Anda di halaman 1dari 4

Sebagian garis besar, penentuan oklusi penentuan oklusi ditetapkan menurut

salah satu dari kedua cara berikut ini:


1. Teknik penentuan lintasan fungsional (functionally generated path)
2. Teknik articulator atau static
2.1. Penangkupan langsung
2.2. Rekaman antar oklusal
2.3. Bantuan gelengan gigit
2.4. Bantuan sepenuhnya galengan gigit

1. Teknik Penentuan Lintasan Fungsional


Dasar pemikiran penggunaan teknik adalah merekam setiap gerakan
fungsinal gigi yang sudah tak ada antagonisnya lagi. Dengan demikian gigi
tiruan (elemen) dipasang dan dibentuk sedemikian rupa sehingga setiap saat
berada dalam kontak serasi dengan antagonisnya pada sepanjang gerakan
yang berlaangsung.
Cara ini dalam prakteknya cukup rumit dan membutuhkan
keterampilan tinggi dari operatornya. Selain itu, cara ini juga membutuhkan
alat yang sebanyak mungkin dapat meniru gerakan rahang.
2. Teknik Artikulator
2.1. Penangkupan Langsung
Cara pertama ini digunakan bila ada banyak geligi berantagonis yang
dapat menunjukkan hubungan rahang yang sebenarnya, dan hanya sedikit
saja geligi yang harus diganti serta rentang daerah tak bergigi yang cukup
pendek. Dalam cara ini, penangkupan dapat dilakukan dengan tangan. Kedua
model rahang ditangkupkan dan direkat dengan malam, sampai pemasangan
pada articulator selesai dilaksanakan.
Keuntungan cara ini adalah dapat memindahkan tanpa dimensi vertikal
yang sudah ada dan diharmoni oklusi yang ada di antara geligi asli. Karena
itu, analisis disharmoni oklusi dan koreksinya sudah harus selesai sebelum
rekam hubungan rahang ini.
Jelas cara ini punya keterbatasan. Namun, rekaman seperti ini masih
lebih baik daripada rekaman hubungan antarokusal yan lebih rumit, tetapi
tidak cermat. Bila rekaman terakhir ini dilakukan tanpa gangguan dimensi
dan konsistensi bahan medium perekam, penangkupan langsung masih lebih
mampu memperkecil kemungkinan salahnya penentuan hubungan rahang
ini.
2.2. Perekaman Antaroklusal
Cara kedua ini merupakan modifikasi cara pertama dan digunakan bila
terdapat cukup geligi asli yang akan mendukung protesa, umpamanya padda
kasus kelas III Kennedy, tetapi relasi geligi berantagonis ini tidak
memungkinkan penangkupan model begitu saja dengan tangan. Dalam

keadaan penentuan hubungan rahang harus dilakukan seperti pada


pembuatan geligi tiruan cekat dengan menggunakan salah satu jenis bahan
Media Perekam Antaroklusal. Bahan-bahan ini antara lain:
Malam berlapis timah (wafer bite wax), pasta oksida metalik (metallic oxide
paste), plaster.
Ketidakcermatan cara ini terletak pada bahan media perekamnya.
Keberhasilan rekaman relasi sentrik dengan malam sebagai media perekam
dipengaruhi oleh bentuk dan konsistensi malam tersebut serta
kecermatannya setelah mendingin. Kontak berlebihan antara malam dengan
permukaan jaringan akan menggeser jaringan lunak, sehingga bentuknya
berubah. Akibatnya lempeng gigi ini tidak akurat lagi bila ditempatkan di atas
model.
2.2.1. Malam Berlapis Timah
Perekaman hubungan rahang dengan cara ini menggunakan selapis
malam berlapis timah, yang ditempatkan di antara geligi dan pasien
dibimbing untuk mencapai relasi sentrik. Malam ini berbentuk seperti tapal
kuda, terdiri dari dua lapis malam dengan lapisan timah diantaranya, dan
dilunakkan sebelum dimasukkan ke dalam mulut. Cara penutupan mulut
dilatih dahulu sebelum malam ditempatkan, sehingga tidak terjadi kesalahan
dan penyimpangan. Pada saat penutupan rahang, malam diletakkan di antara
lengkungan gigi rahang atas dan rahang bawah. Setelah hubungan ini
tercapai, malam kemudian dilepas dan langsung didinginkan dengan air
bersuhu kamar. Tempatkan lagi malam ke dalam mulut untuk mengecek
apakah hubungan rahang yang dihasilkan dengan cara ini sudah tepat dan
tak berubah karena pengaruh pendinginan. Lalu, dinginkan dan ulangi lagi.
Semua malam berlebih dibuang dengan pisau tajam.
Cara ini dilakukan, umpamanya pada kasus di mana kontak geligi yang
ada pada kedua rahang tidak dapat mununjukkan dimensi vertikal yang
tetap. Malam berlapis timah ini sebaiknya dipotong mengikuti bentuk
lengkung gigi yang ada dan malam ditambahkan pada pinggirannya. Hal ini
mengurangi resiko distorsi yang dapat terjadi pada waktu pemasangan model
pada articulator.
2.2.2. Pasta Oksida Metalik
Beberpa operator lebih menyenangi penggunaan pasta oksida metalik
daripada malam berlapis, karena penggunaan pasta ini dapat memperkecil
penambahan dimensi vertikal ynag terjadi rekaman ini dapat dilakukan
dengan menggunakan kerangka berkasa (wire carrier frame) yaitu suatu
kerangka berbentuk lengkung rahang dan ditutup dengan kasa untuk
memudahkan menempatkan pasta di antara kedua lingkungan.
2.2.3. Plaster

