DOLOKSANGGUL
Dokumen Pengadaan
Secara Elektronik
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
D O K U M E N P E N GA DA A N
Nomor : 01.58/POKJA-ULP/KONSTRUKSI-1/2014
Tanggal : 15 Agustus 2014
untuk
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Daftar Isi
BAB I. UMUM 1
BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI ................3
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ....................................................................... 4
A. UMUM.............................................................................................................................. 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
ii
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
A.
B.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
iii
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
DEFINISI ...................................................................................................................... 84
PENERAPAN.................................................................................................................. 87
BAHASA DAN HUKUM .................................................................................................. 87
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN) SERTA PENIPUAN........................ 87
ASAL MATERIAL/ BAHAN ............................................................................................. 88
KORESPONDENSI .......................................................................................................... 88
WAKIL SAH PARA PIHAK .............................................................................................. 89
PEMBUKUAN................................................................................................................ 89
PERPAJAKAN................................................................................................................. 89
PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ........................................................................ 89
PENGABAIAN................................................................................................................ 90
PENYEDIA MANDIRI ..................................................................................................... 90
KEMITRAAN/KSO ....................................................................................................... 90
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................................... 90
PERSETUJUAN PENGAWAS PEKERJAAN ........................................................................... 90
PERINTAH .................................................................................................................... 91
PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................... 91
AKSES KE LOKASI KERJA ................................................................................................ 92
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
iv
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
A.
B.
C.
BAB I. UMUM
A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional
pengadaan barang/jasa secara elektronik.
B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai
berikut:
- Pekerjaan
Konstruksi
- HPS
- HEA
- Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi
(KSO)
- LDP
- LDK
- Pokja ULP
Konstruksi 1
untuk
- PPK
- SPPBJ
- SPMK
- TKDN
- PHO
- FHO
: Penyerahan
Over.
Akhir
Pekerjaan
setelah
Pemeliharaan berakhir/ Final Hand Over.
Masa
- LPSE
- Aplikasi SPSE
- Form Isian
Elektronik
- Form Isian
Elektronik
Data
Kualifikasi
- E-Lelang
A. UMUM
1. Lingkup
Pekerjaan
1.1
1.2
Nama
paket
dan
lingkup
pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam LDP.
1.3
2. Sumber Dana
3. Peserta
Pemilihan
Langsung
3.1
3.2
3.3
4.1
4. Larangan
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN) serta
pendanaan
Penipuan
5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan
5.1
5.2
c.
d.
e.
f.
Terintegrasi;
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
pengurus koperasi pegawai dalam suatu
K/L/D/I atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan
atau
menjalankan
perusahaan peserta;
hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang
saham dan/atau salah satu pengurusnya
sama.
5.3
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri
6.2
7. Satu Penawaran
Tiap Peserta
B.
DOKUMEN PENGADAAN
8. Isi Dokumen
Pengadaan
8.1
8.2
8.4
9. Bahasa
Dokumen
Pengadaan
10. Pemberian
Penjelasan
10.1
10.2
10.3
10.4
11. Perubahan
Dokumen
Pengadaan
10.5
10.6
10.7
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
10
12. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran
Peserta
dapat
mengunduh
(download)
Adendum Dokumen Pemilihan yang diunggah
Pokja ULP pada aplikasi SPSE (apabila ada).
13.1
13.2
14. Bahasa
Penawaran
14.1
Semua
Dokumen
Penawaran
harus
menggunakan Bahasa Indonesia.
Dokumen penunjang yang terkait dengan
Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasa asing.
14.2
14.3
15. Dokumen
Penawaran
11
asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. hasil
pemindaian
(scan)
surat
perjanjian
kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);
e. dokumen penawaran teknis:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan
(PHO);
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
4) spesifikasi teknis (bahan/barang tertentu apabila
ada);
5) daftar personil inti;
6) analisa harga satuan;
f. data kualifikasi.
16. Harga
Penawaran
16.1
16.2
16.3
17.1
17.2
12
18.1
18.2
19.1
19.2
20.1
20.2
21.1
21.2
20. Pakta
Integritas
21. Jaminan
Penawaran
sebagaimana
13
21.3
21.4
Peserta
menyerahkan
Surat
Jaminan
Penawaran dalam mata uang penawaran
dengan nilai nominal yang tidak kurang dari
sebagaimana tercantum dalam LDP.
21.5
21.6
14
22.3
22.4
22.5
23.1
23. Pemasukan/
Penyampaian
Dokumen
Penawaran
15
c.
25. Penawaran
terlambat
23.2
24.1
Penawaran
harus
disampaikan
secara
elektronik melalui aplikasi SPSE kepada Pokja
ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan
oleh Pokja ULP.
24.2
16
E.
26. Pembukaan
Penawaran
27. Evaluasi
Penawaran
26.1
26.2
26.3
26.4
26.5
27.1
27.2
17
b.
c.
d.
e.
27.3
27.4
27.5
27.6
18
27.7
19
Evaluasi Administrasi:
a. evaluasi terhadap data administrasi hanya
dilakukan terhadap hal-hal yang tidak
dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran
dinyatakan
memenuhi
persyaratan administrasi, apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan Dokumen Pengadaan ini
dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk
peserta yang tidak menyampaikan
formulir TKDN, maka penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDN-nya
dianggap nol);
2) surat penawaran memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b) bertanggal;
3) Jaminan
Penawaran
memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
d) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak kurang dari nilai sebagaimana
tercantum dalam LDP;
e) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
20
c.
d.
e.
f.
27.9
pelelangan;
g) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
h) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah
surat pernyataan wanprestasi dari
Pokja ULP diterima oleh Penerbit
Jaminan;
i) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
j) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
dikonfirmasi dan diklarifikasi secara
tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminan;
Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan;
apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi maka Pokja ULP melakukan
evaluasi administrasi terhadap penawar
terendah berikutnya (apabila ada);
apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi,
maka
evaluasi
tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam
LDP;
2) penawaran
dinyatakan
memenuhi
21
22
Evaluasi Harga:
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah
hal-hal yang pokok atau penting, dengan
ketentuan:
1) harga satuan penawaran yang nilainya
lebih besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum
dalam
HPS,
dilakukan
klarifikasi. Apabila setelah dilakukan
kalrifikasi, ternyata harga satuan tersebut
dinyatakan timpang maka harga satuan
timpang hanya berlaku untuk volume
sesuai dengan daftar kuantitas dan harga.
Jika terjadi penambahan volume, harga
satuan yang berlaku sesuai dengan harga
dalam HPS;
2) mata pembayaran yang harga satuannya
nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi
dan kegiatan tersebut harus tetap
dilaksanakan. Harganya
dianggap
termasuk dalam harga satuan pekerjaan
lainnya;
23
24
guna
28.1
28.2
28.3
25
28.5
26
29. Pembuktian
Kualifikasi
28.6
28.7
Evaluasi
kualifikasi
dalam
proses
pascakualifikasi sudah merupakan ajang
kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat
dilengkapi.
28.8
29.1
Pembuktian
kualifikasi
terhadap
calon
pemenng serta calon pemenang cadangan 1
dan 2 (apabila ada).
29.2
Pembuktian kualifikasi
aplikasi SPSE (offline).
29.3
29.4
29.5
dilakukan
diluar
27
F.
29.6
29.7
29.8
PENETAPAN PEMENANG
30. Penetapan
Pemenang
30.1
30.2
Apabila
terjadi
keterlambatan
menetapkan
pemenang
dan
dalam
akan
28
31. Pengumuman
Pemenang
32. Sanggahan
32.1
32.2
29
33. Sanggahan
Banding
32.3
32.4
32.5
33.1
33.2
33.3
33.4
33.5
30
Sanggahan banding
pelelangan.
menghentikan
proses
33.7
G. PENUNJUKAN PEMENANG
34. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa
34.1
34.2
34.3
34.4
31
Apabila
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka penunjukan
pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat,
selama masa surat penawaran dan Jaminan
Penawaran (apabila dipersyaratkan) pemenang
cadangan masih berlaku atau sudah
diperpanjang masa berlakunya.
34.6
34.7
34.8
34.9
34.10
32
b.
34.11
34.12
35.1
35.2
35.3
H. PELELANGAN GAGAL
36. Pelelangan
Gagal
36.1
33
34
36.4
36.5
36.6
36.7
35
I.
JAMINAN PELAKSANAAN
37. Jaminan
Pelaksanaan
37.1
37.2
37.3
36
J.
37.4
37.5
PENANDATANGANAN KONTRAK
38. Penandatanganan
Kontrak
38.1
38.2
37
38.3
38.4
38.5
38.6
38.7
38
38.9
Pihak
lain
yang
bukan
Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/pengurus
koperasi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat
menandatangani kontrak, sepanjang pihak
tersebut
adalah
pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus
sebagai tenaga kerja tetap dan mendapat
kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari
Direktur
utama/pimpinan
perusahaan/pengurus atau atau pihak yang
sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran
Dasar untuk menanda-tangani kontrak.
40
A. LINGKUP
PEKERJAAN
1.
Pokja ULP:
Pokja Pekerjaan Konstruksi I
ULP Kabupaten Humbang Hasundutan
2.
3.
Website:
www.humbanghasundutankab.go.id
4.
Website LPSE:
lpse.humbanghasundutankab.go.id
5.
6.
Uraian singkat pekerjaan:
Perkerasan jalan
7.
B. SUMBER DANA
C. JADWAL
TAHAPAN
PEMILIHAN
D. PENINJAUAN
LAPANGAN
[apabila
diperlukan]
E. DOKUMEN
PENAWARAN
1.
41
Tidak
2.
3.
F. MATA UANG
PENAWARAN
DAN CARA
PEMBAYARAN
G. MASA
BERLAKUNYA
PENAWARAN
1.
2.
42
H. JAMINAN
PENAWARAN
(Apabila
dipersyaratkan)
1.
2.
3.
I. JADWAL
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN
J. BATAS AKHIR
WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN
K. PEMBUKAAN
PENAWARAN
L. [ AMBANG
BATAS SISTEM
GUGUR ]
43
M. SANGGAHAN,
SANGGAHAN
BANDING DAN
PENGADUAN
N. JAMINAN
SANGGAHAN
BANDING
O. JAMINAN
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
44
P. JAMINAN UANG
MUKA
1.
2.
3.
45
Pokja ULP
:
Pokja Pekerjaan Konstruksi I
ULP Kabupaten Humbang Hasundutan
Alamat Pokja ULP
:
Jl. Doloksanggul Siborongborong
Kompleks Perkantoran Bukit Inspirasi
Website
:
www.humbanghasundutankab.go.id
Website LPSE
:
lpse.humbanghasundutankab.go.id
Nama Paket Pekerjaan :
Pembangunan Jalan Usaha Tani Kec. Lintongnihuta
Desa Sigompul
B.
Persyaratan
Kualifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
46
47
Nomor
:
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja Pekerjaan Konstruksi I
ULP Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2014
di
Doloksanggul
Perihal
48
..........................
Jabatan
49
B.
50
[Peserta 1]
(_______________)
[Peserta 3]
(________________)
Catatan:
[Peserta 2]
(________________)
[dst
(________________)]
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel
51
C.
52
D.
Uraian Pekerjaan
(1)
(2)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku)
II. Peralatan (Barang jadi)
(3)
(4)
(5)
TKDN
Barang/
Jasa
Gabungan
(7)
(8)
(1A)
(2A)
(1B)
(2B)
(1C)
(2C)
(1D)
(2D)
(1E)
(2E)
(1G)
(2G)
(3A)
(3B)
(3C)
(3D)
(3E)
(3G)
(4A)
(4B)
(4C)
(4D)
(4E)
(4G)
(5A)
(5B)
(5C)
(5D)
(5E)
(5G)
(6A)
(7A)
(6B)
(7B)
(6C)
(7C)
(6D)
(7D)
(6E)
(7E)
(6G)
(7G)
(8A)
(8B)
(8C)
(8D)
(8E)
(8G)
C. TOTAL Biaya (A + B)
(9A)
(9B)
(9C)
(9D)
(9E)
(9G)
Formulasi perhitungan:
Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
% TKDN (Gabungan
Barang dan Jasa)
+
Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
[tanda tangan]
[nama wakil sah badan usaha/pemimpin kemitraan (KSO)/perorangan]
:
:
:
URAIAN PEKERJAAN
CONTOH
Jumlah Harga
Bobot
1
Bulan 1
Minggu
2
3
Bulan 2
Minggu
2
3
Bulan 3
Minggu
2
3
1
2
3
dst
Jumlah Total
Rencana Per-minggu
Rencana Kumulatif
100
Catatan :
Kurva - S dan Grafik - Balok harus digambarkan
.... , ... 2014
Disetujui :
PT/CV/UD.
Dibuat :
PT/CV/UD. .
( . )
Direktur / Wakil Direktur
( . )
Tenaga Ahli
KET
4
Tahun Anggaran
No.
Jenis Peralatan /
Perlengkapan
Jumlah
CONTOH
Kapasitas /
Kemampuan
Merk/Type
Tahun
Pembuatan
Kondisi
Lokasi
Sekarang
Bukti
Kepemilikan
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Catatan :
Penyedia Jasa yang menyewa peralatan utama dari pihak lain maka
apabila diundang untuk pembuktian Kualifikasi harus dapat
memperlihatkan Surat Perjanjian Sewa Menyewa Alat.
., . 2014
(.)
