Klinis : Anamnesis : perdarahan dari jalan lahir sedikit, pernah keluar buah kehamilan. Pemeriksaan dalam : ostium biasanya tertutup, bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong. Terapi : Antibiotika selama 3 hari Uterotonika Abortus tertunda Tertahannya hasil konsepsi/ janin yang telah mati dalam rahim selama 8 minggu atau lebih. Klinis : Anamnesis : perdarahan bisa ada atau tidak Pemeriksaan : Fundus uteri ukurannya lebih kecil dari umur kehamilan. Bunyi jantung janin tidak ada. Pemeriksaan penunjang : USG : terdapat tanda janin mati Laboratorium : Hb, trombosit, fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu protrombin. Terapi : - Evakuasi. Pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup, sehingga perlu tindakan dilatasi. Tindakan kuretase hendaknya dilakukan dengan hatihati karena pada keadaan ini biasanya plasenta bisa melekat sangat erat sehingga prosedur kuretase lebih sulit dan dapat berisiko tidak bersih/ perdarahan pasca kuretase. - Uterotonika pasca evakuasi. - Antibiotika selam 3 hari. Abortus febrilis/ abortus infeksiosa Abortus yang disertai infeksi, biasanya ditandai rasa nyeri dan febris. Klinis : Anamnesis : waktu masuk rumah sakit mungkin disertai syok septik. Tanyakan kemungkinan abortus provokatus dan cari tanda-tanda komplikasi yang dapat menyertainya (perforasi, peritonitis) Pemeriksaan dalam : Ostium uteri umumnya terbuka, teraba sisa jaringan, baik rahim maupun adneksa terasa nyeeri pada perabaan, fluksus berbau. Terapi : - perbaiki keadaan umum, atasi syok septik bila ada. - Posisi fowler. - Antibiotika yang adekuat dilanjutkan dengan kuretase - Uterotonika.