oral
berlangsung lambat di ileum; kadar puncak di capai 8-12 jam setelah
pemnerian 3 mg. Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu
dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara
langsung
Distribusi
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan
protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin ( transkobalamin
II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfaglikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 Yyang terikat pada
transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar
normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan
sebanyak 1-10 mg dalam hepar.
Metabolisme & Ekskresi

Baik sianokobalamin maupun hidrosokobalamin dalam jaringan dan darah


terikat oleh protein . seperti halnya koenzim B12, ikatan dengan
hidroksokobalamin lebih kuat sehingga sukar diekskresi melalui urin. Di
dalam hati ke dua kobalamin tersebut akan di ubah menjadi koenzim B12.
Pengurangan jumlah kobalamin dalam tubuh di sebabkan oleh ekskresi
melalui saluran empedu; sebanyak 3-7mg sehari harus di reabsorbsi dengan
perantaraan FIC. Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak
terikat pritein.80-90% vitamin B12 akan diretensi dalam tubuh bila di berikan
dalam dosis sampai 50mg; dengan dosis yang lebih bersar, jumlah yang
diekskresi akan lebih banyak . jadi bila kapasitas ikatan protein dari hati,
jaringan dan darah lebih jenuh,vitamin B12 bebas akan di keluarkan bersama
urin sehingga tidak ada gunanya memberikan vitamin B12 dalam jumlah
yang terlalu besar.
Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk kedalam sirkulasi
bayi.Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa tergantung dari
berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respons terhadap
pengobatan. Secara garis besar cara penggunaannya dibagi atas terapi awal
yang intensif dan terapi penunjang.
c. Dosis
Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari
Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3
hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan.
Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml.
3. ASAM FOLAT
Asam folat ( asam pteroilmonoglutamat, pmGA ) terdiri atas bagian-bagian
pteridin, asam paraaminobenzoat dan asam glutamat. Dari penelitian
Folat terdapat dalam hampir setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi
dalam hati, ragi dan daun hijau yang segar. Folat mudah rusak dengan
pengolahan ( pemasakan ) makanan.
a.Farmakokinetik
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali, terutama di 1/3 bagian
proksimal usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan
energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat berlangsung secar
difusi. Walaupun terdapat gangguan pada usus halus, absorpsi folat biasanya
masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai PmGA.
b.Indikasi
Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan pengobtan
defisiensi folat harus di ingat bahwa penggunaan secara membabibuta pada
pasien anemia pemisiosa dapat merugikan pasien, sebab folat dapat
memperbaiki kelainan darah pada anemia pemisiosa tanpa memperbaiki
kelainan neurologi sehingga dapat berakibat pasien cacat seumur hidup
Kebutuhan asam folat meningkat pada wanta hamil, dan dapat
menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau kurang mendapatkan

asupan asam folat dari makananya. Beberapa penelitian mendapat adanya


hubungan kuat antara defisiensi asam folat pada ibu dengan insisens defek
neural tube, seperti sapina bifida dan anensefalus, pada bayi yang
dilahirkan. Wanita hamil membutuhkan sekurang-kurangnya 500 mg asam
folat per hari suplementasi asam folat di butuhkan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, untuk mengurangi insidens defek neuran tube.
Efek toksik pada penggunaan folat untuk manusia hingga sekarang belum
pernah dilaporkan terjadi. Sedangkan pada tikus, dosis tinggi dapat
menyebabkan pengendapan kristal asam folat dalam tubuli ginjal. Dosis 15
mg pada manusia masih belum menimbulkan efek toksik.
c.Dosis
Yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan komplikasi yang ada.
Umumnya folat diberikan per oral, tetapi bila keadaan tidak memungkinkan,
folat diberikan secar IM atau SK.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0,1 mg per oral selam 10 hari yang
hanya menimbulkan respons hematologik pada pasien defisiensi folat. Hal ini
membedakannya dengan defisiensi vitamin B12 yang baru memberikan
respons hematologik dengan dosis 0,2 mg per hari atau lebih.
4. ERITROPOIETIN
Eritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul 34-39 DA, merupakan
factor pertumbuhan hematopoietic yang pertama kali diisolasi.Eritropoietin
merupakan factor pertumbuhan sel darah merah yang diproduksi terutama
oleh ginjal dalam sel peritubuler dan tubuli proksimalis.Dalam jumlah kecil
eritropoietin juga diproduksi oleh hati.untuk kepentingan pengobatan
eritripoietin diproduksi sebagai rekombinan eritropoetin manusia yang
disebut epoetin alfa. secara medis, obat antianemia yang mengandung EPO
dapat meningkatkan daya ingat.
Farmakodinamik
Eritroproetin,berinteraksi dengan reseptor eritropoietin pada permukaan sel
induk sel darah merah, menstimulasi poloferasi dan diferensiasi eritroit.
Eritropoietin juga menginduksi pelepasan retikulosis dari sumsum tulang.
Eritrpoietin endogen diproduksi oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia
jaringan. Bila terjadi Anemia maka eritropoietin diproduksi lebih banyak olh
ginjal, dan hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk memproduksi
sel darah.
Farmakokinetik
Setelah pemberian intravena masa paru eritropoietin pada pasien gagal
ginjal kronik sekirar 4-13 jam. Eritropoietin yang dikeluarkan melalui dialisis.
Darbopoietin alfa merupakan eritropoietin bentuk glikolisasi memiliki masa
paru 2-3 kali eritropoietin.
Indikasi
Eritropoietin terutama di indikasikan untuk anemia pada pasien gagal ginjal
kronik. Pada pasien ini pemberian eritropoietin umumnya meningkatkan
kadar hematokrik dan hemoglobin, dan mengurangi/menghindkan kebutuhan
transfusi. Peningkatan jumlah retikulosit umumnya terlihat dalam sekitar 10