Ket
Tahun Anggaran
No.
Nama
CONTOH
Tingkat
Pendidikan
Pengalaman
Kerja
(tahun)
Profesi/ Keahlian
., . 2014
(.)
Tahun
Sertifikat/Ijazah
56
H.
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan yaitu:
a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya
pelelangan atau sesudah dinyatakan sebagai pemenang;
b. Yang Dijamin tidak:
1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang;
2) menandatangani Kontrak; atau
3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;
c. Yang Dijamin terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
57
1.
2.
3.
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
58
I.
BENTUK JAMINAN
PENJAMINAN
PENAWARAN
DARI
ASURANSI/PERUSAHAAN
Contoh
Nilai: ___________________
_________________________________ [alamat]
59
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
(Nama & Jabatan)
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
__________________
(Nama & Jabatan)
60
J.
61
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama
: _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan
: __________________________
Bertindak
: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan
sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama
Jabatan
Bertindak
: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan
sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi
sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]
yang bersangkutan dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN
dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]
[Nama Penyedia]
[Nama Penyedia]
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
62
K.
63
Jabatan
Bertindak
untuk
dan atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi _______________________
Alamat
: ___________________________________
Telepon/Fax
: ___________________________________
: ___________________________________
secara
hukum
bertindak
perusahaan/koperasi/kemitraan/KSO
untuk
dan
berdasarkan
atas
nama
_______________
64
A. Data Administrasi
1. Nama Badan Usaha
: _____________________
2. Status
Pusat
Cabang
: _____________________
_____________________
:
:
:
:
_____________________
_____________________
_____________________
_____________________
_____________________
: _____________________
: _____________________
: _____________________
4. No. Telepon
No. Fax
E-Mail
B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
Nama
No. Identitas
D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha
4. Kualifikasi Usaha
5. Klasifikasi Usaha
:
:
:
:
:
_______Tanggal ______
__________
__________
___________
___________
65
F. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No.
Nama
No. Identitas
Persentase
Alamat
2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir
c. Bukti Laporan Bulanan (tiga
bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
2) PPh Pasal 23
3) PPh Pasal 25/Pasal29
4) PPN
d. Surat Keterangan Fiskal (sebagai
: _______________
: No. _______ Tanggal _______
:
:
:
:
:
Nama
Tgl/bln/thn
lahir
Tingkat
Pendidikan
Jabatan
dalam
pekerjaan
5
Pengalaman
Kerja (tahun)
Profesi/
keahlian
Tahun
Sertifikat/
Ijazah
8
66
H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Jenis
No. Fasilitas/Peralatan/
Perlengkapan
1
Kapasitas
atau
output
Jumlah
pada
saat ini
4
Merk
dan
tipe
Tahun
pembuatan
Kondisi
(%)
Lokasi
Sekarang
Status
Kepemilikan/Dukungan
Sewa
No.
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Nama
Paket
Pekerjaan
Sub
Bidang
Pekerjaan
Ringkasan
Lingkup
Pekerjaan
Lokasi
Tanggal Selesai
Pekerjaan
Berdasarkan
Kontrak
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
BA
Serah
Terima
10
11
No.
Nama Paket
Pekerjaan
Ringkasan
Lingkup
Pekerjaan
Lokasi
Alamat/
Telepon
Nama
5
Tanggal Selesai
Pekerjaan Berdasarkan
Kontrak
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
BA Serah
Terima
10
No.
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Nama
Paket
Pekerjaan
Bidang/Sub
Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Kontrak
Progres Terakhir
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
(rencana)
%
Prestasi
Kerja
%
10
67
L. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai
: __________
: __________
: __________
: __________
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh
rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang
saya sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha
yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]
PT/CV/Firma/Koperasi
__________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
68
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat
yang dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor
cabang yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B.
69
Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik
saham/pesero, dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun
terakhir berupa SPT Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir):
1) PPH pasal 21;
2) PPH pasal 23 (apabila ada transaksi);
3) PPH pasal 25/pasal 29 (apabila Pengusaha Kena Pajak);
4) PPN.
d. Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh
peserta dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang
dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan tanggal
penerbitan paling lama 1 (satu) bulan sebelum tanggal mulai
pemasukan dokumen kualifikasi..
3. [Persyaratan perpajakan sebagaimana dimaksud pada angka 2
G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan
(SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah
dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan Surat
Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan
sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis/terampil yang diperlukan.
H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada
saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase),
lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan (milik sendiri/sewa
beli/dukungan
sewa)
dari
masing-masing
fasilitas/peralatan/
perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan harus dapat
ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.
I.
J.
70
Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai paket (HPS).
Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.
71
72
NPs
Npo
=
=
73
C.
Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk membayar denda materai sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
D.
Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah
dikirim melalui aplikasi SPSE.
E.
74
selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
__________ [nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang
berkedudukan di __________ [alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan
Surat Keputusan _______________ [pejabat yang menandatangani SK
penetapan sebagai PPK] No _________________ [No. SK penetapan sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut PPK dan
1. Untuk penyedia perseorangan, maka:
[____________ [nama penyedia], yang berkedudukan di __________
[alamat penyedia], berdasarkan identitas No. _________ [No. KTP/SIM/
Paspor Penyedia], selanjurnya disebut Penyedia]
75
untuk
(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:
1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan
lump sum, ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp________________ (_______________________ rupiah);]
[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) adalah sebesar Rp________________ (_______________________
rupiah);]
2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian
ini;
3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
76
4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka
3 di atas;
5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam
Kontrak yang meliputi khususnya:
a.
b.
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan,
dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
DENGAN DEMIKIAN, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk
menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan
77
[nama lengkap]
[jabatan]
[nama lengkap]
[jabatan]
78
SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan dibebankan atas DIPA __________ Tahun Anggaran ____ untuk mata anggaran
kegiatan __________
Uraian
Pekerjaan
Kuantitas
Satuan
Ukuran
Subtotal (Rp)
Material
Upah
Total (Rp)
Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :
INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini
dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar
1/1000 (satu per seribu) dari nilai Kontrak atau sisa nilai bagian Kontrak untuk setiap hari kalender keterlambatan . Selain
tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk mematuhi Syarat Umum SPK terlampir.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk penyedia maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]
[nama lengkap]
[jabatan]
79
SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
1.
LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang tercantum dalam SPK.
2.
3.
ITIKAD BAIK
a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat
dalam SPK.
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak.
c. Apabila selama pelaksanaan SPK, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
4.
PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta pekerjaan yang
dilakukan.
5.
HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya
asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga (untuk
kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum).
6.
HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan
sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka
penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut
kepada PPK sesuai dengan hukum yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan
semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak
diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang
sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang
wajar.
7.
CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas
setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil
pekerjaan.
8.
PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini
dianggap telah termasuk dalam harga SPK.
9.
10.
JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang
ditetapkan dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan
diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK
dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.
11.
ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
80
13.
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap
pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini.
14.
15.
PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu
yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya
Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
16.
17.
81
PENERIMAAN BARANG/JASA
PPK berhak memeriksa barang/jasa setelah serah terima barang/jasa atau menolak penerimaan barang
yang tidak memenuhi spesifikasi dalam SPK ini. Pembayaran atas barang bukan merupakan bukti
penerimaan barang tersebut.
19.
20.
JAMINAN PEMELIHARAAN
a. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus).
b. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan SPK.
c. Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima pertama
pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).
21.
PERUBAHAN SPK
a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK.
b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam SPK
sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
3) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan
pekerjaan.
c. ........................................................................................................................................................ U
ntuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
22.
PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut:
1) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang
dibutuhkan;
4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) PPK memerintahkan kepada pihak penyedia untuk penundaan pelaksanaan pekerjaan;
7) PPK memerintahkan kepada pihak penyedia untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat
diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
8) ketentuan lain dalam SPK.
b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi
yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa
Kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang
82
dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK dan dapat dibuktikan
perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.
23.
PERPANJANGAN WAKTU
a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan
Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum SPK jika perpanjangan tersebut mengubah
Masa SPK.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap
usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.
24.
25.
PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem termin/pembayaran secara sekaligus];
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan/material
dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi.
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita
Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari
penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM).
d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk
menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.
26.
DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau
cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam SPK ini. PPK mengenakan Denda dengan
memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktual penyedia.
83
27.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua
perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan
akan diselesaikan melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau pengadilan negeri dalam wilayah hukum
Republik Indonesia.
28.
84
85
perjanjian tertulis.
1.10
1.11
Kontrak
Pengadaan
Barang/Jasa
yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan penyedia yang
mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak
(SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK) serta dokumen lain yang merupakan
bagian dari kontrak.
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
harga
yang
86
tertentu;
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
87
Kegagalan
Bangunan
adalah
keadaan
bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu
diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak
berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari
segi teknis, manfaat, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum.
2. Penerapan
3. Bahasa dan
Hukum
3.1
3.2
4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN) serta
Penipuan
4.1
4.2
4.3
88
5. Asal Material/
Bahan
6. Korespondensi
4.4
4.5
5.1
Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.
5.2
5.3
Material/bahan
harus diutamakan yang
manufaktur,
pabrikasi,
perakitan,
dan
penyelesaian akhir pekerjaannya dilakukan di
Indonesia (produksi dalam negeri).
5.4
Jika
dalam
material/bahan
digunakan
komponen berupa barang, jasa, atau gabungan
keduanya yang tidak berasal dari dalam negeri
(impor) maka penggunaan komponen impor
harus sesuai dengan besaran TKDN dalam
formulir rekapitulasi perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga) yang
merupakan bagian dari penawaran penyedia
6.1
Semua korespondensi dapat berbentuk surat, email dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.
6.2
89
8. Pembukuan
9. Perpajakan
10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak
10.1
Pengalihan
seluruh
Kontrak
hanya
diperbolehkan dalam hal pergantian nama
Penyedia, baik sebagai akibat peleburan
(merger), konsolidasi, pemisahan, maupun
akibat lainnya.
10.2
10.3
10.4
90
10.5
10.6
10.7
11. Pengabaian
12. Penyedia
Mandiri
13. Kemitraan/KSO
14. Penemuanpenemuan
91
B.1
15.3
15.4
Pelaksanaan Pekerjaan
16. Penyerahan
Lokasi Kerja
16.1
16.2
16.3
17.1
17.2
18.1
92
20. Mobilisasi
18.2
18.3
18.4
18.5
Pemutakhiran
program
mutu
harus
menunjukkan perkembangan kemajuan setiap
pekerjaan
dan
dampaknya
terhadap
penjadwalan
sisa
pekerjaan,
termasuk
perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran
program
mutu
harus
mendapatkan persetujuan PPK.
18.6
19.1
19.2
20.1
93
21. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan
22. Persetujuan
Pengawas
Pekerjaan
23. Perintah
20.2
20.3
21.1
21.2
22.1
22.2
94
25. Pemeriksaan
Bersama
25.1
25.2
25.3
25.4
26.1
26.2
26. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan
tahap awal
bersama-sama
pemeriksaan
melakukan
detail kondisi
rencana mata
95
27. Perpanjangan
Waktu
26.3
26.4
27.1
27.2
29. Rapat
Pemantauan
29.1
96
B.2
29.2
29.3
30.1
30.2
Penyelesaian Kontrak
31.1
31.2
31.3
97
31.4
31.5
31.6
31.7
31.8
31.9
Apabila
penyedia
tidak
melaksanakan
kewajiban
pemeliharaan
sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan
uang
retensi
untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan
Jaminan Pemeliharaan.
98
33. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan
33.1
33.2
35. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan
34.2
34.3
34.4
35.1
99
kontrak;
b. mengurangi atau menambah jenis
pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan
gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang
belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan
seluruh pekerjaan.
b. Pekerjaan
tambah
harus
mempertimbangkan tersedianya anggaran
dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus)
dari nilai kontrak awal.
c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh
PPK secara tertulis kepada penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam
kontrak awal.
d. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam
Berita Acara sebagai dasar penyusunan
adendum kontrak.
36. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan
35.2
36.1
100
B.4
36.2
Waktu
penyelesaian
pekerjaan
dapat
diperpanjang paling kurang sama dengan
waktu terhentinya kontrak akibat keadaan
kahar.
36.3
36.4
36.5
37.1
37.2
37.3
37.4
Keadaan Kahar
101
B.5
37.5
37.6
38. Penghentian
Kontrak
38.1
38.2
39. Pemutusan
Kontrak
40. Pemutusan
Kontrak oleh PPK
40.1
102
103
40.2
41. Pemutusan
Kontrak oleh
Penyedia
104
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis
(Untuk Pekerjaan
Konstruksi
Bangunan)]
105
b.
43. Pemutusan
Kontrak akibat
lainnya
44. Peninggalan
106
48. Penanggungan
dan Risiko
48.1
107
akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan
harta benda penyedia, Subpenyedia (jika
ada), dan Personil;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak
ketiga;
49. Perlindungan
Tenaga Kerja
48.2
48.3
48.4
49.1
49.2
49.3
108
49.4
50. Pemeliharaan
Lingkungan
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak
ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini.
51. Asuransi
51.1
51.2
52.1
52.2
52. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan
109
angka 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
53. Laporan Hasil
Pekerjaan
53.1
53.2
Untuk
kepentingan
pengendalian
dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan
laporan harian pekerjaan yang berisi rencana
dan realisasi pekerjaan harian.
