Anda di halaman 1dari 12

KERAJAAN

SAMUDRA
OLEH
PASAI

AUDY YUSUF G.

HUDZAIFAH HABIB A.
KARIMA NUR U.H.
:

03

: 11
13

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1


SURAKARTA
JL. MT. Haryono 24 D Surakarta. Telp/Fax (0271) 713479

Gambaran Umum
Sejarah
Pemerintahan
Wilayah Kekuasaan

Samudra
Pasai

Perekonomian
Agama dan Budaya
Keruntuhan
Silsilah Pemerintahan
Peninggalan Sejarah

Gambaran umum
Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang
terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih
di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara,
Provinsi Aceh, Indonesia.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang
kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan
kajian sejarah. Namun beberapa sejarawan memulai
menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan
dari Hikayat Raja-raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan
beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan
emas dan perak dengan tertera nama rajanya.

Sejarah Berdirinya
Kerajaan Samudra Pasai
Kapan berdirinya Kesultanan Samudera Pasai belum
bisa dipastikan dengan tepat dan masih menjadi perdebatan
para ahli sejarah. Namun, terdapat keyakinan bahwa
Kesultanan
Samudera
Pasai
sudah
menebarkan
pengaruhnya di wilayah Asia Tenggara sejak tahun 1297
Masehi.
Sejumlah ahli sejarah dan peneliti Eropa pada zaman
kekuasaan Hindia Belanda telah beberapa kali melakukan
penyelidikan untuk menguak asal-usul keberadaan Samudra
Pasai. Beberapa peneliti dari Belanda, menyepakati
perkiraan bahwa Kesultanan Samudera Pasai baru berdiri
pada pertengahan abad ke-13 serta menempatkan nama
Sultan Malik Al Salih sebagai pendirinya.

Pemerintahan
Pusat
pemerintahan
Kesultanan
Pasai
terletak
diantara Krueng
Jambo
Aye (Sungai
Jambu
Air)
dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut
Ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya sekitar dua
minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak
memiliki benteng pertahanan dari batu, namun telah
memagari kotanya dengan kayu. Pada kawasan inti kerajaan
terdapat masjid, dan pasar serta dilalui oleh sungai tawar
yang bermuara ke laut.
Dalam
struktur
pemerintahan
terdapat
istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara anak-anak
sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun,
begitu juga beberapa petinggi kerajaan.

WILAYAH KEKUASAAN
Samudera
Pasai
pada
masa
kejayaannya terletak di daerah yang diapit
oleh dua sungai besar di Pantai Utara
Aceh, yaitu Sungai Peusangan dan
Sungai
Pasai.
Daerah
kekuasaan
Kesultanan Samudera Pasai tersebut juga
meliputi Samudera Geudong (Aceh
Utara), Meulaboh, Bireuen, serta Rimba
Jreum dan Seumerlang (Perlak).
Sementara itu, ada pula yang
menganut pendapat bahwa wilayah
Kesultanan Samudera Pasai meliputi
wilayah yang lebih luas lagi ke sebelah
selatan, yaitu hingga ke muara Sungai
Jambu Ayer

Perekomian
Pasai
merupakan
kota
dagang.
Mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya,
dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada
dijual
dengan
harga perak 1 tahil.
Dalam
perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan
koin emas sebagai
alat
transaksi
pada
masyarakatnya,
mata
uang
ini
disebut deureuham (dirham). Sementara, masyarakat
Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang
dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah
untuk menghasilkan keju.

Agama dan Budaya


Islam merupakan agama yang dianut oleh
masyarakat Pasai. Dari catatan Ma Huan dan Tom
Pires, telah membandingkan dan menyebutkan
bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip
dengan Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada
upacara kelahiran, perkawinan dan kematian.
Kemungkinan
kesamaan
ini
memudahkan
penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang
akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara
putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana
diceritakan dalam Sulalatus Salatin.

Keruntuhan Kerajaan
Samudra Pasai
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan
Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di
Pasai
yang
mengakibatkan perang
saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai
meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk
meredam
pemberontakan
tersebut.
Namun
Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan
oleh Portugal tahun 1521 yang
sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511,
dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah
menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Silsilah Pemerintahan
Berikut nama-nama sultan/sultanah yang diketahui pernah
memimpin Kesultanan Samudera Pasai :
1. Sultan Malik Al-Salih (1267-1297)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud
4. Sultan Malikul Mansur
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420-1428)
8. Sultan Sallah Ad-Din (1402)
9. Sultan Abu Zaid Malik Az-Zahir 1455)
10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)
11. Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500)
12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)
13. Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)

Peninggalan Sejarah

Uang yang
dipergunakan
untuk
berdagang

Penulisan
hikayat Raja
Pasai

Batu nisan Merah Silu


(Sultan Malik al Saleh)

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai