Anda di halaman 1dari 29

EBOLA

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama,


Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE
BADAN
BADAN PENELITIAN
PENELITIAN DAN
DAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
KESEHATAN
KESEHATAN
Kementerian
Kementerian Kesehatan
Kesehatan RI
RI
jakarta, 13 Agustus 2014

EBOLA
Di beberapa negara Afrika menghadapi
masalah besar dan Mematikan dengan
penyakit Ebola. Belum pernah ada masalah
berarti pada manusia di luar Afrika, tentu
juga belum ada di Asia dan belum ada di
Indonesia.
Demam berdarah Ebola (Ebola
haemorrhagic fever) kini disebut penyakit
virus Ebola (Ebola Virus Disease , EVD),
sesuai dengan ICD-10.

Ebola virus disease (EVD) angka


kematian berkisar antara 25% sampai
90%.
Penyakit yang kini jadi perhatian
dunia memang ditemui di Afrika,
pertama kali dilaporkan pada tahun
1976 di 2 tempat berbeda, yaitu
Nzara, Sudan, dan di Yambuku,
Democratic Republic of Congo,dekat
dengan Sungai Ebola,

Jumlah kasus sampai awal Agustus


2014 sudah lebih dari 1700 orang,
dan kematian lebih dari 930 orang.
1 Agustus 2014 DirJen WHO
membentuk Emergency Committee
on Ebola Viral Disease, suatu komite
dalam aturan International Health
Regulations (IHR) (2005).

5Jenis spesies virus


Bundibugyo ebolavirus (BDBV)
Pantai Gading ebolavirus (EBOV)
Reston ebolavirus (RESTV)
Sudan ebolavirus (SUDV)
Zare ebolavirus (TAFV)
Spesies Bundibugyo, Sudan, dan Zaire
adalah spesies yang dikaitkan dalam wabah
besar virus ebola di Afrika yang
menyebabkan kematian pada 25-90% kasus
klinis.

RESTV pernah menimbulkan wabah ebola


pada jenis monyet macaque monkeys
(Macaca fascicularis) di Filipina pada tahun
1980an dan 1990an.
Juga sejak 2008, virus RESTV ditemukan
pada wabah ebola di babi di Tiongkok.
Sejauh ini baru dua negara Asia yang
melaporkan Ebola jenis RESTV ini, dan
-sekali lagi- sampai saat ini tidak
menimbulkan masalah kesehatan bagi
manusia.

Penularan dan Gejala


Virus Ebola ditularkan melalui
kontak langsung dengan darah,
cairan tubuh, dan jaringan orang
yang terinfeksi.
Penularan virus Ebola juga telah
terjadi pada hewan liar yang
terinfeksi sakit atau mati (simpanse,
gorila, monyet, antelop hutan,
kelelawar buah).

Periode inkubasinya dapat berkisar dari 2 sampai


21 hari, tetapi umumnya 5 10 hari.
Gejala bervariasi dan sering munculnya tiba tiba.
Awal Gejala termasuk demam tinggi (setidaknya
38.8 C / 101.8 F )
Sakit kepala parah, Nyeri otot, Sakit Perut, Nyeri
kelelahan
Sakit Tenggorokan, Mual, Pusing dan Pendarahan
internal dan eksternal.
Gejala awal ini bisa mirip dengan malaria,demam
tipus, disentri, influenza atau berbagai infeksi
bakteri lain.

Ebola lalu dapat menyebabkan gejala


yang lebih serius, seperti diare,
kotoran berdarah atau gelap, muntah
darah, mata merah distension dan
pendarahan arteriola sklerotik,
petechia, penyakit ruam dan purpura.
Gejala lain yang sifatnya sekunder
termasuk hipotensi (tekanan darah
rendah), hypovolemia dan tachycardia.

6 Identifikasi Virus Ebola


1. Antibody-capture enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA)
2. Antigen detection tests
3. Serum neutralization test
4. Reverse transcriptase polymerase
chain reaction (RT-PCR) assay
5. Electron microscopy
6. Evirus isolation dengan cell culture.

