Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

1. Suku CRASSULACEAE
Klasifikasi
Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledonae

Anak Kelas

: Angiospermae

Bangsa

: Resales

Suku

: Crassulaceae

Ciri-ciri Morfologi Umum


Habitus

: Semak, tinggi 1 m.

Batang

: segi empat, lunak, beruas, warna hijau. Batang segi empat tumpul atau
hampir

membulatbunga

berbilangan

atau

kelipatan

empat,

menggantung, pada malai yang tegak tidak rapat.


Daun

: berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, banyak mengandung


air, bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm,
lebar 2,5-15 cm, ujung daun tumpul, pangkal membundar, permukaan
daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-abuan. . Daun tunggal
atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip berdaun 5. Daun
atau tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul,
beringgit atau beringgit rangkap, 5-20 kali 2,5-15 cm.

Bunga/Perbungaan

: Majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak bertaju empat,


licin, mahkota bentuk corong, empat heiai, simetris, benang sari
bentuk ginjal, putik bentuk tabung, kepala putik bulat, kuning.

Buah

: kotak, warna ungu bernoda putih. buah silindris, melembung, 1,5


-4cm panjangnya, taju pendek. Mahkota bentuk periuk ataulonceng,
jelas menyempit di atas pangkal yang melebar, di atasnya lagi
melebar, panjang 3,5-5,5 cm, bagian yang muncul di atas kelopak
merah, pangkal tabung dengan 8 lipatan yang dalam, taju bulat telur
bentuk lanset, bentuk ekor yang meruncing. Benang sari8, dua
lingkaran. Tangkai putik panjang. Helaian sisik segi empat.

ANATOMI :
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri
dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit. Epidermis
bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata lebih
banyak daripada epidermis atas. Di dalam mesofil tidak terdapat jaringan palisade, jaringan
bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir bundar, berisi lender, terdapat sedikit
hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Pada tulang daun terdapat pembuluh tipe kolateral,
pada bagian bawah berkas pembuluh terdapat beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian
bawah tulang daun terdapat 1 sampai 2 lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal
tampak epidermis atas dan epidermis bawah berebtuk polygonal, dinding sedikit berombak,
stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna hijau kotor keabu-abuan. Fragmen pengenal
adalah epidermisa atas dinding sedikit berombak dengan stomata anomisitik, epidermis
bawah dinding sedikit bergelom- bang dengan stomata lebih banyak; mesofil meliputi dari sel
besar, bentuk bundar, dinding tipis, di dalamnya kadang-kadang ada hablur kalsium, oksalat
bentuk prisma;

berkas pembuluh

xilem

dengan penebalan tangga

dan spiral.

FISIOLOGI

Tanaman cocor bebek merupakan tanaman yang melakukan fotosintesis C3. Dalam
sintesis C3, CO2 difiksasi ke gula berkarbon lima, yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim
karboksilase RuBP (rubisko). Molekul berkarbon enam yang terbentuk tidak stabil dan segera
terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA merupakan karbohidrat
stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk sehingga cara tersebut dinamakan sintesis
C3. Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandung energi
yang lebih kecil dibandingkan satu molekul RuBP, sehingga fiksasi CO2 berlangsung
spontan dan tidak memerlukan energi dari reaksi terang (fotosintesis). Untuk mensintesis
molekul berenergi tinggi, energi dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang
digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua molekul
PGAL dapat membentuk satu molekul glukosa. Satu siklus Calvin telah lengkap bila
pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO2 yang tercampur
menjadi enam molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung dengan enam molekul
RuBP dihasilkan satu glukosa dan enam RuBP sehingga siklus dapat dimulai kembali.

Penampang melintang sosor bebek


Penyebaran
Terna tahunan yang berasal dari Madagaskar, tersehar di daerah tropik. Tinggi 1 m,
dipelihara di pekarangan rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempattempat yang tanahnya berbatu-batu, daerah panas dan kering. Tumbuh sampai 1.000 m
di atas permukaan laut. . Herba berdaging, pada pangkalnya agak berkayu, tegak,
tinggi 0,3-2 m, gundul. Tanaman ini merupakan tanaman terna, tahunan, tinggi 30 - 100
cm, batang lunak dan beruas, daun tebal berdaging, banyak mengandung air, helaian daun
lonjong, bertangkai panjang, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi beringgit, permukaan
daun gundul, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5 - 15 cm, warnanya hijau sampai hijau keabuabuan. Bunga majemuk, bentuk malai, menggantung, mahkota bentuk corong, merah.
Buah kotak, ungu bernoda putih. Biji putih. Perbanyakan dengan daun. Daun kalau
dipetik akan membentuk kuncup-kuncup anak tanaman dalam toreh-toreh pinggiran
daunnya.
Cocor bebek berasal dari madagaskar yang tersebar di daerah tropis, ditanam di
pekarangan rumah sebagai tanaman hias atau tumbuhan liar di tepi jurang, tepi jalan dan
tempat-tempat lain yang tanahnya berbatu pada daerah panas dan kering, mulai dataran
rendah sampai pada ketinggian 1.000 m dpl.
Kandungan Kimia
Kalanchoe kaya akan alkaloid, triterpene, glikosida, flavonoid, steroid dan lipid.
Bagian daun mengandung gugus kimia yang disebut bufadienolida yang sangat aktif dan
memiliki suatu ketertarikan yang menarik para ilmuwan. Bufadienolida ini sangat serupa
dalam struktur dan aktivitas dari dua macam glikosida jantung, digoksin dan digitoksin
(obat yang digunakan untuk pengobatan klinik gagal jantung kongestif kondisi terkait).

Bufadienolida dari Kalanchoe telah didemonstrasikan pada klinik riset yang ternyata
memiliki kemampuan antibakteri, antitumor, pencegah kanker, dan kerja insektisida.
Kandungan kimia yang ditemukan pada Kalanchoe adalah : arachidic acid, astragalin,
behenic acid, beta amyrin, benzenoids, beta-sitosterol, bryophollenone, bryophollone,
bryophyllin, bryophyllin A-C, bryophyllol, bryophynol, bryotoxin C, bufadienolides,
caffeic acid, campesterol, cardenolides, cinnamic acid, clerosterol, clionasterol,
codisterol, coumaric acid, epigallocatechin, ferulic acid, flavonoids, friedelin, glutinol,
hentriacontane, isofucosterol, kaempferol, oxalic acid, oxaloacetate, palmitic acid,
patuletin, peposterol, phosphoenolpyruvate, protocatechuic acid, pseudotaraxasterol,
pyruvate, quercetin, steroids, stigmasterol, succinic acid, syringic acid, taraxerol, dan
triacontane.
Pemanfaatan
Beberapa penggunaan tradisional Kalanchoe dapat dijelaskan oleh riset klinik.
Penggunaan tradisional untuk kondisi infeksi (baik internal maupun eksternal) yang didukung
oleh riset mengindikasikan bahwa daun Kalanchoe memiliki aktivitas antibakterial, antivirus,
dan antijamur. Daun dan getah daun telah diperlihatkan secara in vitro memiliki aktivitas
antibakteri untukStaphylococcus, E. coli, Shigella, Bacillus dan Pseudomonas, termasuk
beberapa strain bakteri yang resisten terhadap obat. Ekstrak daun Kalanchoe (penggunaan
topikal dan internal) menunjukkan untuk mencegah dan mengobati leishmaniasis (penyakit
parasit pada negara tropis yang ditransmisikan oleh gigitan lalat) baik pada manusia maupun
binatang. Disamping efek antibakterinya, penggunaan tradisional Kalanchoe untuk gangguan
pernafasan bagian atas dan batuk dapat dijelaskan oleh riset yaitu bahwa getah daun
Kalanchoe memiliki potensi sebagai antihistamin dan antialergi. Pada studi in vivo (dengan
tikus dan babi guinea) getah daun Kalanchoe dapat melindungi secara kimiawi induksi reaksi
anafilaksis dan kematian oleh pemblokkan secara selektif reseptor histamin di paru-paru.
Pada studi in vivo lainnya, ilmuwan memvalidasi penggunaan Kalanchoe untuk
gastric ulcer. Ekstrak daun melindungi tikus dari beberapa penginduksi ulcer seperti stres,
aspirin, etanol, dan histamin. Riset in vivo lainnya mengkonfirmasikan bahwa Kalanchoe
dapat mengurangi demam, dan menyediakan efek antiinflamasi, meringankan sakit, dan efek
relaksasi otot. Efek antiinflamasi secara parsial diatributkan untuk efek immunomodulator
dan immuno suppresant yang didokumentasikan oleh ilmuwan dalam beberapa penelitian.
Pada beberapa studi in vivo dan in vitro, peneliti melaporkan bahwa ekstrak daun dan
getahnya dapa menekan beberapa reaksi imun, termasuk trigger inflammatory response yang

mirip dengan respon histamin. Kalanchoe juga memperlihatkan aktivitas sedatif dan depresan
sistem saraf pusat di penelitian pada binatang. Efek ini secara parsial diatributkan untuk
ekstrak daun yang memeperlihatkan kemampuan untuk meningkatkan neurotransmitter di
otak yang disebut GABA (Gamma Amino Butyric Acid)
Daun Kalanchoe daigremontiana berkhasiat sebagai obat batuk dan penurun panas.
Untuk obat penurun panas dipakai 20 gram daun segar Kalanchoe daigremontiana, dicuci
dan ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada dahi
.
b. Data Tumbuhan

Cordyline frulicosa (Hanjuang)

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Anak Kelas

: Liliales

Bangsa

: Liliales

Suku

: Liliaceae

Marga

: Cordyline

Jenis

: Cordyline fruticosa (L) A. Chev.

Nama Lokal

: Jawa

: Hanjuwang (Sunda); Andong, Endong (Jawa)

Bali

: Andong, Endong, Handwang

Sumatra

: Bak juwang, Laklak (Aceh); Kalinjuhang Katunggal,


Linjuang, Si linjuang (Batak); Anjiluwang, Jiluwang,
Lanjuwang, Linjuwang (Makasar); Anderuwang (Lampung);

Kalimantan : Renjuwang, Sabang, Sawang, Penjuang (Dayak)


1.

Pertelaan

Habitus

: Perdu bercabang; tinggi 2-4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang
berbentuk cincin.

Batang

: Bulat, keras, bekas dudukan daun nampak jelas, bercabang, coklat


keabu- abuan

Daun

: Tanaman Andong berdaun

tunggal, daunnya berbentuk

lanset

dengan panjang sekitar 30 50 cm, sedangkan lebar daun 5 10 cm,


pada ujung dan pangkalnya berbentuk

runcing,

tepi rata,

letak

daunnya terutama diujung batang

terlihat berjejal dengan susunan

seperti spiral. pelepah 5-10 cm, pertulangan menyirip.


Bunga/Perbungaan

: Bunga Majemuk berbentuk malai, di ketiak daun dengan panjang


sekitar 30 cm, warnanya dadu atau hijau ungu, ada juga yang
berwarna kuning muda bertangkai panjang, bercabang melebar,
dengan daun pelindung yang besar pada pangkal cabang dengan
panjang 1,4 cm. Anak daun pelindung pada pangkal bunga kecil.
Daun tenda bunga 6, memanjang, panjang 1,3 cm, 3 yang luar pada
bagian separo bawah melekat, erat dengan yang di dalam, bagian
yang teratas lepas dan melengkung kebelakang kembali. ujung
runcing, kelopak berlaju, mahkota

terdiri dari 6 daun mahkota,

benangsari Benang sari bertaju 6, tertancap pada tenda bunga,


menempel pada tenda bunga, tangkai putih, putik putih, kepala putik
bertaju tiga, ungu
Buah

: Buah buni bentuk bola/bulat, merah mengkilat

Dokumentasi

2.

Manfaat dan Khasiat Obat


Berkhasiat untuk Menyejukkan darah, menghentikan perdarahan, menghilangkan

bengkak. Daun Cordyline fruticosa berkhasiat sebagai obat luka dan obat wasir serta perut
kembung. Akarnya dikunyah mentah ditambah

pinang untuk obat mencret . Hanjuang

Cordyline sering dipakai sebagai tanaman pelindung dan pembatas blok pada sawah,
ladang, serta perkebunan teh atau kina di Indonesia. Hanjuang, terutama C. fruticosa,

populer sebagai tanaman hias. Daun hanjuang dipakai sebagai pembungkus makanan.
Hasil penelitian menunjukkan, bungkus daun hanjuang memiliki kemampuan antibakterial.
Tanaman Andong mempunyai rasa manis, ambar dan sifatnya sejuk, mempunyai efek
farmakologis

sebagai

penghenti

pendarahan,

bersifat

menyejukan

darah

dan

menghilangkan bengkak. Tanaman Andong banyak digunakan untuk pengobatan berbagai


penyakit dan gangguan kesehatan yang disertai pendarahan seperti : TBC paru yang
disertai Batuk darah, pendarahan pada kehamilan, haid yang banyak, air kemih
berdarah, wasir berdarah, luka berdarah, atau digunakan pada gangguan pencernaan seperti
diare, disentri dan sakit maag.
Hanjuang Cordyline sering dipakai sebagai tanaman pelindung dan pembatas blok
pada sawah, ladang, serta perkebunan teh atau kina di Indonesia. Hanjuang, terutama C.
fruticosa, populer sebagai tanaman hias. Daun hanjuang dipakai sebagai pembungkus
makanan. Hasil penelitian menunjukkan, bungkus daun hanjuang memiliki kemampuan
antibakterial.
Dalam masyarakat Sunda, Jawa, serta Bali, hanjuang memiliki makna sebagai "pembatas
ruang", baik secara harafiah maupun filosofis.
- Kencing berdarah
- Mencegah keguguran, haid terlalu banyak, wasir berdarah.
- Nyeri lambung dan ulu hati
- TBC
- Terlambat haid.

Cardyline terminalis (Hanjuang Beureum)

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledonae

Anak Kelas

: Monocotyledonae

Bangsa

: Liliales

Suku

: Liliaceae

Marga

: Cardyoline

Jenis

: Cordyline terminalis

Nama Lokal

: Andong(Jawa Tengah),
Palili (Makassar),
Panjureng(Bugis)

1.

Pertelaan
Perdu bercabang, tinggi 2 4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk

cincin. Daun pada ujung ranting berjejal dengan susunan spiral. Tangkai bentuk talang,
helaian daun bentuk garis atau lanset dengan pangkal yang berbentuk baji dan ujung runcing,
hijau atau merah. Malai bunga di ketiak daun bertangkai panjang, bercabang melebar,
dengan daun pelindung yang besar pada pangkal cabang. Anak daun pelindung pada pangkal
bunga kecil. Daun tenda bunga 6, memanjang, benang sari 6, tertancap pada tenda
bunga. Kepala putik pendek. Buah buni kurang lebih berbentuk bola, merah mengkilat,
batangnya bulat, keras, bekas dudukan daun nampak jelas, bercabang, putih kotor, akar
serabut putih kekuningan.
2.

3.

Dokumentasi

Manfaat dan Khasiat Obat


Hanjuang Cordyline sering dipakai sebagai tanaman pelindung dan pembatas blok

pada sawah, ladang, serta perkebunan teh atau kina di Indonesia. Hanjuang, terutama C.
fruticosa, populer sebagai tanaman hias. Daun hanjuang dipakai sebagai pembungkus
makanan. Hasil penelitian menunjukkan, bungkus daun hanjuang memiliki kemampuan
antibakterial.
Dalam masyarakat Sunda, Jawa, serta Bali, hanjuang memiliki makna sebagai "pembatas
ruang", baik secara harafiah maupun filosofis.

Tithonia (Kipait)

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledoneae

Anak Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Asterales

Suku

: Asreraceae

Marga

: Tithonia

Jenis

: Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray

Nama Lokal

: Kipait

1.

Pertelaan

Habitus

: Perdu, tinggi 5 m

Batang

: Tegak, bulat, berkayu, hijau.

Daun

: Tunggal, berseling, panjang 26-32 cm, lebar 15-25 cm, ujung dan
pangkal runcing, pertulangan menyirip, hijau.

Bunga/Perbungaan

: Majemuk, di ujung ranting, tangkai bulat, kelopak bentuk tabung,


berbulu halus, hijau, mahkota lepas, bentuk pita, halus, kuning,
benang sari bulat, kuning, putik melengkung, kuning.

Buah

: Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua coklat.

Biji

: Bulat, Keras, Coklat.

Akar

: Tunggang, putih kotor.

2. Dokumentasi

3. Manfaat dan Khasiat Obat


Daun, kulit batang dan akar Tithonia diversifolia mengandung saponin, polifenol dan
flavonoida.
Daun Tithonia diversifolia berkhasiat sebagai obat sakit perut kembung. Untuk obat
sakit perut kembung dipakai 7 gram daun segar Tithonia diversifolia, dicuci, direbus
dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring, Hasi l saringan diminurn
sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai