Anda di halaman 1dari 7

PROJECT-BASED LEARNING (PBL)

Oleh:
Mara Bangun Harahap
1. Apa Pengertian, Mengapa dan Bagaimana Menggunakan Project-Based Learning
1.1 Apa Pengertian Project-Based Learning? (PBL)
Project-based learning (PBL) didefinisikan sebagai a teaching model in which
students acquire new knowledge and skills in the course of designing, planning, and producing
some product or performance (Simkins et.al, 2002). Proyek mencakup sejumlah aktivitas
yang mengarah pada tujuan akhir untuk menghasilkan produk atau presentasi. PBL melibatkan
peserta didik dalam isu-isu dan masalah-masalah kompleks dalam dunia nyata, serta meminta
peserta didik menerapkan konten, keterampilan dan pengetahuannya dalam berbagai konteks.
Peserta didik menggunakan inkuiri, riset, keterampilan merencanakan, berfikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah dalam proses menyelesaikan proyek. Sebenarnya,
mengerjakan suatu proyek belum menjamin terjadinya belajar. Untuk menjamin terjadinya
belajar, proyek perlu dipilih secara hati-hati dan dirancang melingkupi konten yang dibutuhkan.
Untuk itu, dalam PBL:
* peserta didik terlibat dalam isu dan masalah kompleks dalam dunia nyata, dan jika mungkin,
peserta didiklah yang memilih dan mendefinisikan isu atau masalah yang bermakna bagi
mereka;
* peserta didik menggunakan inkuiri, riset, keterampilan merencanakan, berfikir kritis, dan
keterampilan memecahkan masalah ketika menyelesaikan proyek;
* peserta didik mempelajari dan menerapkan keterampilan/standar spesifik tentang konten dan
pengetahuan dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek;
* peserta didik mendapat kesempatan mempraktikkan sejumlah keterampilan yang dibutuhkan
untuk kehidupan dan karirnya kelak (misalnya: keterampilan mengalokasi waktu dan sumber
daya; keterampilan interpersonal, dll.);
* kegiatan berakhir dengan hasil berupa produk atau presentasi yang mendemonstrasikan telah
terjadi belajar dan assesmen.
1.2 Mengapa Menggunakan Project-Based Learning?
PBL menekankan pengalaman belajar kontekstual yang dapat mendorong peserta didik
memperoleh pengetahuan melalui: pengajuan pertanyaan (inkuiri), menyelesaikan masalah,
mengeksplorasi minat dan mengembangkan keterampilan yang dapat diaplikasikan pada
1

kehidupan masa depannya sebagai pembuat keputusan yang bertanggung jawab dalam
masyarakat. PBL juga efektif mencapai multi standar belajar dan kompetensi, bahkan sering
lintas disiplin/bidang studi. Metode ini diturunkan dari hasil riset dalam psikologi kognitif dan
belajar yang didasarkan pada pemahaman bahwa agar peserta didik dapat: memahami konsep;
berfikir kritis; menganalisis informasi; mengkomunikasikan ide; bekerja secara koperatif; dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara sungguh-sungguh; peserta didik perlu
mempraktikkan keterampilan-keterampilan ini terus menerus dalam berbagai variasi konteks.
Proyek, secara harmonis bersama dengan praktik pengajaran tradisional dapat menjadi alat
untuk menyediakan konteks di atas untuk belajar.
PBL digunakan dalam pembelajaran agar:
* peserta didik termotivasi dan mengalami belajar;
* peserta didik mempunyai banyak kesempatan memperoleh dan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan baru dan mencapai kompetensi belajar;
* peserta didik mengaitkan: bidang studinya dengan disiplin/bidang studi penting lainnya,
yakni antara bidang akademik dan teknik; belajar dengan kerja; dan belajar dengan inisiatif
reformasi.
1.3 Bagaimana Menggunakan Project Based Learning?
Dalam mempelajari konten tertentu, PBL dapat digunakan dengan berbagai cara,
yakni:
* PBL dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep tertentu dan mengembangkan minat
peserta didik;
* PBL dapat digunakan untuk membimbing peserta didik mempelajari konsep-konsep melalui
proses-proses: inkuiri; riset; berfikir kritis dan penyelesaian masalah;
* PBL dapat digunakan (setelah konsep secara spesifik diajarkan) menguatkan, menerapkan
dan mengembangkan belajar;
* PBL dapat digunakan untuk mengintegrasikan pengalaman dan belajar melalui konteks.
Dengan demikian, PBL dapat digunakan sebagai salah satu dari untuk mencapai standar atau
kompetensi dan untuk menguatkan, mengintegrasikan, memperdalam pemahaman peserta
didik.
2. Elemen-elemen Esensial Project Based Learning
PBL mempunyai 6 (enam) kunci elemen. Setiap elemen penting untuk memperoleh
pembelajaran kaya dan proyek yang menarik minat.
2

