PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker
payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah
dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian
(setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Kanker
paru tidak hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan
penyebab utama kematian akibat kanker pada penduduk laki-laki, namun
kanker paru juga memiliki persentase kasus baru cukup tinggi pada penduduk
perempuan, yaitu sebesar 13,6% dan kematian akibat kanker paru sebesar 11,1%.
Tabel 1. menunjukkan bahwa kasus baru dan kematian akibat kanker hati pada
penduduk laki-laki maupun perempuan memiliki
persentase
berimbang,
kanker
sedangkan
kanker
payudara
dan
yang
prostat
hampir
memiliki
Radiotherapy,
Image-Guided
Radiotherapy,
High
Dose
10
B(n,)7Li.
Hasil dari reaksi ini mempunyai karakteristik Linier Energy Transfer (LET)
yang tinggi (untuk partikel mendekati 150 keVm -1 dan untuk 7Li mendekati
175 keVm-1). Jangkauan dari partikel ini berada pada jarak 4,5 m hingga 10
m, sehingga energi terdeposisi terbatas dalam sel tunggal (diameter sel 18 2
m) [5].
1.2. Permasalahan
Masalah yang menjadi dasar penelitian adalah menemukan bahan yang
cocok untuk shuttle beam. Dibutuhkan bahan yang bisa menyerap neutron dan
gamma pada ujung kolimator. Mencari desain yang cocok terhadap shuttle beam.
1.3. Tujuan
1. Melakukan studi tentang Monte Carlo N-Particel sebagai penghitung
kekritisan material shielding.
2. Mengetahui bahan yang cocok untuk shuttle beam
3. Membuat desain yang cocok shielding terhadap kolimator
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui material dan dimensi bagian penyusun kolimator dan
shuttle beam pada beamport tembus
2. Menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai Boron
Neutron Capture Cancer Therapy (BNCT)
BAB 2
TINJAUAN UMUM INSTANSI
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
( B ATAN )
2.1 Sejarah dan Perkembangan Tempat PKL
Kegiatan ketenaga-atoman di Indonesia sudah mulai berkembang pada
tahun 1954, ditindak lanjuti Pemerintah dengan membentuk Panitia Negara
untuk Penyelidikan Radioaktivitet melalui Keputusan Presiden Nomor 230 tahun
1954 tanggal 23 November 1954 oleh Presiden Soekarno. Dan sebagai Ketua
adalah Prof. Dr. G.A. Siwabessy dengan para anggota berjumlah 11 orang, terdiri
dari:
Tabel 1. Daftar personil panitia Negara penyelidikan radioaktivitet
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
NAMA
Dr. Sjahriar Rassad
Charidji Kesuma
Prof. Ir. Johannes
Ir. Sudjito Danuseputro
Prof. Ir. Gunarso
Prof. Dr. Bahder Djohan
Dr. Rubiono Kertopati
Suwito
Ir. Inkiriwang
Kolonel Adam
Mayor Udara Dr. Sarjanto
ASAL
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pertanian
Kementerian PP dan K
Kementerian Perhubungan
Kementerian Perhubungan
Kementerian PMI Pusat
Kementerian Jawatan Sandi
Kementerian Penerangan
Kementerian PU dan Tenaga
Kementerian Pertahanan
Kementerian Pertahanan
untuk lebih
meningkatkan dan
Badan
Penasehat
Presiden
dalam
memberikan
pertimbangan-
diubah namanya
menjadi Badan
Tenaga Atom
untuk
mengeluarkan
Peraturan
Kepala
BATAN
Nomor
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tata
laksanan,
2.
3.
10
2.2.6.3 Pedoman
Serta perpegang pada lima (5) pedoman BATAN yaitu :
a. Berjiwa pioner,
b. Bertradisi ilmiah,
c. Berorientasi industri,
d. Bengutamakan keselamatan, dan
e. Komunikatif
2.2.7 Tujuan dan Sasaran
2.2.7.1 Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam
pembangunan nasional dengan peran:
1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan
pemanfaatan/pendayagunaanya
oleh
masyarakat
dalam
mendukung
11
dalam
rangka
mendukung
pemanfaatan
hasil
penelitian,
2.3
Biro Perencanaan;
2.
3.
Biro Umum;
4.
2.
3.
4.
5.
13
Teknologi Nuklir, dan dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab
kepada Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir. Dalam melaksanakan
tugasnya Kepala PSTA dibantu oleh 5 (lima) orang staf eselon III antara lain
seorang Kepala Bagian dan 4 (empat) orang Kepala Bidang, dan 2 (dua) orang
Kepala Unit yaitu Kepala Unit Pengamanan dan Kepala Unit Jaminan Mutu.
2.4.1
14
penyediaan
energi
berwawasan
lingkungan,
dilaksanakan
secara
Sejarah Batan
15
16
Desember 1986, Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi diubah namanya
menjadi Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta (PPNY).
Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta (PPNY) berubah nama menjadi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju (P3TM). berdasarkan Surat
Keputusan Kepala BATAN Nomor 73/KA/IV/1999 tanggal 1 April 1999 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Dan berdasarkan Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005
tanggal 24 November 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga
NuklirNasional, nama P3TM diubah menjadi Pusat Teknologi Akselerator dan
Proses Bahan (PTAPB).
Berdasarkan Perka BATAN nomor 14 tahun 2013, Pusat Teknologi
Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), berubah nama menjadi Pusat Sains dan
Teknologi Akselerator (PSTA).
2.6
Struktur Organisasi
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator terdiri dari :
1. Bagian Tata Usaha;
2. Bidang Fisika Partikel;
3. Bidang Teknologi Proses;
4. Bidang Reaktor;
5. Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan;
6. Unit Jaminan Mutu
7. Unit Pengamanan Nuklir;
17
2.7
Fasilitas
Agar pelaksanaan tugas dan fungsi dari PSTA dapat terlaksana dengan baik
dan kesejahteraan dari para karyawan dan keluarga karyawan dapat terpenuhi,
maka PSTA menyediakan beberapa fasilitas umum antara lain:
Setiap karyawan merupakan anggota Askes
Poliklinik umum, Auditorium, Perpustakaan
Kantin (makan siang karyawan)
Dana Kesehatan Bersama
Koperasi (KPRI Karya Nuklida)
Lapangan dan Peralatan Olah Raga (Tenis,Tenis Meja, Sepak Bola,
Volley)
Peralatan musik (Gamelan, Keroncong, Band)
18
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Kanker Otak
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat,
tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan
sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
menyerang organorgan penting serta syaraf tulang belakang [8].
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kedokteran dan
merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan
penyakit keganasan yang bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya karena
sel kanker merusak sel lain. Sel
lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih muda. Oleh karena itu, karena
terdapat perbedaan perilaku dan pola makan pada tiap kelompok umur, maka
diperlukan upaya pencegahan dan promosi kesehatan yang tepat [2].
Gambar 3. Faktor Risiko Penyakit Kanker
Sumber : berdasarkan data riset kesehatan dasar 2013, Badan litbangkes kementrian kesehatan RI
21
kedua[31].
22
Dalam metode BNCT, ada senyawa yang mengandung boron atau agen
pengiriman boron yang diberikan pada sel-sel kanker kemudian diiradiasi dengan
neutron termal [33]. Dua senyawa boron yang sudah digunakan untuk BNCT
adalah BSH (sodium borocaptate) dan BPA (p-boronophenylalanine). BSH
terakumulasi disekitar membran sel sedangkan BPA terakumulasi ke dalam
nukleus sel [32]. Proses infusi (pemasukan senyawa boron ke dalam tubuh) untuk
BPA membutuhkan waktu 2-4 jam. Dalam jangka waktu tersebut diharapkan
jumlah boron dapat terakumulasi di dalam jaringan kankersecara optimal.