hari, dan peningkatan kadar hematokrik dan hemoglobin dalam 2-6 minggu.
Pada kebanyakan pasien kadar hematokrik sekitar 35% dapat dipertahankan
dengan pemberian eritropoietin 50-150 IU/Kg secara intravena atau
subkutan 3 kali seminggu. Pemberian secara subkutan umumnya lebih
disenangi karena absorpsinya lebih lambat dan jumlah yang dibutuhkan
berkurang 20-40%. Respons pasien dialisis terhadap pemberian eritropoietin
tergantung pada beratnya kegagalan ginjal, dosis eritropoietin dan cara
pemberian, serta keberadaan besi. Kegagalan respons paling sering
disebabkan oleh adanya difisiensi, yang dapat di atasi dengan pemberian
preparat besi secara oral. Pasien yang mendapat eritropoietin harus di
monitor ketat, dan dosis perlu di sesuaikan agar peningkatan hematokrik
terjadi secara bertahap untuk mencapai 33-36% dalam waktu 2-4 bulan.
Kadar hematokrit yang dicapai dianjurkan tidak melebihi 36% untuk
menghindari kemungkinan infark miokard.
Umumnya pasien anemia akibat gangguan primer atau sekunder pada
sumsum tulang kurang memberikan respons terhadap pemberian
eritropoietin. Respons paling baik bila kadar eritropoietin kurang dari 100
IU/L. Umumnya untuk pasien ini di butuhkan dosis lebih tinggi, sekitar 150300 IU/L tiga kali seminggu dan responsnya biasanya tidak terlalu baik.
Efek samping
Yang paling sering adalah bertambah beratnya hipertensi yang dapat terjadi
pada sekitar 20-30% pasien dan paling sering akibat peningkatan hematokrit
yang terlalu cepat. Meskipun masih kontroversial dilaporkan peningkatan
tendensi trombosit pada pasien dialisis.
OBAT LAIN
RIBOFLAVIN
Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme flavo-protein dalam
pernafasan sel. Sehubungan dengan anemia, ternyata riboflavin dapat
memperbaiki anemia normokromik-normo-sitik. Anemia defisiensi riboflavin
banyak terdapat pada malnutrisi protein-kalori, dimana ternyata faktor
defisiensi Fe dan penyakit infeksi memegang peranan pula. Dosis yang
digunakan cukup 10 mg sehari per oral atau IM.
PIRIDOKSIN
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang merangsang
pertumbuhan Heme. Defesiensi piridoksin akan menimbulkan anemia
mikrositik hipokromok.pada sebagian besar pasien akan terjadi anemia
normoblastik sideroakrestik dengan jumlah Fe non hemoglobin yang banyak
dalam precursor eritrosit, dan pada beberapa pasien terdapat anemia
Megaloblastik.Pada keadaan ini arbsorbsi Fe meningkat, Fe-binding protein
menjadi jenuh dan terjadi hiperperemia, sedangkan daya rergenerasi darah
menurun.Akhirnya akan didapatkan gejala hemosiderosis.
KOBAL

