(EKOLOGI KEPULAUAN)
OLEH KELOMPOK I
ALVIN
TITAHENA
RIEKRESNA F
NOYA
NOVIA
FERDINANDUS
SRIYATI
PRIZKILA
MELAMAS
YANCE N AYAL
ZADRAK
UNAWEKLA
4. Pulau non-marin.
Geologis
PULAU OSEANIK
Vulkanik/koralin
Terbentuk zaman
tertier muda
Mengandung
sedikit mineral
berharga
Iklim serupa
dengan benua
Sangat rendah
Cepat
Banyak
Sediment atau
metamorpik
Umur geologis
muda/tua
Mengandung
beberapa jenis
mineral
Jenis tanah
bervariasi
Agak rendah
Lambat
Banyak
Sedikit
Lebih banyak
Sangat berharga
Berharga
Biodiversitas
Pergiliran jenis
Satwa laut berbiak
di pantai
Sumberdaya
teristial
Sumberdaya bahari
PULAU
KONTINENTAL
Dekat benua
Berbatasab laut
Ukuran kecil
Suhu kadang
berubah
KONTINEN
Amat besar
Suhu sering
berubah
Iklim tipe
kontinen
Sediment,
metamorfik,
igneousumur
muda/tua
Jenis tanah
bervariasi
Tinggi
Lambat
Sedikit
Berlimpah/bervarias
i
Sering kurang
berharga
Biogeografi pulau, yaitu studi mengenai penyebaran hewan dan tumbuhan pada suatu
pulau.
Model umum biogeografi pulau menurut Mac Arthur dan Wilson (1967) dalam tahun
1963, mengatakan bahwa jumlah spesies organisme pada sebuah pulau ditentukanoleh
keseimbangan antara imigrasi dan kepunahan. Imigrasi akan terjadi bila organisme
akan bergerak dari benua atau pulau besar lainnya ke pulau tersebut, sendangkan
kepunahan akan terjadi oleh karena adanya proses-proses tekanan dan goncanganyang
melanda spesies organisme pada pulau-pulau dimaksud. Laju imigrasi akan bervariasi
tergantung pada jarak antara pulau dengan pulau lainnya atau antara pulau dengan
benua, sendangkan laju kepunahan bervariasi dengan besarnya ukuran pulau.
Begon dkk (1990) mengemukakan bahwa terdapat 3 pendekatan dalam menjelaskan
biogeografi pulau, yaitu :
1. Diversitas habitat (Merupakan kecocokkan dari pulau sebagai habitat untuk
berbagai spesies).
2. Teori keseimbangan (Keseimbangan antara laju penempatan spesies (kolonisasi)
dan laju kepunahan spesies pada pulau).
3. Evolusi (Keseimbangan antara kolonisasi dari luar pulau dan evolusi di dalam
pulau).
Kepunahan jenis dapat terjadi secara alamiah maupun karna aktifitas manusia.
1. secara alamiah, yaitu kepunahan jenis terjadi disebabkan karena :
a. Persaingan antar jenis
b. Iklim yang luar biasa atau tidak sesuai
c. Bencana alam yang mematikan.
Makin tinggi kepadatan jenis, maka makin tinggi pula kecepatan kepunahan yang
berarti makin kecil populasi masing-masing jenis serta makin besar tumpang tindih
relung berbagai jenis. Hal ini menyebabkan terjadinya kompetisi baik kompetisi
intraspesifik maupun kompetisi interspesifik.
2. Kepunahan jenis karena aktifitas manusia.
Dengan majunya teknologi dan tingginya keserakahan manusia maka spesies
organisme akan mendapat tekanan yang luar biasanya.
Pertanyaan :
Jawaban :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kepunahan jenis, yaitu :
a. Kepadatan jenis (jumlah jenis per satuan luas)
jika dalam suatu
luasan, misalnya 1 ha ditanam kelapa dengan jarak tanam 10 m x 10 m
itu merupakan standar, dan jika diganti menjadi 5 m x 5 m, maka akan
terjadi kepadatan jenis, maka persaiang/kompetisi akan terjadi, dan
pada akahirnya kepunahan akan terjadi.
b. Tumpang tindih relung
cara hidup dalam menggunakan
sumberdaya yang ada.
c. Efek tepi
makin tinggi kepadatan jenis maka, makin tinggi pula
kecepatan kepunahan yang berarti makin kecil populasi masing-masing
jenis serta, makin besar tumpang tindih relung berbagai jenis. Hal ini
menyebabkan terjadinya kompetisi baik intraspesifik maupun
interspesifik. Efek tepi dapat menaikkan tingkat kepunahan jenis
sehingga sepanjang garis pantai akan terdapat pengruh tepi bagi jenis
yang ada pulau tersebut. Selain dari pengaruh tepi antara habitat dalam
pulau.
Dengan majunya teknologi dan tingginya keserakahan manusia maka
spesies organisme akan mendapati tekanan yang luar biasa.
2.
Ukuran-ukuran pulau :
- Pulau kontinental = > 70.000 km2
- Pulau sungai
= 20.000 70.000 km2
- Pulau vulkanik = < 20.000 km2.
3.
Kategori pulau :
Pulau oseanik
Letak jauh dari benua/kontinen.
4. Pergiliran jenis pada pulau oseanik lebih cepat daripada pulau kontinen dan
kontinental, karena pada pulau oseanik iklim sering tida sama dengan pulau
kontinental dan pulau kontinen, sehingga menyebabkan pergiliran jenis lebih
cepat terjadi.
5. Implikasi gangguan alam pada pulau kotinental, yaitu :
6. Sumberdaya pada pulau oseanik sangat berharga, karena pada pulau oseanik
daerah perairannya cukup luas sehingga kekayaan baharanya sangat tinggi.
Contoh : kerang, udang, kepiting, penyu, dan jenis-jenis ikan lainnya.
7. Karena tergantung dari letak/posisi suatu luas wilayah (pulau), semakin dekat
dengan benua, maka suhu sering berubah.