53.3
53.4
53.5
53.6
110
53.7
54. Kepemilikan
Dokumen
55. Kerjasama
55.1
Antara Penyedia
dan Sub Penyedia
55.2
55.3
56.1
56.2
56.3
56.4
Membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.
56.5
mengenai
111
dalam SSKK.
57. Penyedia Lain
58. Keselamatan
59. Pembayaran
Denda
60. Jaminan
60.1
60.2
60.3
60.4
112
60.5
60.6
60.7
60.8
60.9
113
62. Fasilitas
63. Peristiwa
Kompensasi
63.1
63.2
63.3
63.4
114
Masa Kontrak.
63.5
E.
64.1
yang
yang
64.2
64.3
64.4
PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian
personil
inti
dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang
dibutuhkan.
64.5
64.6
115
64.7
F.
66. Pembayaran
65.1
65.2
65.3
65.1
Uang muka
a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka
yang diterima;
c. dalam hal PPK menyediakan uang muka
maka
Penyedia
harus
mengajukan
permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai dengan
rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
d. PPK harus mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran
(SPP)
kepada
Pajabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum, perusahaan penjaminan, atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
116
Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan,
sistem
termin
atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai
ketentuan dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada
di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran
uang muka, denda (apabila ada), pajak
dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara penyerahan
pertama pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada
Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
d. bila
terdapat
ketidaksesuaian
dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK
dapat
meminta
penyedia
untuk
menyampaikan
perhitungan
prestasi
sementara dengan mengesampingkan halhal yang sedang menjadi perselisihan.
117
68. Perhitungan
Akhir
65.3
67.1
67.2
67.3
68.1
118
69. Penangguhan
70. [Penyesuaian
Harga (Untuk
Kontrak Harga
Satuan atau
Kontrak
Gabungan Lump
Sum dan Harga
Satuan)]
68.2
69.1
69.2
69.3
Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
69.4
70.1
70.2
119
70.3
70.4
70.5
70.6
70.7
70.8
70.9
120
121
72. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK
72.1
72.2
74. Pengujian
75.1
PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan
Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung
jawab atas cacat mutu selama Masa Kontrak
dan Masa Pemeliharaan.
75.2
75.3
122
76. Kegagalan
Bangunan
75.4
76.1
76.2
76.3
76.4
123
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
77. Penyelesaian
Perselisihan
77.1
77.2
78.1
78.2
78.3
124
BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi
:__________
Website
:www.humbanghasundutankab.go.id
Faksimili
:__________
:__________
________
________
:__________
:__________
:__________
:__________
:__________
:__________
________
________
________
________
e-mail
Penyedia:
Nama
Alamat
Telepon
Website
Faksimili
B.
:_______________
Untuk Penyedia
:_______________
C. Tanggal
Berlaku
Kontrak
D. Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
E.
Masa Pemeliharaan
F.
Umur Konstruksi
__
125
G. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan
H. Pembayaran
Tagihan
I.
Pencairan
Jaminan
J.
Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan
K. Kepemilikan
Dokumen
Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: Harus mendapat persetujuan dari PPK
L.
Fasilitas
M. Sumber
Pembiayaan
N. Pembayaran
Uang Muka
O. Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan
tersebut
sebagai
di atas
berikut:
126
P.
[Penyesuaian
Harga]
komponen
sebesar__________]
kontrak
adalah
Q. Peristiwa
Kompensasi
R.
Denda
S.
Sanksi
T.
Penyelesaian
Perselisihan
[Pengadilan
Republik
Indonesia
yang
berkompeten/Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI)]
[Jika BANI yang dipilih sebagai Lembaga Pemutus
Sengketa maka cantumkan klausul arbitrase berikut
tepat di bawah pilihan yang dibuat di atas:
Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan
diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan
administrasi dan peraturan-peraturan prosedur
arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua
belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan
tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak setuju bahwa
jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing
Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua
arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih
arbitrator ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan
arbitrator.]
127
BAB. XII
SPESIFIKASI TEKNIS
DAN
GAMBAR
SPESIFIKASI TEKNIS
DIVISI 2
DRAINASE
SEKSI 2.1
SELOKAN DAN SALURAN AIR
2.1.1
UMUM
1)
Uraian
a)
b)
2)
Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak
(unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan Spesifikasi ini
serta memenuhi garis, ketinggian dan detil yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang
dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam
Gambar.
Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal
irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat
sementara maupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam
Kontrak ini.
2.1.2
PERSYARATAN
1)
2)
Seksi 1.2
b)
Rekayasa Lapangan
Seksi 1.9
c)
Seksi 2.2
d)
Seksi 2.3
e)
Galian
Seksi 3.1
f)
Timbunan
Seksi 3.2
g)
Seksi 10.1
b)
3)
Perbedaan elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda
lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan
merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai diker-jakan tidak
boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.
Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus dise-rahkan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 2.2.2.(4) dari Spesifikasi ini.
(2)
b)
6)
Ketentuan yang diberikan dalam Pasal 3.1.2.(5) dari Spesifikasi ini tentang cara pengeringan
tempat kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.
Jadwal Kerja
a)
b)
8)
Kontraktor senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa terjadinya genangan
air dengan menjadwalkan pembuatan selokan yang sedemikian rupa agar drainase dapat
berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai.
Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang melin-tang yang
disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari setiap kerusakan
yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan harus dilak-sanakan setelah seluruh pekerjaan
yang berdekatan atau bersebelahan selesai.
Bilamana dianggap perlu maka survei profil permukaan lama atau yang akan dilaksanakan
harus diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.
Pelaksanaan pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam
Pasal 2.1.1.(4) di atas, harus diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan perbaikan dapat meliputi :
c)
i)
ii)
Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat sesuai dengan
ketentuan Pasal 2.2.1.(8) dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuai dengan
ketentuan dari Pasal 3.2.1.(8) dari Spesifikasi ini.
9)
10)
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 2.1.1.(8) di atas,
Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua selokan yang telah
selesai dan diterima baik dilapisi maupun tidak selama Periode Kontrak termasuk Periode
Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1
dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
Utilitas Bawah Tanah
11)
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.(9) dari Spesifikasi ini harus berlaku juga
pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut Seksi ini.
Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.(11) dari Spesifikasi ini harus berlaku.
12)
2.1.2
Timbunan
Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan, pengham-paran,
pemadatan dan jaminan mutu yang ditentukan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini.
2)
2.1.3
PELAKSANAAN
1)
2)
Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan dibentuk
lagi atau digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan selokan
pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar
atau detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan menurut Pasal 2.1.1.(2) dari Spesifikasi
ini.
Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
a)
3)
4)
2.1.4
Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini, tidak boleh
diganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
b)
Bilamana penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindarkan, maka setelah
pekerjaan ini selesai Kontraktor harus menimbun kembali seluruh galian sampai permukaan
tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan.
c)
Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan pondasi atau akibat galian
lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang selu-ruhnya setelah pekerjaan
selesai.
a)
Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalam
Kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran
air yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air
pada ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelan-daian dasar
saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun pada bangunan di sekitarnya.
Pengukuran Galian
Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan galian ini
diperlukan untuk pembentukan atau pembentukan kembali selokan dan saluran air yang memenuhi
pada garis, ketinggian dan profil yang benar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar
atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran.
2)
3)
4)
Dasar Pembayaran
Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk galian selokan drainase dan
saluran air, untuk semua formasi penyiapan pondasi selokan yang dilapisi dan semua pekerjaan lain
atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran
2.1
Uraian
Satuan
Pengukuran
Meter Kubik
SEKSI 2.2
2.2.1.
UMUM
1)
2)
Uraian
a)
Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan
"apron" (lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan
menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah
disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes), terma-suk
penyediaan dan pemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa.
c)
Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu dan bentuknya cocok serta mutu kerjanya tinggi,
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan penggunaan pasangan batu dengan mortar
(mortared stonework) sebagai pekerjaan pasangan batu (stone masonry) untuk struktur
dengan daya dukung yang lebih besar seperti gorong-gorong pelat, tembok kepala goronggorong dan tembok penahan tanah.
d)
Untuk proyek yang memakai Lapis Pondasi Semen Tanah, Direksi Pekerjaan mungkin
memperkenankan pemakaian batu bata sebagai pengganti batu biasa untuk pekerjaan
pasangan batu dengan mortar, asalkan batu bata itu dalam keadaan baik, dan tidak boleh
dipakai pada struktur penahan beban.
Detil pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Kontraktor menyerahkan
hasil survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
a)
Rekayasa Lapangan
Seksi 1.9
b)
Seksi 2.1
c)
Seksi 2.3
d)
Drainase Porous
Seksi 2.4
e)
Beton
Seksi 7.1
f)
Pasangan Batu
Seksi 7.9
g)
Seksi 10.1
4)
5)
6)
7)
Toleransi Dimensi
a)
Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh
melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di sekitarnya.
b)
Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air
yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari
profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari
5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
c)
Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 10 cm.
d)
Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap (catch
pits) dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau
disetujui.
a)
Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan
batu dengan mortar, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh
batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh
Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan.
b)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan
menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk pelapisan.
Jadwal Kerja
a)
Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar
seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.
b)
Bilamana pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng atau sebagai pelapisan
selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolaholah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga
batas-batas yang ditentukan haruslah dilaksana-kan sesaat sebelum pemasangan pasangan
batu dengan mortar.
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.1.(7) dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat kerja
agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para
pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
8)
a)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan
dalam Pasal 2.2.1.(4) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri dan dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
9)
Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau
rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian Kontraktor,
maka Kontraktor harus mengganti dengan biayanya sendiri setiap pekerjaan yang terganggu
atau rusak. Kontraktor tidak bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul berasal dari alam
seperti angin topan atau pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat dihindarkan, asalkan
pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara
tertulis telah selesai.
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 2.2.1.(8) di atas,
Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua pekerjaan pasangan
batu dengan mortar untuk drainase yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak
termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
2.2.2
1)
2)
Batu
a)
Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang
utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal
untuk fungsi yang dimaksud.
b)
Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum diguna-kan. Batu
untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus ber-bentuk persegi.
c)
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan
untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
Mortar
Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
3)
Drainase Porous
Bahan yang digunakan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan untuk
pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
2.2.3
PELAKSANAAN
1)
a)
Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan
ketentuan Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air.
2)
3)
4)
b)
Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan mortar atau
untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 Galian.
c)
Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana
disyaratkan, sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4, Drainase Porous.
Penyiapan Batu
a)
Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
b)
Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang
cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
a)
Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi
yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian
rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
b)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga
satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan
dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara
satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir
sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
c)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera
diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya
dengan sapu yang kaku.
d)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.(4) dari Spesifikasi ini.
e)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk
memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar
sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi
pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
a)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat
kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan
dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum
batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang
belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut
diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
2.2.4
b)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan
bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk
struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu
dalam Seksi 7.9 dari Spesifikasi ini.
c)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang ter-ekspos harus
diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
d)
Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai
dengan ketentuan Seksi 3.2 Timbunan atau Seksi 2.4 Drainase Porous.
1)
a)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima.
b)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran air, atau
pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus ditentukan dari luas permukaan
terekspos dari pekerjaan yang telah selesai diker-jakan dan tebal nominal lapisan untuk
pelapisan. Untuk keperluan pembayaran, tebal nominal lapisan haruslah diambil yang
terkecil dari berikut ini :
i)
Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan
Direksi Pekerjaan;
ii)
Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam pengukuran
lapangan.
iii)
15 cm.
c)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk pelapisan, volume
nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang ditetapkan dari garis
dan penampang yang ditentukan atau disetujui.
d)
Setiap bahan yang melebihi volume teoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau dibayar.
e)
Galian untuk selokan drainase yang diberi pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk
pembayaran sesuai dengan Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.
f)
Landasan tembus air (permeable) atau bahan berbutir untuk kantung saringan (filter pocket)
harus diukur dan dibayar menurut mata pembayaran Drainase Porous, seperti ditetapkan
dalam Pasal 2.4.4 dari Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah
dilakukan untuk penyediaan atau pema-sangan cetakan lubang sulingan atau pipa, juga tidak
untuk seluruh cetakan lain-nya yang digunakan.
2)
Dasar Pembayaran
Kuantitas pasangan batu dengan mortar, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar
berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi
penyiapan pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan
atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang
diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran
2.2
Uraian
Satuan
Pengukuran
Meter Kubik
SEKSI 2.3
2.3.1
UMUM
1)
2)
Uraian
a)
Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan goronggorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan atau pipa logam gelombang
(corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton bertulang, termasuk tembok kepala,
struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan
perlindungan terhadap penggerusan, sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada
lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete lined
drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, pada lokasi yang disetujui
seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi
dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.
Detil pelaksanaan gorong-gorong dan drainase beton, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen Kontrak
pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Kontraktor menyerahkan hasil
survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
a)
Seksi 1.2
b)
Seksi 1.8
c)
Rekayasa Lapangan
Seksi 1.9
d)
Seksi 2.1
e)
Seksi 2.2
f)
Drainase Porous
Seksi 2.4
g)
Galian
Seksi 3.1
h)
Timbunan
Seksi 3.2
i)
Beton
Seksi 7.1
j)
Adukan Semen
Seksi 7.8
k)
Pasangan Batu
Seksi 7.9
l)
Pekerjaan Harian
Seksi 9.1
m)
Seksi 10.1
n)
Seksi 10.2
4)
Standar Rujukan
AASHTO :
5)
6)
AASHTO M36 - 90
AASHTO M170 - 89
Jadwal Pekerjaan
a)
Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai persetujuan
tertulis Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah diterbitkan.
b)
Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini, drainase harus dalam kondisi
operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan
dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus disele-saikan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika Kontraktor dapat menyediakan drainase yang
memadai dengan membuat pekerjaan sementara yang khusus.
c)
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.(6).(a) dari Spesifikasi ini, pekerjaan persiapan
tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu
jalan, tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor
lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.