23
Penangkapan neutron termal oleh boron mengarah pada dua reaksi seperti berikut
[11] :
10
5
10
5
B + 0 n 6.3 3 Li + 2He
24
3.2.1. Neutron
Neutron (onl) adalah partikel elementer dengan massa 1,007593 amu, tidak
bermuatan dan bersama proton sebagai penyusun inti atom [16]. Atom tersusun
dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron sebagai penyusun inti atom,
sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom. Neutron dalam inti seperti
sinar gamma dapat menembus suatu bahan dengan mudah. Interaksi neutron
dengan inti atom berbeda dengan interaksi partikel radioaktif [17]. Neutron termal
dapat dengan mudah mencapai kanker yang terletak dijaringan yang dekat dengan
permukaan, sedangkan neutron epitermal dapat mencapai kanker yang letaknya
lebih dalam [35]. Dari sudut pandang neutron yang bergerak, material yang
dilewatinya tampak sangat kosong karena neutron hanya akan bereaksi dengan
inti yang menjadi hambatan neutron. Atom secara umum mempunyai jari-jari
pada orde 10-8 sedangkan inti atom 10-12, maka ketika neutron bergerak, fraksi
bidang tegak lurus arah gerak neutron yang terisi hambatan adalah (10-12)2/(10-8)=
10-8. Oleh karena itu daya tembus neutron sangat tinggi [18].
Tabel 3. Penamaan neutron berdasarkan energinya
Rentang energi
0.00.025 eV
0.025 eV
0.0250.4 eV
0.40.6 eV
0.61 eV
110 eV
10300 eV
300 eV1 MeV
120 MeV
> 20 MeV
Nama
neutron dingin
neutron termal
neutron epitermal
neutron cadmium
neutron epicadmium
neutron lambat
neutron resonansi
Intermediate neutron
neutron cepat
neutron relativistic
Sumber: Wikipedia.org
25
untuk mengobati tumor ini bukan neutron termal. Neutron epitermal (1-10.000
eV) sangat dapat menembus jaringan 3-6 cm di bawah permukaan. Ketika sebuah
neutron epitermal memasuki tubuh manusia berkurang kecepatannya dengan
neutron termal memungkinkan penangkapan boron neutron mudah. Dalam
pencegahan sel sel normal pasien dari disinari dengan radiasi latar belakang
terlalu banyak yang tidak diinginkan seperti sinar gamma dan neutron cepat dari
beam port berkas neutron epitermal, pasien harus diradiasi dengan dosi cukup
efisien dan diposisikan sebagai dekat dengan beamport mungkin dalam jangka
waktu sesingkat mungkin. Oleh karena itu, ada beberapa persyaratan untuk
kualitas dan intensitas sinar neutron epitermal [19].
Tabel 4. Parameter berkas neutron yang disarankan IAEA
Parameter
Intensitas Berkas Epitermal
Dosis neutron cepat per epitermal neutron
Rekomendasi
IAEA
Satuan
epi (
n
)
cm2 s
1.0 109
D f / epi (Gy
cm2 s
) 2.0 1013
n
D / epi (Gy
cm s
) 2.0 1013
n
th / epi
J/
epi
0.05
0.7
26
3.2.2. Boron
Kelarutan dalam air merupakan salah satu faktor penting untuk
dipertimbangkan saat memilih agen boron yang akan diadministrasikan secara
sistemik ke dalam tubuh. Berat molekul boron dianggap sebagai salah satu faktor
penting karena kemampuannya untuk menentukan tingkat difusi dalam jaringan
sehat dan kanker. Beberapa hasil studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
BPA tidak memiliki efek toksisitas terhadap sel-sel tubuh pada dosis hingga
110mg boron/ml [21].
Boron merupakan unsur yang bersifat absorber (penyerap) yang tinggi,
karen memiliki densitas yang tinggi pula yaitu sebesar 2.34g/cm3 . Boron juga
sebagai adsorber neutron, mudah bereaksi dengan neutron yang memiliki kira kira
4000 barns [36].Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B
sebanyak 19.78% dan isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat
dipersiapkan dengan cara reduksi fase uap boron triklorida atau tribomida
dengan hidrogen pada filamen yang dipanaskan dengan listrik. Boron yang
tidak murni (amorphous boron) menyerupai bubuk hitam kecokletan dan dapat
dipersiapkan dengna cara memanaskan boron trioksida dengan bubuk
magnesium [27].
carlo
merupakan
metode
numerik
statistik
dengan
cara
27
material tiga dimensi. Program komputer ini dikerjakan oleh tim Monte Carlo di
laboratorium Nasional Los Alamos, USA.
