Anda di halaman 1dari 33

to watch To Monitor to observe to check

Memantau untuk mendapatkan informasi supaya ahli anestesi dapat bekerja dengan aman dan jika ada penyimpangan dapat segera dikembalikan ke keadaan sefisiologis mungkin

Fungsi pernafasan Jantung

Pemantauan Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Tingkat kedalaman anestesia : Perubahan tekanan darah, nadi, pernafasan, pupil, refleks-refleks, pergerakan bola mata dan kesadaran Elektroensefalogram (EEG) Pembedahan serebrovaskuler, bypass kardiopulmoner dan teknik hipotensi kendali

A. Pengukuran secara noninvasif


1.Inspeksi warna kulit atau keadaan perifer pembuluh darah merah muda (oksigenasi baik), pucat (vasokonstriksi, anemia) atau kebiruan (sianosis) 2. Palpasi arteri temporalis, arteri radialis, arteri femoralis atau arteri karotis. - kuat lemah, teratur tidak, cepat lambatnya irama nadi. kulit atau anggota gerak - > kering, lembab atau hangat

3. Pengukuran tekanan darah Pengukuran setiap 3 sampai 5 menit dengan cara auskultasi Lebar manset adalah 2/3 panjang lengan atau 20% - 50% lebih
besar dari diameter lengan

Tekanan arteri rerata (TAR) atau mean arterial pressure (MAP) = tekanan diastole + 1/3 (tekanan sistole tekanan diastole) atau { (tekanan sistole + 2 tekanan diastole)

Teknik pengukuran
a.

Metode palpasi Kembangkan kaf sampai denyut nadi tidak teraba. Perlahan-lahan kaf kempeskan sampai teraba kembali denyut nadi. Tekanan sistolik terbaca saat arteri terasa berdenyut untuk pertama kali.

b. Metode flush Pd bayi / anak kaf dikembangkan dilepas kulit merah sistole c. Metode Korotkoff atau auskultasi Stetoskop pd arteri brakialis. Tekanan sistolik - pertama kali bunyi nadi terdengar dan tekanan diastolik bunyi menghilang.

. d. Metode Doppler Kegemukan, nak-anak atau pasien syok. Pulsasi dari dinding arteri atau pergerakan darah yang melalui suatu transduser memancarkan suatu gelombang ultrasonik Tekanan yang dapat diukur hanyalah tekanan sistolik

e. Oskilometer Pulsasi arteri oskilasi pada tekanan kaf. Oskilasi kecil apabila kaf dikembangkan diatas tekanan sistolik. Saat tekanan kaf turun sampai tekanan sistolik, pulsasi akan dihantarkan ke seluruh kaf dan oskilasi akan meningkat. Oskilasi maksimal terjadi saat mencapai tekanan arteri rerata -- turun.

Gambaran perubahan gelombang pada oskilometer

4. Elektrokardiografi (EKG)
Gambaran EKG menunjukkan aktivitas listrik dari jantung. EKG dipakai untuk pemantauan kejadian disritmia kordis, iskemia miokard, perubahan elektrolit, henti jantung dan aktivitas alat pacu jantung. Lead I atau lead II untuk memantau kejadian disritmia kordis. Standar pemantauan EKG adalah penempatan three-limb lead. Konfigurasi CM5 yaitu elektroda negatif pada ruang interkostal 1 atau 2 sebelah kanan manubrium sterni dan elektroda positip pada ruang interkostal 5 garis aksiler kiri

Konfigurasi 3 lead EKG

Konfigurasi lead CM5

1. Kateterisasi arteri a.Radialis, a. ulnaris, a. brakialis, a. femoralis, a. dorsalis pedis dan a. tibialis posterior serta a. Aksilaris b.Komplikasi hematom, perdarahan, trombosis arteri, pembentukan pseudoaneurisma arteri, vasospasme, emboli udara atau trombus, nekrosis dari kulit, kerusakan saraf, infeksi, iskemia daerah distal dan masuknya obat ke intra arteri.

Kanulasi arteri radialis

2. Kateterisasi vena sentral Indikasi : pemantauan tekanan vena sentral hipovolemi dan syok, infus nutrisi parenteral dan obat-obatan, aspirasi emboli udara, insersi transcutaneous pacing leads, dan akses vena perifer yang tidak baik Kontraindikasi : Penyebaran sel tumor ginjal yang masuk ke atrium kanan atau fungating tricuspid valve vegetations. Pasien dg terapi antikoagulan atau yang pernah dilakukan ipsilateral carotid endarterectomy o/ penusukan arteri karotis tidak disengaja .