Ketentuan yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.(7) dari Spesifikasi ini, tentang pengeringan air dan
pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.
7)
Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton harus memenuhi
toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan,
yang diberikan dalam Seksi-seksi dari Spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang
digunakan.
8)
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 2.3.1.(7) di atas,
Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong dan
drainase beton yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode
Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi
10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
9)
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.(9) dari Spesifikasi ini harus berlaku, juga
pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam Seksi ini.
10)
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.(11) dari Spesifikasi ini harus berlaku.
11)
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.(12) dari Spesifikasi ini harus berlaku.
12)
Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Pemeliharaan Lalu Lintas.
2.3.2
BAHAN
1)
Landasan
Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan struktur lainnya harus
seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
2)
Beton
Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan dalam Seksi ini harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
3)
Seluruh baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini.
4)
Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton bertulang pracetak dan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M170 - 89.
5)
Gorong-gorong pipa logam bergelombang (corrugated) yang dipakai harus terbuat dari besi atau baja
yang digalvanisir dan harus memenuhi persyaratan AASHTO M36 - 90.
6)
Pasangan Batu
Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus memenuhi ketentuan
Seksi 7.9 dari Spesifikasi ini.
7)
Bahan untuk pelapisan (lining) dengan pasangan batu, perlindungan terhadap gerusan dan struktur
minor lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan harus memenuhi ketentuan Seksi 2.2 dari Spesifikasi
ini.
8)
Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen yang meme-nuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
9)
Bahan penyaring (filter) yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
10)
Penimbunan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
2.3.3
PELAKSANAAN
1)
2)
a)
Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton dan gorong-gorong harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 dari Spesifikasi ini, dan yang khususnya
dengan Pasal 3.1.2.(3), Galian untuk Struktur dan Pipa.
b)
Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4 dari Spesifikasi
ini dan yang khususnya dengan Pasal 2.4.3.(2), Pemasangan Bahan Landasan.
a)
Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus diletakkan di bagian
hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan dan sesuai
dengan arah serta kelandaiannya.
3)
4)
b)
Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka sisi dalam dari
setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat yang
sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan yang
sama.
c)
Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan
adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling
sambungan.
d)
Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetil dalam Seksi 3.2, Tim-bunan, dengan
menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk Timbunan Pilihan.
Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari gumpalan lempung dan bahanbahan tetumbuhan serta yang tidak mengan-dung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.
e)
Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak pipa dan,
kecuali kalau bukan suatu galian parit, maka jarak sumbu pipa ke masing-masing sisi
minimum satu setengah kali diameter. Penimbunan kembali pada celah-celah di bawah
setengah bagian bawah pipa harus mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan
sebagaimana mestinya.
f)
Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih dekat 1,5 m
dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling sedikit 60 cm di atas
puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam batas ketentuan tersebut di
atas asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa.
Meskipun demikian dan tidak berten-tangan dengan ketentuan yang di atas, Kontraktor
harus bertanggung jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat
kegiatan tersebut.
g)
Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana tinggi
timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang dari ketentuan minimum
dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk ukuran
dan kelas pipa tertentu.
a)
Pipa logam bergelombang (corrugated) dapat dirakit di lokasi penempatannya atau dirakit di
dalam galian parit yang telah disiapkan.
b)
Pipa logam bergelombang (corrugated) yang telah dirakit lebih dahulu harus diturunkan ke
tempatnya dengan tali baja (slings) yang dapat diterima dan pipa tidak boleh terlalu panjang
karena dapat menyebabkan tertekuknya sambungan. Perhatian khusus harus diberikan
untuk menghindari kerusakan pada ujung pipa dan kemungkinan jatuhnya pipa selama
pengangkutan dan pemasangan.
c)
Semua pipa logam bergelombang (corrugated) yang telah dirakit harus dibaut dengan tepat
dan alur sambungan harus terpasang dengan benar untuk menghindari adanya regangan
yang berlebihan.
a)
Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi yang
diberikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Seluruh pekerjaan beton bertulang harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Seksi 7.1 Beton dan Seksi 7.3 Baja Tulangan.
c)
5)
6)
7)
Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi
7.9 Pasangan Batu.
Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Air
a)
Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan kolam golak dan pekerjaan
perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong harus
dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar seperti yang disyaratkan dalam
Seksi 2.2. Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar (mortared stonework)
digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur lainnya yang tidak
memikul beban struktur yang berarti.
b)
Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang tinggi, atau
struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong,
harus dibuat dengan menggunakan Pasangan Batu (stone masonry) dan bukan Pasangan
Batu Dengan Mortar (mortared stone-work), bahkan jika beban yang dipikul sangat besar
maka harus menggunakan Beton Bertulang. Bahan yang akan digunakan haruslah seperti
yang diperintah-kan Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu
dan bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut, dan juga ketrampilan tukang batu
yang dipekerjakan oleh Kontraktor.
a)
b)
c)
Semua gorong-gorong lama, juga gorong-gorong yang akan diganti atau diper-panjang
dalam Kontrak ini, harus dibersihkan dari semua sampah dan kotoran, dan harus dijaga
dalam kondisi bersih dan operasional selama Periode Kontrak.
a)
Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis dan elevasi dan
detil lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, dan memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1, Pekerjaan Beton. Saluran dapat dicor
di tempat atau pracetak dan dipasang bagian demi bagian. Pelat penutup harus dibuat
sebagai unit pracetak.
b)
Untuk saluran yang dicor di tempat, Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan untuk
menggunakan sisi galian sebagai pengganti cetakan. Dalam hal ini, tebal dinding yang
menghadap sisi galian dan selimut beton harus ditambah 25 mm tanpa pembayaran
tambahan.
2.3.4
c)
Lubang sulingan harus dibuat pada dinding saluran sesuai dengan ketentuan Pasal 2.4.3.(5).
d)
Untuk saluran yang dicor di tempat, sambungan konstruksi harus dibuat pada interval 10 m
atau kurang. Sambungan tersebut, seperti sambungan antara ruas-ruas beton pracetak
harus mempunyai lebar antara 1 cm dan 2 cm dan harus dibungkus dengan adukan semen
yang rata dengan permukaan dalam saluran.
1)
a)
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang maupun
tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang dari pipa baru atau perpanjangan yang
dipasang, yang diukur dari ujung ke ujung pipa yang dipasang.
b)
c)
Kuantitas yang diukur untuk struktur lainnya yang diuraikan dalam Seksi ini haruslah
kuantitas dari berbagai macam bahan yang digunakan, yang dihitung seperti yang
disyaratkan dalam Seksi lain dalam Spesifikasi ini.
d)
Kecuali untuk Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran
yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian atau timbunan,
biaya pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan goronggorong pipa dan sudah termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa dan
berbagai macam bahan yang digu-nakan dalam pelaksanaan.
2)
Kuantitas gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar
menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan dan untuk semua
galian dan pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biayabiaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam
Seksi ini.
Nomor Mata
Uraian
Pembayaran
Satuan
Pengukuran
2.3.(1)
Meter Panjang
2.3.(2)
Meter Panjang
2.3.(3)
Meter Panjang
2.3.(4)
Meter Panjang
2.3.(5)
Meter Panjang
2.3.(6)
2.3.(7)
Ton
Meter Panjang
DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH
SEKSI 3.1
GALIAN
3.1.1
UMUM
1)
Uraian
a)
b)
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi
galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk
pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng
dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa
bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada
perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c)
Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenis
galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa :
i)
ii)
iii)
iv)
Galian Biasa
Galian Batu
Galian Struktur
Galian Perkerasan Beraspal
d)
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal
e)
Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau
lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak
praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan.
Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan
tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda).
f)
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan
sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton penahan tanah, dan
struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian struktur mencakup : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan; pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase, pemompaan,
penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya.
g)
Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan
perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas
perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Direksi
Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
2)
3)
a)
Seksi 1.5
b)
Seksi 1.8
c)
Rekayasa Lapangan
Seksi 1.9
d)
Seksi 1.11
e)
Seksi 2.1
f)
Seksi 2.3
g)
Drainase Porous
Seksi 2.4
h)
Timbunan
Seksi 3.2
i)
Seksi 3.3
j)
Beton
Seksi 7.1
k)
Pasangan Batu
Seksi 7.9
l)
Seksi 7.15
m)
Seksi 8.1
n)
Seksi 8.2
o)
Seksi 10.2
Toleransi Dimensi
a)
Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal tidak
boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan beraspal tidak
boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan.
b)
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
4)
5)
a)
Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detil penampang
melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan
pembongkaran, atau penggalian dilaksanakan.
b)
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detil seluruh struktur
sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong
(shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan
gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang
diusulkan.
c)
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah dasar,
formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau bahan lainnya
tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan pondasi
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan, seperti yang disebutkan dalam Pasal 3.1.2.
d)
Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang digunakan, yang
menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disimpan oleh Kontraktor untuk diperiksa Direksi
Pekerjaan.
e)
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal yang akan dikupas atau digali. Pencatatan
pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan beraspal telah dikupas atau
digali.
a)
Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja,
yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi
galian.
b)
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan sepanjang
waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana
permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus
menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih dari 5
meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
c)
Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan
berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa
atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah
terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.
d)
Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan
air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin
bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan
terjadi.
6)
e)
Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana
kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan
tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja
yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian,
peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
f)
Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani, dan
digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang ekstra ketat sesuai dengan
Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Kontraktor harus bertanggungjawab
dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat atas setiap bahan
peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan hanya dipercayakan kepada
orang yang berpengalaman dan bertanggungjawab.
g)
Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup
untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka
pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada
malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau
kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
h)
Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas harus
diterapkan pada seluruh galian di Daerah Milik Jalan.
Jadwal Kerja
a)
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan
mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari
operasi pekerjaan berikutnya.
b)
Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan
pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap
saat.
c)
Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi pekerjaan
lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan
tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.
d)
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan beraspal
harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari yang sama sehingga dapat dibuka
untuk lalu lintas.
7)
8)
a)
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua
bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan),
pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cutoff wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang
waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan
pompa.
b)
Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air
atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Kontraktor harus
senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh
pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
a)
9)
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal 3.1.1(3) di atas
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor
sebagai berikut :
i)
Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang disyaratkan.
ii)
Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau lokasi
yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus ditimbun kembali dengan
bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
iii)
Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman yang melebihi
yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggunakan
bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi perkerasan lama sampai mencapai elevasi
rancangan.
a)
b)
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah
tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau
struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul
akibat operasi kegiatannya.
10)
Bilamana bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat, agregat untuk campuran aspal atau
beton atau bahan lainnya diperoleh dari galian sumber bahan di luar daerah milik jalan, Kontraktor
harus melakukan pengaturan yang diperlukan dan membayar konsesi dan restribusi kepada pemilik
tanah maupun pihak yang berwenang untuk ijin menggali dan mengangkut bahan-bahan tersebut.
11)
12)
a)
Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan lingkup
proyek bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan
atau penimbunan kembali.
b)
Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang menurut pendapat
Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan
setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan
sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
c)
Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang
dan diratakan oleh Kontraktor di luar Daerah Milik Jalan (DMJ) seperti yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
d)
a)
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur sementara seperti
cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar oleh Kontraktor
setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan
sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah
selesai.
b)
Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Kontraktor atau
bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dapat dipergunakan untuk
pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata Pembayaran yang relevan sesuai dengan
yang terdapat dalam Daftar Penawaran.
c)
Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air
harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu saluran air.
d)
Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor
harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lereng yang stabil
dan saluran drainase yang memadai.
3.1.2
PROSEDUR PENGGALIAN
1)
2)
Prosedur Umum
a)
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan
semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan
permanen.
b)
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
c)
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan
diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.
d)
Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolantonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan
semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil
galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan
yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.
e)
Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru
(ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan
memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya,
peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau bilamana
dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
f)
g)
Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya,
sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin.
Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya
terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru
maupun yang lama.
Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud.
Ketentuan dalam Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam Seksi
ini.
3)
a)
Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan
atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan
dengan benar, pengawasan dan pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling
pekerjaan.
b)
Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk
mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan kerangka acuan dan
untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau penyokong atau
pengaku yang tergeser atau bergerak ke samping selama pekerjaan galian harus diperbaiki,
dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk menjamin kebebasan ruang gerak yang
diperlukan selama pelaksanaan.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau struktur
lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing
atau bantaran sungai.
4)
c)
Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka
timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing
lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, selanjutnya galian parit
tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya
mengijinkan.
d)
e)
Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh dilaksanakan
sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.
a)
Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan atau di tempat lain, harus
digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
b)
Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galian
lama harus diperoleh secara tertulis dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap operasi
penggalian dimulai.
c)
Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk pelebaran jalan
mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak diperkenankan.
d)
Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapat
mengganggu drainase alam atau yang dirancang.
e)
Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakan
sedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke gorong-gorong berikutnya
tanpa genangan.
f)
Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari kaki setiap
timbunan atau 10 m dari puncak setiap galian.
