EBOLA
Di beberapa negara Afrika menghadapi
masalah besar dan Mematikan dengan
penyakit Ebola. Belum pernah ada masalah
berarti pada manusia di luar Afrika, tentu
juga belum ada di Asia dan belum ada di
Indonesia.
Demam berdarah Ebola (Ebola
haemorrhagic fever) kini disebut penyakit
virus Ebola (Ebola Virus Disease , EVD),
sesuai dengan ICD-10.
Pengobatan
Belum ada terapi spesifik untuk
Ebola demam hemorrhagic.
Ribavirin tidak efektif.
Interferon juga dianggap tidak
efektif.
PROGNOSIS
Ebola hemorrhagic demam adalah penyakit
yang mematikan . Rentang waktu dari onset
gejala sampai pasien meninggal adalah
biasanya antara 2 dan 21 hari. Pada minggu
kedua infeksi, pasien demamnya akan
berkurang atau mengalami kegagalan sistemik
multi-organ. Tingkat kematian biasanya tinggi,
dengan tingkat fatalitas kasus manusia yang
berkisar 5090%, tergantung pada spesies
atau strain virus. Penyebab kematian ini
biasanya disebabkan oleh shock atau organ
hypovolemic.
NEGARA
1. Guinea
2. Liberia
3. Nigeria
4. Sierra Leonne
Negara Lain :
-.Amerika Serikat
-.Arab Saudi
-.Spanyol
Permulaan Wabah
Kemungkinan besar bermula dari seorang anak
usia 2 tahun yang meninggal 6 Desember 2013
-setelah beberapa hari sakit-, di desa Gueckedou,
Guinea, yang juga dekat Sierra Leonne dan
Liberia.
Seminggu setelah anak ini wafat, maka Ibu nya
juga
PHEIC
1. International Health Regulation (IHR) 1960an berisikan daftar
beberapa penyakit yang dapat menukar antar bangsa
(Internasional)
2. Pada IHR 2005 daftar penyakit2 itu akan ditambah, termasuk yg
belum ada dan mungkin akan ada di masa datang. Karena daftar
penyakit/ masalah kesehatan menjadi amat banyak maka secara
umum dikelompokkan dalam Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC)
3. Yang pernah dinyatakan sebagai PHEIC adalah H1N1 pandemi
(sekarang sudah teratasi) dan wild polio virus (sekarang masih
berstatus PHEIC), sementara yg belum PHEIC adalah Mers Cov.
4. yang menganalisa terjadi tidaknya PHEIC adalah emergency
committe WHO yg terdiri dari 15 pakar dunia, dimana saya adalah
salah satu diantara 15 anggota emergency committe khusus untuk
MERS CoV
TERIMA KASIH