Penderita diminta untuk menutup mulut dalam posisi hubungan antar tonjol
yang maksimal. Dengan hubungan antar tonjol yang maksimal. Dengan
hubungan rahang tetap dalam keadaan ini plaster cetak yang telah dicampur
dan telah homogeny didoron masuk ke sulkus bukal kiri dan kanan meliputi
semua gigi yang berkontak. Setelah mengeras plaster dikeluarkan dan
kemudian diletakkan pada model sesuai dengan kedudukan semula di dalam
mulut. Secara teoritis mettode ini sangat baik karena tidak akan terjadi
penambahan dimensi vertikal.
2.3 Perekaman dengan Bantuan Galengan Gigit
Teknik ini digunakan bil ada satu atau lebih daerah perluasan distal atau
sadel tertutup yang terlalu lebar atau gigi yang masih ada sudah saling tidak
berkontak. Dalam keadaan sepeerti ini, galengan gigi digunakan untuk
penentuan relasi rahang yang cermat.
2.4. Perekaman dengan Bantuan Sepenuhnya Galengan Gigit
Cara ini digunakan bila tidak ada kontak oklusi sama sekali antara geligi yang
masih tinggal, umpanya bila GTL rahang atas harus dibuat berasamaan
dengan GTL rahang bawah. Cara ini juga digunakan dalam kasus di mana
geligi yang masih ada sudah tinggal sedikit dan karenanya tidak
mempengaruhi gerakan eksentrik rahang. Rekaman relasi rahang dibuat
pada galengan gigit bila salah satu atau dua rahang hanya mempunyai gigi
anterior saja.
2.4.1. Pengukuran Muka
Pengukuran dengan cara ini merupakan kira-kira saja, dan hasil
penngukurannya dapat bermacam-macam, walaupun dilakukan oleh operator
yang sama. Salah satu galengan gigit dimasukkan ke dalam mulut dan
bidang oklusal disesuaikan sampai mendapat ketinggian yang benar. Ukurn
gelangan dipiliih dan bergantung pada keadaan rahang dan hal ini akan
mmbantu mencapai oklusi. Jika keadaan rahang dan hal ini kan membantu
mencapai oklusi
2.4.2. Posisi Istrahat Fisiologis
Dengan metode ini akan didapatkan 2 dimensi vertikal, yaitu dimensi vertikal
istrahat dan dimensi vertikal dalam keadaan oklusi. Posisi istrahat terjadi bila
keadaan mandibula dalam keadaan tidak berfungsi. Dalam keadaan fungsi ,
mnadibula harus bergerak dari posisi istrahat agar gigi dapat berkontak,
maka jelas bahwa dimensi vertikal istrahat selalu lebih besar dari dimensi
vertikal oklusi.
2.4.3. Proses Menelan
dasar pemikiran penggunaan metode ini ialah kenyataan pada saat menelan
makanan atau air liur, permukaan gigi geligi saling berkontak pada keadaan
dimensi vertika oklusi. Niswonger berpendapat bahwa pada saat menelan
akan terjadi pergerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusisentrik dan
kemudian kembali ke posisi istrahat.

Dalam cara ini gelangan gigit dibuat seperti biasa dan dimensi vertikal
istrahat dari mandibula serta ruang interokusal sebesar 2-3 mm. Dengan
menempatkan malam lunak pada daerah anterior dan premolar pasien
diminta melakukan gerakan menelan .
2.4.4. Fonetik
latar belakang penggunaan cara ini adalah adanya hubungan khusus yang
terjadi antara geligi atas dan bawah pada saat pengucapan huruf-huruf dan
kata tertentu. Bila keadaan ini dapat diduplikasikan pad agelangan gigit atau
geligi tiruan malam, akan membuktikan ketepatan dari dimensi vertikal.

Anda mungkin juga menyukai