Penderita diminta untuk menutup mulut dalam posisi hubungan antar tonjol
yang maksimal. Dengan hubungan antar tonjol yang maksimal. Dengan
hubungan rahang tetap dalam keadaan ini plaster cetak yang telah dicampur
dan telah homogeny didoron masuk ke sulkus bukal kiri dan kanan meliputi
semua gigi yang berkontak. Setelah mengeras plaster dikeluarkan dan
kemudian diletakkan pada model sesuai dengan kedudukan semula di dalam
mulut. Secara teoritis mettode ini sangat baik karena tidak akan terjadi
penambahan dimensi vertikal.
2.3 Perekaman dengan Bantuan Galengan Gigit
Teknik ini digunakan bil ada satu atau lebih daerah perluasan distal atau
sadel tertutup yang terlalu lebar atau gigi yang masih ada sudah saling tidak
berkontak. Dalam keadaan sepeerti ini, galengan gigi digunakan untuk
penentuan relasi rahang yang cermat.
2.4. Perekaman dengan Bantuan Sepenuhnya Galengan Gigit
Cara ini digunakan bila tidak ada kontak oklusi sama sekali antara geligi yang
masih tinggal, umpanya bila GTL rahang atas harus dibuat berasamaan
dengan GTL rahang bawah. Cara ini juga digunakan dalam kasus di mana
geligi yang masih ada sudah tinggal sedikit dan karenanya tidak
mempengaruhi gerakan eksentrik rahang. Rekaman relasi rahang dibuat
pada galengan gigit bila salah satu atau dua rahang hanya mempunyai gigi
anterior saja.
2.4.1. Pengukuran Muka
Pengukuran dengan cara ini merupakan kira-kira saja, dan hasil
penngukurannya dapat bermacam-macam, walaupun dilakukan oleh operator
yang sama. Salah satu galengan gigit dimasukkan ke dalam mulut dan
bidang oklusal disesuaikan sampai mendapat ketinggian yang benar. Ukurn
gelangan dipiliih dan bergantung pada keadaan rahang dan hal ini akan
mmbantu mencapai oklusi. Jika keadaan rahang dan hal ini kan membantu
mencapai oklusi
2.4.2. Posisi Istrahat Fisiologis
Dengan metode ini akan didapatkan 2 dimensi vertikal, yaitu dimensi vertikal
istrahat dan dimensi vertikal dalam keadaan oklusi. Posisi istrahat terjadi bila
keadaan mandibula dalam keadaan tidak berfungsi. Dalam keadaan fungsi ,
mnadibula harus bergerak dari posisi istrahat agar gigi dapat berkontak,
maka jelas bahwa dimensi vertikal istrahat selalu lebih besar dari dimensi
vertikal oklusi.
2.4.3. Proses Menelan
dasar pemikiran penggunaan metode ini ialah kenyataan pada saat menelan
makanan atau air liur, permukaan gigi geligi saling berkontak pada keadaan
dimensi vertika oklusi. Niswonger berpendapat bahwa pada saat menelan
akan terjadi pergerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusisentrik dan
kemudian kembali ke posisi istrahat.
Dalam cara ini gelangan gigit dibuat seperti biasa dan dimensi vertikal
istrahat dari mandibula serta ruang interokusal sebesar 2-3 mm. Dengan
menempatkan malam lunak pada daerah anterior dan premolar pasien
diminta melakukan gerakan menelan .
2.4.4. Fonetik
latar belakang penggunaan cara ini adalah adanya hubungan khusus yang
terjadi antara geligi atas dan bawah pada saat pengucapan huruf-huruf dan
kata tertentu. Bila keadaan ini dapat diduplikasikan pad agelangan gigit atau
geligi tiruan malam, akan membuktikan ketepatan dari dimensi vertikal.