permanen
dan
arus
listrik
dalam
elektromagnet
keduanya
menciptakan medan magnet (Young & Freedman, 2004). Momen magnet elektron bebas bila
diteliti lebih dalam maka gejala ini adalah akibat dari putaran spin, putaran lintasan orbit,
putaran inti atom, dan pengaruh medan eksternal (Rachmantio, 2004).
Suseptibilitas Magnetik
Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh
suseptibilitas kemagnetan (disimbolkan dengan k) yang ditulis sebagai:
I=kH
Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k pada
batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-
mineral yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik batuan merupakan harga magnet
suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya dengan kandungan mineral dan
oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, semakin besar
harga suseptibilitasnya.
Magnet Bumi
Medan geomagnetik (magnet bumi) terdiri atas tiga bagian (Telford dkk, 1979), yaitu:
1. Medan utama (main field), yang secara relatif berubah-ubah dengan lambat dan
merupakan medan internal.
Intensitas medan magnetik bumi secara kasar memiliki nilai antara 25.000 65.000 nT.
Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator mempunyai intensitas lebih kurang
40.000 nT, sedangkan di selatan ekuator lebih kurang 45.000 nT. MedanMagmet Anomali.
Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pemebentuk batuan, maka
bentuk medanmagnetik anomali yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya bergantung pada:
a)
b)
bumi
dari
di
sekitar
benda
benda
penyebab
penyebab
Mineral
tersebut
terinduksi medanmagnet
bumi
dan
menimbulkan medan magnet sekunder (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar metode
geomagnet. Metode geomagnet didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Pola anomali ini dicirikan oleh pergantian antara anomali positif
negatif dan sejajar dengan sumbu pemekarannya. Pola ini dikenal dengan Zone of stripped
magnetic
anomalies.
magnetometer
berupa
penjumlahan
bumi
utama,
variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet
batuan,medan magnet remanen dan variasi harian akibat aktivitas matahari.
Pengukuran medan magnet bumi untuk keperluan eksplorasi dapat dilakukan di darat, laut,
dan udara. Survei geomagnet dilakukan untuk memperkirakan adanya cebakan mineral,
intrusi magnetik di daerah vulkanik, eksplorasi geotermal, dan konfigurasi cekungan sedimen
pada eksplorasi hidrokarbon (Bakrie, 2008). Metode ini juga dapat digunakan untuk
prospeksi benda-benda arkeologi (Anonim, 2008). Akurasi pengukuran metode ini relatif
tinggi dan pengoperasian alat di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat.
Akuisisi Data
Sebelum akuisisi data di lapangan, dilakukan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan.
Persiapan didahului oleh penentuan koordinat lokasi penelitian menggunakan GPS (Global
Positioning System). Langkah selanjutnya adalah pembuatan lintasan geomagnet. Secara
umum lintasan geomagnet dibuat mengikuti garis lurus dengan arah barat timur dan utara
selatan. Adapun bentuk lintasan dalam penelitian ini adalah seperti gambar di bawah ini.
Akuisisi data dibagi mejadi dua yaitu akuisisi data intensitas medanmagnet bumi diurnal
(harian)
dengan
menggunakan
stasiun
base
(stasiun
A)
dan
akuisisi
data
anomali medan magnet penyusun kerak bumi dengan stasiun mobile (stasiun B). Pencatat
waktu
(time)
kedua
stasiun
tersebut
telah
disamakan.
Pengambilan data magnetik dilakukan dengan spasi yang serapat mungkin (1 - 5 meter) agar
data yang diperoleh banyak. Pengambilan data juga mesti disesuaikan dengan topografi dan
keadaan vegetasi lokasi survei. Untuk daerah yang sulit dijangkau, spasi pengambilan data
dapat divariasikan.
Koreksi Data
Data intensitas medan magnet yang diukur dengan stasiun A digunakan untuk mengoreksi
nilai intensitas medan magnet pada stasiun B. Koreksi data dilakukan secara sederhana yaitu
menghitung selisih antara nilai-nilai pada kedua stasiun pada waktu yang sama. Selain itu
perlu diperhatiakan data - data yang ekstrim. Data ekstrim ini pada umumnya disebabkan
oleh aktivitas matahari. Jika pada stasiun base tidak terukur nilai - nilai ekstrim, maka
kemungkinan besar di daerah tersebut terdapat cebakan magnetik. Nilai ekstrim bisa
mencapai
100.000
nT.
Pengolahan
Data
bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman
berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran
sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian
anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan
sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode
ini yang dipelajari adalah variasimedan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah
permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi
dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya
digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak
dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai
kemampuan dalam membedakan rapatmassa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur
bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak
maupun meneral lainnya.