Kobal dapat meningkatkan jumlah hemotokrit, hemoglobin dan eritrosit pada


beberepa pasien dengan anemia refrakter, seperti yang terdapat pada
pasien talasimea, infeksi kronik atau penyakit ginjal,tetapi mekanisme yang
pasti tidak diketaui. Kobal merangsang pembentukan eritropoietin yang
berguna untuk meningkatkan pengambilan Fe dalam sumsum tulang, tetapi
ternyata pada pasien anemia refrakter kadar eritropoietin sudah
tinggi.Penyelidikan lain mendapatkan bahwa Kobal menyebabkan Hipoksia
intrasel sehingga dapat merangsang pembentukan eritrosit.Sebaliknya,
Kobal dalam dosis besar justru menekan pembentukan eritrosit.
Adapun beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan anemia,
diantaranya sebagai berikut :
1.IRON DEXTRAN ( imferon )
Mengandung 50 mg fe setiap mL (larutan 5%) untuk penggunaan IM atau IV.
Respons terapeutik terhadap suntikan IM ini tidak lebih cepat dari pada
pemberian oral. Dosis total yang diperlukan dihitung berdasarkan beratnya
anemia, yaitu 250 mg fe untuk setiap gram kekurangan hb. Pada hari
pertama disuntukkan 50 mg, dilanjutkan dengan 100-250 mg setiap hari atu
beberapa hari sekali. Penyuntikan dilakukan pada kuadran atas luar m.
Gluteus dan secara dalam untuk menghindari pewarnaan kulit.
a.Indikasi
Intravena atau intramuskular suntikan dekstran besi yang ditunjukkan untuk
perawatan pasien dengan defisiensi zat besi yang tidak dapat diberikan
secara oral.
b.Dosis dan Administrasi
Besi oral harus dihentikan sebelum administrasi INFeD.
c.Dosis
Untuk memperkecil reaksi toksin pada pemberian IV, Dosis permulaan tidak
boleh melebihi 25 mg, dan di ikuti dengan peningkatan bertahan untuk 2-3
hari tercapai dosis 100 mg/hari. Obat harus di berikan perlahan-lahan yaitu
dengan menyuntikkan 25-50 mg/ menit.
d.Efek samping
Efek samping yang harus dilaporkan kepada dokter atau ahli kesehatan
sesegera mungkin:
reaksi alergi seperti ruam kulit , gatal atau gatal-gatal , pembengkakan
wajah, bibir, atau lidah,
bibir biru, kuku, atau kulit,
gangguan pernapasan,
perubahan tekanan darah,
nyeri dada,
takikardi,
perasaan pusing, atau jatuh pingsan,
demam atau kedinginan,
nyeri otot atau nyeri sendi,
nyeri, kesemutan, mati rasa di tangan atau kaki,

kejang.
Efek samping yang biasanya tidak memerlukan perhatian medis (laporkan ke
dokter atau ahli kesehatan jika gejala menetap atau mengganggu):
diare
sakit kepala
iritasi didaerah suntikan
mual, muntah
sakit perut
2.ADFER
a.Kandungan
Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 g, Tembaga sulfat 200 g,Vitamin C
50 mg, Asam folat 1000g, Vitamin B12 7,5g, Sorbito l25 mg.
b.Indikasi
Anemia yang disebabkan kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau
anemia endogenik, anemia akibat perdarahan selama masa pertumbuhan,
usia lanjut & masa penyembuhan, kehamilan, menyusui, anemia
yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.
c.Kontra indikasi
Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.
d. Efek samping
Gangguan saluran pencernaan.
e. dosis
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
f.Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
3.ARTOFERUM
a.Indikasi
Anemia (kekurangan zat besi) & sebagai sebuah pencegahan,
pengobatan, dan sumber vitamin dan mineral bagi negara-negara
kekurangan.
b.Cara Penggunaan
1 kaplet sehari-hari, atau seperti yang ditentukan oleh dokter.
4. DASABION KAPSUL
KOMPOSISI
Tiap kapsul mengandung :
Besi (II) Fumarat 360 mg
Kalsium Pantotenat 20 mg
Asam Folat 1,5 mg
Vitamin B12 15 mkg
Vitamin C 75 mg
Vitamin D3 400 SI
Sorbitol 25 mg
DESKRIPSI
Dasabion mengandungBesi (II) Fumarat, Asam Folat dan Vitamin B12 yang
sangat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Karena anemia
sering dijumpai pada wanita hamil, maka zat-zat tersebut sangat dibutuhkan