Pengobatan
Belum ada terapi spesifik untuk
Ebola demam hemorrhagic.
Ribavirin tidak efektif.
Interferon juga dianggap tidak
efektif.

Pengobatan dengan plasma dapat memberi


hasil
Pada monyet, administrasi inhibitor kaskade (rNAPc2) telah
menunjukkan beberapa manfaat, melindungi 33% dari
hewan yang terinfeksi dari biasanya 100% (untuk monyet)
mematikan infeksi Namun, inokulasi ini tidak bekerja pada
manusia.
Pada awal 2006, para ilmuwan di USAMRIID
mengumumkan tingkat 75% pemulihan setelah menginfeksi
empat Monyet rhesus dengan '' Ebolavirus'' dan pemberian
obat-obatan antisense Morpholino. Pengembangan antisense
Morpholino peningkatan conjugated dengan sel menembus
peptida sedang berlangsung.

Belakangan juga dibicarakan tentang


penggungaan plasma konvalesens
(dari pasien yang sembuh) untuk
disuntikkan pada pasien. Sementaa
itu, proses pembuatan vaksin juga
mulai dibicarakan. Pihak National
Institute of Health (NIH) Amerika
Serikat memperkirakan bahwa vaksin
baru mungkin akan ada pada 2015.

Pedoman penanganan Ebola di Rumah Sakit


1. Penempatan pasien
2. Alat pelindung diri
3. Peralatan perawatan pasien
4. Perhatian perawatan pasien
5. Alat yang mengeluarkan aerosol
6. Higiene tangan
7. Penanggulangan infeksi lingkungan
8. Penyuntikan dengan aman
9. Lama masa terinfeksi yang harus diawasi ketat
10.Pengawasan petugas kesehatan yang kontak
dengan pasien
11. Monitoring pengunjung RS.

PROGNOSIS
Ebola hemorrhagic demam adalah penyakit
yang mematikan . Rentang waktu dari onset
gejala sampai pasien meninggal adalah
biasanya antara 2 dan 21 hari. Pada minggu
kedua infeksi, pasien demamnya akan
berkurang atau mengalami kegagalan sistemik
multi-organ. Tingkat kematian biasanya tinggi,
dengan tingkat fatalitas kasus manusia yang
berkisar 5090%, tergantung pada spesies
atau strain virus. Penyebab kematian ini
biasanya disebabkan oleh shock atau organ
hypovolemic.

Program Penanggulangan dan Pencegahan


Cuci tangan
Cara merawat orang sakit secara aman di
masyarakat
Pemakaian alat pelindung diri saat
bersentuhan dengan benda yang berpotensi
terkontaminasi darah dan cairan tubuh orang
sakit atau saat melakukan pembersihan
lingkungan dan disinfeksi
Serta cara pemakaman yang aman.

NEGARA
1. Guinea
2. Liberia
3. Nigeria
4. Sierra Leonne
Negara Lain :
-.Amerika Serikat
-.Arab Saudi
-.Spanyol

Permulaan Wabah
Kemungkinan besar bermula dari seorang anak
usia 2 tahun yang meninggal 6 Desember 2013
-setelah beberapa hari sakit-, di desa Gueckedou,
Guinea, yang juga dekat Sierra Leonne dan
Liberia.
Seminggu setelah anak ini wafat, maka Ibu nya
juga

meninggal dunia, lalu kakak

perempuannya yang berusia 3 tahun, lalu


neneknya juga wafat.

Semua dengan gejala demam, muntah dan diare.


Penyakit kemudia berkembang luas ke penduduk
sekitar, termasuk juga petugas kesehatannya.
Sampai saat ini belum jelas dari mana anak 2
tahun itu tertular.
Salah satu kemungkinannya adalah tertular dari
hewan, mungkin kelelawar, atau dari buah2an
yang terkontaminasi dari binatang yang sakit
ebola. Tapi semua penular ini baru hipotesa
ilmiah, belum dapat dibuktikan di lapangan.