1. Proyek dibangun sekitar masalah atau isu dunia nyata.


2. Ada pertanyaan esensial yang memberi bingkai pada masalah dan berfokus pada
peserta didik.
3. Ada sekumpulan aktivitas dan tugas yang membimbing peserta didik melallui
pertanyaan, kebutuhan konten, dan muncul dengan produk fissl
3. Skenario Penggunaan Project-Base Learning
Dibawah ini dideskripsikan contoh skenario penggunaan PBL dalam pembelajaran
pendidikan sains (IPA). Dengan mempelajari contoh ini, diharapkan para peserta dapat
menyusun skenario penggunaan PBL dalam bidangnya masing-masing.
Deskripsi Skenario Penggunaan Project-Based Learning
1. Judul Skenario

2. Masalah Pendidikan

3. Tujuan
(Kompetensi)

Project-based Learning
Peserta didik mesti terlibat dengan pengalaman belajar
motivasi tinggi, yang berhubungan erat dengan tugastugas dan tantangan dunia nyata.Karena itu, penekanan
mesti diberikan pada belajar melalui berbuat (learning-bydoing), yakni penekanan pada kegiatan dalam konteks
autentik, yang bermakana menggunakan keterampilan
yang dibutuhkan dalam kehidupan, seperti dapat bekerja
dalam tim, bekerja dalam cara membimbing diri (selfguided manner), dan mengakses tindakan sendiri
(Thomas, 2000).
Pengetahuan
Peserta didik mesti mengetahui dan memahami konsep
spesifik dan analogi antar konsep-konsep.
Keterampilan
Peserta didik mesti mampu:
Menciptakan objek
Bekerja secara otonom dan membimbing diri sendiri
Menghadirkan dan mendukung apa yang mereka
pelajari dan berbagi dengan yang lain
Memberikan umpan balik ke yang lain
Mempertahankan argumen saintifik
Mengenal dan menganalisis eksplanasi dan model
alternatif
Melacak dan mengumpul data
Sikap
Peserta didik mesti:
Berminat pada sains (ilmu pengetahuan)
Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
Menghargai umpan balik dari peserta didik lainnya
3

Deskripsi Skenario Penggunaan Project-Based Learning


atau dari pendidik
Kognitif
Peserta didik mempunyai pengetahuan matematika dan
geometri pada tingkat sedikit di bawah rata-rata.
Mempunyai pengetahua terbatas dalam IPA.
Psikososial
Berdasarkan statistik, lebih kecil dari 50% peserta didik
tertarik pada sains (keduanya laki-laki maupun
4. Karakteristik dan
perempuan). Sebagain kecil dari mereka (sekitar 15%)
kebutuhan peserta
diharapkan akan mengikuti karir dalam sains (Sjberg &
didik
Schreiner 2005, PISA 2006).
Psikologis
Umur rata-rata peserta didik 15-16 tahun.
Kebutuhan
Peserta didik butuh terlibat dalam tugas yang akan
membantu mereka merelasikan masalah sains dengan
kehidupan nyata mereka.
5. Pendekatan
(a) Project-based learning bertujuan memberikan
Pendidikan
pengalaman belajar motivasi tinggi bagi peserta didik,
yang berkaitan erat dengan tugas-tugas dan tantangan
(a) Deskripsi Rasional dunia nyata. Project-based learning juga mendukung
Pendekatan
belajar yang disebut keterampilan orang dewasa adult
Pendidikan
skills, yang mencakup keterampilan seperti keterampilan
(b) Parameterbekerja dalam tim, bekeraja membimbing diri, dan
parameter yang
mengasses tindakan sendiri. Project-based learning
menjamin
berkaitan juga dengan ide pemerolehan keterampilan yang
pengimplementasian
dapat ditransfer (Helle et al., 2006). Proyek dalam
pendekatan
Project-based learning bersifat tugas menantang dan
pendidikan
kompleks yang didasarkan pada suatu topik, pertanyaan,
atau masalah yang mendorong bekerja dalam proyek.
Tugas menantang dan kompleks bermakna bahwa tugas
mesti sedemikian sehingga peserta didik tidak akan
berhasil tanpa terjadi belar hal baru. Proyek biasanya
mencakup unsur-unsu dari berbagai bidang, yang berarti
multidisiplin yang tidak terbatas hanya pada domain
bidang studi tertentu. Hakikat tugas-tugas mesti
sedemikian, sehingga peserta didik terlibat dalam berbagai
aktivitas yang mendukung belajar, seperti mendisain,
penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, dan aktiv
menyelidiki. Dalam proyek, peserta didik bekerja otonom
dan berkolaborasi dalam kelompok kecil, dimana pendidik
pada dasarnya hanya berperan sebagai tutor yang
memfasilitasi proses belajar (Henry, 2005).
(b)
Mesti tersedia waktu yang cukup untuk menjamin
selesainya proyek
4

Deskripsi Skenario Penggunaan Project-Based Learning


Latar belakang kognitif peserta didik sesuai
Pendidik mesti mempersiapkan topik bagi peserta
didik untuk dijadikan proyek
Pendidik yang mendukung proses belajar mesti
memahami peranannya sebagai fasilitator proses
belajar.
Pendidik tidak berperan sebagai pakar, yang
akibatnya memaksakan pengetahuannya terhadap
topik, melainkan peserta didik melakukan belajar
dan memutuskan sendiri dalam proyek.
Proyek mesti sesuai kurikulum (sentral pada
kurikulum) bukan hanya sebagai tambahan pada
kurikulum.
Peserta didik mesti dapat mengakses komputer yang
terhubung dengan internet.
6. Aktivitas Belajar:
Membentuk kelompok
Pendidik membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok
dan menjamin kelompok-kelompok tersebut terdiri dari
peserta didik yang berbeda kemampuan. Pendidik
membagi kelas ke kelompok-kelompok yang terdiri dari 3
sampai 5 peserta didik.
Mempresentasikan pertanyaan/masalah baru
Pendidik memperkenalkan pertanyaan/masalah baru ke
peserta didik. Contoh:
- Dapatkah planet berada di luar tata surya?
- Berapa banyak planet yang telah dikenal manusia?
Fase 1: Mendefenisikan
tujuan proyek

- Kondisi apa saja yang dimiliki planet?


- Apakah kita hanya sendiri di alam semesta ini?
- Adakah kehidupan lain di luar bumi?
- Kondisi apa saja yang dibutuhkan untuk kehidupan?
Diskusi
Peserta didik diskusi tentang pertanyaan/masalah baru dan
berkontribusi memberikan opini dan ide dan pendidika
memberikan balikan terhadap opini peserta didik.
- Peserta didik mengumpulkan opini dan ide tentang
pertanyaan/masalah baru di atas.
- Pendidik memberi balikan terhadap opini peserta didik.

Fase 2: Merencanakan

Diskusi antar kelompok


5

Deskripsi Skenario Penggunaan Project-Based Learning

Proyek

Peserta didik mendiskusikan konteks dalam kelompoknya


tentang proyek yang diciptakan dan setiap anggota
kelompok bertanggung jawab pada kelompok. Pendidik
dapat masuk ke dalam diskusi untuk menghindari
kemungkinan salah mengerti (misunderstanding).
- Peserta didik mesti menciptakan topik nyata dari
proyek kelompok mereka
- Peserta didik mesti memilih yang bertanggungjawab
pada setiap kelompok (moderator, penyaji, pencatat,...)
Koleksi informasi
Setiap anggota kelompok mengoleksi informasi tentang
topik yang berkaitan dengan kerja proyek. Pendidik dapat
mendukung peserta didik melalui penunjukan hal-hal
penting dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan
mengarah.
Sintesa informasi

Setelah peserta didik mengumpulkan informasi, mereka


bersama-sama mensitesis kumpulan informasi tersebut.
Fase 3: Melakukan kerja Pendidik mendukung proses sintesis dengan cara
menanyakan berbagai konsep dan topik yang berhubungan
proyek
satu sama lain.
- Peserta didik harus mensintes informasi yang tekumpul
(membuat catatan, meringkas teks, menggunakan
statistik)
- Pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menciptakan proyek
Peserta didik bekerja secara kolaboratif untuk
menciptakan proyek mereka, sedangkan pendidik
bertindak memfasilitasi usaha peserta didik.
Presentasi luaran/hasil proyek
Fase 4:
Mempresentasikan hasil

Setiap kelompok peserta didik mempresentasikan


luaran/hasil proyek ke kelompok lain dan pendidik.
Diskusi/Umpan balik
Peserta didik menjawab pertanyaan/komentar peserta
didik lainnya dan pendidik.
Asesmen Sumatif

Fase 5: Mengasses kerja


proyek

Pendidik mengasses/menilai proyek yang diciptakan


kelompok peserta didik
6

Deskripsi Skenario Penggunaan Project-Based Learning


Peralatan:
Perangkat keras
komputer
proyektor
7. Peralatan,
Pelayanan dan
Sumber Daya

Perangkat lunak
Teks, gambar, audio atau video
Program mesin pencari
Program pengolah kata
Sumber daya:
Pernyataan masalah, gambar, grafik, slide, simulasi,
eksperimen, tabel, asesmen diri, latihan, kuescioner dan
ujian.

Anda mungkin juga menyukai