untuk
pencegahan
dan
pengobatannya.
Vitamin
C
membantu
mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro agar tidak teroksidasi menjadi
bentuk ferri, sehingga lebih mudah untuk diabsorbsi untuk saluran
pencernaan.
Vitamin D3 sangat dibutuhkan pada masa kehamilan, karena erat
hubungannya dalam proses pembentukan tulang. Kalsium Pantotenat
merupakan prekursor koenzim A yang sangat diperlukan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Sorbitol bersifat sebagai laksans, dapat
menetralisir konstipasi yang mungkin terjadi pada pemberian secara terus
menerus.
INDIKASI
- Segala macam anemia
- Pada masa kehamilan
EFEK SAMPING
Nyeri pada saluranpencernaan disertai mual,muntah dan diare. Pemberian
secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi.
ATURAN PAKAI
Sehari 1 kapsul atau menurut petunjuk dokter
PERHATIAN
Pemakaian obat ini dapat menyebabkan fases berwarna hitam.
5. EMINETON
membantu mengurangi gejala anemia
a.Komposisi & Informasi nilai gizi
Takaran saji: 1 tablet (620 mg) Jumlah sajian per kemasan : 100 % AKG
Ferrous Fumarate 90 mg
Cupric Sulfate 0,35 mg
Cobaltous Sulfate 0,15 mg
Manganese Sulfate 0,05 mg
Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg
Cyanocobalamine 5 mCg
AscorbicAcid 60 mg
dl - a - Tocopherol Acetate 5 mg
FolicAcid 400 meg
Calcium Phosphate, Dibasic 60 mg
*AKG berdasarkan pada diet 200 Kcal Farmakologi :
EMINETON adalah tablet yang mengandung zat besi organik (Ferrous
Fumarate) dalam dosis terapeutik dengan kombinasi mangan, tembaga,
asam askorbat, vitamin B, kalsium, vitamin E dan asam folat, sehingga
sangat membantu mempercepat proses pembentukan sel-sel darah. Dapat
digunakan untuk menghilangkan gejala anemia dan kurang gizi pada segala
tingkat usia.
b.Indikasi
Untuk membantu mengurangi gejala anemia karena kekurangan zat besi.
c.Efek samping
Pemakaian EMINETON secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan
gastroenterik seperti diare atau gastritis, mual dan muntah.

d.Peringatan dan perhatian


Ada kemungkinan timbul faeces berwarna hitam setelah makan obat ini.
e.Dosis dan cara pemakaian :
Dewasa : 1 - 2 tablet / hah pada waktu atau sesudah makan.
Anak-anak : 1 tablet / hari pada waktu atau sesudah makan.
6.ETABION
a.Komposisi
Tiap kapsul mengandung:
Ferro Glukonat 250 mg
Vitamin C 50 mg
Asam Folat 1 mg
Vitamin B12 7,5 mcg
CupriSulfat 0,2 mg
ManganSulfat 0,2 mg
Sorbitol 25 mg
b.Farmakologi
Ferro Glukonat merupakan garam besi yang bekerja dan bermanfaat dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit kekurangan darah (anemia) karena
kekurangan zat besi. Vitamin B12 merupakan salah satu faktor pencegah
kekurangan darah. Cupri Sulfat dan mangan sulfat merupakan biokatalisator
yang merangsang jaringan pembentukan darah dalam tubuh. Vitamni C
membantu penyerapan zat besi oleh tubuh. Asam Folat merupakan salah
satu faktor dalam pembentukan butir-butir darah merah.
c.Indikasi
Untuk mencegah dan mengobati kekurangan Vitamin dan mineral seperti
kekurangan darah (anemia) dan membantu pembentukan darah.
d.Peringatan dan Perhatian
Penderita perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feces yang berwarna
hitam.
e.Efek Samping
Konstipasi, diare, mual, muntah.
f.Dosis
Sehari 1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai petunjuk dokter.
7.FERCEE kapsul
Tiap kapsul FERCEE terdiri atas :
Besi (II) Fumarat 275,0 mg
Asatn askorbat 100,0 mg
Natrium Dioktilsulfosuksinat 20,0 mg
Dalam bentuk pelepasan yang diperlambat
a.Indikasi
Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi, penyakit kurang darah yang disebabkan oleh
pendarahan, masa akil balik, masa hamil dan pada anak-anak.
b.Dosis

Kecuali bila dianjurkan lain oleh dokter, satu kapsul tiap hari sesudah makan
pagi - bila perlu dapat sampai 2 kapsul tiap hari.
c.Kontra indikasi :
Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron storage disease atau
pasien yang oenderung kearali penyakit tersebut yang disebabkan oleh
chronic hemolytic anemia (seperti anomali keturunan dari struktur/sintesa
hemoglobin dan/atau defisiensi enzim darah merah).
Anemia oleh kekurangan Piridoksina Hidroklorida.
Sirosis hati.
d.Efek samping
Reaksi sensittvitas dan gangguan saluran pencernaan dapat terjadi.
e.Peringatan dan Perhatian
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Untuk anemia yang disebabkan oleh kekurangan besi yang disebabkan
oleh pengeluaran darah yang berlebihan, maka harus diobati dahulu sebab
dari pengeluaran darah tersebut.
Pemberian jangka panjang dari garam besi dapat menyebabkan iron
storage disease.

Anda mungkin juga menyukai