3.1.3
1)
a)
Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang disetujui
tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran kecuali bilamana :
i)
Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak memenuhi
syarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.(1).(c) di atas, atau untuk
membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan dalam Pasal
3.1.2.(1).(d) di atas;
ii)
Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng atau struktur sementara
penahan tanah atau air (seperti penyokong, pengaku, atau cofferdam) yang
sebelumnya telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
b)
Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu, tidak
akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan Pembayaran harus
dilaksanakan menurut Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.
c)
Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa, tidak akan
diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke
dalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-masing bahan tersebut, sesuai
dengan Seksi 2.3 dari Spesifikasi ini.
d)
e)
Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya, kecuali untuk
galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan pembayaran akan
dilaksanakan sesuai Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini.
f)
Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan diukur untuk
pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk dalam harga penawaran dalam
lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan rutin yang tercakup dalam Seksi 10.1 dari
Spesifikasi ini.
g)
Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumber bahan
(borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja tidak boleh diukur untuk
pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan dalam harga satuan
penawaran untuk timbunan atau bahan perkerasan.
h)
Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam Pasal 3.1.2.(1).(a) selain untuk
tanah, batu dan bahan perkerasan lama, tidak akan diukur untuk pembayaran,
kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan
penawaran yang untuk masing-masing operasi pembongkaran struktur lama sesuai
dengan Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.
2)
a)
Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai
volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan
galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan
faktor penyesuaian berikut ini :
i)
Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan penyusutan
(shrinkage) sebesar 0,85.
ii)
Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
pengembangan (swelling) 1,2.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang
telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan
penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
b)
Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran menurut Seksi
ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya bilamana bahan galian tersebut tidak digunakan
dan dibayar dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini.
c)
Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan
sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor sebagai bahan timbunan,
maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk
kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
d)
Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidangbidang sebagai berikut :
Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui titik
terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau sebagai
pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh
atau karena sebab-sebab lain.
e)
Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang dilaksanakan di luar ketentuan Seksi 8.1
Pengembalian Kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang.
f)
3)
Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran
dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan
yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana
diuraikan dalam Seksi ini.
Bilamana cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, termasuk dalam Mata
Pembayaran yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka pekerjaan ini akan dibayar
menurut Harga Penawaran dalam lump sum sesuai dengan ketentuan berikut ini; pekerjaan ini
mencakup penyediaan, pembuatan, pemeliharaan dan pembuangan setiap dan semua cofferdam,
penyokong, pengaku, sumuran, penurapan, pengendali air (water control), dan operasi-operasi
lainnya yang diperlukan untuk diterimanya penyelesaian galian yang termasuk dalam pekerjaan dari
Pasal ini sampai suatu kedalaman yang ditentukan.
Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
3.1.(1)
Galian Biasa
Meter Kubik
3.1.(2)
Galian Batu
Meter Kubik
3.1.(3)
Meter Kubik
3.1.(4)
Meter Kubik
3.1.(5)
Meter Kubik
3.1.(6)
Lump Sum
3.1.(7)
Meter Kubik
3.1.(8)
Meter Kubik
Milling Machine
3.1.(9)
SEKSI 3.3
PENYIAPAN BADAN JALAN
3.3.1
UMUM
1)
Uraian
a)
Menurut Seksi dari Spesifikasi ini pembayaran tidak boleh dilakukan terhadap Pengembalian
Kondisi Perkerasan Lama yang diuraikan dalam Seksi 8.1 maupun Pengembalian Kondisi
Bahu Jalan Lama pada Jalan Berpenutup Aspal yang diuraikan dalam Seksi 8.2.
2)
b)
Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor
grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa
penambahan bahan baru.
c)
Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan
minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan
berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan
ditempatkan diatasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
a)
: Seksi 1.8
b)
Rekayasa Lapangan
: Seksi 1.9
c)
Galian
: Seksi 3.1
d)
Timbunan
: Seksi 3.2
e)
Pelebaran Perkerasan
: Seksi 4.1
f)
Bahu Jalan
: Seksi 4.2
g)
: Seksi 5.1
h)
: Seksi 5.2
i)
: Seksi 5.4
j)
: Seksi 6.3
k)
Seksi 8.1
l)
Seksi 8.2
m)
: Seksi 10.2
3)
Toleransi Dimensi
a)
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah satu
centimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
b)
4)
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang
cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan.
Standar Rujukan
Standar rujukan yang relevan adalah yang diberikan dalam Pasal 3.2.1(4) dari Spesifikasi ini.
5)
6)
a)
Pengajuan yang berhubungan dengan Galian, Pasal 3.1.1.(4), dan Timbunan, Pasal
3.2.1.(5) harus dibuat masing-masing untuk seluruh Galian dan Timbunan yang
dilaksanakan untuk Penyiapan Badan Jalan.
b)
i)
ii)
Jadwal Kerja
a)
Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya di bawah elevasi tanah
dasar atau permukaan jalan, termasuk pemadatan sepenuhnya atas bahan yang
dipakai untuk penimbunan kembali, harus telah selesai sebelum dimulainya
pekerjaan pada tanah dasar atau permukaan jalan. Seluruh pekerjaan drainase
harus berada dalam kondisi berfungsi sehingga menjamin keefektifan drainase,
dengan demikian dapat mencegah kerusakan tanah dasar atau permukaan jalan
oleh aliran air permukaan.
b)
Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti oleh
penghamparan lapis pondasi bawah, maka permukaan tanah dasar dapat menjadi
rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat
dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa sehingga daerah
tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan yang tersedia dan
Kontraktor harus mengatur penyiapan tanah dasar dan penempatan bahan
perkerasan dimana satu dengan lainnya berjarak cukup dekat.
7)
Ketentuan dalam Pasal 3.1.1.(7) dan 3.2.1.(7), yang berhubungan dengan kondisi tempat
kerja yang disyaratkan, masing-masing untuk Galian dan Timbunan, harus juga berlaku
bilamana berhubungan dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, bahkan pada
tempat-tempat yang tidak memerlukan galian maupun timbunan.
8)
9)
a)
Ketentuan yang ditentukan dalam Pasal 3.1.1.(8) dan 3.2.1.(8) yang berhubungan
dengan perbaikan Galian dan Timbunan yang tidak memenuhi ketentuan, harus
juga berlaku bilamana berhubungan dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan
Jalan, bahkan untuk tempat-tempat yang tidak memerlukan galian atau timbunan.
b)
Kontraktor harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur (rutting) atau
gelombang yang terjadi akibat kelalaian pekerja atau lalu lintas atau oleh sebab
lainnya dengan membentuk dan memadatkannya kembali, menggunakan mesin
gilas dengan ukuran dan jenis yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan ini.
c)
10)
3.3.2
a)
Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 1.8 Pemeli-haraan
Lalu Lintas.
b)
Kontraktor harus bertanggungjawab atas seluruh konsekuensi dari lalu lintas yang
diijinkan melewati tanah dasar, dan Kontraktor harus melarang lalu lintas yang
demikian bilamana Kontraktor dapat menyediakan sebuah jalan alih (detour) atau
dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
BAHAN
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat
atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap
hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang
disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar haruslah seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi untuk bahan tersebut.
3.3.3
1)
2)
3.3.4
a)
Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan Pasal 3.1.2.(1) dari Spesifikasi ini.
b)
Seluruh Timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan Pasal 3.2.3 dari
Spesifikasi ini.
a)
Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari Pasal
3.2.3.(3) dari Spesifikasi ini.
b)
Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam Pasal
3.2.4 dari Spesifikasi ini.
2)
Dasar Pembayaran
Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, diukur seperti ketentuan di atas, akan
dibayar per satuan pengukuran sesuai dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti terdaftar di bawah ini, dimana harga
dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
dan biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan
penyiapan tanah dasar seperti telah diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata
Uraian
Pembayaran
3.3
Satuan
Pengukuran
Meter Persegi
SEKSI 5.7
LAPIS PONDASI TELFORD / PERKERASAN TELFORD
5.7.1
(1)
UMUM
Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, pemasangan, penguncian dan pemadatan
agregat (batu belah) yang berkualitas baik di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai
dengan perincian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perincian Direksi Teknik, dan memelihara
lapis pondasi yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, pemecahan,
pemisahan, pencampuran dan operasi lain yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi persyaratan
dari Spesifikasi Ini.
Lapisan Telford merupakan lapisan Pondasi Bawah yang terdiri atas batu belah 10 / 15 yang disusun di atas lapisan
tanah dasar setelah dilakukan profil badan jalan. Rongga-rongga diantara batu belah ini diisi dengan batu pengunci
5/7 yang lebih kecil sehingga permukaannya rata dengan permukaan batu belah dan diatas Batu Pengunci dilapis
Agregat Penutup dari Material Sirtu Darat.
Penggunaan konstruksi ini cocok untuk daerah-daerah dimana peralatan dan segala keperluannya sukar disediakan
sehingga perlu penerapan teknologi tepat guna yang dikerjakan secara padat karya dan peralatan yang sederhana.
(2)
Lapisan Telford mempunyai Fungsi sebagai bagian perkerasan yang menyangga beban perkerasan diatasnya dan
memindahkan gaya beban ini sebagian besar ke samping.
Tujuannya menahan dan meneruskan beban kendaraan yang lewat pada permukaan jalan sehingga beban tersebut
dapat diterima oleh Tanah dasar tanpa terjadi kerusakan.
(3)
Sifat
Lapisan Telford hanya digunakan dimana peralatan untuk pelaksanaan cara lain akan mengakibatkan biaya yang
sangat tinggi serta tak terjamin waktunya, sedangkan bahan dan tenaga kerja terdapat di dekat daerah konstruksi.
(5)
Drainase
Oleh karena lapisan telford tidak kedap air, haruslah disediakan drainase. Drainase (Mitre Drain) dibuat berjarak 20
m dan pada tempat-tempat terendah memotong bahu jalan. Drainase ini lebih rendah dari tanah dasar dan tegak lurus
terhadap arah jalan dimulai dari pinggiran lapisan telford atau harus dibuat saluran tanah sepanjang perkerasan
(sesuaikan dengan gambar rencana)
(6)
a)
Seksi 1.8
b)
Rekayasa Lapangan
Seksi 1.9
c)
Seksi 1.11
d)
Seksi 3.3
e)
Pelebaran Perkerasan
Seksi 4.1
f)
Bahu
g)
Seksi 4.2
:
Seksi 10.2
Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar Rencana, dengan toleransi di bawah ini :
Tebal Lapisan Telford
Toleransi Tinggi
15 Cm
20 Cm
30 Cm
Permukaan
1.00 Cm
1.50 Cm
2.00 Cm
Catatan : Tebal Lapisan Telford dijelaskan dalam ayat 5.7.2 (6) dari Spesifikasi ini.
b)
Permukaan-permukaan lapisan Telford dari semua konstruksi tidak boleh ada yang tidak rata dan semua
punggung permukaan-permukaan itu harus sesuai dengan yang tercantum di Gambar Rencana.
c)
Tebal minimal untuk lapisan Telford tidak boleh kurang dari tebal yang disyaratkan.
(8)
T 89 68
T 90 70
T 96 74
Angeles.
Ketahanan terhadap abrasi dari agregate kasar berukuran kecil dengan menggunakan mesin Los
T 191-61
T 193- 72
(9)
a) Tempat dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memuaskan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal
5.4a.1 (7), atau yang permukaannya berkembang menjadi tidak rata baik selama konstruksi atau setelah konstruksi,
harus diperbaiki dengan membongkar permukaan dan membuang atau menambah bahan pengunci sebagaimana
diperlukan, yang selanjutnya dibentuk dan dipadatkan kembali.
b) Bahan (Batu Belah, batu pecah) untuk Lapisan Telford yang tidak memenuhi persyaratan kekerasan, seperti
yang ditetapkan dalam Spesifikasi ini harus diganti dengan jalan membongkar dan membuang serta menngantinya
dengan bahan yang memenuhi persyaratan.
c) Perbaikan dari Lapis Pondasi Telford yang tidak memenuhi syarat kepadatan atau sifat bahan yang
dibutuhkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan Direksi Teknik dan dapat meliputi pemadatan
tambahan, pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah tebal bahan itu.
5.7.2 MATERIAL
(1)
Sumber Material
Material Lapis Pondasi Bawah (Telford) harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan Pasal 1.11
Bahan dan Penyimpanan dari Seksi Spesifikasi ini.
(2)
Material
Material untuk lapisan Telford terdiri atas batu pinggir, batu belah, batu pengunci 5/7 dan Material Penutup Sirtu.
(3)
Batu Pinggir
Batu pinggir atau batu penyangga dimaksud untuk menjaga supaya pinggiran lapisan batu yang dihampar sebagai
Lapisan Telford dapat tertahan dengan baik. Batu Pinggir (batu penyangga) dipasang sepanjang pinggiran Lapisan
Telford memanjang jalan disebelah kiri dan kanan dengan ukuran lebih tebal dari lapisan batu belah pokok (minimal
1.5 kalinya ), atau 20-25 Cm.
