TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan
1. Definisi
Di Indonesia, agar hubungan pria dan wanita diakui secara hukum
maka pernikahan diatur dalam suatu undang-undang. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 pasal 1 tentang pernikahan
menyatakan bahwa pernikahan adalah (6):
Ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suamiistri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan atau perkawinan adalah lambang disepakati suatu perjanjian
(akad) antara seorang laki-laki dan perempuan, atas dasar hak dan kewajiban
yang setara dengan kedua belah pihak (7).
Dyer mendefinisikan pernikahan sebagai suatu subsistem dari
hubungan yang luas dimana dua orang dewasa dengan jenis kelamin berbeda
membuat sebuah komitmen personal dan legal untuk hidup bersama sebagai
suami dan istri. Duvall dan Miller, mengatakan bahwa pernikahan adalah
hubungan yang diketahui secara sosial dan monogamous, yaitu hubungan
berpasangan antara satu wanita dan satu pria (7).
Sehingga bisa didefinisikan sebagai suatu kesatuan hubungan suami
istri dengan harapan bahwa mereka akan menerima tanggung jawab dan
2. Tujuan Pernikahan
Tujuan pernikahan menurut Undang-undang pernikahan No.1 tahun 1974
adalah membentuk bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
(6)
3. Syarat Pernikahan
Pernikahan didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai dan
hanya diizinkan bila pihak pria mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita
mencapai usia 16 tahun, untuk melangsungkan pernikahan seorang yang
belum berumur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Jika ada
penyimpangan terhadap pasal 7 ayat (1) ini, dapat meminta dispensasi
kepada Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua
pihak pria maupun wanita (pasal 7 ayat 2) (6).
B. Pernikahan Dini
1. Definisi
Pernikahan dini didefinisikan sebagai suatu pernikahan yang dilakukan
saat usia dibawah 18 tahun, secara fisik, psikologis, dan fisiologis mempelai
perempuan belum siap untuk menanggung beban pernikahan dan mengasuh
anak. Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada usia
remaja (dibawah 16 tahun pada wanita dan dibawah 19 tahun pada pria) (6,8).
BKKBN merekomendasikan usia ideal untuk menikah pertama bagi
perempuan adalah 21 tahun karena di bawah usia itu masih belum matang
dalam mengelolaan kesehatan reproduksi. Sehingga pernikahan dini menurut
BKKBN adalah pernikahan bagi perempuan di bawah 21 tahun (9).
2. Epidemiologi
Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda
yang cukup tinggi, dimana menempati peringkat ke-37 di dunia (1).
dari
ketentuan
adat.
Kebanyakan
orang
desa
2) Desakan ekonomi
Pernikahan usia muda terjadi karena keluarga hidup di garis kemiskinan,
untuk meringankan beban orang tuanya, maka anak perempuannya dinikahkan
dengan orang yang dianggap mampu (7).
Banyak dari orang tua pasangan yang menikahkan anaknya pada usia
dini memiliki penghasilan minim sehingga tidak memiliki biaya untuk
10
3) Tingkat pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak
dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan
anaknya yang masih dibawah umur. Remaja khususnya wanita mempunyai
kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan
pekerjaan yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan pengambilan
keputusan dari pemberdayaan mereka untuk menunda pernikahan (7).
Banyak dari orang tua pasangan menikah dini, maupun pasangannya
itu sendiri memiliki pendidikan yang rendah. Menurut Rafidah, faktor
pendidikan memiliki potensi 2,9 kali lebih tinggi menikah usia dini jika
memiliki pendidikan rendah. Dalam riset oleh East West Center (EWC)
11
12
43,2% tidak sekolah, 52,5 tidak tamat SD, 54,3% tamat SD, 47,5% tamat
SMP dan 20,3% tamat SMA (1).
Fatchiah E. Kertamuda dalam bukunya Konseling Pernikahan Untuk
Keluarga Indonesia menyebutkan faktor social ekonomi, latar belakang
pendidikan yang tidak memadai dapat menjadi alasan mengapa orang tua
menikahkan anak gadisnya di usia muda (18).
5) Media massa
Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern
kian permisif terhadap seks (7).
6) Agama
Dari sudut pandang agama menikah di usia muda tidak ada pelanggaran
bahkan dianggap lebih baik daripada melakukan perzinahan (7).
13
14
2) Penyesuaian seksual
Masalah penyesuaian utama yang kedua adalah penyesuaian seksual.
Ini adalah masalah yang paling sulit dalam pernikahan dan salah satu penyebab
pertengkaran dan ketidak bahagiaan dalam pernikahan.
3) Penyesuaian keuangan
Banyak istri yang tersinggung karena tidak dapat mengendalikan uang
yang dipergunakan untuk melangsungkan keluarga, mereka merasa sulit dalam
menyesuaikan dengan pendapatan suami.
15
yang
memerlukan
keterampilan
16
untuk
mendatangkan
17
18
19
20
21
.
Menurut Koentjaraningrat, berdasarkan ilmu antropologi kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan millik diri manusia dengan
belajar (25).
2. Unsur Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat pula kebudayaan terbagi atas 7 unsur (25):
22
1. sistem religi,
2. sistem organisasi kemasyarakatan,
3. sistem pengetahuan,
4. sistem mata pencaharian hidup,
5. sistem teknologi dan peralatan,
6. bahasa
7. kesenian.
Semua unsur budaya tersebut terwujud dalam bentuk sistem
budaya/adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial
(aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsur-unsur
kebudayaan fisik (benda kebudayaan) (25).
1. Sistem Religi
Sistem religi meliputi kepercayaan, nilai, pandangan hidup, komunikasi
keagamaan dan upacara keagamaan. Definisi kepercayaan mengacu kepada
pendapat. Fishbein dan Azjen dalam Soekanto, yang menyebutkan pengertian
kepercayaan atau keyakinan dengan kata belief, yang memiliki pengertian
sebagai inti dari setiap perilaku manusia (12).
Aspek kepercayaan tersebut merupakan acuan bagi seseorang untuk
menentukan persepsi terhadap sesuatu objek. Kepercayaan membentuk
pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial (12).
23
24
yang
telah
dipelajari
yang
memungkinkan
bagi
manusia
Kekerabatan
menggambarkan
suatu
struktur
masyarakat
sosial
dari
dapat
masyarakat
dipergunakan
yang
untuk
bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan (26).
3. Sistem Pengetahuan
Spradlye dalam Kalangie menyebutkan, bahwa pengetahuan budaya itu
bukanlah sesuatu yang bisa kelihatan secara nyata, melainkan tersembunyi dari
pandangan, namun memainkan peranan yang sangat penting bagi manusia
dalam menentukan perilakunya. Pengetahuan budaya yang diformulasikan
dengan beragam ungkapan tradisional itu sekaligus juga merupakan gambaran
dari nilai - nilai budaya yang mereka hayati (26).
Nilai budaya sebagaimana dikemukan oleh Koentjaraningrat adalah
konsep-konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu
25
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam
hidup. Dan suatu sistem nilai budaya, yang sifatnya abstrak, biasanya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (25).
26
6. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia
untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan,
ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud
hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa,
manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata
krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala
bentuk masyarakat (25).
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi
umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat
untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan
27
7. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks. Kesenian yang meliputi: seni
patung/pahat, seni rupa, seni gerak, lukis, gambar, rias, vocal, musik/seni
suara, bangunan, kesusastraan, dan drama (25).
28
29
maka anak gadis tersebut mengundang kesialan pada 41 rumah yang berada di
sekitar rumahnya (5).
Secara hukum perkawinan usia anak dilegitimasi oleh Undang-undang
RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang ini
memperbolehkan anak berusia 16 tahun untuk menikah, seperti disebutkan
dalam pasal 7 ayat 1, Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah
mencapai 19 (sembilanbelas) tahun, dan pihak wanita sudah mencapai 16
(enambelas) tahun. Pasal 26 UU R.I Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, orang tua diwajibkan melindungi anak dari perkawinan
dini, tetapi pasal ini, sebagaimana UU Perkawinan, tanpa ketentuan sanksi
pidana sehingga ketentuan tersebut nyaris tak ada artinya dalam melindungi
anak-anak dari ancaman perkawinan dini (6).
30