2.1
1982 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Isral, 2008,
p.7). Menurut V. Darsono (1995), lingkungan hidup dibagi menjadi tiga yaitu
(Irsal, 2008, p.8):
1. Lingkungan alami, yaitu segala sesuatu yang berada disekitar manusia baik
yang hidup (flora, fauna) maupun yang tidak hidup.
2. Lingkungan buatan, yaitu segala sesuatu yang dibuat dan dibangun oleh
manusia
untuk
menunjang
kehidupannya
(misalnya
gedung,
terjadinya
pemanasan
global.
Pemanasan
global
disebabkan
13
Selain pemasanan global, isu lingkungan yang sedang menjadi fokus saat ini
adalah konsumsi energi. Berikut ini adalah diagram konsumsi impor energi pada
tahun 2004:
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
14
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa impor energi dari tahun ke tahun
terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi energi dari tahun ke tahun
pun terus meningkat.
Selain pemanasan global dan konsumsi energi, isu lingkungan lainnya yang
menjadi fokus dalam green building adalah konsumsi air dan menipisnya sumber
daya alam akibat penggunaan yang berlebihan.
2.2
Worldatch
Institute
mencatat
bahwa
bangunan
hanya
mengkonsumsi dua per lima dari produksi energi dunia. Ini tidak termasuk energi
yang dibutuhkan untuk memanen, memproduksi dan mengirim material untuk
konstruksi dan pemeliharaan bangunan. Seperenam air yang dipompa dari alam di
konsumsi bangunan. Seperenam dari semua kayu yang dipanen berakhir
dibangunan (tidak memperhitungkan jumlah kayu yang digunakan untuk interior).
Universitas Indonesia
15
Gabungan dari konsumsi energi, air, kayu pada sebuah bangunan inilah yang
menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di planet ini (Lenssen N. and
D.M. Roodman, 1995). Berikut ini adalah peran bangunan dalam isu lingkungan :
1. Persentase konsumsi energi
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
16
2.3
GREEN
BUILDING
KONSEP
GEDUNG
BERWAWASAN
LINGKUNGAN
Revolusi green building tidak hanya dikenalkan di Amerika tetapi juga
dibanyak negara. Revolusi ini diilhami oleh bangkitnya pengetahuan bahwa
bangunan menggunakan sumber daya alam, berdampak pada manusia, dan
berbahaya bagi lingkungan (Yudelson, 2008). Adanya revolusi ini juga didorong
oleh pengetahuan bahwa dunia memiliki waktu yang sedikit untuk merespon
perkembangan berbahaya dari perubahan iklim khususnya global warming dan
bangunan itu memiliki peran yang sangat besar dalam emisi karbondioksida yang
merupakan salah satu penggerak perubahan iklim global (Yudelson,2008).
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
versi dari LEED versi 2.0 yang asli dimana sejak versi 2.0 sudah ada banyak
perubahan besar (Yuldeson, 2007). Versi terbaru dari LEED adalah versi 3.0 yang
diluncurkan pada tanggal 27 April 2009 (US Green Building Counsil, 2009).
USGBC tumbuh dengan cepat sejak tahun 1998 dimana pada saat itu hanya
memiliki 100 anggota dan pada awal tahun 2007, jumlah anggotanya lebih dari
7700 badan hukum, institusi, organisasi pemerintah dan lembaga (tidak termasuk
anggota individual) (Yuldeson, 2007). Kemudian pada tahun 2004 didirikan
Canada Green Building Council (CaGBC), yang saat ini telah memiliki angota
lebih dari 1.300 anggota dengan cabang
dibeberapa provinsi.
