Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang ini kegunaan listrik memang bukan merupakan hal
yang baru, namun merupakan kebutuhan pokok yang mutlak harus terpenuhi.
Oleh karena itu berbagai cara telah dilakukan orang untuk mendapatkan dan
memenuhi kebutuhan tersebut. Kemudian didirikan pembangkit-pembangkit
untuk mendapatkan listrik baik untuk keperluan industri maupun keperluan
rumah tangga. Telah kita kenal sekarang ini bermunculan antaran lain :
pembangkit listrik tenaga air, diesel, nuklir uap, angin, surya, gas dan masih
banyak lagi yang masih dalam pengembangan ilmuwan.
PT. Pertamina (Persero) RU (Refinery Unit) III merupakan salah satu
perusahaan yang mengelola sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat seperti bahan bakar minyak dan gas. Minyak dan Gas Bumi
sebagai sumber energi memegang peranan sangat penting didalam
menunjang perkembangan dan kemajuan industri pada saat ini. Selain dari
pada itu minyak dan gas bumi sebagai sumber devisa negara juga
memegang peranan yang tak kalah pentingnya di dalam menunjang laju
pembangunan nasional. Sektor industri migas merupakan konsumen terbesar
dalam memakai energi dibandingkan dengan sektor industri lain. Dengan
demikian biaya yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Bila tidak dapat
memanfaatkan energi dengan sebaik mungkin maka akan menimbulkan
kerugian yang sangat besar.
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri, terutama industri
yang mengelola minyak dan gas sangat membutuhkan sumber energi
penunjang yang sangat membantu dalam kelancaran proses produksi guna
meningkatkan hasil produksinya. PT. Pertamina (Persero) RU III memiliki

beberapa bagian yang berperan sangat penting dalam kelancaran proses


produksi, salah satu dari bagian tersebut adalah bagian Utilities.
Bagian Utilities terutama unit penyedia listrik merupakan suatu unit yang
tidak dapat terpisahkan dari proses utama dari suatu kilang minyak maupun
industri. Pertamina RU III memiliki tiga pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
atau disebut gas turbin yang masing-masing berkapasitas 31 MW. Alasan
pemilihan jenis pembangkit ini adalah operasi penyediaan daya dibangkitkan
lebih cepat, kelebihan lain yag dimiliki yaitu untuk menghasilkan daya yang
besar dibutuhkan ruangan yang kecil. Konsumsi energi pada peralatan turbin
gas ini bersumber dari putaran poros turbin gas. Prinsip paling mendasar
yang diterapkan pada turbin gas adalah ekspansi (pemuaian) gas di dalam
suatu ruang. Apabila ruangan tersebut diberi saluran penyembur (nozzel),
maka gas yang memuai tadi akan keluar melalui nozzel membentuk suatu
semburan. Semburan gas ini mempunyai energi, yang apabila dilewatkan
pada suatu kipas atau sudu-sudu akan menyebabkan sudu tersebut berputar.
Untuk memuaikan gas dalam ruang bakar tersebut, bisa dilakukan dengan
memanaskan atau membakar gas tersebut. Tetapi semburan gas ini kurang
kuat untuk menggerakkan sudu-sudu yang dilewatinya. Supaya semburan
gas tersebut mempunyai tekanan yang cukup kuat, maka gas yang
dipanaskan itu harus mempunyai tekanan yang cukup tinggi. Hal ini dicapai
dengan menggunakan kompressor untuk menaikkan gas masuk ke dalam
ruang bakar. Poros kompressor terputar karena poros turbin yang berputar
dan single shaft.
Beberapa kelebihan dari sistem pembangkit listrik tenaga gas ini
menjadikan alasan pemilihan judul kertas kerja wajib (KKW), yaitu Evaluasi
Performance Gas Turbin 2015 UA Setelah Overhaul di Power Station II
UTL / Production.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan kertas kerja wajib ini mempunyai tujuan antara lain :

Memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir Program Bimbingan


Praktis Ahli Teknik (BPAT) Tahun 2009.

Untuk melakukan evaluasi kinerja Gas Turbin 2015 UA setelah


Overhaul.

1.3 Batasan Masalah


Agar Permasalahan yang diajukan tidak terlalu meluas, maka lingkup
masalah yang akan dibahas adalah :

Efisiensi yang dihasilkan oleh gas turbin 2015 UA sebelum dan


sesudah Overhaul.

Faktor faktor yang mempengaruhi efisiensi gas turbin.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dari kertas kerja wajib (KKW) adalah sebagai
berikut :
I. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah,
dan sistematika penulisan.
II. Orientasi umum
Berisi tentang :

Sejarah singkat Pertamina Unit Pengolahan III Plaju


Struktur Organisasi

Seksi PPTL / U terdiri dari Power Generation System, Steam


Generation System, Fuel System, Pengadaan udara
bertekanan Instrumen air dan Nitrogent plant.

Auxiliary terdiri dari unit penyediaan air baku, unit penjernian air,
pengadaan air pendingin dan Boiler Feed Water.

Keselamatan Kerja

III. Dasar Teori


Berisi tentang dasar teori mengenai gas turbin dan pengoperasian
gas turbin.
IV. Pembahasan
Berisi tentang data sistem yang akan dipakai untuk perhitungan
efisiensi gas turbin.
V.

Kesimpulan dan Saran

BAB II
ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat


Pertamina RU-III Plaju adalah salah satu dari tujuh Refinery Unit yang
dimiliki Pertamina. Kilang Pertamina RU-III Plaju dibangun oleh Pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1920 dengan tujuan untuk mengolah minyak
mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi. Pada tahun 1957 kilang ini
diusahakan oleh BPM (Batavche Petroleum Matscappij). Pada tahun 1965
Pertamina membeli kilang Plaju dari PT. SHELL ( EX. BPM ), yang terletak di
sebelah selatan sungai Musi dan sebelah barat sungai Komering, oleh
karena itu kilang minyak RU-III dikenal juga dengan nama Kilang Musi. Kilang
Sei Gerong di bangun oleh Stanvac Esso pada tahun 1920 juga dibeli oleh
Pertamina pada tahun 1970. Kilang ini terletak di persimpangan sungai Musi
dan sungai Komering.
Semenjak Pertamina mengambil alih ke dua kilang tersebut banyak
perubahan yang telah dilakukan sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan zaman dan teknologi.
Seiring dengan kemajuan teknologi Pertamina RU III Plaju telah
melakukan perkembangan yang pesat dengan tidak hanya bergerak pada
industri minyak dan gas bumi saja namun juga pada industri petrokimia.
Kilang Plaju dan Sei Gerong dioperasikan secara integrasi sehingga
diperoleh tingkat efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan apabila kilangkilang tersebut beroperasi secara terpisah. Untuk itu di bangun Jembatan
Integrasi Plaju Sei Gerong sehingga memudahkan transportasi bahan baku
dan produksi antara kedua kilang tersebut.

Pada tahun 1972 dibangun Asphalt Blowing Plant yang berkapasitas


45.000 ton/jam yang kemudian dikelola oleh pihak swasta dengan sistem
Kerja Sama Operasi (KSO), dan setahun kemudian (1973) dibangun juga
pabrik Polypropylene. Pada tahun 1982 dibangun Proyek Aromatic Center
bersamaan dengan Proyek Kilang Musi I yang merupakan bangunan
tambahan sarana utilities untuk menunjang kehandalan operasi kilang.
Pembangunan proyek ini tidak lepas dari persetujuan Pemerintah sebagai
pemilik perusahaan, karena Pertamina merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Namun sekarang Pertamina sedang berbenah diri agar
nanti dapat menjadi suatu perusahaan yang mandiri sehingga dapat menjadi
sebuah Perseroan Terbatas (PT) murni dan mampu bersaing di zaman
globalisasi.
TA / PTA mulai beroperasi pada bulan April 1986 dengan menghasilkan
tepung PTA sebagai bahan baku pembuat tekstil dengan kapasitas 225.000
ton/tahun, tetapi karena pertimbangan keekonomian maka sejak tanggal 14
januari 2007 kilang TA/PTA tidak dioperasikan lagi dengan alasan kerugian.
Pada tahun 1992 dibangun pabrik Polypropylene baru dengan kapasitas
yang

lebih

besar

yaitu

45.200

ton/tahun,

dan

Pabrik

yang

lama

(Polypropylene I) dibongkar pada tahun 1998. Dan pada tahun 1993


dilaksanakan Proyek Kilang Musi II (PKM II) di area Utilities Power Station I
dan II (PS I dan II). Proyek Kilang Musi II ini bertujuan untuk menambah
beberapa fasilitas unit penunjang operasi seperti penambahan satu Unit Gas
Turbine (GT 2015 UC) beserta satu unit WHRU 2010 UC serta sarana yang
lainnya.

2.2 Struktur Organisasi


Pertamina Unit Pengolahan III Plaju di pimpin oleh seorang General
Manager (GM) Refinery yang dibantu oleh beberapa orang Manager dan
Head Section.
Sebagaimana terlampir pada Lampiran. 1 adalah sebagai berikut:

PRODUCTION MANAGER
REFINERY PLANNING & OPTIMIZATION MANAGER
MAINTENANCE PLANNING & SUPPORT MANAGER
MAINTENANCE EXECUTION MANAGER
ENGINEERING & DEVELOVMENT MANAGER
RELIABILITY MANAGER
PROCUREMENT MANAGER
HSE MANAGER
COORDINATOR OPI
GENERAL AFFAIRS MANAGER

Khusus untuk Manajer Kilang membawahi Manajer Produksi I (Man Prod I)


yang membawahi unit-unit yang ada di kilang termasuk Utilities, sedangkan
untuk unit Polypropylene langsung dibawahi oleh Manajer Kilang.
Struktur organisasi Utilities sebagaimana terlampir pada lampiran 2,
dipimpin oleh seorang Section Head ( Ka UTL ) yang dibantu oleh beberapa
orang :

Kepala Pusat dan Pembangkit Tenaga Listrik dan Uap


Yang membawahi semua Pengawas Jaga yang berada di Power Station
I dan II ( PS I dan PS II ).

Kepala Auxiliary
Yang membawahi semua Pengawas Jaga yang berada di Auxiliary
Plaju dan Sei Gerong.

Pengawas Utama Distribusi

Yang membawahi semua Pengawas Jaga distribusi Plaju dan Sei


Gerong dan Pengawas Harian.

Pengawas Penunjang Operasi


Membantu dalam pemecahan dan perumusan permasalahan yang
menyangkut operasi Utilities

Asisten Chemical

Administrasi

Pengawas Jaga regu bergilir A, B, C dan D


Di PPTL / U, Auxiliary dan Distribusi baik yang ada di Plaju maupun
yang ada di Sei Gerong.

2.3 Utilities
Sebagai unit pendukung utama operasional kilang, Utilities di harapkan
dapat beroperasi dengan baik dan handal. Untuk memenuhi kebutuhan
operasi kilang, utilities bertugas menyediakan kebutuhan seperti :
1. Air Bersih
2. Air Pendingin (cooling tower once-trough dan Cooling tower
circulating)
3. Air Demin
4. Udara Bertekanan
5. Nitrogen
6. Listrik
7. Uap Bertekanan dan
8. Udara Instrumentasi

2.3.1 Tugas dan Fungsi Utilities

Tugas dari pada bagian utilities adalah pendukung utama operasional


kilang agar menjadi kilang yang handal dan maju.
Sedangkan fungsi utilities adalah menyediakan kebutuhan akan energi
seperti :

Penyediaan Uap Bertekanan

Penyediaan Energi Listrik

Penyediaan Air Bersih (water treating unit)

Penyediaan Udara Bertekanan

Penyediaan Air Pendingin (cooling tower once-trough dan Cooling


tower circulating).

Penyediaan Nitrogen

Dengan demikian tugas dan fungsi bagian utilities menjadi sangat


penting dalam menjamin kehandalan operasi Pertamina Unit Pengolahan-III
Plaju, karena apabila terjadi gangguan pada unit Utilities akan mempengaruhi
operasional kilang secara keseluruhan.
Mengingat hal tersebut diatas, sangatlah wajar apabila didalam
mengoperasikan unit utilities dibutuhkan tenaga-tenaga yang profesional
(ahli) di dalam bidangnya sehingga kegagalan yang disebabkan oleh
kesalahan manusia (Human Error) dapat dihindari. Karena kegagalan
operasional utilities berarti kerugian bagi Pertamina.

2.3.2 Sarana dan Fasilitas Utilities


Sarana dan fasilitas yang ada di Utilities PS II Plaju terdiri dua seksi
yaitu seksi PPTL / U dan Auxiliary.

2.3.2.1 Pengadaan Uap Bertekanan


Untuk menghasilkan uap bertekanan terdapat 5 ( lima ) buah boiler
dengan rincian:

3 (tiga) buah WHRU 2010 UA, WHRU 2010 UB, dan WHRU 2010 UC
yang dapat menghasilkan uap dengan kapasitas 68 ton / jam. Panas yang
dimanfaatkan berasal dari buangan Gas Turbin Generator yang
bertemperatur 470 C. Disamping panas yang berasal dari buangan gas
turbin juga terdapat fasilitas untuk bahan bakar gas untuk menaikan
produksi. Bila beban dari boiler melebihi dari panas yang diserap dari gas
turbin maka dijalankan bahan bakar gas untuk memenuhi kekurangan
tersebut.

Selain WHRU juga terdapat 2 (dua) buah package boiler (2011 UA dan
2011 UB) yang mempunyai kapasitas 50 ton / jam dengan temperature
385 C dan tekanan 42 kg / cm2.
Package Boiler menggunakan dua pengapian (double firing) yang

menggunakan bahan bakar cair dan bahan bakar gas namun dengan
berbagai pertimbangan sekarang yang digunakan hanya bahan bakar gas.
Uap yang dihasilkan dari boiler tersebut berupa uap dengan tekanan
tinggi (high press) dengan tekanan 42 kg / cm2 dan temperatur 385 C. Uap
yang dihasilkan digunakan untuk :

Penggerak.

Pemanas.

Membantu dalam proses kilang.

2.3.2.2 Pengadaan Energi Listrik


Listrik merupakan kebutuhan energi pokok yang digunakan untuk
menggerakan motor-motor listrik, dan juga untuk penerangan di perkantoran
dan perumahan pekerja Pertamina, yang dihasilkan dari:
10

3 (tiga) unit Gas Turbin Generator ( GT 2015 UA / UB / UC ) dengan


kapasitas masing-masing generator 31 MW.
1 (satu) unit Steam Turbine Generator (ST 2017 U) dengan kapasitas 3,1
MW untuk pengaman power di Utilities dan TA / PTA Plant.
1 (satu) unit Emergency Diesel Generator ( EDG 2016 U ) yang
mempunyai kapasitas 0,75 MW untuk keperluan Emergency Power.

2.3.2.3 Pengadaan Air Bersih


Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari, begitu
juga untuk kepentingan industri. Air yang digunakan untuk kebutuhan kilang
Plaju berasal dari air permukaan yaitu Sungai Musi dan Sungai Komering.
Water treating unit (WTU) berfungsi untuk menghilangkan suspendid solid
yang tersuspensi dalam air baku ( Raw Water ) melalui proses klarifikasi.
Proses klarifikasi yang terjadi melalui tiga tahapan yaitu :
1. Koagolasi
Proses penetralan partikel-pertikel yang ada dalam air sehingga
sesamanya saling tolak menolak dan dapat diendapkan bersamasama.
2. Flokulasi
Kelanjutan hasil koagolasi dimana partikel-partikel halus hasil
koagolasi membentuk suatu gumpalan yang lebih besar sehingga
lebih mudah mengendap.
3. Sendimentasi
Suatu proses yang bertujuan memisahkan atau mengendapkan zatzat padat dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

11

2.3.2.4 Pengadaan Air Pendingin ( Cooling Water )


Air pendingin atau cooling water adalah air yang digunakan sebagai
pendinginan proses pada peralatan penukar panas ( cooler condenser ),
peralatan transportasi (pompa, kompressor), dan lain-lain. Cooling water
pada Utilities terdapat dua macam yaitu :
1. Cooling water once-through
Air pendingin yang diambil dari sungai komering dan digunakan untuk
mendinginkan sistem kemudian dibuang.
2. Cooling water circulating
Air pendingin yang diambil dari cooling tower basin, disirkulasikan
keparalatan yang memerlukan pendinginan kemudian dikembalilkan
lagi ke cooling tower basin. Karena disirkulasikan dalam loop terbuka
maka kemungkinan terjadi penguapan dan Blow down

sehingga

memerlukan make-up water dan bahan kimia.


2.3.2.5 Pengadaan Udara Bertekanan
Unit ini dioperasikan dengan tujuan menyediakan udara bertekanan
yang akan digunakan untuk sistem instrumentasi, untuk keperluan pabrik dan
untuk keperluan bahan baku pada unit nitrogen plant.
Sarana yang terdapat pada unit ini adalah:

3 (tiga) Unit Kompresor yaitu 2025 JA / JB dan JC digunakan untuk


menyediakan

udara

kempa

bagi

keperluan

kilang

dan

sistem

instrumentasi.

1 (satu) unit

air dryer yang berfungsi sebagai pengering udara agar

didapat udara kering, bebas minyak dan debu.

3 (tiga) Unit Centrifugal Air Compressor 2027 JA, JB dan JC.

12

1 (satu) Unit Instrument Air Receiver Tank 2026 F sebagai tempat untuk
menampung udara temperatur yang keluar dari air dryer sebelum
didistribusikan ke konsumen.

2.3.2.6 Nitrogen Plant


Unit Nitrogen Plant berfungsi untuk memproduksi nitrogen untuk
keperluan di unit TA / PTA plant, blanketing tanki dan back up pada air
instrument system bila terjadi kegagalan. Pada dasarnya pembuatan nitrogen
adalah pemisahan antara oksigen dan nitrogen yang ada di udara
berdasarkan perbedaan titik didihnya.

2.3.2.7 Unit Demineralisasi


Unit demineralisasi adalah bertujuan memproduksi air yang bebas
mineral, yang akan dipergunakan untuk kepentingan proses di TA / PTA plant,
penambahan boiler feed water, pure water pada unit hidrogen plant. Adapun
proses yang digunakan pada demineralisasi untuk menghilangkan garamgaram mineral yang terdapat di dalam air dilakukan dengan cara pertukaran
ion (ion exchange).