Disebut dengan Monte Carlo karena dianggap prinsip kerjanya sama
dengan permainan dadu dari kata monte carlo sendiri diambil dari nama sebuah
kota di negara monaco yang merupakan pusat judi internasional. Aplikasi simulasi
menggunakan monte carlo pertama kali adalah untuk perhitungan kekritisan bom
nuklir dalam projek Manhatan tahun 1940an. Penggunaan program komputer
berbasis monte carlo pada mulanya kurang diminati karena perhitungan dengan
simuasi sangat bergantung pada kemampuan komputer. Namun sejak 1960an
dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat menjadikan metode simulasi
menggunakan monte carlo juga semakin berkembang. Perkembangan MCNP
diperlihatkan dengan produk keluaran mutakhirnya adalah MCNP versi 6.
Metode Monte Carlo memiliki. Kemampuan untuk melakukan simulasi
dalam berbagai mode yaitu neutron, foton, neutron-foton, neutron-elektron atau
neutron-foton-elektron yang dirumuskan dalam format kode input. Pustaka yang
digunakan oleh program MCNP berupa data atomik dan inti dengan energi
kontinyu yang meliputi interaksi-interaksi neutron, foton yang diakibatkan oleh
interaksi neutron dengan materi, interaksi foton dengan materi maupun interaksi
partikel lainnya dengan materi.
3.3.1. Monte Carlo N-Partikel
Metode Monte Carlo merupakan salah satu metode probabilistik. Monte
Carlo N Particle mendapatkan hasil perhitungannya dengan cara simulasi setiap
partikel dan merekam beberapa aspek (tally) dari setiap partikel yang
disimulasikan.Prinsip kerja software ini cukup sederhana dengan mengisikan apa
28
yang disebut card. Terdapat tiga card dalam inputan MCNP yaitu cell card,
surface card dan data card. Cell card dan surface card merupakan inputan
geometri yang akan disimulasikan sementara data card merupakan informasi
Tempat
Fungsi
29
$
&
Blanks
Kolom 1-5
= Nomor cell
= Nomor meterial
= Densitas material
geom
parameter
30
daftar
Tipe
Keterangan
Persamaan
Input
31
g
P
PX
PY
PZ
SO
Plat
Umum
Plat sejajar sb.x
Plat sejajar sb.y
Plat sejajar sb.z
Pusat di (0,0,0)
Bola
Umum
Ax+By+Cz-D=0
x-D=0
y-D=0
z-D=0
x 2+ y 2 + z 2R2 =0
x y z R
( x x ) +( y y ) +(z z ) R =0
2
C/Y
Silinder
Silinder paralel
dengan sumbu y
CY
Di sumbu Y
SQ
Elipsoi
d
GQ
Pusat di sumbu x, y,
dan z
Elipsoi
d
ABCD
D
D
D
R
x y R
x 2+ z 2R 2=0
zz
2
2
A ( x x ) + B ( y y ) +C
R
ABCDE
FG
x y z
A B+Gx+
C D E Hy+ Jz + K=0
A x2 + B y 2+ C z 2+ Dxy + Eyz+ Fzx
FGHJK
nsrck
rkk
ikz
kct
Kcode
Nscrk
= nomor neotron
Rkk
Ikz
Kct
32
Kcode
1000
1.01
15
115
33
34
35
sebagai moderator tambahan, pendingin, dan perisai radiasi arah vertikal. Perisai
radiasi arah horizontal digunakan beton barit ( berat jenis 3,3 ton per meter
kubik), yaitu campuran dari semen, pasir barit dan batu barit.Konstruksi ini
mampu menahan radiasi yang berasal dari teras yang bekerja pada daya 250
Kwatt.
3.5.1.2. Teras Reaktor
Teras reaktor terletak pada bagian bawah tangki, merupakan suatu susunan
elemen bakar, batang kendali yang ditempatkan pada lobang-lobang plat kisi
menurut konfigurasi tertentu dan reflektor. Plat kisi terdiri dari dua bagian yaitu
plat kisi atas dan bawah, terbuat dari aluminium, masing-masing dengan tebal
1,5 Cm dan 2 Cm. Plat kisi atas berfungsi untuk mengatur jarak elemen-elemen di
dalam teras, dengan jumlah lobang sebanyak 90 buah dan sebuah central timble.