Komplikasi : infeksi, emboli udara atau trombus, disritmia (ujung kateter masuk ke atrium kanan atau ventrikel), hematom, pneumotoraks, hidrotoraks, chylothorax, perforasi jantung, tamponade jantung, trauma pembuluh darah atau nervus dan trombosis

Kanulasi vena jugularis interna dengan teknik Seldinger Nilai normal tekanan vena sentral adalah 5 12 mmH2O

Pengamatan terhadap gerakan balon reservoir, warna mukosa bibir dan lidah, penilaian potensi jalan nafas dan pola respirasi. Tanda hipoksemia, hiperkarbi dan obstruksi jalan nafas 1. Stetoskop prekordial Stetoskop prekordial (Wenger chestpiece) terbuat dari metal, sangat berat dan berbentuk seperti bel. Stetoskop ini diteletakkan diatas dada atau pada suprasternal notch

Stetoskop prekordial

2. Stetoskop esofageal Terbuat dari plastik lembut, berbentuk seperti kateter dengan ujung distal yang dilindungi dengan balon. Komplikasi : iritasi mukosa dan perdarahan

3. Oksimeter denyut (Pulse oximetry) 1.Mengukur frekuensi denyut nadi dan tingkat saturasi oksigen hemoglobin dengan metode penyerapan gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu pd probe. 2.Pada kaki, telinga atau lengan (pada anak-anak), ujung jari 3.Mengukur frekuensi denyut nadi dan tingkat saturasi oksigen hemoglobin secara non invasif 4.Saturasi 95% atau lebih oksigenasi arterial perifer yang adekuat

Probe oksimeter denyut pada anak-anak/bayi

4.Kapnografi Mengukur karbondioksida (CO2) pada satu siklus respirasi didalam sirkuit nafas. Kadar CO2 (diukur dalam kilo Pascal atau mmHg) pada fase inpirasi dan ekspirasi serta kadar CO2 pada akhir ekshalasi (End Tidal CO2 atau ETCO2) Menilai ventilasi yang adekuat, deteksi intubasi esofageal, diskoneksi sirkuit nafas atau ventilator, problem sirkulasi dan deteksi hipertermia maligna

5. Analisa gas darah Tujuan pemantauan disini adalah untuk mengetahui tekanan parsial O2, tekanan parsial CO2, saturasi oksigen dan pH darah

PEMANTAUAN BLOKADE NEUROMUSKULER


Pemantauan lewat ekspirasi eksternal yang timbul, tonus dan gerakan otot, dan respon otot terhadap tindakan pembedahan 1. Parameter non respirasi
Kemampuan membuka mata dengan lebar. Kemampuan menjulurkan lidah. Kekuatan pegangan tangan. Kemampuan mengangkat kepala sekurangnya 5 detik. Kemampuan batuk secara efektif.
2. Parameter respirasi Volume tidal yang adekuat. Kapasitas vital sekurang-kurangnya 15-20 ml/kgBB. Kekuatan inspirasi pada tekanan negatif 20 25 cmH2O. 3. Respon pada pemantauan stimulator syaraf Kembalinya respon pada twitch tunggal setinggi kontrol. Respon tetanik terus menerus pada stimulasi frekuensi tinggi. Kembalinya reson TOF pada rasio diatas 75%.

Termistor atau thermocouple pada membrana timpani, rektum, nasofaring, esofagus, kandung kencing atau kulit. Hipotermi < 36OC vasokonstriksi dan menggigil Kebutuhan oksigen otot jantung meningkat 200400%. Efek fisiologik yang tidak menguntungkan : :::dahipotermi

Cara-cara untuk mencegah terjadinya hipotermia

Indikasi : Pasien dengan penyakit jantung kongestif, gagal ginjal, penyakit hati lanjut atau pasien syok. pembedahan jantung, bedah aorta atau pembuluh darah ginjal, kraniotomi, bedah abdomen mayor, pembedahan dengan waktu lama dan pembedahan yg memerlukan cairan banyak serta pemberian obat diuretik selama pembedahan. Komplikasi : Trauma pada uretra dan infeksi saluran kencing.

Jumlah urin fungsi dan perfusi dari ginjal, keadaan

kardiovaskuler dan volume cairan. N : 0,5 -1 ml/kgBB/jam PEMANTAUAN PERDARAHAN Jumlah perdarahan botol penghisap, kasa operasi, kain penutup pasien, baju ahli bedah dan darah yang mungkin ada di lantai. Warna perdarahan merah tua, merah muda atau hitam. Anak atau bayi, jumlah perdarahan sedikit anemia Dewasa Hb normal, perdarahan sampai 20% volume darah total atau penurunan Hb sampai 9 10 gr% masih dapat ditoleransi

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai