Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

I.I.

Latar Belakang
Pengenalan terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu

keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan kimia (laboratorium atau
gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan, atau memperlakukan bahan kimia
itu dalam pekerjaan tertentu.
Wujud bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan kimia berwujud
padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN, atau bersifat mudah
menguap/menyublim seperti (NH4)2CO3, C10H8 (naphthalene), atau bersifat peka terhadap
cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau
bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor.
Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl 3,
CH3COCH3 (acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane). Sedangkan
bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.
Sifat bahan kimia terbagi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi wujud,
warna, bau, berat jenis, titik didih, titik lebur, titik nyala, titik bakar, viskositas, higroskopis,
kelarutan dalam air, rumus molekul, dsb. Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi
lingkungan, sebagian ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif, racun,
merusak organ tubuh, atau meracuni organisme.
I.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana mengenali simbol atau tanda bahaya bahan-bahan kimia?.

I.3.

Tujuan
Agar mengenal simbol-simbol bahan kimia berdasarkan sifat dan bahayanya.

BAB II
SIMBOL DAN LABEL BAHAN KIMIA

2.1

Dasar Teori
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan

tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang bahan


berbahaya

(Ordinance

on

Hazardeous

Substances)

adalah

suatu

aturan

untuk

melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan


kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk
klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan
aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan
manusia.
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas,
serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan
dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barangbarang. Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok besar yaitu :

Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan
lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifatsifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.

Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,
pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.

Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahanbahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang diakibatkannya.
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang
masalah hukum :
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi
dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat,
larutan formaldehid dll)
3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya.
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai
dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada
latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol
bahaya, yang terbagi dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk
dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Mengenal
dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan pengimpanan bahanbahan atau pergudangan.
2.2

Penggunaan Bahan Kimia


Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga

kelompok besar yaitu :

1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen,
dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau
fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat.
2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan
serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga
penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahanbahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang diakibatkannya.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan
sebagai berikut:
2.3

Label Versi Permen LH No. 03 Tahun 2008

1.

Explosive (bersifat mudah meledak)


Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat meledak

dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi
dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan
dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di
laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan
pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika

bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja
dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun
keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga
sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk
bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3

2.

Oxidizing (pengoksidasi)

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat
mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam
berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7,
R8 dan R9.

Bahaya

: oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau

penyebab sulitnya pemadaman api

Contoh

: hidrogen peroksida, kalium perklorat

Keamanan

: hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor

3.

Flammable (mudah terbakar)

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat
mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan
formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable merupakan likuid yang
memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih
awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk
bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-heating dan
penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di
bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di
udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu
R11.
Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari
campuran dengan udara.

2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran
dengan udara dan hindari sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena
air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21C. contoh : aseton dan
benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4.

Toxic (beracun)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus)

25 200 mg/kg berat badan

LD50 dermal (tikus atau kelinci)

50 400 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu

0,25 1 mg/L

LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap

0,50 2 mg/L

Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25

Bahaya

: toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau kontak

dengan kulit, dan dapat mematikan.

Contoh

: arsen triklorida, merkuri klorida

Kemananan

: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter

bila kemungkinan keracunan.


5. Harmful irritant (bahaya, iritasi)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan
sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus)

200-2000 mg/kg berat badan

LD50 dermal (tikus atau kelinci)

400-2000 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu

1 5 mg/L

LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap

2 20 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22

Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi irritant atau kode Xi adalah tidak korosif
tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R
untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
Kode Xn (Harmful)

Bahaya

: menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,

Contoh

: peridin

Kemanan

: hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat

ke dokter bila kemungkinan keracunan.


Kode Xi (irritant)

Bahaya

: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan

Contoh

: ammonia dan benzyl klorida

Keamanan

: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

6.

Corrosive (korosif)

Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.

7.

Bahaya

: korosif atau merusak jaringan tubuh manusia

Contoh

: klor, belerang dioksida

Keamanan

: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata

Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)

Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat menyebabkan
efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih
(air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R
untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.

2.4

Bahaya

: bagi lingkungan, gangguan ekologi

Contoh

: tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin

Keamanan

: hindari pembuangan langsung ke lingkungan

SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAN-BAHAN KIMIA

MENURUT PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (UNITED NATIONS)


1BAHAN

MUDAH

MELEDAK

(EKSPLOSIF)

2 2.1 GAS MUDAH TERBAKAR


2.2 GAS BERACUN
2.3 GAS BERTEKANAN TIDAK
MUDAH TERBAKAR
3BAHAN CAIR MUDAH TERBAKAR
3.1 Titik nyala : <-18C
3.2 Titik nyala : -18C - 23C
3.3 Titik nyala : 23C-61C

44.1 BAHAN PADAT MUDAH


TERBAKAR
4.2 BAHAN PADAT TERBAKAR
SPONTAN
4.3 BAHAN BILA BASAH
MENGELUARKAN GAS MUDAH
TERBAKAR
55.1 BAHAN PENGOKSIDASI
(OKSIDATOR)
5.2 BAHAN PENGOKSIDASI
ORGANIK
66.1 BAHAN BERACUN (POISON)
MENGGANGU KESEHATAN
(HARMFUL)
6.2 PENYEBAB INFEKSI ATAU
MENGANDUNG PENYAKIT
7BAHAN RADIOAKTIF, dengan tipe
sesuai kecepatan dosis maksimum pada
permukaan :
7.1 Radiasi = 0,5 mili roentgen/jam
7.2

Radiasi

sampai

50

mili

sampai

200

mili

roentjgen/jam
7.3

Radiasi

roentgjen/jam

8 BAHAN KOROSIF

RANGKIN

BAHAYA KESEHATAH BAHAYA

BAHAYA

(HEALTH)

KEBAKARAN(FIRE)

REAKTIVITAS

(kotak kiri, biru)

(Kotak atas, merah)

(REACTIVITY)
(Kotak

kuning)
kematian, Segera menguap dalam Mudah

Penyebab

cedera fatal meskipun ada keadaan normal dan atau


pertolongan
3

Berakibat

meledak
diledakkan,

dapat terbakar secara sensitif


cepat.
pada Cair

serius

keterpaan

kanan,

atau

panas dan mekanik.


padat Mudah
meldak

singkat, dinyatakan pada suhu tetapi

meskipun

ada biasa.

pertolongan.
Penyebab iritasi

atau Perlu

cedera ringan.

terhadap

memerlukan

penyebab

panas

dantumbukan kuat.
sedikit Tidak
stabil,

pemanasan

sebelum bereaksi hebat tetapi

bahan dapat dibakar.


tidak meledak.
Tidak berbahaya terhadap Dapat dibakar, tetapi Stabil pada suhu

kesehtah meskipun kena memerlukan


panas(api)
0

normal, tetapi tidak

pemanasan

lebih stabil

dahulu.
Bahan tidak

tinggi.
dapat Stabil, tidak reaktif,

dibakar sama sekali.

pada

suhu

meskipun

kena

panas

suhu

atau

tinggi.
2.5

Label Versi NFPA (the National Fire Protection Association)


Disamping US-DOT, maka di Amerika Serikat the National Fire Protection

Association

(NFPA)

mengembangkan

pula

label

berwarna

dengan

kode,

untuk

mengindikasikan bahaya bahan kimia terhadap kesehatan, flammabilitas, dan reaktivitas.


Label dibutuhkan dipasang pada seluruh bahan kimia yang ada di sebuah laboratorium, bila
belum mencantumkan label yang sesuai, maka label NFPA ini merupakan label yang perlu
dipasang. Bentuk belah ketupat yang dibagi empat, dengan warna masing-masing kotak
berbeda. Untuk menujukkan derajad bahaya maka digunakan angka:

Setiap kotak diberi warna: biru (bahaya terhadap kesehatan), merah (fbahaya terhadap
kebakaran), kuning (bahaya terhadap reaktivitas), dan putih (bahaya khsusus)

Angka dan notasi yang terdapat pada masing-masing kotak adalah:

1. Bahaya terhadap kesehatan:


0 = minimal, artinya tidak terdapat bahaya toksisitas
1 = ringan, artinya mempunyai karakter dapat menyebabkan iritasi, tetapi hanya
berakibat minor bahkan tanpa perawatan, dan/atau tidak berbahaya bila digunakan
secara hati-hati dan bertanggung jawab
2 = moderat, artinya artinya mempunyai karakter yang dapat menyebabkan bahaya bila
paparan berlanjut, dan mungkin menyebabkan luka atau kerusakan kecuali dilakukan
pengobatan
3 = serius, artinya mempunyai karakter yang dapat menyebabkan luka atau kerusakan
pada paparan yang singkat walau dilakukan pengobatan, dan/atau diketahui mempunyai
efek karsinogen, mutagen atau teratogen pada binatang
4 = ekstrim, merupakan bahan yang sangat toksik, yang dapat menyebabkan kematian
atau kerusakan dalam paparan yang sangat singkat, dan dilakukan pengobatan
2. Bahaya terhadap timbulnya kebakaran:
0 = minimal, artinya tidak terbakar, tidak menyebabkan flash point, tidak terbakar di
udara bila terpapar pada 815,5oC selama 5 menit.
1 = ringan, artinya baru dapat terbakar bila dipanaskan terlebih dahulu, dan/atau akan
terbakar di udara terbuka bila terpapar pada 815,5 oC selama 5 menit, dan/atau
mempunyai flash point di bawah 93,4oC
2 = moderat, artinya bahan tidak mudah terbakar yang mempunyai karakter dapat
terbakar bila terpapar panas terlebih dahulu, atau perlu terpapar pada temperatur tinggi
agar kebakaran terjadi, dan/atau bahan padat yang menghasilkan uap mudah terbakar,
dan/atau mempunyai flash point di atas 37,8oC tetapi lebih kecil dari 93,4oC
3 = serius, artinya bahan mudah terbakar yang mempunyai karakter menghasilkan uap
yang mudah terbakar dalam kondisi biasa, dan/atau dapat membentuk ledakan yang

terbakar dengan cepat di udara, dan/atau siap terbakar dengan sendirinya akibat
kandungan oksigen di dalamnya, dan/atau mempunyai flash point di atas 22,8 oC, tetapi
di bawah 37,8oC
4 = ekstrim, merupakan bahan yang mudah terbakar dengan flash point di bawah
22,8oC
3. Bahaya terhadap adanya air (reaktif terhadap air):
0 = minimal, artinya bahan yang stabil, dan tidak reaktif terhadap air.
1 = ringan, artinya bahan yang stabil yang menjadi tidak stabil bila terpapar pada
temperatur tekanan tinggi.
2 = moderat, artinya bahan yang tidak stabil dan akan cepat berubah tetapi tidak
menimbulkan ledakan, dan/atau bahan yang akan berobah kompisisi kimianya dengan
melepaskan enersi yang dikandungnya pada temperatur dan tekanan normal, dan/atau
akan bereaksi dengan keras bila terdapat air, dan/atau akan menghasilkan ledakan bila
bercampur dengan air.
3 = serius, artinya bahan yang dapat meledak namun membutuhkan penyulut yang kuat
agar eterjadi, atau dapat menyimpan pan as sebelum terjadi kebakaran, dan/atau bahan
yang sensitive terhadap panas, atau terhadap kejutan mekanis pada temperatur tin gi,
dan/atau bahan yang bereaksi dengan sendirinya dengan air tanpa membutuhkan panas
terlebih dahulu.
4 = ekstrim, bahan yang dapat meledak dan terdekomposisi secara keras pada
temperatur dan tekanan normal, dan atau bahan yang dapat menghasilkan reaksi
eksotermis dengan sendirinya bila berkontak dengan bahan tanpa atau adanya biasa
biasa, dan/atau bahan yang sensitive terhadap perubahan kejutan mekanis atau panas
pada temperatur dan tekanan normal.
4. Bahaya spesial, yaitu:

Reaktif terahadap air (dengan kode: W)

Bahan oksidator (dengan kode: Ox)

Bahan radioaktif (dengan kode tanda radioaktif)

Bahan racun (dengan kode tanda racun)

Contoh Label versi NFPA


2.6

Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan

Ada beberapa peraturan perundangan ketenagakerjaan khususnya yang menyangkut


perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja serta penanganan bahan
berbahaya. Peraturan perundangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

UU No. 14/1969 tentang Pokok-pokok Ketenagakerjaan, khususnya pasal 9 dan 10

UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja

UU dan Peraturan Uap tahun 1930

UU Petasan tahun 1932

UU tentang Timah Putih tahun 1931

Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran dan
Penggunaan Pestisida

Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/198 tentang


Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Pemakaian Asbes

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan dan


Kesehatan di tempat kerja yang mengelola pestisida

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 02/Men/1978 tentang
Nilai Ambang Batas Bahan Kimia

Selain peraturan perundangan di atas masih ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh
instansi di luar Departemen Tenaga Kerja yang masih menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1

1.

Kesimpulan
Bahan kimia berwujud padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN,
atau bersifat mudah menguap/menyublim seperti (NH4)2CO3, C10H8 (naphthalene),
atau bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka
terhadap air seperti logam Na, K, atau bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti
fosfor.

2.

Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl3,
CH3COCH3 (acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane).
Sedangkan bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.

Beberapa simbol-simbol berbahaya yang tertera pada label kemasan wadah bahan
kimia antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

3.2

Kode E untuk Explosif ( Mudah Meledak )


Kode O untuk Oxidizing ( Oksidasi )
Kode F untuk Flammable ( Mudah Terbakar )
Kode T untuk Toxic ( Beracun )
Kode X untuk Harmful ( Berbahaya )
Kode C untuk Corrosive ( Korosif )
Kode N untuk Dangerous for Enviromental (Berbahaya bagi Lingkungan

Saran

1.

Sebelum menggunakan bahan kimia kita harus mengenal bahaya dari bahan tersebut

2.

Berhati-hati jika ada bahan kimia yang tumpah dan kita harus tau dalam
menanganinya

3.

Harus fokus dalam praktikum karena saat praktikum kita menggunakan bahan kimia

Harus menggunakan APD seperti masker, jas lab, sarung tangan, dll

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013 . http://damainyachemistry.blogspot.com/2013/09/simbol-simbolberbahaya-pada-bahan.html . Diakses 9 Desember 2014.


Ridwan.1995.Diktat keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :
Wartakimia Analitik

Tim Kimia. 2103. Penuntun Praktikum Sains Dasar Bidang Kimia .


Lampung : Universitas Lampung
Underwood.1981. analisa kimia kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Adi Syakdani, S.T., M.T,dkk.2012.Modul Kuliah Keselamatan Kesehatan Kerja dan Hukum
Ketenagakerjaan. Politeknik Negeri Sriwijaya:Palembang.

Anda mungkin juga menyukai