Plat kisi bawah berfungsi untuk menopang elemen-elemen teras diatasnya. Kedua
plat kisi tersebut menjadi kesatuan dengan reflektor grafit.
Elemen bakar reaktor Kartini terdiri dari campuran homogen uranium
zirkonium hibrida ( U Zr H ) dalam bentuk alloy, dengan kandungan uranium
sebanyak 8,5 % berat dan perkayaan U235 sebesar 20 %. Bagian aktiv ini
berdiameter 3,5 Cm dan panjang 35,6 Cm. Pada kedua ujungnya terdapat
Samarium (Sm) tipis yang berfungsi sebagai racun dapat bakar, dan juga grafit
dengan diameter yang sama dan panjang 10,2 Cm. Susunan ini kemudian
dimasukkan ke dalam kelongsong dari aluminium atau stainless steel setebal 0,7
mm, ditutup dan dilas rapat pada kedua ujungnya, membentuk suatu elemen
bakar. Berat isotop U235 pada setiap elemen bakar sekitar 37 gram.
36
37
dengan boral dan aluminium. Kolom ini memanjang dari sisi luar reflektor ke
permukaan sebelah dalam pintu penutup.
3.5.1.6. Saluran Tengah ( Central Timble)
Saluran tengah ini didesain untuk keperluan irradiasi atau eksperimen
dengan fluks maksimum. Saluran ini berupa tabung berdiameter 3,84 Cm dan
panjang 6 m yang memanjang dari atas sampai ke penyangga teras melalui pusat
teras
38
menjadi setengah dari intensitas semula [38]. Nilai HVT bahan perisairadiasi
garnma dapat dihitung melalui penurunanpersamaan dasar pengurangan intensitas
radiasi sebagai berikut [39] :
It=I o exp (0.693 t /HVT )
Atau
It
ln I o /
HVT =( 0,693t )/
3.7. Kadmium
Kadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cd,nomor atom 48 dan massa atom 112,40 Amu. Kadmium (Cd)
merupakan unsur logam,memiliki potensial ionisasi sebesar 8.994eV, dengan
konfigurasi elektron [Kr]4d105s2 dan potensial elektroda standar E -0.40V
39
40
1.5 x 10-1
1.1 x 10-4
0.00007%
3.8. Timbal
Radiasi gamma merupakan
41
lebih kecil dibandingkan intensitas semula. Dalam peristiwa interaksi ini tidak
terjadi penyerapan energi radiasi melainkan terjadi penyerapan sebagian intensitas
radiasi saja [29]. Timbal adalah suatu unsur kimia dalam kelompok karbon dengan
simbol Pb dan nomor atom 82. Timbal adalah logam lunak dan mudah dibentuk,
yang dianggap sebagai logam berat dan logam buruk. Logam timbal memiliki
warna putih kebiruan setelah baru dipotong, tetapi segera menutupi permukaan
menjadi warna keabu-abuan kusam bila terkena udara. Timbal memiliki kilau
mengkilap krom-perak ketika mencair menjadi cairan. Itu juga merupakan unsur
non-radioaktif terberat [30].
Salah satu penggunaan perisai sangat penting untuk melindungi dari
radiasi baik pekerja maupun masyarkat umum. Untuk itu dibuat aturan-aturan dan
salah satunya mengenai desain (konstruksi) ruang radiologi diagnostic yang harus
memenuhi standar proteksi radiasi. Menurut standar oleh badan pengawas tenaga
nuklir (BAPETEN), yaitu digunakan bahan yang setara dengan 2 mm timbal (Pb).
Tebal dinding penahan radiasi primer adalah dinding dari bata plesteran dengan
tebal 25 cm atau beton setebal 15 cm yang setara dengan Pb 2 mm [30]. Berikut
material perisai yang sering digunakan seperti pada tabel 6.
Tabel 1. Material Perisai Gamma (g cm-2).
