PENDAHULUAN
I.I.
Latar Belakang
Pengenalan terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu
keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan kimia (laboratorium atau
gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan, atau memperlakukan bahan kimia
itu dalam pekerjaan tertentu.
Wujud bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan kimia berwujud
padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN, atau bersifat mudah
menguap/menyublim seperti (NH4)2CO3, C10H8 (naphthalene), atau bersifat peka terhadap
cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau
bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor.
Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl 3,
CH3COCH3 (acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane). Sedangkan
bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.
Sifat bahan kimia terbagi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi wujud,
warna, bau, berat jenis, titik didih, titik lebur, titik nyala, titik bakar, viskositas, higroskopis,
kelarutan dalam air, rumus molekul, dsb. Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi
lingkungan, sebagian ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif, racun,
merusak organ tubuh, atau meracuni organisme.
I.2.
Rumusan Masalah
Bagaimana mengenali simbol atau tanda bahaya bahan-bahan kimia?.
I.3.
Tujuan
Agar mengenal simbol-simbol bahan kimia berdasarkan sifat dan bahayanya.
BAB II
SIMBOL DAN LABEL BAHAN KIMIA
2.1
Dasar Teori
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan
(Ordinance
on
Hazardeous
Substances)
adalah
suatu
aturan
untuk
Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan
lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifatsifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,
pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahanbahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang diakibatkannya.
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang
masalah hukum :
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi
dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat,
larutan formaldehid dll)
3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya.
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai
dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada
latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol
bahaya, yang terbagi dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk
dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Mengenal
dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan pengimpanan bahanbahan atau pergudangan.
2.2
1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen,
dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau
fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat.
2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan
serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga
penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahanbahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang diakibatkannya.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan
sebagai berikut:
2.3
1.
dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi
dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan
dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di
laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan
pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja
dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun
keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga
sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk
bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
2.
Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat
mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam
berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7,
R8 dan R9.
Bahaya
Contoh
Keamanan
3.
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat
mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan
formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable merupakan likuid yang
memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih
awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk
bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-heating dan
penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di
bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di
udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu
R11.
Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari
campuran dengan udara.
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran
dengan udara dan hindari sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena
air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21C. contoh : aseton dan
benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4.
Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus)
0,25 1 mg/L
0,50 2 mg/L
Bahaya
Contoh
Kemananan
1 5 mg/L
2 20 mg/L
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi irritant atau kode Xi adalah tidak korosif
tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R
untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
Kode Xn (Harmful)
Bahaya
Contoh
: peridin
Kemanan
Bahaya
Contoh
Keamanan
6.
Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
7.
Bahaya
Contoh
Keamanan
Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat menyebabkan
efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih
(air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R
untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.
2.4
Bahaya
Contoh
Keamanan
MUDAH
MELEDAK
(EKSPLOSIF)
Radiasi
sampai
50
mili
sampai
200
mili
roentjgen/jam
7.3
Radiasi
roentgjen/jam
8 BAHAN KOROSIF
RANGKIN
BAHAYA
(HEALTH)
KEBAKARAN(FIRE)
REAKTIVITAS
(REACTIVITY)
(Kotak
kuning)
kematian, Segera menguap dalam Mudah
Penyebab
Berakibat
meledak
diledakkan,
serius
keterpaan
kanan,
atau
meskipun
ada biasa.
pertolongan.
Penyebab iritasi
atau Perlu
cedera ringan.
terhadap
memerlukan
penyebab
panas
dantumbukan kuat.
sedikit Tidak
stabil,
pemanasan
pemanasan
lebih stabil
dahulu.
Bahan tidak
tinggi.
dapat Stabil, tidak reaktif,
pada
suhu
meskipun
kena
panas
suhu
atau
tinggi.
2.5
Association
(NFPA)
mengembangkan
pula
label
berwarna
dengan
kode,
untuk
Setiap kotak diberi warna: biru (bahaya terhadap kesehatan), merah (fbahaya terhadap
kebakaran), kuning (bahaya terhadap reaktivitas), dan putih (bahaya khsusus)
terbakar dengan cepat di udara, dan/atau siap terbakar dengan sendirinya akibat
kandungan oksigen di dalamnya, dan/atau mempunyai flash point di atas 22,8 oC, tetapi
di bawah 37,8oC
4 = ekstrim, merupakan bahan yang mudah terbakar dengan flash point di bawah
22,8oC
3. Bahaya terhadap adanya air (reaktif terhadap air):
0 = minimal, artinya bahan yang stabil, dan tidak reaktif terhadap air.
1 = ringan, artinya bahan yang stabil yang menjadi tidak stabil bila terpapar pada
temperatur tekanan tinggi.
2 = moderat, artinya bahan yang tidak stabil dan akan cepat berubah tetapi tidak
menimbulkan ledakan, dan/atau bahan yang akan berobah kompisisi kimianya dengan
melepaskan enersi yang dikandungnya pada temperatur dan tekanan normal, dan/atau
akan bereaksi dengan keras bila terdapat air, dan/atau akan menghasilkan ledakan bila
bercampur dengan air.
3 = serius, artinya bahan yang dapat meledak namun membutuhkan penyulut yang kuat
agar eterjadi, atau dapat menyimpan pan as sebelum terjadi kebakaran, dan/atau bahan
yang sensitive terhadap panas, atau terhadap kejutan mekanis pada temperatur tin gi,
dan/atau bahan yang bereaksi dengan sendirinya dengan air tanpa membutuhkan panas
terlebih dahulu.
4 = ekstrim, bahan yang dapat meledak dan terdekomposisi secara keras pada
temperatur dan tekanan normal, dan atau bahan yang dapat menghasilkan reaksi
eksotermis dengan sendirinya bila berkontak dengan bahan tanpa atau adanya biasa
biasa, dan/atau bahan yang sensitive terhadap perubahan kejutan mekanis atau panas
pada temperatur dan tekanan normal.
4. Bahaya spesial, yaitu:
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran dan
Penggunaan Pestisida
Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 02/Men/1978 tentang
Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
Selain peraturan perundangan di atas masih ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh
instansi di luar Departemen Tenaga Kerja yang masih menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
1.
Kesimpulan
Bahan kimia berwujud padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN,
atau bersifat mudah menguap/menyublim seperti (NH4)2CO3, C10H8 (naphthalene),
atau bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka
terhadap air seperti logam Na, K, atau bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti
fosfor.
2.
Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl3,
CH3COCH3 (acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane).
Sedangkan bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.
Beberapa simbol-simbol berbahaya yang tertera pada label kemasan wadah bahan
kimia antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
3.2
Saran
1.
Sebelum menggunakan bahan kimia kita harus mengenal bahaya dari bahan tersebut
2.
Berhati-hati jika ada bahan kimia yang tumpah dan kita harus tau dalam
menanganinya
3.
Harus fokus dalam praktikum karena saat praktikum kita menggunakan bahan kimia
Harus menggunakan APD seperti masker, jas lab, sarung tangan, dll
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA