metabolisme
terbagi menjadi
di
dalam
tubuh
dan
Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang
mebutuhkan energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
3.2 Metabolisme pada makhluk Air ( Novian P)
Seperti proses respirasi,
dan
metabolism
makhluk
hidup
lainnya. proses ini memerlukan lingkungan yang cukup oksigen. Proses respirasi terjadi
secara aerobik. Respirasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen.Dari proses respirasi
akan menghasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, dan pertumbuhan (Regnault 1980). Contohnya adalah respirasi pada
glukosa, reaksi sederhananya adalah sebagai berikut :C6H12O6 + 6 O2
6 H2O + 6
energi
adalah
proses
perubahan
glukosa
menjadi
glukosa
6-fosfat
(Candrika Pratama)
Glukosa 6-fosfat kemudian diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang kemudian diubah
lagi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan satumolekul ATP. Fruktosa 1,6-bifosfat
diubah menjadi gula fosfat yang memili 3 atomkarbon, yaitu gliseraldehid 3-fosfat dan
dihidroksiaseton fosfat. Selanjutnya yang digunakan pada tahap glikolisis adalah
gliseraldehid 3-fosfat.Fase produksi energi gliseraldehid 3-fosfat yang dihasilkan dari fase
investasi energi kemudian mengalami oksidasi dan fosforilasi menjadi 2 molekul 1,3bifosfogliserat.Pada tahap ini 2 atom P berikatan dengan 2 atom NAD+ membentuk 2
NADH dan H+. Masing-masing molekul 1,3-bifosfigliserat tersebut kemudian mengalami
fosforilasitingkat substrat menjadi 3-fosfogliserat. Pada tahap ini dihasilkan 2 molekul
ATP.Masing-masing molekul 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dan kemudian
diubah menjadi 2 molekul fosfoenolpiruvat. Pada tahap tersebut dihasilkan 2 H2O. Dua
molekul fosfoenolpiruvat kemudian diubah menjadi 2 molekul piruvat melalui proses
fosforilasi tingkat substar dan dihasilkan 2 molekul ATP. Kesimpulan dari jalur glikolisis
adalah dihasilkan 2 piruvat + 2 NADH + 4 ATP + 2 H2O.
3.3 Metabolisme Tumbuhan Air (Lamun/ seagrass) Amalia Insani
Ekosistem seagrass(lamun) merupakan salah satu ekosistem
laut
dangkal
yangmempunyai peranan yang cukup penting dalam kehidupan berbagai biota laut
sertamerupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif. Ekosistem lamun
didaerah tropis mempunyai produktivitas yang tinggi, namun kandungan zat haranya
rendah dalam air permukaan dan cukup tinggi dalam air pori sedimen ( pore water ).
(wiwid L.)
Ketercukupan
nutrien
di
perairan
padang
lamun
dapat
berperan
sebagai
umumnya dikonsumsi oleh penyu hijau sedangkan dugong mengonsumsi daun Posiidonia
dan Halophila sebagai makanan utama (Miller, W., et al., 1999). Ekosistem padang
lamun berfungsi sebagai penyuplai energi baik pada zona bentik maupun pelagis. Hasilana
lisis protein lamun Spesies T. ciliatum, C. rotundata, C. serrulata, T. hemprichii,dan E.
Acoroides menunjukkan bahwa tumbuhan lamun merupakan sumber nutrien protein
perairan yang baik bagi biota yang hidup di dalamnya (Gambar 1).
(Fabian)
Nitrogen,sebagai unsur utama pembentukan protein diserap oleh tanaman dalam
bentuk nitrat(NO3-) dan amonium (NH4+), jumlah nitrogen yang banyak dalam daun
menyebabkan daun menjadi lebat dan berwarna hijau daun. Tetapi kekurangan nitrogen
akan menyebabkan klorosis terutama pada daun muda (Taiz et al,. 2002).Tumbuhan,
termasuk lamun membentuk protein dari CO2, H2O, dan senyawa nitrogen. Protein terdiri
atas satu atau lebih rantai polipeptida yang masing-masing terdiri atas raturan asam amino.
Komposisi dan ukuran tiap protein bergantung pada jenis dan jumlah sub unit asam amino
penyusunnya. Protein umumnya terdiri atas 18 sampai 20 jenis asam amino yang berbeda,
dan sebagian besar protein mengandung secara lengkap 20 asam amino. Komposisi dan
urutan asam amino protein sangat menentukan rantai polipeptida atau proteinnya,
disamping faktor pH, suhu, kekuatan ionik di dalam sel tumbuhan. Dalam sitosol sel,
asam-asam amino lebih bersifat hidrofobik (seperti; valin, leusin, isoleusin, metionin, dan
kadang-kadang tirosin akan mengumpul pada bagian dalam, sedangkan asam amino yang
bersifat hidrofilik (seperti; serin, asam glutamat, glutamin, asam aspartat, asparagin, lisin,
histidin, danarginin) umumnya berada pada bagian permukaan molekul protein (Taiz et al,.
2002).
DAFTAR PUSTAKA
KKP.
Pengolahan
Sumber
Daya
Perikanan.
2009.
http://www.kkp.go.id/upload/jica/book_file/11_FishResourcesManagement.pd
f(Diakses pada hari Jumat tanggal 5 September 2014 pukul 19.30 WIB)