(4)
Batu Belah
Batu belah (pokok) yang dipergunakan haruslah batu belah dengan paling sedikit 2 (dua) bidang pecah berasal dari
batu besar yang dibelah-belah (batu gunung atau batu kali) yang keras dan sedapat mungkin mempunyai tampang
melintang yang persegi. Ukuran batu belah (pokok) ini tergantung dari ketebalan lapisan Telford yang dibuat, seperti
yang tercantum dibawah ini.
Tebal Lapisan Telford
(cm)
15.00
20.00
(5)
15-25
10-15
20.00
Batu Pengunci
Batu Pengunci terdiri atas batu pecah yang mengisi rongga antara batu belah (pokok) dan mempunyai kualitas yang
sama dengan batu pelah (pokok). Umumnya untuk batu pengunci dipergunakan pecahan-pecahan dari batu belah,
mempunyai permukaan belahan lebih dari 3 (tiga) bidang. Ukuran batu pengunci berkisar antara 5-7 Cm.
(6)
Agregat Penutup sirtu merupakan material Lapis Permukaan untuk mendapatkan permukaan perkerasan yang lebih
halus, rata dan lebih nyaman untuk di lewati.
(8)
Batasan
0 40 %
06
( AASHTO T 90 70 )
Hasil Kali Indek Plastisitas dengan
25 mak
0 35
0 5%
80 min
14 min
5.7.3
(1)
a)
Apabila Lapis Pondasi Telford akan dipasang pada permukaan tanah dasar yang baru disiapkan, lapisan harus
selesai sepenuhnya, dimana tanah dasar harus dibersihkan sehingga tidak terdapat akar, rumput, sampah atau kotoran
lainnya dan kemudian diberi bentuk sesuai dengan kemiringan yang disyaratkan yaitu antara 2% sampai 4% ke kiri
dan ke kanan dari as jalan. Tanah dasar kemudian dipadatkan dengan mesin gilas kapasitas 8-10 ton, sehingga
mencapai nilai CBR minimum 5%. Kalau masih gembur harus dipadatkan dalam keadaan lembab (tidak basah). Jika
tanah dasar lembek maka diperlukan perbaikan menggunakan tanah merah dengan ketebalan sesuai petunjuk Direksi
Teknik atau sesuai yang tercantum dalam Gambar Rencana.
b)
Apabila Lapis Pondasi Telford akan dipasang pada perkerasan atau bahu yang ada, semua kerusakan pada
perkerasan atau bahu harus diperbaiki, sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
c)
Pada tempat yang telah disediakan untuk pekerjaan bahan Lapis Pondasi Telford, sesuai dengan ayat (a)
dan (b) di atas, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik untuk sekurang-kurangnya
100 meter kedepan dari pemasangan lapis pondasi Telford. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari
100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum pondasi baru dipasang.
(2)
Penghamparan
a) Batu Tepi
Pada kedua sisi lapisan pasir diletakkan batu tepi dengan jarak sesuai lebar rencana perkerasaan jalan dan ketebalan
yang lebih besar ( 1.50 kali) dari batu belah pokok dengan lebar yang besar di bawah, permukaan atas batu pinggir
ini mempunyai elevasi yang sama dengan permukaan batu belah pokok. Batu tepi dipasang dengan dasar lebih
rendah dari tanah dasar jalan.
b)
Batu belah (pokok) diletakkan di atas bantalan pasir dengan tegak, dengan lebar yang terbesar terletak di bagian
bawah. Batu belah (pokok) disusun satu baris melintang jalan dimulai dari pinggir. Peletakan batu harus sedemikian
rupa sehingga lebar batu tegak lurus sumbu jalan dan panjangnya sejajar sumbu jalan. Kedudukan dua batu yang
berdampingan harus saling bersinggungan. Baris berikutnya diletakkan sedemikian rupa sehingga bidang
persinggungan batu belah (pokok) pada baris ini tidak terletak dalam satu garis lurus dengan persinggungan batu
belah (pokok) pada baris sebelum dan baris berikutnya.
c)
Batu Kunci
Rongga-rongga diantara batu belah (pokok) diisi dengan batu pecah sebagai batu kunci. Besarnya batu kunci
tergantung dari besarnya rongga dan dimasukkan ke dalam rongga dengan pukulan martil berat 2 kg. Batu pecah
untuk pengunci dipakai pecahan batu belah yang mempunyai kualitas yang sama dengan batu belah (pokok)
d)
Agregat penutup material sirtu harus bebas dari kotoran / sampah-sampah dan dihampar setelah pekerjaan agregat
pengunci 5/7 selesai. Tebal lapisan agregat penutup ini disesuaikan dengan kondisi permukaan batu pokok dan batu
pengunci antara 3 s/d 5 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat mekanis Three Wheel Roller sampai mendapatkan
kepadatan maksimum.
(3)
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengerjakan Lapis Pondasi Telford terdiri dari peralatan angkut batu dan pasir urug
dapat menggunakan Dump truck untuk mengangkut material dari lokasi bahan ke lokasi pekerjaan dibantu dengan
kereta dorong untuk angkutan menuju ketempat batu/pasir akan dipasang.
Alat pemadat menggunakan mesin gilas roda besi kapasitas 8 ton atau menggunakan alat timbris manual sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknik (pemadatan dengan alat timbris manual mencakup serentak selebar jalan berbaris,
untuk itu diperlukan sekitar 6-10 orang pekerja atau disesuaikan dengan lebar jalan rencana).
Untuk memeriksa kerataan dan kemiringan digunakan Mistar Pelurus panjang 3.00 meter.
Alat bantu lainnya diperlukan seperti sekop dan pengki.
(4)
Pemadatan
a) Segera setelah batu kunci dimasukkan dalam rongga-rongga antara batu belah (pokok) dengan pukulan, dan
tidak boleh ada bagian-bagian batu kunci yang menonjol di atas batu belah.
b) Periksa apakah lapisan sudah kompak dan batu kunci sulit dicabut. Di atas lapisan ini ditabur / dihampar
agregat penutup sirtu sehingga diperoleh permukaan yang rata, kemudian diadakan pemadatan dengan mesin gilas 810 ton sampai mendapatkan kepadatan maksimum.
c) Jika perlu batu kunci yang lebih kecil bisa ditambahkan selama proses penggilasan. Pemadatan dapat dikatakan
cukup jika batu belah tidak bergerak lagi selama penggilasan/pemadatan.
d) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan,
dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber-super elevasi, penggilasan harus dimulai pada bagian rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit kearah yang tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
mesin gilas menjadi tak tampak dan lapis tersebut terpadatkan merata.
(5)
Pengujian
a) Jumlah dari data pendukung pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal dari bahan akan seperti
yang diperintahkan Direksi Teknik.
b) Menyusul persetujuan mengenai mutu dari bahan Lapis Pondasi Telford yang diusulkan, seluruh rentang
pengujian bahan yang dilakukan selanjutnya harus diulangi atas pertimbangan Direksi Teknik, dalam hal tampak
perubahan dalam bahan atau dari sumbernya, atau dalam metode produksinya.
c) Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan untuk mengendalikan
ketidak seragaman bahan yang dibawa ketempat pekerjaan. Cakupan dari pengujian harus seperti yang
diperintahkan Direksi Teknik.
d) Kepadatan harus secara rutin ditentukan, diperiksa sehingga kekompakan batu belah tidak bergerak selama
proses pemadatan.
5.7.4
PENJELASAN TAMBAHAN
a)
Pondasi Jalan batu belah ini ( Telford) perlu ditutup dengan lapis penutup yang berfungsi sebagai lapisan
aus, serta untuk memperoleh permukaan akhir yang rata. Dengan lapisan aus ini maka pembaharuan perkerasan jalan
tidak memerlukan pembongkaran lapis tebal-tebal, tapi cukup ditambah lapisan aus lagi, yang terdiri dari butir-butir
batu pecahan ukuran kecil atau pasir kerikil.
b)
Lapisan Pasir Urug dimaksudkan sebagai perbaikan tanah dasar, mencegah kontaminasi tanah liat atau air
kapiler dari tanah dasar, atau untuk melancarkan pembuangan air hujan yang masuk dari atas.
c)
Pada jalan lama yang sudah mempunyai permukaan cukup kuat, lapisan pasir urug dan/atau batu belah
dapat ditiadakan, dan cukup diletakkan hanya lapis pengisi dan lapis penutup saja.
5.7.5
(1)
a) Lapis Pondasi Telford harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang dibutuhkan dalam keadaan
padat, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus didasarkan atas penampang melintang yang
ditunjukan pada Gambar bila tebal yang diperlukan merata, dan pada penampang melintang yang disetujui Direksi
Teknik bila tebal yang diperlukan tidak merata, panjangnya diukur secara mendatar
b) Menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar terpisah dari harga penawaran yang sesuai untuk penyiapan
permukaan jalan menurut Seksi 3.3 Spesifikasi ini.
(2)
Bila perbaikan dari lapis pondasi Telford yang tidak memuaskan telah diperintahkan oleh Direksi Teknik sesuai
ketentuan, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar seandainya
pekerjaan semula telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk pekerjaan extra tersebut
atau juga kuantitas yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.
(3)
Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, haris dibayar pada Harga Satuan Kontrak per satuan
pengukuran untuk masing-masing mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar
Penawaran, yang harganya serta pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengangkutan,
pembuatan, penempatan, pemadatan, pengadaan lapis permukaan sementara dan pemeliharaan permukaan lalu
lintas, dan biaya lain yang perlu atau lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang benar dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Pasal ini.
No.Mata
Pembayaran
5.7
Uraian
Lapis Pondasi Telford
Satuan Pengukuran
M2
DIVISI 7
STRUKTUR
SEKSI 7.1
BETON
7.1.1
UMUM
1)
2)
Uraian
a)
Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan
sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan
sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering.
c)
Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak
haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan
Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d)
Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesi-fikasi ini yang harus dipakai.
Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
a)
Seksi 1.8
b)
Rekayasa Lapangan
Seksi 1.9
c)
Seksi 2.2
d)
Seksi 2.3
e)
Drainase Porous
Seksi 2.4
f)
Excavation
Seksi 3.1
g)
Timbunan
Seksi 3.2
h)
Baja Tulangan
Seksi 7.3
i)
Adukan Semen
Seksi 7.8
j)
Pembongkaran Struktur
Seksi 7.15
4)
Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus
dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.1.1.(6)
di bawah ini.
5)
Toleransi
a)
Toleransi Dimensi :
+ 5 mm
+ 15 mm
- 0 dan + 10 mm
b)
Toleransi Bentuk :
10 mm
12 mm
15 mm
20 mm
c)
10 mm
10 mm
20 mm
d)
e)
10 mm
10 mm
10 mm
10 mm
f)
g)
0 dan + 5 mm
- 0 dan + 10 mm
10 mm
6)
Standar Rujukan
SII-13-1977
Semen Portland.
PBI 1971
SK SNI M-02-1994-03
SNI 03-2816-1992
(AASHTO T21 - 87)
SNI 03-1974-1990
(AASHTO T22 - 90)
Pd M-16-1996-03
(AASHTO T23 - 90)
SNI 03-1968-1990
(AASHTO T27 - 88)
SNI 03-2417-1991
(AASHTO T96 - 87)
SNI 03-3407-1994
(AASHTO T104 - 86)
SK SNI M-01-1994-03
(AASHTO T112 - 87)
SNI 03-2493-1991
SNI 03-2458-1991
(AASHTO T141 - 84)
AASHTO :
AASHTO T26 - 79
7)
a)
Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan
data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dari
Spesifikasi ini.
b)
Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang
diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c)
Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh peng-ujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau
bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi peng-ujian kuat
tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
8)
d)
Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai.
e)
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.4.(1) di bawah.
Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap
udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan
lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan
lembar plastik.
9)
Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur
o
pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30 C sepanjang waktu
pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana :
10)
b)
c)
Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau
tercemar.
a)
7.1.2
a)
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan
dalam Pasal 7.1.1.(4), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan,
atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3), harus
mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi :
i)
Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;
ii)
iii)
b)
Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan
dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Kontraktor melakukan
pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
c)
Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan ketentuan
dari Pasal 2.2.1.(8).(b) dari Spesifikasi ini.
BAHAN
1)
Semen
a)
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang
memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh
Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara
dalam campuran tidak boleh digunakan.
b)
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang
dapat digunakan di dalam proyek.
2)
Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan
bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji
sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan
mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
3)
a)
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel
7.1.2.(1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak
bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan
memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3).
Tabel 7.1.2 (1) Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan
ASTM
(mm)
Halus
50,8
100
1 1/2
38,1
95 -100
100
25,4
95 - 100
100
3/4
19
35 - 70
90 - 100
100
1/2
12,7
25 - 60
90 - 100
3/8
9,5
100
10 - 30
20 - 55
40 - 70
No.4
4,75
95 - 100
0-5
0 -10
0 - 10
0 - 15
0-5
0-5
0-5
1,18
45 - 80
No.50
0,300
10 - 30
No.100
0,150
2 - 10
No.8
No.16
b)
4)
2,36
Kasar
Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari
dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau
celah-celah lainnya di mana beton harus dicor
Sifat-sifat Agregat
a)
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang
diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan
dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b)
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 032816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(2) bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang berhubungan.
Tabel 7.1.2.(2) Sifat-sifat Agregat
Metode Pengujian
SNI 03-2417-1991
Halus
Kasar
40 %
SNI 03-3407-1994
10 %
12 %
SK SNI M-01-1994-03
0,5 %
0,25 %
SK SNI M-02-1994-03
3%
1%
5)
Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya, keras dan awet dan bebas
dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh pengaruh cuaca.. Batu harus bersudut runcing, bebas dari
kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatannya dengan beton.
