Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL KEKAMBUHAN PADA GANGGUAN JIWA


DI UPI PRIA WISMA ANTASENA
RUMAH SAKIT JIWA Prof. dr. SOEROJO MAGELANG

DISUSUN OLEH :
ALIF FITRIANA NUR R.

070114b003

INDRA DWI LESTARI

070114b030

PUPUT ZULIYA S.

070114b044

WAHYU RINDIANTIKA

070114b054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. TOPIK
Manfaat kontrol dan minum obat secara teratur dan peran keluarga dalam
mencegah kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa selama
1 x 15 menit, diharapkan keluarga klien mengenali kekambuhan pada
pasien dengan gangguan jiwa dan mampu mennetukan tindakan yang
tepat untuk klien dan keluarga pasien mampu mengetahui manfaat
kontrol dan minum obat secara teratur dan peran keluarga dalam
mencegah kekambuhan.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa, diharapkan
keluarga klien :
a. Mengenal gangguan jiwa
b. Menyebutkan penyebab gangguan jiwa
c. Menyebutkan cirri-ciri gangguan jiwa
d. Menyebutkan manfaat control dan minum obat secara teratur
e. Menyebutkan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan
f. Menyebutkan tanda-tanda dan gejala kekambuhan
C. LATAR BELAKANG
Gejala gangguan kesehatan mental yang muncul dari gangguan
kecemasan, depresi, panik, hingga gangguan jiwa yang berat seperti
schizoprenia, bahkan tindakan bunuh diri semakin mewabah ditengah
masyarakat. Dari sekian jumlah penderita yang ada baru 8 % yang
mendapatkan

pengobatan

memadai,

sedangkan

selebihnya

tidak

tertangani. Di Indonesia hanya 3,5 % penderita gangguan jiwa berat yang


mendapatkan terapi oleh petugas kesehatan.
Krisis ekonomi dunia dan semakin beratnya tuntutan ekonomi
masyarakat saat ini mengakibatkan jumlah penderita gangguan jiwa di
dunia, dan di Indonesia khususnya meningkat. Diperkirakan 50 juta atau
25 % dari 220 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa akibat krisis
ini.

Pada beberapa Rumah Sakit Jiwa, pasien yang dirawat hampir selalu
mengalami kekambuhan. Kekambuhan ini terjadi karena kurangnya
support sistem keluarga dalam merawat klien setelah pulang ke rumah.
Keluarga kurang mendapatkan informasi tentang bagaimana cara merawat
klien gangguan jiwa dirumah agar tidak kambuh. Kebanyakan keluarga
klien menyatakan tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat klien
setelah pulang ke rumah karena sudah disibukkan dengan pekerjaan dan
merawat anggota keluarga yang lain.
Melihat permasalahan tersebut, pendidikan kesehatan atau edukasi
kepada keluarga tentang mengenal kekambuhan pada gangguan jiwa
menjadi sangat diperlukan, agar dikemudian hari dengan adanya support
sistem dari keluarga menjadikan pengobatan yang di jalani klien berhasil
dan tidak mengalami kekambuhan.
Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien, dan
merupakan perawat utama bagi klien. Keluarga berperan dalam
memberikan asuhan/perawatan yang diperlukan klien dirumah termasuk
memotivasi klien dalam keteraturan minum obat. Keberhasilan perawat di
rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian
dapat mengakibatkan klien harus dirawat kembali (kambuh).
D. SELEKSI PASIEN DAN KELUARGA SASARAN
1. Pendidikan kesehatan dilakukan di UPI
2. Pasien yang pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan
mengalami riwayat pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Keluarga pasien yang belum pernah menerima pendidikan kesehatan
tentang mengenal kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
E. JADUAL KEGIATAN
Hari/Tanggal : Senin, 31 Agustus 2015
Waktu
: 15 Menit
Tempat: UPI Pria Wisma Antasena
Sasaran
: Keluarga Pasien
Penyaji
: Kelompok
F. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
G. MEDIA DAN ALAT
a. Leaflet

b. Flipchart
H. PENGORGANISASIAN
1. Penyuluh
Keluarga pasien ke 1
Keluarga pasien ke 2
Keluarga pasien ke 3
Keluarga pasien ke 4
Uraian tugas :

: Nurian
: Alice dos Reis
: Guilhermino Soares Amaral
: Windi Muliana Putra

a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pendidikan kesehatan


b. Memimpin jalannya pendidikan kesehatan
2. Fasilitator
Keluarga pasien ke 1
Keluarga pasien ke 2
Keluarga pasien ke 3
Keluarga pasien ke 4
Uraian tugas :

: Alice dos Reis, Windi Muliana Putra.


: Guilhermino S. Amaral., Nurian
: Nurian, Windi Muliana Putra
: Alice dos Reis, Nurian

a. Mengatur posisi keluarga pasien dan penyuluh


b. Membantu penyuluh dalam melaksanakan kegiatan pendidikan
kesehatan
c. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Observer
Keluarga pasien ke 1
Keluarga pasien ke 2
Keluarga pasien ke 3
Keluarga pasien ke 4
Uraian tugas :

: Alice dos Reis


: Guilhermino Soares Amaral
: Windi Muliana Putra
: Nurian

a. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,


tempat dan jalannya pendidikan kesehatan
b. Melaporkan hasil pengamatan pada penyuluh dan semua anggota
sebagai evaluasi.
I. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
: Meja
J. PROGRAM ANTISIPASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Penanganan terhadap keluarga pasien selama pemberian pendidikan
kesehatan :
1. Bila keluarga pasien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama keluarga pasien
b. Tanyakan alasan keluarga klien meninggalkan kegiatan
2. Bila keluarga pasien yang lain ingin ikut
a. Beri kesempatan untuk masuk dan mengikuti kegiatan
pendidikan kesehatan.
K. LANGKAH KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
NO
1.

TAHAP
Pembukaan

KEGIATAN

WAKTU

a. Perkenalan

3 menit

MEDIA
Ceramah

b. Menjelaskan tujuan
c. Apersepsi

dengan

cara

menggali pengetahuan yang


dimiliki

keluarga

kekambuhan
2.

Pelaksanaan

a.

pada

tentang
pasien

dengan gangguan jiwa


Menjelaskan gangguan 10 menit
jiwa, menjelaskan penyebab
gangguan jiwa, menjelaskan

Flipchart
Leaflet

ciri-ciri

gangguan

menjelaskan

jiwa,
materi

penyuluhan

mengenai

manfaat kontrol dan minum


obat secara teratur dan peran
keluarga

dalam

mencegah

kekambuhan.
keluarga

Fungsi

dalam

merawat

keluarga dengan gangguan


jiwa.
b.

Memberikan kesempatan
kepada

komunikan

untuk

bertanya tentang materi yang


disampaikan.
c.

Memberi
keluarga

kesempatan

untuk

bertanya

tentang hal-hal yang kurang


jelas
d.

Menjawab hal-hal yang


ditanyakan

e.

Mengevaluasi

langsung

dengan menanyakan kembali


materi yang telah dijelaskan
f.

Memberikan
reinforcement atas jawaban

3.

Penutup

keluarga
Penutup :
a. Evaluasi
kesehatan

2 menit
penyuluhan
jiwa

dengan

pertanyaan secara lisan


b. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
c. Mengakhiri

pertemuan,

Ceramah

Salam

L. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a.

Konsultasi kepada pembimbing klinik/CI tentang satuan acara


penyuluhan kesehatan jiwa tentang mengenal kekambuhan pada
pasien dengan gangguan jiwa

b.

Kontrak tempat dan waktu dengan keluarga.

2. Evaluasi proses
a.

Penyampaian penyuluhan kesehatan jiwa berjalan dengan lancar


dan dapat diterima oleh keluarga.

3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa, keluarga
mampu menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian kesehatan jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa
b. Ciri-ciri gangguan jiwa
c. Penyebab gangguan jiwa
d. Kekambuhan klien gangguan jiwa
e. Penyebab kekambuhan
f. Tanda-tanda kekambuhan
g. Fungsi dan tugas keluarga
h. Upaya perawatan klien dengan gangguan jiwa
i. Menjelaskan kembali manfaat control dan minum obat secara teratur
dan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan.

LAMPIRAN MATERI

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian gangguan jiwa


Perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang masuk akal, berlebihan,
berlangsung lama dan menyebabkan hendaya terhadap individu tsb atau orang
lain
2. Penyebab gangguan jiwa
Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor berikut :
a) Suasana rumah yang tidak harmonis, seperti : tidak PD, sering bertengkar,
salah pengertian, kurang bahagia
b) Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatik
c) Faktor keturunan
d) Perubahan/kerusakan dalam otak, seperti : infeksi, luka, perdarahan,
tumor, gg peredaran darah, keracunan, pemakaian alkohol jangka panjang,
kekurangan vitamin, epilapsi dan keracunan
3.