Sumber
Radiasi
Air
1,0
aurum-198
Iridium-192
Iodium-131
Cesium-137
Ferrum-59
Cobalt-60
Radon-226
35
35
36
39
49
50
57
Timbal
10-11,3
12
15
16
23
40
44
53
42
43
44
untuk memproduksi berkas epitermal dan kelayakan sumber berbasis reaktor kecil
untuk digunakan khusus di rumah sakit.
Karena Mitr-II tidak didedikasikan semata-mata untuk penelitian BNCT,
FCB beroperasi independen dari eksperimen lain dan tidak mempengaruhi operasi
reaktor biasa. Berkas yang saat ini dioptimalkan untuk studi tumor otak meskipun
bisa sangat mudah mengkonfigurasi untuk mengobati penyakit lainnya situs.
Karakteristik operasional Fasilitas erat sesuai dengan yang ditetapkan untuk
radioterapi konvensional, yang bersama-sama dengan karakteristik berkas hampir
optimal memastikan bahwa FCB mampu menentukan apakah kemampuan
radiobiological tumor penargetan sel terapi dapat direalisasikan dalam praktek
rutin [31].
45
BAB 4
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui shielding dengan ketebalan yang tepat agar dapat di
aplikasikan menggunakan Monte Carlo n-Particle (MCNP) , ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu:
4.1.
boron, proton dan gamma
Perhitungan
dosis
n=
m
Ar
N=n N A=
4.1.1
m
NA
Ar
4.1.2
Keterangan:
n = mol (mol)
m = massa unsur (kg)
Ar = massa atom relatif (g/mol)
N = jumlah atom/ kg jaringan (atom/kg)
NA = bilangan Avogadro (6,023 x 1023)
Jumlah atom menunjukan kemungkinan interaksi neutron dengan senyawa
yang mungkin terjadi selama proses iradiasi. Perhitungan dosis untuk masing
masing interaksi sebagai berikut:
1) Interaksi neutron termal dengan hidrogen
1
0
n + 11 H 21 H + 00 +2,23 MeV
4.1.3
46
2
1
H .
2
1
termal dengan
1
1
2
1
MeV. Hidrogen yang tereksitasi ini tidak memiliki waktu paro. Setelah itu
menghitung laju dosis gamma dengan persamaan:
= N H H 4.1 .4
R
dengan
= laju pembentukan
2
1
(foton/kg.s=Bq/kg)
= fluks neutron termal (n/cm2.s)
NH
(cm2)
Maka
Gy 4.1.5
D = R
s
=1,6 1013 2,23
MeV
Gy/ s
=3,568 1013
4.1.6
Bq /kg
dengan
= Koefisien laju dosis serap/aktivitas spesifik ((Gy/s)/(Bq/Kg))
14
7
14
N + 0n 6C + 1H + 0,66 MeV
4.1.7
p=
D
N N N Q ( 1,6 x 1013 )
J
MeV
J /kg
1
Gy
4.1.8
dengan:
p=laju dosis proton(Gy)
D
=fluks neutron termal
( cmn s )
2
kg
atom/
N N = jumlah atom nitrogen per kg sel=1,49 1024
N =tampanglintang mikroskopik serapan nitrogen=1,75 1024 ( cm2 )
Q=energi partikel=0,66(MeV )
48
Ms. Excel, namun dapat dihitung menggunakan software MCNP5 (Monte Carlo
N Particle).
Monte
carlo
merupakan
metode
numerik
statistik
dengan
cara
49
4.1.9
7
3
Li + (0,48 MeV )
B=
D
N B B Q ( 1,6 x 1013 )
J
MeV
J /kg
1
Gy
4.1.10
dengan:
B =laju dosis boron(Gy /s)
D
=fluks neutron termal
n
2
cm s
( )
kg
atom/
N B = jumlah atomboron per kg sel
B=tampang lintang mikroskopik serapanboron=3835 1024 ( cm2 )
50
keterangan :
w B = Faktor bobot radiasi dari alfa (yaitu 3,8 untuk jaringan kanker dan
1,35 untuk jaringan normal)
w p = Faktor bobot radiasi dari proton yaitu 3,2.
w n = Faktor bobot radiasi hamburan neutron yaitu 3,2
w = Faktor bobot radiasi gamma, yaitu 1.