7.1.3
1)
Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode yang
disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 7.1.3.(1).
2)
Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat dan
menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran
yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3) di bawah.
Tabel 7.1.3.(1) Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu
Beton
Ukuran Agre-
gat Maks.(mm)
(terhadap berat)
K600
K500
0,375
450
37
0,45
356
25
0,45
370
19
0.45
400
37
0,45
315
25
0,45
335
19
0,45
365
37
0,45
300
25
0,45
320
19
0,45
350
37
0,50
290
25
0,50
310
19
0,50
340
K175
0,57
300
K125
0,60
250
K400
K350
K300
K250
3)
a)
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan "slump"
yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 7.1.3.(2), atau yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 031974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO
T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141).
Tabel 7.1.3 (2) Ketentuan Sifat Campuran
15 x 15 x 15 cm3
15cm x 30 cm
SLUMP (mm)
Digetarkan
Tidak
Digetarkan
7 hari
28 hari
7 hari
28 hari
K600
390
600
325
500
20 - 50
K500
325
500
260
400
20 - 50
K400
285
400
240
330
20 - 50
K350
250
350
210
290
20 - 50
50 - 100
K300
215
300
180
250
20 - 50
50 - 100
K250
180
250
150
210
20 - 50
50 - 100
K225
150
225
125
190
20 - 50
50 - 100
K175
115
175
95
145
30 - 60
50 - 100
K125
80
125
70
105
20 - 50
50 - 100
b)
Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh diguna-kan pada
pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya
dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan ringan. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau gelembung udara atau gelembung air,
dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang
rata, halus dan padat.
c)
Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang
disyaratkan dalam Tabel 7.1.3.(2), maka Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton
lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti
dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari
yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan
yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan
dalam Pasal 7.1.1.(10) di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan
bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang
dipertanyakan lebih kecil dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh dari rumus yang
diuraikan dalam Pasal 7.1.6.(2).(c).
4)
d)
e)
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, terkecuali bila Kontraktor dan Direksi
Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.
Penyesuaian Campuran
a)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang
oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang
tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan
yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara
lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk mening-katkan sifat kelecakan
hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar semen
harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c)
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak boleh digunakan
sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan
proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan
oleh Kontraktor.
5)
Penakaran Agregat
a)
Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan
dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus
diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas
alat pencampur.
b)
6)
7.1.4
Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi
lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat
harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebe-lumnya untuk menjamin pengaliran yang
memadai dari tumpukan agregat.
Pencampuran
a)
Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran
yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
b)
Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
c)
Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d)
Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran
bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
3
telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas m
atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15
3
detik untuk tiap penambahan 0,5 m .
e)
PELAKSANAAN PENGECORAN
1)
a)
Kontraktor harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru
atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang
baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan
dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.
b)
Kontraktor harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan
beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari
Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton
yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja
yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
c)
Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah
atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
d)
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat
kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
e)
Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan
beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
f)
Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum
menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras,
pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya
dukung dari tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Kontraktor
dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau
menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai-mana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
2)
3)
Acuan
a)
Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan
sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b)
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap
dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan.
c)
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur
yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan
untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.
d)
Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Pengecoran
a)
Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b)
c)
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d)
Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi
akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih
pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan
pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali
diberikan bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.
e)
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
f)
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui
satu meter dari tempat awal pengecoran.
g)
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan
tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus
sepanjang seluruh keliling struktur.
h)
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton
tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu
48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode
drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memung-kinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran
beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu
sebelum pengecoran dilanjutkan.
4)
i)
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
j)
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang
kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai
dengan betonnya
k)
Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu
24 jam setelah pengecoran.
a)
Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang
diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada jadwal
tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemenelemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
5)
b)
Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi
harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada
titik dengan gaya geser minimum.
c)
d)
Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling sedikit 4
cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang terletak di
atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat
2
mempunyai luas tidak melampaui 40 m , dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui
1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
e)
Kontraktor harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang diperlukan
untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa mendadak
harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian
pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
f)
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan
pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya.
g)
Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan pada
tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi
kecuali ditentukan lain dalam Gambar.
Konsolidasi
a)
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah
disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran
harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b)
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua
sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka
penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c)
d)
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang-nya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya
dapat menghasilkan getaran yang merata.
e)
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut)
dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila
digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f)
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara
vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru
dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-laman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain
tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari
30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta
tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g)
Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel 7.1.4.(5).
Tabel 7.1.4.(5) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam
6)
Jumlah Alat
12
16
20
Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas K175 dengan batu-batu pecah
ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang
tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau
pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum
ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan
beton siklop.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan batubatu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi dengan adukan beton
setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau
15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup (coping).
7.1.5
PENGERJAAN AKHIR
1)
2)
Pembongkaran Acuan
a)
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah
di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
b)
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan ornamen,
sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus
dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah penge-coran dan tidak lebih dari 30 jam,
tergantung pada keadaan cuaca.
a)
3)
b)
Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembong-karan acuan
dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor yang tidak akan
mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
c)
Bilaman Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan
harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus
terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian
(semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus
selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian
semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya dengan
mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
4)
a)
Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan
harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu
secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai
mengeras.
b)
Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus sedikit
kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
c)
Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih belum rata
harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan menempatkan sedikit
adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton.
Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan
hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan
dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
a)
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe-ratur yang
terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
b)
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini
yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau
lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sam-bungan dan pengeringan
beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari
setelah beton dicor.
5)
c)
Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras dengan
cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
d)
Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau
beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi
sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
a)
Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada
permulaannya. Bahan tambah (aditif) tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini
kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
b)
Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah
mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap
untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:
i)
Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan
di luar.
ii)
Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 38 C
selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur
0
dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 65 C dengan kenaikan temperatur
0
maksimum 14 C / jam secara ber-sama-sama.
iii)
Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak boleh
0
melampaui 5,5 C.
iv)
Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11 C per jam.
v)
Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11 C lebih
tinggi dari temperatur udara di luar.
vi)
Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu jenuh
dengan uap air.
vii)
Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi
selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.
c)
Kontraktor harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di
dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari
cuaca luar.
d)
Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya agar beton
tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada
bagian-bagian beton.
7.1.6
1)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus
dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum
dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
2)
a)
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60
meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk
setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap
hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat benda uji, yang
pertama harus diuji pembe-banan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari,
yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.
b)
Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan
frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya menyediakan kurang dari
lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan
dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak
(random).
c)
Kuat Tekan Karakteristik Beton ( bk) diperoleh dengan rumus berikut ini :
bk =
bm - K.S
n
i
bm
i=l
adalah kuat tekan rata-rata
n
i =
n
(
i=l
)2
bm
n 1
d)
Pada pengujian kuat tekan beton tidak boleh lebih dari 1 (satu) harga diantara 20 harga (5%)
hasil pengujian, terjadi kurang dari bk .
e)
Tidak boleh satupun harga pengujian kuat tekan beton rata-rata dari 4 sampel kubus
berturut-turut kurang dari bm,4 ( bk + 0.8225 S)
f)
Setelah diperoleh 20 hasil pengujian kuat tekan ( misalnya 4 sampel kelompok pertama
hingga 4 sampel kelompok kelima) dan dihitung harga rata-rata bm dan standar deviasi S
maka harus dipenuhi :
bk (
g)
bm
+ 1.645 S)
Dalam hal pengedalian di lapangan pengujian kuat tekan dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil (misal 4 sampel dari 5 kelompok) dengan menggunakan grafik kontrol
(control chart) yang terdiri dari garis terendah hingga garis tertinggi berturut-turut adalah
garis batas spesifikasi, batas kontrol dan garis tengah.
Batas Spesifikasi adalah garis yang menunjukkan kuat tekan karaketeristik yang
dipersyaratkan. Batas Kontrol adalah kuat tekan karakteristik dalam kelompok ( bk,n = bk
+ K.S), sedangkan Garis Tengah adalah garis yang menunjukkan kuat tekan rata-rata.
bm
Garis Tengah
0,8225 S
bm,n
bk, n
Batas Kontrol
0,8225 S
bk
Batas Spesifikasi
5
Kelompok
h)
3)
Apabila hasil pengujian kuat tekan rata-rata kelompok bm,n < bk,n (sekali) maka kontraktor
harus melakukan upaya untuk memperbaiki mutu beton, bila hasil pengujian kuat tekan
kelompok rata-rata berikutnya bm,n < bk,n (kedua kali) maka berarti kontraktor tidak
mampu mencapai
bk yang dipersyaratkan, dan pekerjaan beton yang sudah dilakukan
harus ditolak.
Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau
campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian
tambahan tersebut meliputi :
a)
b)
c)
d)
Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji lainnya;
Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan;
Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
7.1.7
1)
2)
3)
Cara Pengukuran
a)
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang
ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water-stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang
sulingan (weephole).
b)
Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan
pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya
dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan
Beton.
c)
Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pelat (plate)
beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab) beton Pekerjaan semacam
ini dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran untuk beton sebagai acuan.
d)
Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima
akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam pada Seksi lain dalam Spesifikasi ini.
e)
Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau
beton tidak bertulang. Beton Struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang haruslah beton
yang disyaratkan atau disetujui untuk K175 atau K125. Bilamana beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan)
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih rendah.
a)
Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.1.(10) di atas, kuantitas yang akan
diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.
b)
Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau
setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton.
Dasar Pembayaran
a)
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pem- bayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b)
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk
"water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan
akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran
Satuan
Pengukuran
Uraian
7.1.(1)
Beton K500
Meter Kubik
7.1.(2)
Beton K400
Meter Kubik
7.1.(3)
Beton K350
Meter Kubik
7.1.(4)
Beton K300
Meter Kubik
7.1.(5)
Beton K250
Meter Kubik
7.1.(6)
Beton K175
Meter Kubik
7.1.(7)
Meter Kubik
7.1.(8)
Beton K125
Meter Kubik
Doloksanggul,
Agustus 2014
Tukka Siahaan, MP
NIP. 19730726 200312 1 003
HU
MB
A
NG HA SUNDU
N
TA
PEMERINTAH
KAB. HUMBAHAS
DINAS PRASARANA WILAYAH
KAB. HUMBAHAS
BATUARANG
PERMUKIMAN MASYARAKAT
Kecamatan Lintongnihuta
Digambar :
PERMUKIMAN MASYARAKAT
Diperiksa :
(RADO HOTRIN, ST )
NIP. 19760102 200312 1 005
Disetujui :
POLSEK
LINTONGNIHUTA
PUSKESMAS
SIGOMPUL
DOLOKSANGGUL
SIBORONG-BORONG
Keterangan
Tgl.
, April 2014
Skala
1 : 100
2%
Perkerasan
Telford
C
L
2%
HU
C
L
MB
A
NG HA SUNDU
N
TA
PEMERINTAH
KAB. HUMBAHAS
Perkerasan
Telford
Galian Mekanis
C
L
Perkerasan
Telford
50
50
60
60
100
150
300
150
Nama Proyek :
100
600
Desa Sigompul
STA 0 + 100
STA 0 + 000
Kecamatan Lintongnihuta
Digambar :
C
L
Perkerasan
Telford
25
C
L
25
60
50
40
40
60 50
100
RENCANA TPT
SEP. 40 M
300
100
STA 0 + 010
Perkerasan
Telford
Galian Mekanis
Diperiksa :
50
50
60
60
50 60
RENCANA TPT
SEP. 40 M
100
150
300
150
100
(RADO HOTRIN, ST )
NIP. 19760102 200312 1 005
STA 0 + 150
Disetujui :
KEPALA DINAS PRASARANA WILAYAH
KAB. HUMBAHAS
Galian Mekanis
C
L
Perkerasan
Telford
25
C
L
25
50
60
40
40
60
150
300
150
Diketahui :
Perkerasan
Telford
140
KEPALA DINAS PERTANIAN
KAB. HUMBAHAS
50
60
60
60
STA 0 + 050
STA 0 + 053
Rencana Gorong-gorong uk. 0.6 x 0.6 x 6 m
100
150
300
150
100
Keterangan
STA 0 + 200
No. Gbr.
Tgl.
, April 2014
Skala
1 : 100
HU
Galian Mekanis
C
L
C
L
Galian Mekanis
Perkerasan
Telford
50
60
60
100
300
150
150
Perkerasan
Telford
60
100
100
300
150
150
100
STA 0 + 250
N
TA
60
NG HA SUNDU
150
100
50
MB
A
PEMERINTAH
KAB. HUMBAHAS
Nama Proyek :
STA 0 + 400
Kecamatan Lintongnihuta
Digambar :
Galian Mekanis
Galian Mekanis
C
L
C
L
Perkerasan
Telford
80
100
80
60
60
100
300
150
150
Perkerasan
Telford
100
60
100
Diperiksa :
60
100
150
300
150
100
(RADO HOTRIN, ST )
NIP. 19760102 200312 1 005
STA 0 + 300
STA 0 + 450
100
Disetujui :
100
Galian Mekanis
Galian Mekanis
C
L
C
L
Perkerasan
Telford
100
100
60
60
100
150
300
150
100
150
Perkerasan
Telford
100
100
60
60
100
150
300
150
100
150
Diketahui :
STA 0 + 350
Keterangan
STA 0 + 500
No. Gbr.
Tgl.
, April 2014
Skala
1 : 100
150
150
C
L
150
Perkerasan
Telford
100
100
60
60
100
150
300
150
STA 0 + 550
C
L
300
STA 0 + 600
150
100
150
HU
MB
A
NG HA SUNDU
N
TA
PEMERINTAH
KAB. HUMBAHAS
C
L
C
L
Jalan Tanah
50
50
60
Jalan Tanah
50
60
60
Nama Proyek :
100
150
300
150
100
100
STA 0 + 800
150
300
150
STA 1 + 000
Digambar :
C
L
Jalan Tanah
Diperiksa :
50
50
60
60
100
150
300
150
100
STA 0 + 850
C
L
Jalan Tanah
50
50
60
60
100
150
300
150
100
Keterangan
STA 0 + 900
No. Gbr.
Tgl.
Skala
HU
MB
A
NG HA SUNDU
N
TA
PEMERINTAH
KAB. HUMBAHAS
Tulangan Me lintang 12 - 20
94 cm
14 cm
5 cm
140
100
60
14 cm
5 cm
Tulangan Me lintang 12 - 20
Tulangan Memanjang 12
-20
Nama Proyek :
Tulangan Me manjang 12 - 20
30
20
Kecamatan Lintongnihuta
60
Digambar :
20
40
6, 94 m
45 50 45
LEONARDO FR. SIMANULLANG, A.Md
NIP. 19830620 200604 1 005
Diperiksa :
(RADO HOTRIN, ST )
NIP. 19760102 200312 1 005
Tulangan Me lintang 12 - 20
25
Tulangan Memanjang 12
-20
30
20
60
20
40
Disetujui :
KEPALA DINAS PRASARANA WILAYAH
KAB. HUMBAHAS
45
600
Keterangan
Tgl.
, April 2014
Skala
1 : 100
BAB. XIII
DAFTAR KUANTITAS
DAN
HARGA
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Simpan
Program
Kegiatan
Lokasi
Volume
No
Jumlah Harga
Pekerjaan
(Rupiah)
Uraian
Umum
Pekerjaan Tanah
Pekerasan Berbutir
Struktur
10
(A)
(B)
(C)
Terbilang :
......................... , ................. 2014
Disetujui Oleh ;
Diperbuat Oleh :
PT/CV/UD. ......................
PT/CV/UD. ......................
( .................................. )
Direktur / Wakil Direktur
( .................................. )
Tenaga Teknik
Volume
No. Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan
Kuantitas
b
DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi
1.2
Ls
Harga
Satuan
(Rupiah)
e
Jumlah
Harga-Harga
(Rupiah)
f = (d x e)
1.00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa (Mekanik) hasil galian dibuang disekitar lokasi
Memprofil Badan dan Bahu Jalan (Mekanis)
3.1.1.a
3.3.a
M3
M2
2,607.00
5,000.00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Perkerasan Telford
5.5
M2
2,250.00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
7.1.1
7.9
7.1.6.a
7.3.2
7.9.a
DIVISI 7. STRUKTUR
Pekerjaan Gorong-gorong (Uk. 6 x 0,6 x 0,6) m 1 unit
Galian Biasa
Pasangan Batu Padas (Manual)
Beton K175 (Manual)
Baja Tulangan Polos
Pekerjaan Plesteran
M3
M3
M3
Kg
M2
11.76
7.41
1.20
132.00
14.72
7.1.1
7.9
7.9.a
7.1.1.a
M3
M3
M2
M3
16.00
30.30
64.00
44.00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
10.11.3
Ls
1.00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 10 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
(A)
(B)
(C)
Diperbuat Oleh :
PT/CV/UD. ......................
PT/CV/UD. ......................
( .................................. )
Direktur / Wakil Direktur
( .................................. )
Tenaga Teknik
HU
MB
AANN
ANG H SUN
UTT
DU
A
ASUND
PEMERINTAH
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
:
:
:
:
:
:
Bina Marga
Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan
Pada Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan
DAK TA. 2014
Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) Kecamatan Lintongnihuta Desa Sigompul
Desa Sigompul Kecamatan Lintongnihuta
Pelebaran 1.000 x 8,0 M' Perkerasan Telford 750 x 3,0 M'
T.A. 2014
:
:
:
:
1.2
MOBILISASI
Lumpsum
Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) Kecamatan Lintongnihuta Desa Sigompul
No.
A.
1
2
3
URAIAN
SATUAN
VOL.
MOBILISASI ALAT
EXCAVATOR
MOTOR GRADER
THREE WHEEL ROLLER
E10
E13
E16
Unit
Unit
Unit
1.00
1.00
1.00
Ls
1.00
Ls
1.00
Ls
Ls
Ls
1.00
1.00
1.00
B.
DEMOBILISASI ALAT
C.
FASILITAS KONTRAKTOR
1
E.
1
2
3
Base Camp
LAIN-LAIN
Patok-patok Bowplank / Pengukuran
Papan Proyek
Foto Dokumentasi Pelaksanaan
HARGA
SATUAN
(Rp.)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Volume
Uraian
No
Kode
Satuan
Pekerja
L01
Jam
Tukang
L02
Jam
Mandor
L03
Jam
Operator / Supir
L04
Jam
L05
Jam
Mekanik
L06
Jam
Pembantu Mekanik
L07
Jam
Kepala Tukang
L08
Jam
Harga Satuan
Per Jam
Harga Satuan
Per Hari
( .................................. )
Tenaga Teknik
:
:
:
:
No.
Uraian
Kode
Satuan
Harga Satuan
Pasir
M01
M3
Lokasi Pekerjaan
M06
M3
Sipalakki
Tanah Timbun
M08
M3
Lokasi Pekerjaan
Sirtu
M16
M3
Sipalakki
M044b
M3
Sipalakki
M044c
M3
Stone Crusher
M044d
M3
Stone Crusher
M044e
M3
Stone Crusher
Semen / PC
M12
Zak @ 40Kg
Lokasi Pekerjaan
M12
Kg
Lokasi Pekerjaan
10
M10a
KG
Lokasi Pekerjaan
11
M19
M3
Lokasi Pekerjaan
12
M57a
Kg
Lokasi Pekerjaan
13
Kayu Bakar
M59
M3
Lokasi Pekerjaan
14
Kawat Beton
M14
Kg
Lokasi Pekerjaan
15
Paku biasa
M18
Kg
Lokasi Pekerjaan
( .................................. )
Tenaga Teknik
Program
Nama Kegiatan
Lokasi
Volume
:
:
:
:
No.
Jenis Alat
Kode
Tenaga
(HP)
Kapasitas
0.8 M3
Keterangan
EXCAVATOR 80-140 HP
E10
80
Usia 2 th
E13
125
E16
60
E22
15 M3/jam
Usia 1 th
TAMPER
E25
0.2 Ton
Usia 2 th
E39
3 -
Usia 1 th
Usia 3 th
8 Ton
Usia 3 th
( .................................. )
Tenaga Teknik
Analisa EI-3.3.a
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
NO.
:
:
:
:
:
:
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
Pekerja
Mandor
SATUAN
(L01)
(L02)
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
0.0178
0.0044
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
PERALATAN
Motor Grader
Alat Bantu (5% x Biaya Pekerja)
(E13)
jam
Ls
0.0039
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa EI-7.1.1.a
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
NO.
:
:
:
:
:
:
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
Pekerja
Mandor
SATUAN
(L01)
(L02)
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
1.1200
0.0700
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
1.
Tanah Timbun
(M08)
M3
1.2000
PERALATAN
1.
2.
Tamper
Alat Bantu (5% x Biaya Pekerja)
(E25)
jam
Ls
0.2667
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa EI-3.1.1.a
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
:
:
:
:
:
NO.
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
Pekerja
Mandor
SATUAN
(L01)
(L03)
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
0.1852
0.0463
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
PERALATAN
1.
2.
Excavator
Alat Bantu (5% x Biaya Pekerja)
(E10)
jam
Ls
0.0741
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa EI-5.5
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
:
:
:
:
:
NO.
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
Pekerja
Mandor
SATUAN
(L01)
(L02)
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
1.7325
0.0525
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
1.
2.
3.
Batu 10-15 Cm
Batu 5-7 Cm
Sirtu
(M06)
(M06)
(M16)
M3
M3
M3
0.0900
0.0540
0.0360
PERALATAN
1.
2.
(E16)
jam
Ls
0.0019
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa LI-7.9
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
NO.
:
:
:
:
:
:
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
3.
Pekerja Biasa
Tukang
Mandor
SATUAN
(L01)
(L02)
(L03)
jam
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
16.8000
5.6000
1.4000
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
1.
2.
3.
(M06)
(M12)
(M01)
M3
Kg
M3
1.1700
184.8000
0.4150
PERALATAN
1.
2.
Water Pump
Alat Bantu (5% x Biaya Pekerja)
(E22)
Jam
Ls
0.0222
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa EI-7.3.2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
NO.
:
:
:
:
:
:
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
3.
Pekerja Biasa
Tukang
Mandor
SATUAN
(L01)
(L02)
(L03)
jam
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
0.1050
0.0350
0.0350
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
1.
2.
(M57a)
(M14)
Kg
Kg
1.1000
0.0200
PERALATAN
1.
Ls
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa LI-7.9.a
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
NO.
:
:
:
:
:
:
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
3.
4.
Pekerja
Tukang
Mandor
Kepala tukang
SATUAN
(L01)
(L02)
(L03)
(L10)
jam
jam
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
2.1000
1.4000
0.1400
0.1400
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
1.
2.
Semen (PC)
Pasir
(M12)
(M01)
Kg
M3
7.0875
0.0133
PERALATAN
1.
Ls
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
Analisa EI-7.1.6.a
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
NAMA PAKET
LOKASI
ITEM PEMBAYARAN NO.
JENIS PEKERJAAN
SATUAN PEMBAYARAN
VOLUME PEKERJAAN
NO.
:
:
:
:
:
:
KOMPONEN
A.
TENAGA
1.
2.
3.
Pekerja
Tukang
Mandor
SATUAN
(L01)
(L02)
(L03)
jam
jam
jam
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
10.1818
3.3939
0.8485
JUMLAH HARGA TENAGA
B.
BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Semen
Pasir
Batu Pecah 2-3 cm
Batu Pecah 1-2 cm
Bekisting
Paku
(M12)
(M01)
(M44c)
(M44d)
(M19)
(M18)
Kg
M3
M3
M3
M3
Kg
311.0345
0.4191
0.2765
0.4147
0.1000
0.5000
PERALATAN
1.
2.
Water Pump
Alat Bantu (5% x Biaya Pekerja)
(E22)
jam
Ls
0.0222
1.0000
JUMLAH HARGA ( A + B + C )
OVERHEAD & PROFIT =
HARGA SATUAN PEKERJAAN
..
(D+E)
%X(D)
JUMLAH
HARGA
(Rp.)
METODE PELAKSANAAN
Program
Kegiatan
Volume
Lokasi
No.
:
:
:
:
Uraian Pekerjaan
Metode Pelaksanaan
( .................................. )
Tenaga Teknik
Jenis Peralatan /
Perlengkapan
:
:
:
Jumlah
Kapasitas /
Kemampuan
Merk/Type
Tahun
Pembuatan
Kondisi
Lokasi
Sekarang
Bukti
Kepemilikan
1
2
3
4
5
6
dst.
Catatan :
Penyedia Jasa yang menyewa peralatan utama dari pihak lain maka apabila
diundang untuk klarifikasi dan verifikasi pembuktian Kualifikasi harus dapat
., . 2014
(.)
Ket
:
:
:
Nama
Tgl / Bln /
Thn lahir
Tingkat
Pendidikan
Jabatan dalam
Pekerjaan
Pengalaman
Kerja (tahun)
Profesi/
Keahlian
Tahun
Sertifikat/Ijazah
Ket
1
2
3
4
5
dst.
., . 2014
Tanda Tangan dan Cap
(.)
Nama Kegiatan :
Lokasi
:
Volume
BULAN
No. Mata
Pembayaran
Jumlah
Uraian
Harga-Harga
(Rupiah)
BOBOT
(%)
II
III
.. (dst)
MINGGU
1
10
11
12
13
KET.
. dst
Masa
Pelaksanaan
. hari
kalender
Mingguan
Mingguan
Mingguan
Mingguan
Mingguan
Mingguan
Diperbuat Oleh :
PT/CV/Firma/Koperasi ......................
PT/CV/Firma/Koperasi ......................
( .................................. )
Direktur / Wakil Direktur
( .................................. )
Tenaga Ahli
160
Kepada Yth.
__________
di __________
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________
_________________________________________
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________
tanggal __________ perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran
terkoreksi] sebesar Rp_____________ (____________________) kami nyatakan
diterima/disetujui.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan
ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara, akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja __________
Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________
Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pokja ULP]
......... dst
161
162
(satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak
sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama __________
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]
163
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan
oleh YANG DIJAMIN dinyatakan tidak benar.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa
Sanggahan Banding tidak benar dari ______________ [Menteri/Pimpinan
164
3.
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
165
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
166
3.
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
167
Nilai: ___________________
168
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
__________________
169
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima
Jaminan atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari
170
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
171
Nilai: ___________________
172
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
__________________
[Nama dan Jabatan]
173
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
174
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
175
Nilai: ___________________
TERJAMIN
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
[Nama & Jabatan]
__________________
[Nama & Jabatan]