2.3.2.8 Fuel System


Jenis bahan bakar yang digunakan ada dua macam yaitu bahan bakar
gas dan bahan bakar cair. Bahan bakar gas yang berasal dari lapangan
(Mixed Gas) melalui Knock Out Drum 2086 F digunakan untuk pembakaran
pada boiler WHRU ( 2010-UA / UB / UC) dan pada Package Boiler (2011-UA /
UB).
Gas yang melalui 2081 F digunakan untuk bahan bakar pada gas
turbin, sedangkan bahan bakar cair yang berupa residu ( heavy fuel oil )
13

digunakan pada boiler 2011 UA / UB dan ke TA / PTA didistribusikan melalui


sebuah tanki timbun 2075 F.
Diesel fuel oil disuplai dari kilang dan ditampung pada tanki 2074 F, dan
sebagai back up apabila suplai gas lapangan ke gas turbin generator
terganggu.
2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bekerja

dalam

lingkungan

industri

migas

dituntut

mempunyai

kemampuan dan keahlian yang memadai. Sifat pekerjaan yang ditangani


mengandung resiko tinggi terhadap bahaya seperti adanya tekanan dan
temperatur kerja suatu peralatan yang sangat tinggi, peralatan yang berputar
dengan putaran tinggi dan adanya zat-zat beracun yang dibutuhkan pada
proses operasi. Ruang lingkup pekerjaan yang demikian akan membawa
konsekuensi logis pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja bagi
operator dan peralatan itu sendiri.
Dengan demikian alat-alat pengaman pada peralatan yang beroperasi
harus diyakinkan dapat berfungsi dan bekerja dengan sempurna. Begitu pula
terhadap alat-alat keselamatan kerja bagi operator juga harus memadai
seperti pemakaian earplug, sepatu keselamatan, sarung tangan, dan
sebagainya pada saat bekerja. Tidak kalah pentingnya dalam menjaga
operasi kilang yang handal dan aman, maka faktor sumber daya manusia
sebagai pelaksana di lapangan haruslah mempunyai kemampuan yang
memadai juga faktor-faktor non teknis, seperti prosedur kerja yang aman
akan menunjang keberhasilan suatu pekerjaan dan akhirnya membawa
keuntungan bagi perusahaan dan pekerja itu sendiri.

14

BAB III
GAS TURBIN
3.1 Dasar Teori
GasTurbin merupakan mesin penggerak yang memanfaatkan energi
fluida yang terkandung dalam gas sebagai fluida kerjanya. Energi fluida yang
mempunyai energi kinetik tinggi tersebut digunakan untuk mendorong sudu
(Bucket Turbine Wheel), sehingga menghasilkan gerak putar pada rotor.
Energi kinetik tersebut didapatkan dari hasil proses ekspansi gas setelah gas
mengalami proses pembakaran.
Proses-proses yang terjadi pada suatu sistim turbin gas adalah sebagai
berikut :
- Pemampatan ( compression ), udara luar dihisap dan dimampatkan
- Pembakaran ( combustion ), udara dan bahan bakar dicampurkan dan
dibakar.
- Pemuaian ( expansion ), gas hasil pembakaran memuai dan mengalir
keluar melalui nozzel.
- Pembuangan gas ( exhaust ), gas hasil pembakaran dikeluarkan ke
atmosfer.
Dari segi perubahan momentum fluida kerjanya, turbin gas dibedakan
menjadi dua golongan utama, yaitu :
a. Turbin Impulse, adalah turbin yang proses ekspansi dari fluida kerja
( proses penurunan tekanan ) hanya terjadi didalam sudu-sudu
tetapnya saja (nozzel).
b. Turbin Reaksi, adalah turbin yang proses ekspansi dari fluida kerja
terjadi didalam sudu tetap maupun didalam sudu geraknya.

15

Gambar 3.1, Turbin impuls dan reaksi


3.2 Klasifikasi GasTurbin
Beberapa type dan ukuran dari gas turbin, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan sistim operasinya
-

Stand by duty (Siaga)

Continous duty (beroperasi terus menerus)

2. Berdasarkan jenis bahan bakar yang dipakai


-

Bahan bakar cair (Distilate)

Bahan bakar gas

Bahan bakar cair dan gas (Dual Fuel)

3. Berdasarkan arah aliran fluida


-

Aliran aksial (Axial Flow)

Aliran Radial (Radial Flow)

4. Berdasarkan konfigurasi poros (Shaft Configuration)


-

Poros tunggal (Single Shaft)

Poros terpisah (Split Shaft)

16

5. Berdasarkan siklus fluida kerja


-

Siklus terbuka (Opened Cycle)

Siklus tertutup (Closed Cycle)

6. Berdasarkan sistim belahan rumah turbin dan kompresor


-

Belahan horisontal (Horizontal split casing)

Belahan vertikal (Vertical split casing)

Pada umumnya turbin gas menggunakan poros tunggal (Single Shaft)


atau Poros terpisah (Split Shaft). Turbin poros tunggal, dimana poros gas
producer dan poros power turbin merupakan satu poros. Dengan demikian,
putaran poros gas producer dan poros power turbin selalu sama. Jenis ini
sangat cocok untuk beban yang tidak banyak mengalami fluktuasi. Jenis
turbin ini umumnya digunakan sebagai penggerak generator listrik (Generator
Drive).
Turbin dengan poros terpisah, dimana poros gas producer terpisah dengan
power turbin, tetapi masih terletak pada sumbu putar yang sama.
Keuntungan memakai turbin jenis poros terpisah, adalah jika terjadi
perubahan beban secara tiba-tiba, kerja daripada kompresor tetap, sehingga
debit udara yang dihasilkan kompresor juga tetap. Jenis turbin ini umumnya
dipakai untuk penggerak mekanis (Mechanical Drive), misalnya kompresor
dan pompa.

17

3.3 Prinsip Kerja Gas Turbin

Bahan
Bakar

Exhaust (Gas
Buang)
Ruang
Pembakarann

Udara
Atmosfir

Kompresor

Turbin
Daya Keluaran
ke Generator /
Compressor/
Blower dll

Daya Keluaran ke
Accessories
Gearbox &
Perangkat Starting

Gambar 3.2, prinsip kerja gas turbin MS 6001


Sistim gas turbin pada dasarnya mempunyai 3 bagian yaitu :
- Kompresor Udara ( Axial Flow Compressor )
- Ruang Pembakaran ( Combustion Chamber )
- Turbin dan Exhaust.
Udara dari atmosfir melalui filter udara, mengalir masuk dan dimampatkan
oleh kompresor sehingga tekanan dan temperatur udara naik. Kemudian
udara mengalir masuk kedalam ruang bakar, didalam ruang bakar
disemprotkan bahan bakar sehingga bahan bakar dan udara bercampur
dengan perbandingan tertentu dan dinyalakan oleh busi (ignition plug) dan
terjadilah proses pembakaran secara terus-menerus pada tekanan yang
relatif konstan (constant pressure cycle).

18

Proses pembakaran menyebabkan kenaikan temperatur dan pengembangan


volume gas hasil pembakaran. Gas hasil pembakaran keluar dari ruang bakar
mengalir masuk kedalam nozzel atau stator. Pada stator, energi tekanan /
potensial gas mengalami penurunan tekanan tetapi energi kecepatan gas
keluar stator makin naik / tinggi.
Kemudian sejumlah massa gas dengan energi kecepatan yang tinggi
mendorong turbin untuk melakukan kerja memutar sudu jalan (rotor)
sehingga timbul energi mekanik pada poros turbin.
Energi kecepatan gas sebagian telah diubah menjadi energi mekanik turbin
maupun melawan gesekan, sedangkan sisa energi gas berupa panas
dibuang ke atmosfir melalui saluran buang (exhaust stack). Pada gas turbin
secara umum lebih kurang 60 % daya yang dihasilkan turbin dipergunakan
untuk menggerakkan kompresor udara (axial compressor) itu sendiri dan
sisanya dipergunakan untuk mengerakkan beban (generator, pompa,
kompresor dan peralatan lainnya).
3.4 Siklus Ideal Gas Turbin (Siklus Brayton)
Siklus terbuka gas turbin merupakan siklus yang paling sederhana dan
sering disebut siklus Brayton, yang dapat digambarkan pada diagram P-V
dan T-S.
Siklus Brayton terdiri dari proses :
1-2 Proses kompresi secara isentropik di kompresor
2-3 Proses pemasukan panas secara isobar di ruang bakar
3-4 Proses ekspansi secara isentropik didalam turbin
4-1 Proses pembuangan panas secara isobar di exhaust

19

Gambar 3.3, Siklus Brayton udara standard


3.5 Komponen Utama dan Fungsinya
Peralatan yang ada pada sebuah gas turbin dapat dibagi atas beberapa
bagian yang terdiri dari :
1. Bagian saluran udara masuk (Air inlet equipment)
2. Bagian pemampat udara (Compressor assembly)
3. Bagian pembakaran (combustion assembly)
4. Bagian turbin (Turbin assembly)
5. Bagian pembuangan (Exhaust assembly)

20

Kompresor

Ruang Bakar
10 buah

Outlet Gas Panas


(Exhaust)
Turbin

Inlet Udara ke
Kompresor

Gambar 3.4, Komponen utama turbin


3.5.1 Komponen Kompresor
Kompresor yang dipergunakan adalah jenis axial-flow, terdiri dari rotor
kompresor dan rumah kompresor (stator). Termasuk di dalam rumah
kompresor adalah Inlet Guide Vane, sudu-sudu rotor dan stator sebanyak 17
baris (row), dan exit guide vane.
Di dalam kompresor, udara bergerak di antara sudu-sudu rotor dan
stator, dikompresi di dalam barisan sudu-sudu tetap dan sudu-sudu berputar
yang berbentuk airfoil. Sudu-sudu rotor sebagai pemberi daya dorong untuk
mengkompresi udara dan sudu-sudu tetap mengalirkan udara dengan sudut
yang pas ke sudu-sudu putar tingkat berikutnya, sehingga bisa diperoleh
udara kompresi sesuai dengan kebutuhan. Udara kompresi keluar melalui
compressor discharge casing ke ruang bakar. Udara yang diekstraksi dari

21

kompresor dipergunakan untuk pendinginan turbin, perapat-bearing (bearing


sealing) dan selama start-up mengontrol pulsasi.

Inlet Guide
Vane

Kompresor

Udara
Masuk
Gambar 3.5 Komponen kompresor
3.5.1.1 Rotor
Rotor kompresor terdiri dari rangkaian 17 piringan roda, 2 stubshaft, baut
pengikat, dan sudu-sudu rotor kompresor. Sudu-sudu rotor tingkat pertama
dipasang pada roda bagian depan dari stubshaft
Tiap roda dan bagian roda dari tiap stubshaft mempunyai saluran (slot) di
sekeliling-luarnya. Sudu-sudu rotor dipasangkan ke dalam slot tersebut, dan
piringannya dirangkai menjadi satu menggunakan baut panjang. Agar dapat
berimbang pada saat putar, dilakukan pengaturan posisi yang selektif.
Setelah

semua

piringan

roda

dirangkai

menjadi

satu,

dilakukan

penyeimbangan dinamis (dynamic balancing) dengan toleransi sangat kecil.

22

Gambar 3.6 Rotor kompresor


Di piringan sudu kompresor tingkat ke-7, terdapat alur untuk mengalirkan
udara ekstraksi yang dipergunakan untuk pendinginan turbin, yang
diekstraksi dari antara roda-roda sudu tingkat k-6 dan ke-7.
Bagian ujung depan dari stubshaft dibubut untuk tempat bantalan journal
No.1 dan bantalan thrust aktif maupun tidak aktif, dan sebagai permukaan
perapat (sealing surface) untuk oil seal bantalan No.1 dan udara perapat
tekanan-rendah dari kompresor.
3.5.1.2 Stator
Area stator dan rumahnya dibentuk oleh 5 komponen bagian utama,
yaitu:
a.

Inlet casing.

b.

Inlet Guide Vanes.

c.

Forward Compressor Casing.

d.

After Compressor Casing.

e.

Compressor Discharge Casing


23

Bagian-bagian tersebut, dihubungkan dengan rumah turbin (turbine


shell) dan rangka exhaust (exhaust frame) membentuk struktur utama turbin
gas. Bagian ini menyangga rotor di titik-titik bantalan dan membentuk dinding
luar dari aliran gas panas ke luar. Dinding bagian dalam dari rumah
kompresor mempunyai kelonggaran sangat kecil dengan ujung sudu-sudu
kompresor.

a. Inlet casing
Inlet casing, terletak di bagian depan dari turbin gas. Fungsi utamanya
adalah menyama-ratakan (uniformly) aliran udara masuk ke kompresor. Inlet
casing juga mendukung bantalan turbin No.1. Rumah bantalan bagian bawah
dicor menyatu dengan bagian dalam dari bellmouth, sedangkan rumah
bantalan bagian atas dapat dilepas, dan disatukan dengan rumah bantalan
bagian bawah menggunakan sambungan baut.

Gambar 3.7, Inlet casing kompresor


b. Variable Inlet Guide Vane (IGV)
Variable Inlet Guide Vane (IGV) diletakkan di bagian belakang dari inlet
casing. Vanes akan memberi efek pada jumlah udara yang masuk ke
kompresor. Gerakan dari IGV di atur oleh tenaga hidrolik yang berasal dari

24

silinder hidrolik memutar ring bergerigi dan ring memutar roda-gigi kecil yang
terhubung dengan tuas klep

IGV
Gambar 3.8, Inlet guide vane
c. Forward Compressor Casing (Rumah kompresor Bagian Depan).
Forward Compressor Casing berisi kompresor tingkat pertama sampai
tingkat ke empat dan menyalurkan beban ke rumah kompresor bagian
belakang (After Compressor Casing).
d. After Compressor Casing (Rumah kompresor Bagian Belakang).
After Compressor Casing berisi kompresor tingkat 5 sampai dengan
tingkat 10. Tempat ekstraksi pada casing memungkinkan menarik udara dari
tingkat 5 dan tingkat 10. Udara ekstraksi ini digunakan untuk pendingin dan
perapat (Cooling And Sealing Air), serta digunakan untuk mengendalikan
pulsasi pada saat start dan stop turbin gas.

25

e. Compressor Discharge Casing (Rumah Kompresor Discharge)


Compressor discharge casing adalah sisi akhir dari bagian kompresor.
Sisi ini adalah bagian paling panjang yang di-cor langsung secara tunggal
(tidak dipotong- potong), hal ini disebabkan pada titik-tengah antara
penyangga depan dan penyangga belakang merupakan titik-kunci dari
struktur turbin gas. Fungsi dari discharge casing adalah sebagai tempat tujuh
tingkat terakhir kompresor, membentuk dinding- dalam dan dinding luar
compressor diffuser, menjadi penyangga-dalam dari nozzle tingkat 1, dan
menghubungkan stator dan stator turbin, serta sebagai penyangga ruang
bakar (Combustion Chambers).
Compressor discharge casing terdiri dari dua silinder, satu sebagai
terusan dari rumah kompresor dan satu sebagai silinder-dalam yang
melingkari rotor kompresor. Kedua silinder tersebut diposisikan konsentrik
oleh 10 buah radial struts. Struts tersebut memanjang dari sisi luar silinder
dalam ke bulkhead vertikal. Bulkhead mempunyai 10 buah lubang terbuka
sebagai jalan aliran-udara masuk ke sistem pembakaran dan sebagai
penyangga 10 buah ruang bakar (Combustion Chambers).
Diffuser dibentuk oleh ruang tirus antara silinder luar dan silinder dalam dari
compressor discharge casing. Diffuser ini berfungsi untuk merubah
kecepatan udara yang mengalir dari kompresor menjadi tekanan.
f. Sudu-sudu Kompresor (Blading).
Sudu-sudu rotor dan stator dari kompresor berbentuk airfoil dan
dirancang untuk mengkompresi udara secara efisien pada ujung sudu yang
berkecepatan tinggi. Sudu-sudu ditanamkan ke piringan rotor menggunakan
susunan dovetail. Dovetail tersebut sangat presisi dalam ukuran maupun
posisinya, untuk menjaga masing-masing sudu pada posisi dan lokasi yang
tepat pada roda.

26

Untuk sudu-sudu stator tingkat 1 sampai tingkat 4 dipasangkan


menggunakan dovetail yang sama dengan dovetail rotor ke dalam segment
yang membentuk cincin. Cincin tersebut diselipkan pada alur (grove) yang
ada dalam rumah stator dan dikunci pada tempatnya menggunakan pasak
pengunci. Sudu-sudu tingkat 5 sampai dengan tingkat 17 dan exit guide
vane no. 1 dan no. 2 mempunyai dovetail berbentuk persegi dan
dipasangkan langsung pada alur melingkar yang ada di rumah stator. Agar
sudu dapat melekat erat pada alur tersebut dipergunakan pasak-pengunci.

Gambar 3.9, Sudu rotor kompresor dan sudu stator kompresor


3.5.2 Bagian Pembakaran (Combustion Section)
Sistem pembakaran menggunakan tipe pembakaran aliran-balik (reverse
flow) terdiri dari 10 ruang bakar, mempunyai komponen berikut: liners, flow
sleeve, transition piece, dan cross fire tube. Dilengkapi dengan flame
detector, fuel nozzle, dan alat penyala (spark plug igniter). Gas panas yang
ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar gas (BBG) di dalam ruang bakar
digunakan untuk memutar rotor turbin.

27

Gambar 3.10. Combustion Arrangment


Pada sistem pembakaran aliran balik, udara bertekanan tinggi berasal
dari discharge compressor mengalir melalui ruang di sekitar transition piece
dan masuk melalui ruang menyudut yang ada di 10 buah liner-nya ruang
bakar.
Udara dari compressor discharge yang mengalir di sekeliling liner, masuk
secara radial melalui lobang-lobang kecil yang ada pada dinding dan
berbelok masuk ke dalam liner. Udara tersebut mengalir mengarah ke sisi
liner discharge dan membentuk lapisan udara untuk melindungi dinding liner
terhadap gas hasil pembakaran yang panas.
BBG dipasok ke masing-masing ruang bakar melalui fuel nozzle yang
berfungsi menyebarkan dan mencampur BBG dan udara dengan campuran
tertentu.

28

Gambar 3.11 diatas menunjukkan orientasi dari bagian-bagian pembakaran di


sekitar ujung dari kompresor. Ruang bakar dinomori berlawanan dengan arah
putar jarum jam bila dilihat dari sisi kompresor, dimulai dari bagian atas dari
mesin. Pada gambar tersebut ditunjukkan letak busi-penyala dan flame
detector.
3.5.2.1 Ruang Bakar (Combustion Chamber)
Udara dari kompresor masuk ke ruang bakar melalui ruang yang ada di
tengah rumah gas turbin. Udara mengalir sepanjang sisi luar combustion liner
mengarah ke sisi cap. Udara ini mengalir masuk ke dalam ruang radiasi
melalui ujung nozzle yang memiliki ujung swirl dan melalui lobang-lobang di
cap dan liner yang sudah ditakar oleh jumlah dan besarnya lobang-lobang
pada cap dan liner.
Gas panas hasil pembakaran dari zona reaksi mengalir ke zona thermal
soaking kemudian masuk ke zona dilution di mana terjadi percampuran

Gambar 3.11, Komponen sistem ruang bakar gas turbin


FS 6001B 2015 UA

29

udara tambahan dengan gas panas. Beberapa lobang dengan diameter


tertentu memungkinkan menakar jumlah udara yang tepat sebagai media
pendingin dari gas panas untuk mencapai suhu tertentu. Aliran udara di
dalam ruang bakar dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Sepanjang combustion liner dan cap terdapat ruang sebagai jalan aliran
udara untuk mendinginkan liner dan cap, Gambar 3.13 adalah combustion
liner) dari gas turbin FS 6001B 2015 UA.
Transition piece mengarahkan gas panas dari liner menuju ke nozzle
tingkat 1. Komponen-komponen ruang bakar dapat dilihat pada gambar
berikut. Komponen tersebut bila disatukan membentuk ruang bakar seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 3.12, Combustion liner dan komponen ruang bakar gas turbin FS
6001B 2015 UA.

30

10 buah ruang bakar bentuknya identik, kecuali 4 buah yang berbeda,


terdapat lobang sebagai tempat busi-penyala dan flame detector.
3.5.2.2 Busi Penyala (Spark Plug atau Igniter)
Pembakaran dimulai dengan nyala api yang berasal dari loncatan bunga
api yang terjadi pada ujung busi, lihat Gambar 3.14, Busi dipasang tegak
lurus pada ruang bakar. Busi dilengkapi dengan per yang akan mendorong
elektrode busi keluar bila belum terjadi pembakaran. Bila pembakaran telah
terjadi di dalam ruang bakar, maka tekanan hasil pembakaran akan
mendorong elektrode busi masuk ke dalam sangkarnya menjauhi ruang
bakar, sehingga tidak akan terbakar ujungnya. Posisi Spark Plug berada
pada ruang bakar nomor 1 dan 2.
P
a

Gambar 3.13, Busi (Spark Plug) dan Posisinya pada Ruang Bakar
saat turbin di-start untuk pertama kalinya, dua busi yang letaknya
berdampingan akan menyala membakar BBG yang ada di dalam ruang
bakar, kemudian melalui cross fire tube nyala api diteruskan ke 8 buah ruang
bakar yang lain.

3.5.2.3 Ultra Violet Flame Detector.

31

Selama menjalani periode start-up, adalah sangat penting untuk


mengetahui adanya nyala api di dalam ruang bakar, yang ditransmisikan ke
sistem kendali. Untuk mendapatkan hal ini dipasang sistem pemantau yang
terdiri dari 2 sensor

yang dipasangkan pada ruang bakar dan di panel

kendali dipasang amplifier electronic.


Jenis sensornya adalah ultraviolet, yaitu sensor yang berisi suatu gas
yang sangat peka terhadap sinar ultraviolet, yang terjadi bila zat hidrokarbon
terbakar. Tegangan DC yang dipasok dari amplifier yang ada di panel kendali,
dilewatkan di dalam gas tersebut. Bila terjadi nyala api (flame), maka terjadi
ionisasi dari gas yang ada di dalam detector, yang merubah konduktansi
rangkaian elektronik yang akan
mendefinisikan

flame.

memberikan signal ke sistem dan

Sebaliknya,

ketidakadanya

nyala

api

akan

membangkitkan signal dan mendefinisikan no flame. Posisi Flame Detector


berada pada ruang bakar nomor 7 dan 8.
Bila telah terjadi nyala api di dalam ruang bakar, kemudian kedua flame
detector mendeteksi adanya nyala api. Posisi flame detector dapat dilihat
pada Gambar 3.11.

Gambar 3.14. Flame Detector

3.5.2.4 Fuel Nozzles.


32

Masing-masing ruang bakar dilengkapi dengan nozzle bahan bakar yang


mengantarkan sejumlah tertentu bahan bakar masuk ke dalam combustion
liner.
Bahan bakar gas disemburkan langsung ke dalam masing-masing ruang
bakar melalui lobang-lobang terukur yang terletak di sudut-luar dari swirl
plate. Bila digunakan bahan bakar cair, bahan bakar cair dikabutkan di dalam
nozzle swirl chamber dengan menggunakan udara tekanan tinggi (Atomizing
Air). Campuran udara dan bahan bakar cair yang telah dikabutkan
disemprotkan ke dalam ruang pembakaran. Gambar 3.16 adalah fuel nozzle
untuk 2 jenis bahan bakar, BBC (Bahan Bakar Cair) dan BBG (Bahan Bakar
Gas). Mesin dapat dioperasikan menggunakan 2 jenis bahan bakar, secara
campuran maupun menggunakan 1 jenis saja. Umumnya bahan bakar cair
digunakan sebagai sistem cadangan bahan bakar, apabila terjadi kegagalan
pada system bahan bakar utama (BBG).

Udara Atomizing

Gambar 3.15, Fuel Nozzle Untuk 2 Jenis Bahan Bakar (Dual Fuel)
BBC

3.5.2.5 Cross Fire Tubes.


33

BBG

10 buah ruang bakar dihubungkan satu sama lain menggunakan cross


fire tube. Cross fire tube berfungsi untuk menyebarkan nyala api yang berasal
dari busi ke seluruh ruang bakar dengan cara menyebrangkan nyala api dari
ruang bakar yang mendapat nyala api ke ruang bakar lainnya.

Gambar 3.16. Cross Fire Tube


3.5.2.6 Bantalan (Bearing) Gas Turbin
Gas turbin mempunyai dua buah bantalan jurnal (journal bearing) untuk
menopang rotor - turbin dan beban radial. Salah satu bearing, Bearing No.1,
terdapat bantalan thrust bearing yang berfungsi untuk menahan beban aksial.
Kedua bantalan tersebut di lumasi dengan minyak-pelumas bertekanan, dan
agar minyak pelumas tidak bocor ke luar pada bantalan dilengkapi dengan
sistem perapat (seals) menggunakan tirai udara-bertekanan yang berasal
dari kompresor gas turbin.
Bentuk fisik dari Thrust Bearing pada gas turbin 2015 UA digambarkan oleh
Gambar 3.18, dan bentuk fisik Journal Bearing pada gas turbin 2015 UA
digambarkan oleh Gambar 3.19.

34

Tilting Pad

Bearing Seals

Gambar 3.17. Thrust Bearing

Gambar 3.18. Journal Bearing

Turbin
Kompresor

Bantalan No.2

Bantalan No.1

Gambar 3.19. Letak Bantalan dalam Struktur Gas Turbin


3.5.3 Komponen Turbin
Pada area rotor dengan 3 tingkat sudu-sudu (bucket) adalah tempat
energi tinggi, tekanan gas panas yang dihasilkan oleh compressor dan
bagian pembakaran, dirubah menjadi energi mekanik.
Komponen turbin meliputi : rotor dan stator (nozzle) turbin, rumah turbin,
exhaust frame, exhaust diffuser, dan shroud.
3.5.3.1 Rotor

35

Rotor turbin terdiri dari piringan-piringan yang dirangkai menjadi satu


menggunakan konstruksi baut-tusuk (through-bolted), terdiri dari distance
piece, roda (wheel) tingkat-1, spacer tingkat-1 dan tingkat-2, roda (wheel)
tingkat-2, spacer tingkat-3, roda tingkat-3, dan poros. Bagian-bagian tersebut
dihubungkan dengan rotor kompresor dengan menggunakan flange yang
diikat baut panjang. Rangkaian panjang dari bagian-bagain rotor turbin dan
rotor kompresor diikat menjadi satu dan di-balancing secara teliti untuk
menghindari adanya getaran yang berlebihan bila rotor dioperasikan.

Gambar 3.20, Rotor turbin


3.5.3.2 Sudu Turbin (Bucket)
Sudu turbin atau lebih sering disebut bucket. Ukuran tinggi bucket naik
secara bertingkat, bucket tingkat pertama lebih pendek dibanding bucket
tingkat ke-dua, demikian juga bucket tingkat ke-tiga. Bucket tingkat pertama
merupakan bagian yang langsung bersentuhan dengan gas panas dengan
suhu kira-kira > 1000oC yang keluar dari Nozzle tingkat 1. Setiap bucket
tingkat 1 mempunyai lobang-lobang pendingin di bagian bawah menuju

36

bagian atas bucket, dari lobang tersebut udara pendinginan mengalir


mendinginkan bucket yang suhunya relatif sangat tinggi.

Gambar 3.21, Sudu turbin


3.5.3.3 Sistem Pendingin Bucket Turbin.
Rotor turbin harus didinginkan untuk mencapai suhu yang diizinkan
sehingga beroperasi dengan baik, dan memperpanjang umur komponen.
Pendinginan dilakukan oleh udara-bertekanan yang berasal dari kompresor.
Sebagian udara tersebut masuk secara radial ke ruangan antara piringan
(wheel) dan bucket. Daerah (area) ini disebut Wheelspace.
Dovetail

Lobang Pendingin
Gambar 3.22, Sistem Pendingin Bucket Turbin.
3.5.3.4 Rumah Turbin (Turbin Shell).
Rumah turbin dan bingkai exhaust (exhaust frame) membentuk bagian
utama dari struktur stator gas turbin. Bagian ini mendukung nozzle turbin,
shrouds, bantalan no.2, dan mendukung dari bagian dalam difuser exhaust
turbin. Rumah turbin memegang posisi aksial dan radial dari shroud dan
nozzles. Hal ini berarti menentukan clearance dan posisi relatif nozzle turbin
terhadap bucket. Posisi ini sangat kritikal karena akan mempengaruhi kinerja
turbin.
37

Gas panas yang mengalir dalam rumah turbin merupakan sumber panas
yang memanasinya. Untuk menjaga agar rumah turbin tetap bulat, maka
perlu sekali mengurangi pemanasan berlebihan tersebut, untuk itu rumah
turbin di didinginkan oleh udara yang berasal dari sudu kompresor tingkat 5
yang dialirkan secara aksial.
Secara struktural, rumah turbin merupakan rangkaian yang terdiri dari
potongan-potongan mulai dari inlet kompresor sampai exhaust diffuser-nya
turbin, yang membentuk seluruh bangun turbin.
3.5.3.5 Nozzle Turbin.
Dalam bagian turbin terdapat 3 (tiga) tingkat nozzle stasioneri yang
berfungsi mengarahkan aliran gas panas dengan kecepatan tinggi sebelum
mendorong bucket (sudu-putar) turbin, sehingga bucket dapat berputar
menghasilkan tenaga. Untuk mengecilkan kebocoran energi di nozzle turbin,
dipasang perapat (seals) pada sisi-atas dan samping dari nozzles turbin.
Nozzle tingkat-1 adalah komponen gas turbin yang menerima panas
paling tinggi, untuk mempertahankan kinerjanya perlu didinginkan agar panas
tidak sampai berlebihan, untuk itu nozzle turbin tingkat-1 dilengkapi dengan
banyak lobang-lobang pendingin.

Gambar 3.23, Segmen nozzel dan lobang pendingin


Agar rangkaian nozzle dapat tetap membentuk lingkaran sempurna dalam
kondisi suhu yang sangat panas, maka lingkaran-nozzle tingkat-1 dibagi-bagi
dalam segmen-segmen, bila dirangkai akan menjadi seperti gambar dibawah
ini.

38

st

Gambar 3.24, 1 Stage Nozzle Assembly


3.5.4 Air Intake Filter gas turbine 2015 UA.
Berfungsi menyaring udara dari partikel kasar sampai debu sebelum
masuk ke Compressor / Gas turbin.
Terdiri dari 4 tingkat penyaringan :
Tingkat I

: Weather hood

Tignkat II

: Dust Louver

Tingkat III

: Emercleen RM. 80

Tingkat IV

: Dura Cell M. 60

3.5.5 Roda-Gigi (Gearbox)


Dalam sistem gas turbin 2015 UA terdapat dua unit kotak roda-gigi
(gearbox), yaitu Load Gearbox dan Accessories Gearbox. Load Gearbox
berfungsi untuk menyesuaikan putaran poros gas turbin

dengan putaran

mesin yang digerakkan, misalnya Generator, Kompressor, Blower, dan lain


sebagainya.

Sedangkan

Accessories

Gearbox

berfungsi

untuk

menghubungkan Starting Motor atau Starting Engine ke gas turbin sebagai


pemutar awal poros turbin pada saat start-up.

39

Di samping itu accessories gearbox berfungsi memutarkan hydraulic


pump, atomizing compressor, main-oil pump, mechanical tripping device,
main-liquid fuel pump.

Gambar 3.25, Accesories Gearbox

3.6

Pengoprasian Gas Turbin


40

3.6.1 Persiapan sebelum start


1. Yakinkan inlet damper WHRU posisi tertutup rapat, dan by pass
damper posisi terbuka full
2. Periksa level steam drum WHRU pada posisi 1/2 gelas duga.
3. Periksa pintu-pintu air intake filter dalam keadaan tertutup.
4. Periksa pelumasan untuk peralatan-peralatan sebagai berikut :
a. Pompa cooling water G2 88 WC 1 & 2 (Lube Oil T-46)
b. Booster air compressor (Meditran S-30)
c. Lube Oil Reservoir Tank (T-32) normal 30 cm dibawah beam
d. Diesel starting mean (Medripal 3)
5. Perksa level bahan bakar diesel starting mean (solar), 50-70%. Isi jika
kurang.
6. Lakukan pemompaan agar line solar menuju ke injektor penuh berisi
solar dan tidak terisi angin.
7. Periksa level air pendingin diesel starting mean. Normal 50% jika
kurang tambah.
8. Periksa kerangan inlet / outlet air pedingin oil cooler yang dipilih harus
dalam keadaan bukaan.
9. Jika menggunkan pendingin sistem open circuit buka kerangan inlet /
outlet air pendingin dari cooling tower, tutup kerangan air pendingin
inlet / outlet fin fan cooler.
10.Jika menggunkan pendingin sistem close circuit buka kerangan inlet /
outlet fin fan cooler, tutup kerangan air pendingin inlet / outlet dari
cooling tower. Periksa level air pendingin DIW di make up tank dalam
keadaan cukup.
11. Buka kerangan isap dan tekan kedua pompa cooling water G2 88
WC 1 & 2.

41

12. Buka kerangan inlet dan outlet strainer cooling water di sebelah utara
ruang gas turbin.
13. Periksa damper saluran pembuangan blower G2 88 BT 1&2 harus
posisi terbuka.
.

Periksa kerangan vent dan drain pada line fuel gas dari kerangan
utama fuel gas sampai speed ratio valve. Tutup rapat jika terbuka.

15. Periksa handel VM-2 untuk rachet posisi miring kekiri.


16. Buka pelan-pelan kerangan utama fuel gas untuk mengisi line
sepanjang kerangan utama sampai speed ratio valve. Jika tekanan
gas sebelum speed ratio valve sudah menunjukkan 18,5 kg/cm 2, buka
penuh kerangan gas tersebut.
17. Dengan explosive meter periksa ruangan speed ratio valve untuk
meyakinkan tidak ada bocoran gas.
18. Buka kerangan bahan bakar solar, yang menuju gas turbin.
19. Posisi switch di MCC 6 dan MCC DC.
ITEM

SERVICE

POSISI SWITCH

88 TK 1

Exhaust Frame Cooling

Auto

88 TK 2

Exhaust Frame Cooling

Auto

88 VG 1

Enclosure Fan (pendingin load gear)

Auto

88 VG 2

Enclosure Fan (pendingin load gear)

Auto

88 AF 1

Inertial Sparate Fan

Auto

88 AF 2

Inertial Sparate Fan

Auto

88 FC 1

Fin Fan Cooler

Off

88 FC 2

Fin Fan Cooler

Off

88 FC 3

Fin Fan Cooler

Off

88 WC 1

Cooling Water Circulation Pump

Auto

88 WC 2

Cooling Water Circulation Pump

Auto

88 BT 1

Turbin Compart. Vent Fan

Auto

42

88 BT 2

Turbin Compart. Vent Fan

Auto

88 DS

Diesel Motor Starter

Auto

88 HR

Hydrolic Rachet

Auto

88 QA

Auxilary lube oil pump

Auto

88 - QE

Emergency Lube Oil Pump

Off

20. Jalankan Aux Lube Oil Pump dengan cara Cool Down On di Mark V,
maka auxilary lube oil pump dan rachet akan jalan. Auxilary lube oil
pump ini dijalankan lebih kurang jam supaya pelumasan mengalir
merata keseluruh bantalan-bantalan, pada kondisi ini Rachet akan
bekerja secara periodik. Rotor akan bergerak 47 derajat setiap 3 menit.
3.6.2 Prosedur Start Up
1.

Pilih fuel selector di layar Mark V pada posisi gas, distillate


atau mix sesuai dengan yang dikehendaki.

2. Pilih Master Selector dilayar Mark V pada posisi crank, fire atau
auto sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk start pertama biasanya
dipilih crank selama lebih kurang 10 menit untuk mengusir
kemungkinan adanya gas-gas explosif, dan untuk meyakinkan semua
peralatan starting device dan auxilarynya bekerja dengan baik.
3. Setelah diklik posisi crank. Akan muncul status ready to start, jika
tidak muncul reday to start lakukan master reset.
4. Yakinkan exitation selector switch di panel generator pada posisi
auto.
5.

Klik master selector pada posisi auto dan execute command.

6. Klik master control pada posisi start kemudian execute command,


unit auxilliary akan start. Ready to start akan hilang dan akan muncul
sequence in progress.

43

7. Unit masih diputar oleh rachet. Setelah signal start diberikan clutch
akan tersambung diesel akan berjalan untuk cranking dan peralatanperalatan lain akan berputar yaitu, 88 WC, 88 AF, 88 FC, dan 88 VG.
8. Indikasi 14 HR akan muncul setelah poros turbin mulai bergerak TNH
= 1,3%
9.

Setelah putaran (TNH = 20%) akan muncul indikasi 14 HM

10. Tegangan pilot exiter mulai timbul dan akan membangkitkan tegangan
generator.
11. Indikasi start up akan muncul, unit dikontrol oleh start up control
12. FSR akan naik pada firing value dan ignition sequence bekerja , flame
ditector mendeteksi nyala api dan indikasi flame akan muncul.
13. FSR akan turun ke warm up value, pada akhir dari warm up FSR akan
naik kembali menuju periode accelleration.
14. Bila unit mencapai temperatur control indikasi temperatur control
akan muncul dan indikasi start up akan hilang.
15. Bila putaran turbine mencapai 40% maka accelleration speed 14 HA
akan muncul artinya unit dalam kondisi accelleration.
16. Pada putaran (TNH = 60%) clutch akan lepas dan diesel akan cool
down pada putaran idle speed, kemudian diesel stop.
17. Pada periode accelleration indiaksi accelleration control akan
muncul.
18. Setelah putaran (TNH 95%) indikasi operating speed 14 HS akan
muncul. Aux lube oil pump akan stop dan supply lube oil digantikan
oleh main pump.
19. Setelah putaran (TNH = 100%) speed control dan complete sequence
akan muncul indikasi start up akan hilang. Turbine berada pada kondisi
FSNL (Full Speed No Load).
3.6.3 Pembebanan Gas Turbin
44

Setelah FSNL, dan print seluruh parameter operasi.


Laksnakan sinkron generator dengan jaringan (ikuti TKPA)
Setelah breaker masuk, generator akan otomatis dibebani sampai
dengan spinnig reserve load ( 2 MW, resetable sampai dengan 4
MW ).
Jika pembebanan dilakukan otomatis maka dalam 1 menit generator
akan dibebani sebanyak 7,5 MW per menit (sampai full load
membutuhkan waktu 4 menit)
Jika dibebani manual, kenaikan beban jangan lebih dari 7.5 MW per
menit.
3.6.4 Stop Gas Turbin
1. Turunkan load generator dengan governor control switch (70R4/CS)
digerakkan ke kiri perlahan-lahan.
2. Naikkan beban generator yang lain sehngga frekuensi line normal 50
Hz.
3. Jika beban generator sudah 1,0 MW, lepas breaker kemudian beri
signal stop pada master control di Mark V, maka turbin akan stop dan
putaran akan berangsur turun.
4. Jika lampu indikasi breaker open sudah menyala di generator panel,
putar breaker switch ke posisi Normal after trip.
5.

Jika putaran (TNH = 0%) klik off master selector di mark v.

6. Maka cooldown akan bekerja.


7. Tindakan di lapangan :
-

Periksa Aux. Lube Oil Pump dan rachet apakah bekerja.

Tutup kerangan bahan bakar gas, jika turbin tidak di standby kan.
Dilaksanakan minimal 2 orang agar tidak terjadi kesalah tutup.

45

Rachet dijalankan minimal sampai 48 jam untuk pelaksanaan


cooling down. Selama cooling down seiring mungkin diamati
apakah poros turbin benar-benar berputar. (bisa dilihat dari ruang
load gear). Rachet bekerja satu kali setiap 3 menit untuk
memutar rotor sebanyak 47o sudut.

BAB IV
ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

46

4.1 Data teknis gas turbin 2015 UA


1. Kompressor

2.

- Type

: Axial flow compressor

- Stage

: 17

- Compressor inlet

: T= 32C, P= 1,013 bar

- Compressor discharge

: T= 315C, P= 12,154 bar

Gas Turbin
- Manufacture

: Jhon Brown Engineering

- Fuel

: Gas, Diesel, Campuran


keduanya

- Rated

: ISO 37,500 kw (1atm, 15C)


Site 30,600 kw (1atm, 35C)

- Putaran

: Turbin 5100 rpm, Generator 3,000


rpm

- Turbin trip

: Mechanical 5.737 30 rpm


Electrical 5.610 30 rpm

- Exhaust temperatur
3.

: 380 564 C

Ruang Bakar
- 10 combustion casing
- 10 combustion cap dan liner assy
- 10 cross fire tube
- 10 transition pieces
- 10 fuel nozzles
- 2 spark plugs ( busi ) & 4 flame ditectors

4.

Diesel Engine
- Manufacture

: Detriot Diesel

- Type

: 12 V 71 T

- Putaran idle

: 800 rpm
47

5.

- Putaran normal

: 1900 rpm

- Over speed

: 2530 rpm

Generator
- Manufacture

: Brush

- Rated

: 30.600 kw ( Normal )
33980 kw ( Max )

6.

- Putaran

: 3000 rpm

- Rated voltage

: 12.000 kv

- Rated frequency

: 50 Hz

Lube oil system

Pumps

Main

Type

Driver

Positive

Flow

Pressure

(m3/h)

(kg/cm2)

Shaft

104

4,57

Diplacemant
Auxiliary

Centrifugal

AC motor

81,7

4,57

Emergency

Centrifugal

DC motor

5,6

2,10

4.2 Data Operasional


Berikut data data yang di perlukan untuk perhitungan efesiensi Gas
Turbine setelah Overhaul :

48

Tabel I
Komposisi bahan bakar gas (laboratorium)
Komposisi

Gas campuran (% vol)

CH4

84,42

C2H6

5,62

C3H8

3,17

C4H10

0,83

C5H12

0,48

C6H14

0,11

CO2

5,37

Rel Density ( udara = 1 )

0,6889

Gross Heating Value ( btu/scf )

1085

Keterangan : Data ini merupakan laporan rata rata analisa gas

bulanan periode

April 2009 ( Lihat Lampiran )

TANGGAL
( April 2009)

3
4
5
6
7
8
9
10

LOAD GAS
TURBINE

PEMAKAIAN FUEL
GAS

( MW )

(TON / JAM)

11.15
11.49
11.44
12.26
12.11
12.18
11.71
11.57

3.86
3.96
3.95
4.17
4.08
4.08
3.99
3.98

49

TEMPERATURE
AIR INLET
( 0C )
30
33
32
33
33
31
32
33

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

11.68
11.62
11.64
12.06
12.28
11.98
12.01
12.03
11.92
12.24
12.06
12.20
12.02
12.04
11.94
11.71
11.87
11.82
11.68
12.12

3.99
3.99
3.98
4.08
4.20
4.06
4.07
4.11
4.07
4.16
4.08
4.11
4.08
4.09
4.08
4.04
4.06
4.09
4.07
4.17

32
32
32
30
32
33
33
32
33
30
33
32
32
33
30
32
30
33
32
33

Rata - Rata

11,85

4,05

32

Tabel II
Data Load Gas Turbine, Pemakaian fuel, Temp. Air inlet
Periode April 2009

4.3 Perhitungan efisiensi gas turbin 2015 UA


4.3.1 Notasi dalam perhitungan
BMg = Berat molekul komponen bahan bakar (kg/mol)
Fg

= Aliran bahan bakar gas turbin (kg/jam), (mol/jam),


(Nm3/jam)

LHV = Nilai panas bawah bahan bakar (Kcal/Nm 3)


MO2 = Kebutuhan O2 untuk pembakaran gas turbin (mol/jam)
f

= Faktor kelebihan udara digas turbin


50

Fo2

= Oksigen masuk gas turbin (mol/jam)

Fud = Udara masuk gas turbin (mol/jam)


Qbb = Setara panas bahan bakar masuk gas turbin
(Kcal/jam)
Qud = Setara panas udara masuk gas turbin ( Kcal/jam)
Qin

= Total panas masuk gas turbin (kcal/jam)

Qout = Setara panas produksi listrik (Kcal/jam)

= Efisiensi gas turbin pada beban operasi (%)

4.3.2 Formulasi dan perhitungan


Dari data-data yang didapat baik data operasional ataupun data
labolatorium analisa bahan bakar gas, maka dapat dicari perhitungan sebagai
berikut :
1. Berat molekul bahan bakar
Data data gas alam yang dipergunakan sebagai bahan bakar gas
turbin dari laporan pemeriksaan oleh labolarorium pertamina UP III plaju
adalah sebagai berikut:
Methana

, CH4

84,42 %

Ethana

C2H6

5,62 %

Propana

, C3H8

3,17 %

Butana

, C4H10 =

0,83 %

Pentana

, C5H12 =

0,48 %

Karbon dioksida CO2

5,37 %

Berat molekul bahan bakar perlu

diketahui untuk menghitung

pemakaian bahan bakar per satuan waktu. Besarnya berat molekul tersebut

51

diperoleh dengan menjumlah berat molekul nyata dari tiap komponen gas
alam yang digunakan.
Karena berat molekul C = 12, H = 1 dan O = 16, maka berat molekul
bahan bakar gas adalah sebagai berikut :
BM fraksi CH4

= 0,8442 x 16

13,51 kg/mol

BM fraksi C2H6

= 0,0562 x 30

1,69 kg/mol

BM fraksi C3H8

= 0,0317 x 44

1,39 kg/mol

BM fraksi C4H10

= 0,0083 x 58

0,48 kg/mol

BM fraksi C5H12

= 0,0048 x 72

0,34 kg/mol

BM fraksi CO2

= 0,0537 x 44

2,36 kg/mol
+

BM bahan bakar gas

19,77 kg/mol

2. Aliran bahan bakar gas ke gas turbin


Fg = 4,05 ton/jam = 4.050 kg/jam

4.050
19,77 = 204,85 mol/jam

= 204,85 mol/jam x 22,4 Nm3/mol


= 4.588,7 Nm3/jam
3. Perhitungan nilai pembakaran bawah bahan bakar (LHV)
Data untuk nilai pembakaran bawah dari beberapa fraksi bahan bakar
dalam satuan Kcal/NM3sebagai berikut:
Tabel III
Nilai pembakaran bawah fraksi bahan bakar gas
BM