Dosis
4.2.
Boron
yang
51
Senyawa BPA yang disuntikkan ke dalam tubuh pasien adalah kurang dari
900 mg/kg berat badan pasien dengan konsentrasi boron di jaringan kanker
sebanyak 10-35g boron/g jaringan kanker. Toksisitas dari Litium juga merupakan
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah senyawa boron yang
disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Hal ini karena hasil iradiasi boron oleh
neutron menghasilkan Litium yang memiliki batas dosis di dalam tubuh manusia
yaitu sebesar 900-1800 mg/ hari atau 1,5-2,5 meQ/L. Konsentrasi Litium yang
melebihi 3,5 meQ/L dapat berakibat fatal bagi manusia [41]
4.3.
Dosis
Neutron
dari
4.4.
Shielding Kolimator
Neutron
52
4.2.1.
Kadmium
Cadmium (Cd) merupakan converter yang efektif melalui reaksi (n,).
Sifat Kadmium
Logam Transisi
Hexagonal
112,411 Amu
321,07 C (594,22
Titik didih
K , 609,93 F)
765,0 C (1038,15
K , 1409,0 F)
48
64
1,69
1.71
13.1 cm3/mol
1.41
8.65 g/cm3
14.7 x 106 ohm-1cm1
14
Konfigurasi Elektron
[Kr]4d105s2
53
15
16
17
18
19
20
Formasi Entalpi
Konduktivitas Panas
Potensial Ionisasi
Kapasitas Panas
Jari jari atom
Kepadatan pada suhu 200 C
6.07 kJ/mol
96.8 Wm-1K-1
8.993 V
0.232 Jg-1K-1
0.92A
8,7 g.cm -3
21
22
=39,61 10
=0,39
x=
54
x=
1
0,39
x=2,56 cm
4.2.2. Timbal
Timbal (Pb) sudah sering digunakan sebagai shielding dari berkas gamma
dan sinar X. Hal ini disebabkan timbal memiliki tampang lintang serapan yang
besar terhadap berkas gamma dan sinar X.
Radiasi gamma yang keluar dari kolimator sebesar 5, 834 x 10 -2.mGy/s,
dan nilai batas dosis maksimal terpapar yang di izinkan oleh Bapeten sebesar 2,78
x 10-6.
=0,682
55
x=
x=
1
0,682
x=1,464 cm
4.5.
Monte
Carlo
N-
Particle
Metode Monte Carlo merupakan salah satu metode probabilistik. Monte
Carlo N Particle (MCNP) mendapatkan hasil perhitungannya dengan cara
simulasi setiap partikel dan merekam beberapa aspek (tally) dari setiap partikel
yang disimulasikan.. Panjang jejak tallies menggunakan panjang sebuah jejak
didalam sebuah sel untuk menentukan perhitungan yang kita inginkan, misalnya
fluks atau deposisi energi. Jejak yang melintas permukaan digunakan untuk
menghitung prakiraan fluks atau deposisi energi pada permukaan.Sedangkan jejak
yang mengalami tumbukan digunakan untuk menghitung perkalian dan
kekristalan (prakiraan tumbukan).
56
57
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dijabarkan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Bahan adsorber yang baik untuk neutron salah satunya adalah
cadmium. Karena memiliki tampang lintang adsorber yang besar untuk
neutron. Tebal bahan cadmium yang dmaksud sebesar 2,56 cm.
2. Bahan adsorber yang dipilih untuk berkas gamma adalah timbal.
Dengan ketebalan sebesar 1,421 cm.
3. Software MCNP dapat digunakan untuk menghitung kekritisan
cadmium dan timbal yang digunakan untuk shielding.
5.2. Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan MCNP untuk menghitung seberapa
valid cadmium dan timbal dapat menyerwp neutron dan gamma.
2. Laporan ini dapat dijadikan pembelajaran untuk kalangan mahasiswa.
58
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Permohonan Ijin PKL
Lampiran 5
Surat
Penarikan PKL
Lampiran 6.
Dokumentasi Kegiatan PKL
59
60