Terdapat tiga jenis dasar laser yang paling umum digunakan. Jenis-jenis lainnya
masih dalam taraf perkembangan. Ketiga jenis dasar itu adalah :
(1) Laser yang dipompa secara optis
Laser ruby yang diciptakan pada bulan Juli 1960 oleh Theodore H.Maiman di
Hughes Research Laboratories adalah dari jenis ini. Laser ruby baik sekali diambil
sebagai contoh untuk membicarakan cara kerja laser yang menggunakan
pemompaan optis. Ruby adalah batu permata buatan, terbuat dari Al2O3 dengan
berbagai macam ketakmurnian. Laser ini dihasilkan melalui transisi atom dari
tingkat metastabil ke tingkat energi dasar, radiasinya memiliki panjang gelombang
6920 A dan 6943 A. Yang paling terang dan jelas adalah yang 6943 A,
berwarna merah tua. Pemompaan optisnya dilakukan dengan menempatkan
batang ruby di dalam tabung cahaya ini banyak dipakai sebagai perlengkapan
kamera untuk menghasilkan kilatan cahaya. Foton-foton yang dihasilkan tabung
ini akan bertumbukan dengan ion-ion Cr dalam ruby, mengakibatkan eksitasi
besar-besaran ke pita tingkat energi tinggi. Dengan cepat ion-ion itu meluruh ke
tingkat metastabil, di tingkat ini mereka berumur kira-kira 0,005 detik, suatu
selang waktu yang relatif cukup panjang sebelum mereka kembali ke tingkat
energi dasar. . Setelah terjadi satu saja pancaran spontan ion Cr, maka beramairamailah ion-ion yang lain melakukan hal yang sama, dan mereka semua
memancarkan foton dengan energi dan fase yang sama, yaitu laser.
(2) Laser yang dipompa secara elektris
Sistem laser jenis ini dipompa dengan lucutan listrik di antara dua buah elektroda.
Sistemnya terdiri dari satu atau lebih jenis gas. Atom-atom gas itu mengalami
tumbukan dengan elektron-elektron lucutan sehingga memperoleh tambahan
energi untuk bereksitasi. Perkembangan terakhir dalam perlaseran medium gasnya
dapat diganti dengan uap logam, tetapi hal ini akan mengarah pada perkembangan
jenis laser yang lain. Jenis laser uap logam akan dibicarakan secara tersendiri.
Laser gas mampu memancarkan radiasi dengan panjang gelombang mulai dari
spektrum ultra ungu sampai dengan infra merah. Laser nitrogen yang
menggunakan gas N2 .
(3) Laser semikonduktor
Laser ini juga disebut laser injeksi, karena pemompaannya dilakukan dengan
injeksi arus listrik lewat sambungan PN semikonduktornya. Jadi laser ini tidak
lain adalah sebuah diode dengan bias maju biasa. Laser semikonduktor yang
pertama diciptakan secara bersamaan oleh tiga kelompok pada tahun 1962.
Mereka adalah R.H. Rediker dkk. (Lincoln Lab, MIT), M.I. Nathan dkk.
(Yorktown Heights, IBM) dan R.N. Hall dkk. (General Electric Research Lab.).
Diode- diode yang digunakan adalah galiun arsenida-flosfida GaAsP (sinartampak merah). Proses laser jenis ini mirip dengan kerja LED biasa. Pancaran
fotonnya disebabkan oleh bergabungnya kembali elektron dan lubang (hole) di
daerah sambungan PN-nya. Bahan semikonduktor yang dipakai harus memiliki
gap energi yang langsung, agar dapat melakukan radiasi foton tanpa melanggar
hukum kekekalan momentum. Oleh sebab itulah laser semikonduktor tidak pernah
menggunakan bahan seperti silikon maupun germanium yang gap energinya tidak
langsung. Dibandingkan dengan LED, laser semikonduktor masih mempunyai dua
syarat tambahan. Yang pertama, bahannya harus diberi doping banyak sekali