Nilai pembakaran bahan bakar bawah (LHV)

52

No Komponen

(Kg/mol)

(Kcal/kg)

(Kcal/mol)

(Kcal/NM3)

(2)
11.760

(3) = 1 x 2
188.160

(4) = 3 : 22,4Nm3/mol
8.400

CH4

(1)
16

C2H6

30

10.827

324.800

14.500

C3H8

44

10.742

472.640

21.100

C4H10

58

10.620

616.000

27.500

C5H12

72

10.267

739.200

33.000

Dari data nilai pembakaran bawah bahan bakar dalam satuan


Kcal/NM3 tersebut maka nilai pembakaran bahan bakar dapat dihitung pada
tabel IV dibawah ini :
Tabel IV
Perhitungan nilai pembakaran bawah (LHV)
No
1
2
3
4
5

Komponen, vol
CH4 0,8442 vol
C2H6 0,0562 vol
C3H8 0.0317 vol
C4H10 0.0083 vol
C5H12 0.0048 vol
LHV

Nilai pembakaran bahan


(Kcal/NM3)
0,8442 x 8.400 = 7.091,44
0,0562 x 14.500 = 814,9
0,0317 x 21.100 = 668,87
0,0083 x 27.500 = 228,25
0,0048 x 33.000 = 158,4
= 8.961,86

Jadi nilai pembakaran bawah bahan bakar gas (LHV) yang digunakan
adalah : 8.961,86 Kcal/NM3
4. Kebutuhan O2 untuk pembakaran gas turbin
Reaksi pembakaran sempurna bahan bakar gas
CH4 + 2 O2

CO2

2 H2O

C2H6 + 3,5 O2

2 CO2

3 H2O

C3H8 + 5 O2

3 CO2

4 H2O

C4H10 + 6,5 O2

4 CO2

5 H2O

53

C5H12 + 8 O2

5 CO2 + 6 H2O

Dengan menggunakan rumus reaksi sempurna bahan bakar gas maka


dapat dicari perhitungan kebutuhan O 2 untuk pembakaran gas turbin sebagai
berikut :
CH4

= 2

(0,8442 x 204,85 mol/jam)

= 345,86 mol O2/jam

C2H6 = 3,5 (0.0562 x 204,85 mol/jam)

40,29 mol O2/jam

C3H8 = 5

(0.0317 x 204,85 mol/jam)

32,46 mol O2/jam

C4H10 = 6,5 (0.0083 x 204,85 mol/jam)

11,05 mol O2/jam

C5H12 = 8

7,86 mol O2/jam

(0.0048 x 204,85 mol/jam)

+
kebutuhan O2 pembakaran(MO2)

= 437,52 mol O2/jam

5. Faktor kelebihan udara pembakaran


Data kelebihan O2 pada exhaust gas turbin dari Energi Cons & Loss
Control UP-III pada tanggal 30 April 2009 adalah 17,5 %.
Dengan asumsi didalam udara terdapat 21% O2, maka dapat dihitung :

f = (Udara yang dipasokkan Keb. Teoritis) : Keb. Teoritis

f =

21 3.5
3.5

Ket : Keb Teoritis = 21 17.5


= 3.5

6. Jumlah total O2 masuk gas turbin (Fo2)


Fo2 = f x MO2
= 5 x 437,52 = 2.187,6 mol/jam

54

7. Jumlah udara masuk gas turbin (Fud)


Fud

= 100 : 21 x Fo2
= 100 : 21 x 2.187,6 mol/jam
= 10.417,14 mol/jam

8. Setara panas bahan bakar masuk gas turbin (Qbb)


Qbb = Fg x LHV
= 4588,7 Nm3/jam x 8.961,86 Kcal/NM3
= 41.123.286,98 kcal/jam.
9. Setara panas udara masuk gas turbin (Qud)
Qud = Fud x Cp x T
Cp udara pada 32 C = 6,942 Kcal/molC
Qud = 10.417,14 x 6,942 x 32
= 2.314.105,15 kcal/jam
10. Total panas masuk gas turbin (Qin)
Qin

= Qbb + Qud
= 41.123.286,98 + 2.314.105,15
= 43.437.392,13 kcal/jam

11.

Setara panas produksi listrik (Qout)


Qout = 11.850 kw x 860 kcal/jam
= 10.191.000 kcal/jam
Jadi efisiensi gas turbin 2015 UA saat daya operasi periode april 2009
dengan rata-rata beban 11,85 MW adalah :

55

Setara Panas Kerja yang dihasilkan sistem (Qout)

X 100 %

Setara panas Energi yang masuk sistem (Qin)

10.191.000
43.437.392,13

23,46 %

X 100 %

Sebagai bahan evaluasi dan pengamatan kinerja gas turbin 2015 UA


setelah Overhaul, maka penulis juga mencoba membuat tabel perbandingan
dengan perbandingan efisiensi sebelum dan sesudah Overhaul dengan
beban yang sama, akan tetapi sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
bahwa gas turbin 2015 UA pada tanggal 9 Juli 2008 sudah dalam perbaikan
IMECO, kemudian dioperasikan kembali pada tanggal 3 Maret 2009.
Berikut data data sebelum Overhaul dengan perhitungan yang sama :
Tabel V
56

Data data sebelum Overhaul


DATA SEBELUM OVERHAUL
Berat molekul komponen BBG ( Bmg )
Rata rata beban
Rata rata konsumsi fuel gas
Aliran bahan bakar gas turbin ( Fg )
Aliran bahan bakar gas turbin ( Fg )
Nilai panas bawah bahan bakar ( LHV )
kebutuhan O2 pembakaran (MO2)
Faktor kelebihan udara pembakaran (f)
Jumlah O2 masuk Gas turbin ( F O2 )
Jumlah udara masuk gass turbin ( Fud )
Setara panas bahan bakar masuk gas turbin (Qbb)
Setara panas udara masuk gas turin ( Qud )
Total panas masuk gas turbin ( Qin )
Setara panas produksi listrik ( Qout)
Efesiensi gas turbin pada beban operasi ( )

NILAI
19, 78 kg / mol
12,87 ( lihat lampiran )
4,32 ( lihat lampiran )
218,40 mol / jam
4892,16 Nm3 / jam
9024,57 Kcal / jam
469,73
4,38
2057,42 mol / jam
9797,42 mol / jam
44149640,37 Kcal/jam
2176398,08 Kcal/jam
46326038,45 Kcal/jam
11068200 Kcal/jam
23,89 %

Dengan menggunakan data persamaan daya operasi sebelum dan


sesudah overhaul, maka dapat dibuat tabel perhitungan efesiensi Gas Turbin
2015 UA sebelum dan sesudah overhaul ( lihat lampiran ), berikut adalah
tabel perbandingan efesiensi Gas Turbin 2015 UA setelah overhaul dengan
variabel daya operasi tetap :
Tabel VII
Evaluasi kinerja Gas Turbin 2015 UA setelah Overhaul
Data
Sebelum Overhaul

Setelah Overhaul

Tanggal
25-05-08
31-05-08
18-05-08
6-04-09
15-04-09
20-04-09

57

Konsumsi fuel

Load

gas (ton/jam)
4.16
4.18
4.15
4.17
4.20
4.16

( MW )
12.26
12.28
12.24
12.26
12.28
12.24

(%)
23.63
23.56
23.65
23.57
23.44
23.59

Dari tabel di atas dapat dilihat, bahwa efisiensi dari Gas Turbin 2015
UA setelah overhaul mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dengan
membandingkan antara daya operasi harian yang sama pada saat sebelum
dan sesudah overhaul dengan penggunaan bahan bakar berbeda, yaitu
penggunaan bahan bakar setelah overhaul lebih tinggi dibandingkan
penggunaan bahan bakar sebelum overhaul.

BAB V
KESIMPULAN
a.

Kesimpulan

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka kinerja Gas Turbin
2015 UA dapat disimpulkan sebagai berikut:

Efisiensi Gas Turbin 2015 UA setelah overhaul mengalami penurunan


sebesar 0.43 %.

Daya operasi dengan penggunaan bahan bakar berbanding terbalik


terhadap efisiensi.

Air yang terkandung dalam bahan bakar berpengaruh terhadap efisiensi


Gas Turbin.

Semakin tinggi kadar oksigen excess, maka akan menyebabkan


penurunan efesiensi dari gas turbin.

58

b. Saran

Untuk bahan bakar agar ditingkatkan mutunya pada komposisi bahan


bakar agar pembakaran pada combustion chamber lebih sempurna.

Pengontrolan dan pengukuran lube oil di setiap gas turbin hendaknya


dilakukan setiap shift.

Agar dilakukan kalibrasi peralatan instrumentasinya secara periodik dan


rutin.

Peralatan utama dan pendukungnya agar diperhatikan supaya berfungsi


sebagai mana mestinya.

59

Anda mungkin juga menyukai