b.
Eritrosit / RBC
Lekosit / WBC
b.
c.
d.
Hematokrit : 35 45 %
e.
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila
kadar Hb turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal
mungkin menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja
menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan
dispo (suntik) sekitar 2 cc, dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi
antikoagulan (EDTA atau sitrat), kemudian dibawa ke laboratorium.
Darah Rutin
Nama
Kelompok
: Darah Rutin
: Hematologi
Subkelompok
Jenis Sampel
: Darah EDTA
Metoda
: flow cytometry
Persiapan Pasien :
Keterangan
Darah Lengkap
Nama
Kelompok
: Darah Lengkap
: Hematologi
Subkelompok
Jenis Sampel
: Darah EDTA
Metoda
: flow cytometry
Persiapan Pasien :
Keterangan
informasi tambahan tentang jenis anemia dan hitung jenis lekosit selain yang
tercantum pada pemeriksaan hematologi rutin.
c.
Subkelompok
Jenis Sampel
: Darah EDTA
Metoda
: Westergren
Persiapan Pasien :
Keterangan
infeksi dan adanya peradangan yang telah berlangsung lama (kronis) yang tidak
spesifik.
Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma
akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan
susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / l darah.
b.
Obat
Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama
pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi
lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya
rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan
tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut
pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan
kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi
oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih
rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah eosinofil akan lebih
tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah
malam sampai pagi.
d.
Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian
pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah
menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan
santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa
asing atau menjadi obyek.
6. Persiapan Alat
a.
o Spuit 3 atau 5 cc
o Bengkok
o Sarung tangan steril
o Kapas alcohol dalam tempatnya
o Plester dan gunting plester
o Karet pembendung vena/ tourniquet
o Perlak/ kain pengalas
o Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan pemeriksaan/ specimen
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
b.
tempat
darah
yang
diberi
label,
alat
pengukur
HB
(HB
7. Prosedur Kerja
a.
c.
k. Luka biopsy ditutup dengan kassa steril yang dibasahi povidone iodine dan tutup
dengan kassa kering kemudian diplester dan tidak boleh dibasahi selama 3 hari
l. Rapikan klien
m. Cuci tangan
7. Komplikasi
Perdarahan dan infeksi
dilakukan dan spuit yang sesuai dengan jarum aspirasi sumsum tulang
g. Botol bersih untuk koleksi aspirat sebagai gelas objek untuk preparat
h. Antikoagulan (heparin atau EDTA)
i. Perlengkapan untuk mengatasi renjatan neurogenis dan anafilaksis (adrenalin,
atropine sulfat dan cairan infus)
6. Tempat Aspirasi
Tempat aspirasi untuk pungsi sumsum tulang:
a.
b.
c.
d.
e.
7. Prosedur Tindakan
a. Klien diminta untuk buang air kecil atau besar sebelum tindakan
b. Periksa kelengkapan serta kelayakan bahan dan alat tindakan
c. Cuci tangan yang bersih kemudian keringkan
d. Gunakan sarung tangan steril
e. Periksa kelengkapan serta kesesuaian jarum aspirasi dan spuit untuk aspirasi
tersebut dengan sedikit antikoagulan
f. Lakukan tindakan aseptic dan antiseptic daerah tindakan serta prosedur terjaga
aseptic
g. Tentukan titik tindakan
h. Lakukan anestesi lokal tegak lurus permukaan, mulai dari subkutis sampai
periosteal
i. Lakukan penetrasi jarum aspirasi tegak lurus dengan diputar dari kiri ke kanan
secara lembut menembus kulit hingga membentur tulang/periosteum, kemudian
perhatikan tingginya jarum. Selanjutnya cabut mandrein dan pasang spuit 20cc
yang sudah dibilas antikoagulan kemudian lakukan aspirasi perlahan tapi
mantap, cabut spuit, biarkan saja jarumnya.
j. Teteskan aspirat secukupnya ke gelas objek, diratakan di atas kaca objek,
kemudian akan terlihat partikel sumsum tulang
k. Sisanya masukkan ke dalam botol
l. Setelah selesei, jarum aspirasi di cabut pelan-pelan tetapi mantap dengan cara
diputar seperti ketika memasukkan tadi
m. Pada daerah perlukaan dilakukan penutupan luka dengan kassa yang telah
diberi antiseptic
n. Daerah perlukaan jangan dibasahi selama 3 hari dan penutup luka dibuka
setelah 3 hari.
8. Komplikasi
Pneumomediastinum jika dilakukan pada sternum akan mengakibatkan terjadinya
perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Wiwik. 2008 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.