2. Metode Magnetik
dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah sekelilingnya.
Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbadaan distribusi mineral
ferromagnetic, paramagnetic, diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang
kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga sangat disukai pada
studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari
daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic
yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang
tinggi seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lain
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitasmedan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar
belakang medanyang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki
kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama
berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda
potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya
mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi
arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar
vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih
besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi,
dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda
arkeologi.
3. Metode seismik
merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber daya alam
dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan
bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan
interpretasi dari penampang seismiknya.Dalam metoda seismik pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismik (ledakan, vibroseis dll). Setelah sumber diberikan
maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi
hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan
akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan
partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat
diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah (batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun
refraksi. Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai
berikut :
a.Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain :
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.
2. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b.Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
1. Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap
lapisan bumi akan terditeksi.
2. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius dan
prinsip Huygens.
3. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada
lapisan di bawahnya.
4. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian
airtanah(ground water),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar
(characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah
permukaan dan aplikasi geoteknik.
4. Metode Geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah
ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Adabeberapa macam metoda geolistrik, antara
lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas khusus
metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus.Kemudian beda potensial yang terjadi
diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk
setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis
masing-masing lapisan di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika
digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di
kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan
untuk eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology
seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam
maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harianyang terekan pada
waktu tertentu terhadap data medan magnetik yangakan dikoreksi, datap dituliskan dalam
persamaan :
H = Htotal Hharian
2.
Koreksi TopografiKoreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam surveimegnetik
sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas.
Salah satu metode untuk menentukan nilaikoreksinya adalah dengan membangun
H
0
H
top
Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yangterukur dilapangan,
maka diperoleh data anomali medan magnetik total ditopogafi. Untuk mengetahui pola
anomali yang diperoleh, yang akandigunakan sebagai dasar dalam pendugaan model struktur
geologi bawahpermukaan yang mungkin, maka data anomali harus disajikan dalambentuk
peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur yangmenghubungkan titik-titik yang
memiliki nilai anomali sama, yang diukurdar suatu bidang pembanding tertentu.c.
Reduksi ke Bidang DatarUntuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data
magnetik,maka data anomali medan magnetik total yang masih tersebar di topografiharus direduksi atau
dibawa ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses pengolahan
data berikutnya mensyaratkan inputanomali medan magnetik yang terdistribusi pada biang
datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali medan magnetik kebidang datar, antara
lain : teknik sumber ekivalen (
equivalent source
),lapisan ekivalen (
equivalent layer
) dan pendekatan deret Taylor (
Taylor series approximaion
), dimana setiap teknik mempunyai kelebihan dankekurangan (Blakely, 1995).d.
Pengangkatan ke AtasPengangkatan ke atas atau
upward continuation
merupakan prosestransformasi data medan potensial dari suatu bidang datar ke bidang
datarlainnya yang lebih tinggi. Pada pengolahan data geomagnetik, proses inidapat berfungsi
sebagai filter tapis rendah, yaitu unutk menghilangkan suatumereduksi efek magnetik lokal
yang berasal dari berbagai sumber bendamagnetik yang tersebar di permukaan topografi yang tidak
terkait dengansurvei. Proses pengangkatan tidak boleh terlalu tinggi, karena ini dapatmereduksi
anomali magnetik lokal yang bersumber dari benda magnetik ataustruktur geologi yang
menjadi target survei magnetik ini.e.
Koreksi Efek RegionalDalam banyak kasus, data anomali medan magnetik yang menjadi
targetsurvei selalu bersuperposisi atau bercampur dengan anomali magnetik lainyang berasal
dari sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaanbumi. Anomali magnetik ini disebut
sebagai anomali magnetik regional(Breiner, 1973). Untuk menginterpretasi anomali medan
magnetik yangmenjadi target survei, maka dilakukan koreksi efek regional, yang
bertujuanuntuk menghilangkan efek anomali magnetik regioanl dari data anomalimedan
magnetik hasil pengukuran.Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh
anomaliregional adalah pengangakatan ke atas hingga pada ketinggian-ketinggiantertentu,
dimana peta kontur anomali yang dihasilkan sudah cenderung tetapdan tidak mengalami
perubahan pola lagi ketika dilakukan pengangkatanyang lebih tinggi.
menentukan bentuk atau model dankedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui
pemodelan matematis.Untuk melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara
dimana antara satudengan lainnya mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali
yangdiperoleh, sasaran yang dicapai dan ketelitian hasil pengukuran. Beberapapemodelan
yang biasa digunakan yaitu pemodelan dua setengah dimensi danpemodelan tiga dimensi