CaGBC
hijau
untuk
membangun
lingkungan,
meliputi
sebuah
Universitas Indonesia
19
Konservasi energi
Universitas Indonesia
20
Pencegahan polusi
Efisiensi energi
Integrasi sistem
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
21
b. Konservasi dan kualitas air (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob
Harison, 1997;MoU,2006; Fischer,2010; kats,2003;
Untuk menjaga konservasi dan kualitas air dapat dilakukan dengan
mempertahankan siklus air alami yang sudah ada. Selain itu, juga dapat
dilakukan dengan meminimalkan penggunaan yang tidak perlu dan tidak
efisien dari air minum. Sementara itu memaksimalkan daur ulang dan
penggunaan kembali air, termasuk penggunaan air hujan, storm water, dan
gray water (air bekas kamar mandi, tidak termasuk air dari toilet).
c. Lingkungan dan energi (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob Harison,
1997;MoU,2006; Fischer,2010;
Kunci dari prinsip ini adalah:
-
Menghasilkan
bangunan
yang
prestasinya
melebihi
tingkat
Universitas Indonesia
22
e. Sumber daya dan material (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob
Harison, 1997; Fischer, 2010; kats,2003;
Kunci dari prinsip ini adalah meminimalkan penggunaan material
konstruksi yang tidak dapat diperbaharui dan sumberdaya lainnya seperti
energi dan air melalui teknik, desain, perencanaan, dan konstruksi yang
efisien dan daur ulang yang efektif dari robohan konstruksi. Selain itu juga
memaksimalkan penggunaan material daur ulang, material modern yang
efisien, dan sumberdaya komposit yang efisien terhadap bentuk struktur.
2.3.4 LEED
Menurut USBGC, LEED (Leadership in Energy and Enviromental Design)
Green Building Rating System adalah sebuah volunter, standar nasional
berdasarkan konsensus untuk mengembangkan prestasi yang tinggi untuk
bangunan berkelanjutan (MAPEI, 2006, p.4). LEED memberikan pemilik
bangunan dan operator alat yang mereka perlukan untuk merasakan dampak
langsung dan terukur pada kinerja bangunan mereka. LEED mempromosikan
seluruh pendekatan pembangunan berkelanjutan dengan mengakui kinerja dalam
lima bidang utama kesehatan manusia dan lingkungan: pengembangan lahan
berkelanjutan, penghematan air, efisiensi energi, pemilihan bahan dan kualitas
lingkungan dalam ruangan (Yudelson, 2008, p.13-14). LEED diciptakan untuk
(MAPEI, 2006, p.4):
-
Mempromosikan
secara
terpadu,
praktek
desain
bangunan
secara
keseluruhan
-
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
23
Ada beberapa hal yang meliputi luasnya sebagian besar proyek LEED,
adalah sebagai berikut (Galzone, 2006):
Certified : proyek memiliki nilai lebih dari 40% dari dasar, atau utama, pada
point dalam sistem
Silver; proyek memiliki nilai lebih dari 50% dari poin utama
Gold proyek memiliki nilai lebih dari 60% dari poin utama.
Platinum : proyek memiliki nilai lebih dari 80% dari poin utama.
24
kenyamanan manusia, serta memberikan kemudahan dalam aktivitas seharihari. Dengan demikian, pembangunan yang terjadi diharapkan tidak
membebani daya dukung tapak melebihi dari daya dukung maksimum.
Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC)
Manjaga kualitas udara dalam ruang yag berdampak penting bagi kesehatan
dan kenyamanan manusia.
Universitas Indonesia
25
2.4
VALUE ENGINEERING
Bagian ini terdiri dari sejarah munculnya value engineering (VE) , definisi
tentang VE, definisi nilai, tahapan tahapan dalam melalukan VE, serta
perkembangan VE di Indonesia.
Universitas Indonesia
26
menarik para pengembang dan praktisi dari tools, teknik, dan proses lain menjadi
anggota SAVE, maka pada tahun 1996, nama asosiasi ini diubah menjadi SAVE
International (Priyanto, 2010).
Dalam uraian singkat mengenai perkembangan VE yang dimuat dalam buku
standar SAVE International (2007), tersirat adanya filosofi VE yang memberi
kemudahan bagi upaya memahami konsep VE. Filosofi VE tersebut adalah
menyediakan cara pengelolaan nilai (value) dan upaya peningkatan inovasi yang
sistematik guna memberikan keunggulan daya saing bagi sebuah produk yang
akan dirakit, karena produk-produk dibeli untuk apa yang dapat mereka lakukan
(fungsi dari produk), baik melalui pekerjaan yang mereka dapat lakukan atau
kualitas estetika yang mereka sediakan (Priyanto, 2010). Untuk dapat fokus pada
pemahaman fungsi, maka fungsi di definisikan dengan menggunakan gabungan
kata aktif (active verb) dan kata benda yang diukur (measure noun) yang dapat
memberikan karakteristik manfaat dari fungsi yang dimaksud. Oleh karena itu,
metode ini menempatkan analisis fungsi sebagai pondasi kunci. Analisis fungsi
terus dikembangkan dan menjadi tool untuk membantu individu dan tim
memahami sebuah konsep melalui fungsi-fungsinya guna memutuskan apakah
desain dapat ditingkatkan atau diadakan material atau konsep lain yang dapat
memenuhi fungsi tersebut.
Masing-masing
Universitas Indonesia
27
Value =
Function+Quality
Cost
Dimana ;
Function = pekerjaan tertentu yang sebuah desain/ item harus lakukan
Quality
Cost
Definisi lain datang datang dari Carlos Fallon dalam buku Mohd. Mazlan
Haji Che Mat (2002) berjudul Value Management : Principle And Aplications :
Towards Achieving Better Value For Money, Pearson Malaysia Sdn. Bhd.,p.3
(Priyanto, 2010).
Value =
Worth
Cost
Dimana ;
Worth
Cost
Menurut Kelly t.al, nilai didefinisikan sebagai hubungan antara biaya, mutu,
dan waktu dimana mutu tersebut terdiri dari sejumlah variabel yang ditentukan
berdasar pengetahuan dan pengalaman seorang individu atau beberapa individu
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
28
dalam sebuah kelompok, yang dibuat eksplisit untuk maksud membuat pilihan
diantara berbagai pilihan yang cocok secara fungsi (Priyanto, 2010). Oleh karena
itu, sistem nilai yang dibuat eksplisit merupakan gambaran pada waktu tertentu
dari berbagai variabel terhadap semua keputusan yang mempengaruhi bisnis inti
atau proyek, sehingga dapat diaudit.
Berdasarkan definisi nilai diatas, Kellly et.al.,(2004) menjelaskan bahwa nilai
desain bangunan gedung dapat diuraikan dan diukur melalui beberapa komponen
berikut ini (Priyanto, 2010):
-
Time, dari saat ini hingga selesainya proyek, titik ketika poryek berakhir
dan masuk kembali ke bisnis pelanggan inti.
Environment
terhadap
menggambarkan
penyediaan
sumber
penghargaan/kemuliaan
daya
bagi estetika
(esteem)
organsasi,
atau
secara
Politics adalah sebuah dimensi eksternal yang mengacu pada sejauh mana
isu-isu komunitas,
popularitas,
dan kepedulian
lingkungan
(good
Universitas Indonesia
29
Berdasarkan definis-definisi nilai diatas, maka defini oleh Kelly et. El., yang
paling cocok digunakan pada definisi VE dalam penerapan VE untuk efisiensi
biaya bangunan berkonsep green building.
2.4.3 Definisi VE
Definisi VE perlu dipahami untuk memberiakan gambaran yang jelas
mengenai VE. Definisi VE tersebut antara lain sebagai berikut (Priyanto, 2010):
1. Value
Engineering
(VE)
adalah
aplikasi
metodologi
nilai
(value
Universitas Indonesia
30
5. Value Engineering
sebuah
terorganisir/terstruktur
dengan
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
31
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
33
Dell Isola (1997) menguraikan mengenai alasan-alasan biaya yang tidak perlu
antara lain (p.xxii):
1. Kurangnya Informasi,
Data
yang
tidak
cukup
mengenai
fungsi
owner/
pengguna
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
34
informasi
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
35
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
36
1. Pre-Workshop Activities
Tahap ini bertujuan untuk merencanakan dan mangatur Value Study.
Pertanyaan dasar yang digunakan pada tahap ini adalah apa yang harus
dilakukan untuk menyiapkan Value Study?
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:
-
Mendapatkan komitmen dari anggota tim yang telah dipilih untuk mencapai
sasaran proyek.
Universitas Indonesia
37
a. Tahap Informasi
Menurut Zimmerman(1982) sesuai dengan yang dikutip saudara
Afandi, tahap informasi dalam VE ditunjukkan untuk mendapatkan
informasi
definisi
pekerjaan,
gambar-gambar,
laporan
Universitas Indonesia
38
Apakah ini ?
b.
c.
d.
Berapa biayanya?
e.
Berapa nilainya?
komponen.
c. Apa yang harus dikerjakannya? Akan membawa kepada fungsi primer
dari proyek beserta bagian-bagian dan komponen-komponen atau
merupakan alasan dasar diadakannya proyek tersebut.
d. Berapa biayanya?, akan membawa kepada biaya produksi dan biaya
pelaksanaan dari proyek beserta bagian-bagian dan komponenkomponennya.
e. Berapa nilainya?, akan membawa kepada penghargaan atas manfaat
yang akan diperoleh dari proyek
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
Fungsi suatu barang dan jasa merupakan jawaban atas dapat melakukan
apa benda, barang, jasa tersebut. Dimana fungsi dalam VE ada dua yaitu
(Dell Isola, 1974):
1.
2.
kegunaan
(worth)
setiap
subsistem
atau
komponen
untuk
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
41
tim VE merasa
cukup mencapai
maksu dari
dilakukannya studi.
3. Technical FAST Model : sebuah bentuk lain dari Classical FAST yang
menambahkan all the item function, one time function dan same
time function atau caused by function.
4. Customer-Oriented
FAST
Model
jenis
diagram
FAST
ini
Universitas Indonesia
42
c. Tahap Kreatif
Fase ini merupakan fase untuk mengembangkan sebuah kuantiti ideide yang berhubungan dengan cara lain untuk kinerja fungsi. Menurut
Hutabarat (1995), tahap kreatif adalah tahap mengembangkan sebanyak
mungkin alternatif yang bisa memenuhi fungsi primer atau pokoknya
(Ustoyo, 2007). Untuk itu diperlukan adanya permunculan ide-ide guna
memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih. Alternatif tersebut
dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu pelaksanaa, metode pelaksanaan,
dan lain-lain. sebagai bahan pertimbangan dalam mengusulkan alternatif
dapat
disebutkan
keuntungan
dan
kerugiannya.
Sebagai
dasar
penilaian/pertimbangan untuk dilakukan analisis VE dapat dipilih kriteriakriteria dari item pekerjaan. Kriteria-kriteria tersebut nantinya sebagai bahan
evalusi untuk memilih alternatif yang dipilih. Kegiatan-kegiatan umum yang
dilakukan pada tahap ini adalah(SAVE,2007):
1. Melakukan latihan pemanasan kreatif.
2. Menetapkan peraturan-peraturan yang melindungi lingkungan kreatif
yang dikembangkan. Tools yang digunakan : Creativity Ground
Rules.
3. Menggunakan teknik stimulasi ide yang dapat meningkatkan nilai. Tools
yang digunakan: Brainstroming, Gordon Technique, Nominal Group
Technique, TRIZ, Synetics
4. Mengembangkan ide alternatif yang dapat meningkatkan nilai.
Pada akhir fase ini akan dihasilkan daftar ide-ide yang memuat
alternatif-alternatif lain untuk menjalankan masing-masing fungsi yang
memiliki peluang potensi bagi peningkatan nilai (fungsi dengan nilai rasio
cost to worth lebih besar dari 1:1).
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
43
d. Tahap Evaluasi
Fase evaluasi merupakan tahap mengurangi kuantiti ide-ide yang
harus diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi yang besar
untuk meningkatkan proyek. Ide-ide yang ingin dihasilkan pada tahap ini
adalah ide-ide yang terkait dengan berbagai alternatif lain untuk
menjalankan fungsi tertentu, fungsi yang berpotensi bagi peningkatan nilai
proyek. banyak tool yang dapat digunakan untuk memunculkan ide kreatif.
Pada umumnya, memunculakan ide kreatif bagi para engineer bukanlah hal
yang mudah karena mereka cenderung untuk menemukan solusi dengan
cepat. Untuk mengendalikan hal ini, maka engineer harus mengikuti seluruh
tahapan yang ada dalam job plan dan menaaati semua aturan dalam fase ini.
Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan padatahap ini adalah (SAVE,
2007):
1. Menjelaskan dan mengkategorikan setiap ide untuk mengembangkan
sebuah pemahaman.
2. Mendiskusikan bagaimana ide-ide berdampak pada biaya proyek, dan
kinerja parameter-parameter. Tools yang digunakan: T-Charts.
3. Memilih
dan
memprioritaskan
ide-ide
untuk
pengembangan
Pada tahap ini, ide-ide yang nampak jelas tidak layak dibuang.
Kemudian ide-ide atau alternatif yang terpilih dianalisis keuntungan dan
kerugiaannya, biaya siklus hidupnya (life cycle cost), dan dibuat bobotnya.
1. Analisis keuntungan dan kerugian.
Ide-ide yang muncul dari tahap sebelumnya dianalisis keuntungan dan
kerugian yang ditimbulkan dari setiap ide tersebut. Dalam melakukan
analisis keuntungan dan kerugian ini dapat digunakan tabel yang
menunjukkan keuntungan dan kerugian.
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
44
e. Tahap Pengembangan
Fase ini merupakan fase analisis lanjutan dan mengembangkan daftar
pendek ide-ide dan pengembangan ini dengan memperhitungkan alternatifalternatif value. Kegiatan-kegiatan umum pada fase ini adalah:
1. Membandingkan kesimpulan studi dengan syarat kesuksesan selama
fase informasi dan fase analisis fungsi.
2. Menyiapan sebuah tuliasan menganai alternatif nilai untuk setia ide
yang dipilih untuk pengembangan selanjutnya.
3. Menaksir dan mengalokasikan risiko dan biaya denga tepat
4. Mengadakan analisa cost-benefit.
5. Mengembangkan sketsa dan infomasi
menyampaikan konsep.
6. Mengkonfirmasi
sebuah
alternatif
yang
akan
dikembangkan
selanjutnya.
7. Mengakhiri perkembangan alternatif awal.
8. Mengembangkan sebuah rencana tindakan untuk mendefinisikan
langkah-langkah implementasi untuk setiap alternatif nilai (value).
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
45
f. Tahap Presentasi
Tahap ini dapat berupa presentasi atau laporan secara tertulis atau
lisan yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam memahami
alternatif-alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim VE. Usulan yang
dipilih dapat
disampaikan secara
singkat,
46
Tujuan proyek
Uraian proyek
Prosedur VA
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
47
bahwa
praktek
baru
menjadi
embedded
dengan
Output dari fase ini adalah stakeholder proyek menetukan apa yang
akan diubah dalam proyek sebagai hasil dari Value Study. Ini merupakan
perubahan konsep yang asli atau konsep dasar dari suatu studi, sebagai hasil
alternatif nilai, yang perkembangan proyek akan gabungkan dalam kegiatan
pengembambangan prodak dan besain di masa depan.
Universitas Indonesia
48
2.
3.
4.
5.
Universitas Indonesia
49
dengan penyusunan regulasi yang lebih tinggi tingkatan hukumnya, karena tidak
ada satu klausaul pada regulasi periode tersebut yang menyinggung mengenai
penerapan VE. Beberapa paraktisi memperkirakan bahwa
perkembangan VE
2007,
VE
di Indonesia
masih
belum
menunjukan
tanda-tanda
2.5
Universitas Indonesia
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
50
Hal ini berlawanan dengan pernyataan yang dibuat oleh Alexia Nalewaik,
CCE MRICS, and Valerie Venters, CCC dalam the AACE international Journal of
Cost Estimation, Cost/ Schedule Control, and Project Managemet yang terbit
bulan Februari 2009 yang menyatakan bahwa konsep bangunan berkelanjutan
menghemat life cycle cost pada biaya utilitas dan biaya perawatan yang menarik
para owner untuk menerapkan konsep ini. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa
konsep bangunan berkelanjutan mencerminkan value engineering. Berikut ini
potensi besar penghematan biaya yang samar-samar
Menggunakan sumber daya lokal dan material daur ulang, yang tidak hanya
mendorong ekonomi lokal tetapi juga mengurangi biaya transportasi.