Ciri-ciri gangguan jiwa


a) Perubahan yang berulang dalam pikiran,
b) Mengalami penurunan daya ingat
c) Perubahan perilaku yang aneh, dll
d) Memiliki labilitas emosional
e) Menarik diri dari interaksi sosial
f) Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri
g) Memiliki keengganan melakukan segala hal.
h) Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat

4. Mengapa penderita ganguan jiwa harus minum obat?

Penderita umumnya merasa tidak memiliki masalah atau sakit.

Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu.


Memperbaiki kondisi penderita

5. Mengapa penderita ganguan jiwa sering tidak teratur minum obat?


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Tidak menyadari kalau sakit.


Merasa bosan dengan pengobatan karena membutuhkan waktu yang lama.
Adanya efek samping dari pengobatan.
Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat.
Lupa minum obat.
Tidak mendapat dukungan dari keluarga.
Sikap negatif terhadap pengobatan (berhenti pengobatan medis karena
melakukan pengobatan tradisional atau alternatif)

6. Apa akibat jika tidak teratur atau berhenti minum obat?


Ketidakteraturan minum obat dapat meimbulkan kekambuhan.
7. Selain faktor obat apa saja penyebab kekambuhan yang lain?
Dari penderita
Motifasi klien untuk sembuh
Masalah yang dihadapi (sifat masalah, asal, waktu, dan jumlah).
Tipe kepribadian penderita (tertutup atau terbuka).
Kepatuhan pengobatan.
Keluarga dan lingkungan
Penolakan terhadap penderita gangguan jiwa (pengucilan, diejek,

tidak diterima).
Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam

pergaulan.
Kurang/tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan

penderita, kurang pujian terhadap kemampuan positif penderita.


Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan
penanganannya, pengawasan minum obat.

8. Apa yang harus dilakukan jika penderita menolak minum obat?

Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat).


Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita, serta akibat jika

lupa/menolak minum obat.


Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat, seperti bentuk
sirup atau puyer.

Modifikasi pemberian obat, Seperti diberikan/diminumkan bersama-

sama saat makan buah


Berikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan

sendiri untuk minum obat.


Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat
(memastikan obat benar-benar diminum).

9. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan klien dengan gangguan


jiwa
Salah satu factor yang menyebabkan kekambuhan klien dengan
gangguan jiwa diantaranya adalah keluarga. Ekspresi emosi yang tinggi
dalam keluarga seperti bermusuhan, mengkrtik, tidak ramah, banyak menekan
dan menyalahkan dapat menimbulkan kekambuhan pada klien tersebut
mendukung bagi perbaikan atau peningkatan kesehatan jiwa klien melainkan
menjadi

stressor

bagi

klien

yang

merupakan

stimulus

munculnya

kekambuhan klien
10. Beberapa gejala kekambuhan yang perlu di identifikasi oleh klien dan
keluarga
Menjadi ragu-ragu dan serba takut
Tidak napsu makan
Sukar konsentrasi
Sulit tidur
Depresi
Tidak ada minat
Menarik diri

11. Hal yang harus dilakukan keluarga dalam perawatan pasien dengan
gangguan jiwa
1) Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu:
Bantu & perhatikan pemenuhan kebutuhan makan dan minum, kebersihan
diri & penampilan
2) Latih kegiatan sehari-hari, misalnya makan sendiri, cuci pakaian sendiri,

membersihkan rumah.
3) Bantu komuniksai yang teratur
a) Bicara yang jelas & singkat.
b) Kontak/bicara yang teratur.
c) Pertahankan tatap mata saat bicara.
d) Sabar, lembut dan tidak terburu-buru.
e) Lakukan sentuhan & belaian yang akrab.
f) Berikan pujian bila melakukan hal yang

benar atau baik.

4) Libatkan dalam kelompok


a) Beri kesempatan nonton TV, baca koran, dengar musik.
b) Sediakan peralatan pribadi, misalnya tempat tidur, lemari pakaian
c) Ikut sertakan dalam pertemuan keluarga secara teratur.
d) Ikut sertakan dalam kegiatan pengobatan kelompok, misalnya
permainan.

Anda mungkin juga menyukai