Pada 8 Agustus 2014, WHO


menyatakan bahwa Ebola adalah
Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC), dan
hal ini menjadi perhatian utama
dunia kesehatan kini.

PHEIC
1. International Health Regulation (IHR) 1960an berisikan daftar
beberapa penyakit yang dapat menukar antar bangsa
(Internasional)
2. Pada IHR 2005 daftar penyakit2 itu akan ditambah, termasuk yg
belum ada dan mungkin akan ada di masa datang. Karena daftar
penyakit/ masalah kesehatan menjadi amat banyak maka secara
umum dikelompokkan dalam Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC)
3. Yang pernah dinyatakan sebagai PHEIC adalah H1N1 pandemi
(sekarang sudah teratasi) dan wild polio virus (sekarang masih
berstatus PHEIC), sementara yg belum PHEIC adalah Mers Cov.
4. yang menganalisa terjadi tidaknya PHEIC adalah emergency
committe WHO yg terdiri dari 15 pakar dunia, dimana saya adalah
salah satu diantara 15 anggota emergency committe khusus untuk
MERS CoV

Ebola dinyatakan PHEIC, karena di 3 negara


episenter Ebola :
1.Sistem kesehatan tidak berjalan baik
-SDM
-Finansial
-Material
2.Tidak berpengalaman menangani virus ebola:
-miss persepsi
3.Mobilitas penduduk tinggo
4. Penularan terjadi dalam beberapa generasi, di
ibu kota ke 3 negara itu
5. Terjadi penularan di Fasilitas kesehatan dan
Rumah sakit

Anjuran setelah Ebola dideklarasikan PHEIC oleh WHO :

I. Anjuran untuk negara yang kena ebola:


- negara menyatakan emergency nasional
- Program penanggulangan penyakit harus
dipimpin seorang yang amat mengusai
bidangnya dan berpengalaman
- Aktifasi mekanisme penanggulangan
disaster/emergency meliputi:
> IPC
> Pemahaman masyarakat
> Surveilans
> Laboratorium
> Penanganan kontak
> Manajemen kasus

> Hubungan internasional


- Partisipasi aktif masyarakat dalam skala luas
- Jaminan ketersediaan obat dan alat kesehatan
- Pengaturan pergerakan penduduk
- Jaminan ketersediaan petugas kesehatan terlatih dan
perlindungan mereka
- Pelaksanaan exit screening
- Pasien ebola tidak dalam penerbangan internasional
- Cara penguburan dengan baik
- Jaminan kesehatan awak pesawat
- Menunda kerumunan massa

II. Anjuran untuk negara yg


berbatasan langsung dengan
negara yg terkena ebola:
- Surveilans atau demam yang tidak
dapat diterangkan, akses diagnosis,
IPC, tim gerak cepat
- Kasus suspek atau konfirm ditangani
sebagai emergency
- Dalam 24 jam kasus dikelola dan
kontak dikendalikan

III. Anjuran untuk negara-negara lain:

- Tidak dilakukan pelarangan total perjalanan


perdagangan
- Penjelasan ke penduduk yang akan ke
negara terjangkit
- Persiapan untuk kemampuan deteksi,
investigasi, dan penanganan ebola
- Penyuluhan kepada masyarakat umum

Dengan dinyatakan sebagai PHEIC maka:

- Upaya penanggulanan dinegara terjangkit


akan ditingkatkan maksimal
- Dunia internasional akan membantu
- Negara-negara pada umumnya
meningkatkan kemampuan pencegahan,
deteksi, surveilans dan respons

Dari pengalaman H1N1 pandemi yang


dinyatakan sebagai PHEIC maka:

- Angka kejadian penyakit dan kematian dapat


diturunkan
- Penularan antar negara dikontrol baik
- Peningkatan penguatan sistem kesehatan di masingmasing negara

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai