Anda di halaman 1dari 2

4

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling
berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada
berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar
serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian
kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang
beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang,
inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling
berkaitan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva
phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah
atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan
perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang
lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan
pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi
dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).
B.

Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi mengenai Inflasi dan Pengangguran kami mengangkat
rumusan masalah yaitu: a. Bagaimana konsep dan pengaruh inflasi, deflasi dan
stagflasi? b. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh
inflasi, deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.

5
BAB II PEMBAHASAN
INFLASI Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus.
Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus
menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap
awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah
barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat.
Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu manakala harga-harga secara
umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara
umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat
pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang
bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti
secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif
akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga. Tujuan jangka panjang pemerintah
adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat
rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah
karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah
menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat
dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di
luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi
nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah
inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang
bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.
Jenis-jenis Inflasi
A.

Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai