Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)


DI GAMPONG KLIENG COT ARON KEC. BAITUSSALAM
KAB. ACEH BESAR, JUMAT/13 APRIL 2012

A.

Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi saluran atas yang
ditandai dengan batuk pilek yang datangnya secara tiba-tiba yang disebabkan oleh virus yang
ditimbulkan oleh cuaca dingin karena perubahan musim, kurang gizi imunisasi yang tidak
lengkap sehingga dapat mengakibatkan anak sakit bertambah parah, kecerdasan berkurang,
sesak nafas dan akhirnya dapat menimbulkan kematian (Brunner, 2001).
Gejala awal yang timbul biasanya berupa batuk pilek, yang kemudian diikuti dengan
napas cepat dan napas sesak. Pada tingkat yang lebih berat terjadi kesukaran bernapas, tidak
dapat minum, kejang, kesadaran menurun dan meninggal bila tidak segera diobati. Usia
Balita adalah kelompok yang paling rentan dengan infeksi saluran pernapasan. Kenyataannya
bahwa angka morbiditas dan mortalitas akibat ISPA, masih tinggi pada balita di negara
berkembang (Depkes, 2000 dalam Winarto, 2008).
World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per
1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Di Indonesia,
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab
kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10
penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun

2005 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia


dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita (Depkes, 2000 dalam Asrun, 2006).
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh mahasiswa
Keperawatan komunitas bahwa Penyakit yang sering diderita balita dalam tiga bulan terakir
adalah batuk pilek sebanyak 54, 39%, Demam sebanyak 21,05%, Cara keluarga mengolah
sampah dengan cara dibakar sebanyak 80,5 %, Ibu yang memiliki balita berkeinginan
mendapatkan informasi mengenai penanganan awal tentang ISPA sebanyak 100%,
Masyarakat yang belum pernah mendapatkan informasi tentang pola hidup bersih sehat.
Dari hasil data tersebut maka tim komunitas bersama masyarakat desa melalui
Lokakarya mini yang telah diselenggarakan hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 sepakat untuk
melaksanakan penyuluhan tentang ISPA sebagai upaya pencegahan dari munculnya penyakit
ISPA pada anak pada hari Jumat 6 April 2012 di meunasah Klieng Cot Aron.

B.

Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Peningkatan penyakit ISPA pada Balita di Desa Klieng Cot Aron berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan ibu yang memiliki Balita tentang ISPA dan perawatannya.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang ISPA dan perawatannya.
b. Tujuan Khusus
1) Ibu-ibu yang hadir mampu menyebutkan pengertian ISPA.
2) Ibu-ibu yang hadir mampu menyebutkan penyebab ISPA
3) Ibu-ibu yang hadir mampu menyebutkan tanda dan gejala ISPA.

4) Ibu-ibu yang hadir mampu mengetahui dan mengerti akibat dari ISPA
5) Ibu-ibu yang hadir mampu mengetahui tentang cara pencegahan terjadinya ISPA
6) Ibu-ibu yang hadir mampu mengetahui tentang cara perawatan anak yang
mengalami ISPA baik dari usia kurang dari 2 tahun, dan lebih dari 2 tahun
C. Rencana Kegiatan
1. Topik
Penyuluhan tentang ISPA dan perawatannya di desa Klieng Cot Aron Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
2. Metode
Ceramah/tanya jawab dan diskusi.
3. Media
Media yang digunakan untuk presentasi adalah sound system, LCD dan Leaflet.
4. Waktu
Hari/tanggal
Pukul

: Jumat, 13 April 2012


: 16.00 s/d 16.30

5. Tempat
Meunasah desa Klieng Cot Aron kecamatan Baitussalam.
Strategi Pelaksanaan :
NOWAKTUKEGIATANPJ1
2

16.00 s/d 16.05 WIB


16.05 s/d 16.25 WIB

16.25 s/d 16.30 WIB

kecil terutama di malam hari telingga


berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar. Cara yang tepat untuk meyakinkan
seseorang

i telah berlangsung beberapa


tahun dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan
gangguan
tidu

apabila arteri-arteri yang


memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerahdaerah
yang
diper

uluh darah otak dapat menyebabkan


terjadinya setengah lumpuh. Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak,
atau

uluh darah mata atau berkumpulnya


cairan di sekitar saraf mata. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan.
e.
Di

kan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis


tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Jika pada pengukuran
per

ya untuk meyakinkan adanya

hipertensi. Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat sphygmomanometer (termometer)


dan
stetoskop.

si. Setelah diagnosis ditegakkan


dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.
P

55555555555555555

Anda mungkin juga menyukai