Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
Asuhan keperawatan ini digunakan untuk melengkapi tugas praktek klinik keperawatan
semester V program S1 Keperawatan UIN ALAUDDIN MAKASSAR.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis tidak lepas dari bimbingan serta
tuntunan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan asuhan keperawatan ini masih kurang
sempurna, untuk itu kritik dan saran kami mohon dari pembaca untuk perbaikan asuhan
keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa pada umumnya dan bagi
penulis khususnya.
Makassar,
Desember 2014
Penulis
NUR ILMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Defenisi
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et
all.1996).Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
(FKUI,1965).Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal
yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang
patogen (Whaley & Wongs,1995).Gastroenteritis adalah kondisi dengan
karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau
keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ). Menurut WHO (1980),
Gastroenteritis akut adalah ditandai dengan buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari.
Jadi dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
2. Etiologi
Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherihia
Coli,
Yersinia
dan
lainnya),
parasit
(Biardia
Lambia,
yang
dapat
bersifat
toksin
didalam
saluran
kuman akan berkembang biak didalam usus sehingga usus akan terstimulasi
terus untuk mengeluarkan isi lumen,kemudian jika terjadi hiperperistaltik maka
terjadi peningkatan mobilitas usus sama halnya dengan hipoperistaltik karena
adanya rangsangan untuk buang air hal inilah yang menyebabkan terjadinya
diare yang bisa menimbulkan diagnose gangguan eliminasi BAB:diare dan
terjadinya diare ini tentu menyebakan peningkatan keluaran cairan sehingga
menimbulkan juga diagnose gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan serta resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan.Selain
itu penyebab lainnya adalah zat-zat yang sulit diserap oleh usus sehingga
keadaan ini menyebabkan tekanan omotik meningkat menarik air dan garam
kedalam lumen usus sehingga isi lumen meningkat yang juga menyebabkan
terjadinya peningkatan peristaltic usus dan akhirnya menyebakan juga terjadiya
diare,terjadinya hal demikian otomatis terjadi deficit cairan dan elektrolit yang
bisa menyebakan terjadinya iritasi kulit dengan diagnosa gangguan integritas
kulit,,kemudian diare dengan deficit volume cairan dan elektrolit tentunya
menyebabkan terjadinya dehidrasi baik itu ringan maupun sedang yang juga
mempengaruhi penurunan volume darah sehigga sirkulasi darah juga menurun
dan efeknya ke ginjal GFR menurun produksi urin menurun karena terjadi
oliguri sehinggaa produksi sia tidak atau sedikit yang dikeluarkan akibatnya
bisa terjadi asidosis metabolic.Kemudian sirkulasi darah yang menurun
menyebabkan oksigen yang sampai ke jaringfan juga menurun sehingga terjadi
metabolism anaerob terjadilah penimbunan asam laktat yang membuat tubuh
menjadi lemah sehingga menimbulkan diagnose intoleransi aktivitas.
4. Manifestasi klinis
a. Konsistensi feses cair(diare)dan frekuensi defekasi meningkat
b. Muntah (umumnya tidak lama)
c. Demam (mungkn ada atau tidak)
d. Distensi abdomen
e. Membrane mukosa kering
f. Berat badan menurun
g. Malaise
(buku saku keperawatan pediatric ed.5,190)
5. Komplikasi
a. Dehidrasi berat,ketidakseimbangan elekrolit
b. Syok
hipovolemik
yang
terdekompensasi
(hipotensi,asidosis
motalitas dan sekresi usus diatas dalam jangka pendek selama 1 2 hari saja
dengan 3 4 tablet / hari, serta memperhatikan ada tidaknya glukoma dan
hipotropi prostat. Pemberian antiemetik pada anak dan remaja, seperti
metoklopopomid
dapat
menimbulkan
kejang
akibat
rangsangan
ekstrapiramidal.
d.
Terapi Definitif
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan.
Higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi
sangat berarti, selain terapi farmakologi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam kadang disertai muntah.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu peningkatan
frekuensi BAB dari biasanya dengan konsistensi cair, naurea, muntah, nyeri
perut sampai kejang perut , demam, lidah kering, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serah, bisa disebabkan oleh terapi obat terakhir, masukan diit,
atau adanya masalah psikologis (rasa takut dan cemas).
d. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan dengan :
perjalanan kearea geogratis lain.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang pernah di
derita anggota keluarga.
f. Pemeriksaan fisik.
1) Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, Apatis/koma), GCS, Vital sign, BB dan TB.
2) Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (biasa buruk), rambut tidak ada gangguan, kuku bisa sampai
pucat.
3) Mata biasanya mulai agak cekung,konjungtiva anemis.
5). Mulut kering.
6) Thorax biasanya pernafasannya cepat
7) Abdomen umumnya terdapat distensi abdomen terdapt nyeri tekan dan
peningakatan molalitas usus.
7
Diagnosa keperawatan
a. Ganguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik.
b. Gangguan eliminasi BAB : diare berhubungan dengan infeksi bakteri
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare,
d.
dengan
deficit
cairan
dan
elektrolit,iritasi kulit.
e. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
f. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
deficit cairan dan elektrolit,mual muntah,anoreksia.
g. Intoleransi aktivias berhubungan dengan lemah
Klien dapat
Kaji pola eliminasi klien setiap hari : Untuk mengetahui konsistensi dan
frekuensi BAB
- Kolaborasi pemberian obat sesuai dengan indikasi : membantu untuk
mengatasi masalah pada klien.
pengisian
kapiler
lambat
Menunjukkan
kehilangan
cairan
berlebihan/dehidrasi.
-Ukur BB tiap hari : indicator cairan dan satus nutrisi.
-Pembatasan per oral dan tirah baring : Kolon di istirahatkan untuk
peneyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.
-Catat kelemahan otot umum atau distritmia jantung : Akibat kehilangan kalium.
-Kolaborasi : Antidiare, antiemetic : Menurunkan kehilanagn cairan dari usus,
mengontrol mual dan muntah.
Gangguan integritas kulit berhubungan
d.
dengan
deficit
cairan
dan
elektrolit,iritasi kulit
Tujuan dan criteria hasil : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit selama dalam
perawatan.
Intervensi :
- Kaji keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya yang
mudah lecet akibat feces yang bersifat asam : mengetahui keadaan umum
e.
kulit pasien.
Bersihkan sekitar lokasi bokong secara adekuat : mencegah semakin
Tujuan dan kriteria hasil : hipertermi dapat terkontrol dan tanda-tanda vital
dalam normal.
Intervensi :
- Kaji tanda-tanda vital khususnya suhu tubuh : peningkatan suhu tubuh
-
demam
Anjurkan untuk banyak minum air putih : mengurangi proses
perkembangbiakan mikroorganisme.
h. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
deficit cairan dan elektrolit,mual muntah,anoreksia.
Tujuan dan criteria hasil : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dan tidak ada
anoreksi, mual dan muntah.
Intervensi :
- Timbang berat badan
-
tiap
hari
informasi
tentang
kebutuhan
diet/keefektifan terapi.
Dorong tirah baring atau pembatasan aktivitas selama fase akut :
menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi.
Anjurkan istirahat sebelum makan : Memenangkan peristaltic dan
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Betz,cecyle lyin. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Ed. 5. Jakarta : EGC.
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarata : EGC
Davey,Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga
Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas
Airlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC
13