Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada
penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh
perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk
mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat
dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena
kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk
mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk
anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Adapun beberapa obat anemia, diantaranya :
1. TABLET BESI ( fe )
Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem biologi di
dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin,
sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim
tertentu yang di perlukan untuk produksi adenosin trifosfat yang terlibat
dalam respirasi sel. Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( hb ),
sehingga defisiensi fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dengan kandungan hb yang rendah dan menimbulkan
anemia hipokronik mikrositik.
a.Cara kerja
Distribusi dalam tubuh
Tubuh manusia sehat mengandung 3,5 g fe yang hampir seluruhnya dalam
bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira 70% dari fe yang terdapat
dalam tubuh merupakan fe fungsional atau esensial, dan 30% merupakan fe
yang nonesensial.
b.Farmakokinetik
Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan
jejenum proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini
lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa
usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di
ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk
kedalam plasma dengan perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin
dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam
tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe di
ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka
fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum
tulang untuk eritropoesis.
Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin
( siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut
ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe
Metabolisme
dalam 10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi,
hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme,
hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering
timbul dalam -24 jam setelah suntikan misalnya sinkop, demam,
menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan
ensefalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV,
demikian pula syok atau henti jantung.
e.Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat
besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti
fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya
efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar garam-garam
fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya dalam
asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat,
ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian pula sebagai garam feri ( Fe3+ ).
yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :
Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur
Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu
proses penyerapan.
Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk
Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang.
2. VITAMIN B12 (Sianokobalamin)
a.Indikasi
anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan pemotongan
usus, defisiensi vitamin B12.
b.Farmakokinetik
Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK .
Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan
IM. Hidroksokobalamin dan koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, agaknya
karena ikatanya yang lebih kuat dengan protein . absorpsi per oral
berlangsung lambat di ileum; kadar puncak di capai 8-12 jam setelah
pemnerian 3 mg. Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu
dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara
langsung
Distribusi
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan
protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin ( transkobalamin
II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfaglikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 Yyang terikat pada
transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar
normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan
sebanyak 1-10 mg dalam hepar.
Metabolisme & Ekskresi
hari, dan peningkatan kadar hematokrik dan hemoglobin dalam 2-6 minggu.
Pada kebanyakan pasien kadar hematokrik sekitar 35% dapat dipertahankan
dengan pemberian eritropoietin 50-150 IU/Kg secara intravena atau
subkutan 3 kali seminggu. Pemberian secara subkutan umumnya lebih
disenangi karena absorpsinya lebih lambat dan jumlah yang dibutuhkan
berkurang 20-40%. Respons pasien dialisis terhadap pemberian eritropoietin
tergantung pada beratnya kegagalan ginjal, dosis eritropoietin dan cara
pemberian, serta keberadaan besi. Kegagalan respons paling sering
disebabkan oleh adanya difisiensi, yang dapat di atasi dengan pemberian
preparat besi secara oral. Pasien yang mendapat eritropoietin harus di
monitor ketat, dan dosis perlu di sesuaikan agar peningkatan hematokrik
terjadi secara bertahap untuk mencapai 33-36% dalam waktu 2-4 bulan.
Kadar hematokrit yang dicapai dianjurkan tidak melebihi 36% untuk
menghindari kemungkinan infark miokard.
Umumnya pasien anemia akibat gangguan primer atau sekunder pada
sumsum tulang kurang memberikan respons terhadap pemberian
eritropoietin. Respons paling baik bila kadar eritropoietin kurang dari 100
IU/L. Umumnya untuk pasien ini di butuhkan dosis lebih tinggi, sekitar 150300 IU/L tiga kali seminggu dan responsnya biasanya tidak terlalu baik.
Efek samping
Yang paling sering adalah bertambah beratnya hipertensi yang dapat terjadi
pada sekitar 20-30% pasien dan paling sering akibat peningkatan hematokrit
yang terlalu cepat. Meskipun masih kontroversial dilaporkan peningkatan
tendensi trombosit pada pasien dialisis.
OBAT LAIN
RIBOFLAVIN
Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme flavo-protein dalam
pernafasan sel. Sehubungan dengan anemia, ternyata riboflavin dapat
memperbaiki anemia normokromik-normo-sitik. Anemia defisiensi riboflavin
banyak terdapat pada malnutrisi protein-kalori, dimana ternyata faktor
defisiensi Fe dan penyakit infeksi memegang peranan pula. Dosis yang
digunakan cukup 10 mg sehari per oral atau IM.
PIRIDOKSIN
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang merangsang
pertumbuhan Heme. Defesiensi piridoksin akan menimbulkan anemia
mikrositik hipokromok.pada sebagian besar pasien akan terjadi anemia
normoblastik sideroakrestik dengan jumlah Fe non hemoglobin yang banyak
dalam precursor eritrosit, dan pada beberapa pasien terdapat anemia
Megaloblastik.Pada keadaan ini arbsorbsi Fe meningkat, Fe-binding protein
menjadi jenuh dan terjadi hiperperemia, sedangkan daya rergenerasi darah
menurun.Akhirnya akan didapatkan gejala hemosiderosis.
KOBAL
kejang.
Efek samping yang biasanya tidak memerlukan perhatian medis (laporkan ke
dokter atau ahli kesehatan jika gejala menetap atau mengganggu):
diare
sakit kepala
iritasi didaerah suntikan
mual, muntah
sakit perut
2.ADFER
a.Kandungan
Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 g, Tembaga sulfat 200 g,Vitamin C
50 mg, Asam folat 1000g, Vitamin B12 7,5g, Sorbito l25 mg.
b.Indikasi
Anemia yang disebabkan kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau
anemia endogenik, anemia akibat perdarahan selama masa pertumbuhan,
usia lanjut & masa penyembuhan, kehamilan, menyusui, anemia
yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.
c.Kontra indikasi
Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.
d. Efek samping
Gangguan saluran pencernaan.
e. dosis
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
f.Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
3.ARTOFERUM
a.Indikasi
Anemia (kekurangan zat besi) & sebagai sebuah pencegahan,
pengobatan, dan sumber vitamin dan mineral bagi negara-negara
kekurangan.
b.Cara Penggunaan
1 kaplet sehari-hari, atau seperti yang ditentukan oleh dokter.
4. DASABION KAPSUL
KOMPOSISI
Tiap kapsul mengandung :
Besi (II) Fumarat 360 mg
Kalsium Pantotenat 20 mg
Asam Folat 1,5 mg
Vitamin B12 15 mkg
Vitamin C 75 mg
Vitamin D3 400 SI
Sorbitol 25 mg
DESKRIPSI
Dasabion mengandungBesi (II) Fumarat, Asam Folat dan Vitamin B12 yang
sangat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Karena anemia
sering dijumpai pada wanita hamil, maka zat-zat tersebut sangat dibutuhkan
untuk
pencegahan
dan
pengobatannya.
Vitamin
C
membantu
mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro agar tidak teroksidasi menjadi
bentuk ferri, sehingga lebih mudah untuk diabsorbsi untuk saluran
pencernaan.
Vitamin D3 sangat dibutuhkan pada masa kehamilan, karena erat
hubungannya dalam proses pembentukan tulang. Kalsium Pantotenat
merupakan prekursor koenzim A yang sangat diperlukan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Sorbitol bersifat sebagai laksans, dapat
menetralisir konstipasi yang mungkin terjadi pada pemberian secara terus
menerus.
INDIKASI
- Segala macam anemia
- Pada masa kehamilan
EFEK SAMPING
Nyeri pada saluranpencernaan disertai mual,muntah dan diare. Pemberian
secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi.
ATURAN PAKAI
Sehari 1 kapsul atau menurut petunjuk dokter
PERHATIAN
Pemakaian obat ini dapat menyebabkan fases berwarna hitam.
5. EMINETON
membantu mengurangi gejala anemia
a.Komposisi & Informasi nilai gizi
Takaran saji: 1 tablet (620 mg) Jumlah sajian per kemasan : 100 % AKG
Ferrous Fumarate 90 mg
Cupric Sulfate 0,35 mg
Cobaltous Sulfate 0,15 mg
Manganese Sulfate 0,05 mg
Pyridoxine Hydrochloride 0,192 mg
Cyanocobalamine 5 mCg
AscorbicAcid 60 mg
dl - a - Tocopherol Acetate 5 mg
FolicAcid 400 meg
Calcium Phosphate, Dibasic 60 mg
*AKG berdasarkan pada diet 200 Kcal Farmakologi :
EMINETON adalah tablet yang mengandung zat besi organik (Ferrous
Fumarate) dalam dosis terapeutik dengan kombinasi mangan, tembaga,
asam askorbat, vitamin B, kalsium, vitamin E dan asam folat, sehingga
sangat membantu mempercepat proses pembentukan sel-sel darah. Dapat
digunakan untuk menghilangkan gejala anemia dan kurang gizi pada segala
tingkat usia.
b.Indikasi
Untuk membantu mengurangi gejala anemia karena kekurangan zat besi.
c.Efek samping
Pemakaian EMINETON secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan
gastroenterik seperti diare atau gastritis, mual dan muntah.
Kecuali bila dianjurkan lain oleh dokter, satu kapsul tiap hari sesudah makan
pagi - bila perlu dapat sampai 2 kapsul tiap hari.
c.Kontra indikasi :
Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron storage disease atau
pasien yang oenderung kearali penyakit tersebut yang disebabkan oleh
chronic hemolytic anemia (seperti anomali keturunan dari struktur/sintesa
hemoglobin dan/atau defisiensi enzim darah merah).
Anemia oleh kekurangan Piridoksina Hidroklorida.
Sirosis hati.
d.Efek samping
Reaksi sensittvitas dan gangguan saluran pencernaan dapat terjadi.
e.Peringatan dan Perhatian
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Untuk anemia yang disebabkan oleh kekurangan besi yang disebabkan
oleh pengeluaran darah yang berlebihan, maka harus diobati dahulu sebab
dari pengeluaran darah tersebut.
Pemberian jangka panjang dari garam besi dapat menyebabkan iron
storage disease.