Pembimbing:
Dr. Sri Primawati Indraswari, Sp.KK
Disusun Oleh:
Andry Trirachmajaya (030.03.016)
Astrid Altaira Chandra (030.03.033)
Hersih Srinowati (030.04.093)
Tiara Katerina (030.04.218)
Asri Yoanita (06711197)
Tezar Pramana Yudha (06711202)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH
TEGAL
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan
Disusun Oleh:
Andry Trirachmajaya (030.03.016)
Astrid Altaira Chandra (030.03.033)
Hersih Srinowati (030.04.093)
Tiara Katerina (030.04.218)
Asri Yoanita (06711197)
Tezar Pramana Yudha (06711202)
Sebagai salah satu syarat kelulusan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di RSU Kardinah Tegal
Tertanda,
Dokter Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat yang
diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Morbus
Hansen Multibasiler. Adapun maksud dari penyusunan laporan kasus ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas dalam menjalankan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Kardinah, Tegal.
Sehubungan dengan penyusunan laporan kasus ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada Dr. Sri Primawati Indraswari, Sp.KK, selaku pembimbing sekaligus
pengajar Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Kardinah Tegal, yang
telah memberikan bimbingan serta masukan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Tentunya dalam penulisan dan penyelesaian laporan kasus ini tidaklah luput dari
kesalahan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun dari
para pembaca sangatlah diharapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Besar harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi teman teman akademika pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
I. PENDAHULUAN
Morbus Hansen (Hansens Dissease, Leprosy, Lepra, Kusta) adalah
penyakit
infeksi
granulomatosa
kronik
progresif
dengan
sekuelnya
Dalam
secret
kering
dengan
temperatur
dan
kulit
(makula
papul
yang
meninggi, nodus)
Kerusakan
Saraf
1-5 lesi
Hipopigmentasi/erite
ma
Distribusi tidak
simetris
Hilangnya sensasi
yang jelas
Hanya satu cabang saraf
Multi Basiler
-
> 5 lesi
Distribusi lebih
simetris
Hilangnya
sensasi
(menyebabkan
hilangnya
sensasi/
kelemahan
yang
oleh
otot
dipersaraf
saraf
yang
terkena)
Dari data rekam medis, Insidens penyakit morbus hansen di RSU
Kardinah periode Oktober 2009 sampai dengan Oktober 2010 tercatat
sebanyak 47 kasus baru dengan 43 kasus Multibasiler dan 4 kasus
Pausibasiler. Berikut ini dilaporkan sebuah kasus morbus hansen tipe
Multibasiler pada seorang laki-laki berumur 70 tahun.
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS KHUSUS
(Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anak pasien, dilakukan pada
tanggal 16 November 2010 pukul 11.00 WIB di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSU Kardinah Tegal )
Enam bulan SMRS, Os mengeluhkan demam yang hilang timbul lalu
timbul bercak kemerahan, kering ,dan bersisik yang tidak terasa gatal,
nyeri, dan kebas di tangan kiri. Pasien menyangkal minum obat sebelum
keluhan ini timbul. Keluhan bercak-bercak merah tersebut dianggap biasa
oleh pasien, sehingga pasien tidak berobat.
Lima bulan SMRS, bercak-bercak kemerahan tersebut mulai terasa
kebas dan meluas ke tangan kanan. Karena semakin luas, pasien
memutuskan untuk
berobat
ke
puskesmas.
Di
Puskesmas, pasien
pasien
berdagang
di
pasar
selama
10
jam
dan
lauk
seadanya.
Riwayat
batuk
lama
disangkal.
Riwayat
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
: 130/80 mmHg
: 84 x/menit
Suhu
: afebris
Pernapasan
: 18 x/menit
Tinggi badan
: 155cm
Berat badan
: 46kg
Gizi
KEPALA
: alopesia (-)
Wajah
Mata
Telinga
Leher
THORAKS
Inspeksi
Palpasi
: Tidak dilakukan
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
ABDOMEN
Inspeksi
: Datar
Palpasi
: Tidak dilakukan
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
EKSTREMITAS
Ekstremitas superior :
Kelainan gerak (-), atrof otot (-), oedem (-)
Kuku
Ekstremitas inferior :
Kelainan gerak (-), atrof otot (-), oedem (-);
Kuku
Status Dermatologikus
Distribusi
: Regioner
Ad regio
Fasialis,
coli,
kedua
ekstremitas
superior
dan
ekstremitas inferior.
Lesi
Status Neurologis
Pemeriksaan saraf tepi :
NERVUS
KANAN
KIRI
Pembesara
Konsisten
Nyer
Pembesara
Konsisten
Nyeri
si
si
N.fasialis
Kenyal
Kenyal
N.aurikularis
Kenyal
Kenyal
N.radialis
Kenyal
Kenyal
N.ulnaris
Kenyal
Kenyal
N.medianus
Kenyal
Kenyal
N.poplitea
Kenyal
Kenyal
Kenyal
Kenyal
magnus
lateralis
N.tibialis
posterior
Tes sensibilitas :
Rasa raba
tungkai bawah
Rasa nyeri
tungkai bawah
Suhu
: tidak dilakukan
5555
Regio fasialis
Regio colli
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
Pasien seorang laki-laki berusia 70 tahun, pekerjaan pedagang,
menikah, beragama Islam, pendidikan tamat SD, datang berobat ke
Poliklinik Kulit dan Kelamin
extrimitas inferior, dan facialis, colli. Anestesi (+), madarosis (+), artralgia
(+) pada kedua extrimitas inferior.
Dari pemeriksaan fsik status generalis tampak madarosis(+), nyeri
sendi (+). Pada status dermatologikus distribusi regioner pada facialis,
colli, kedua extremitas superior dan inferior. Lesi multipel, sebagian
diskret sebagian konfluens, bilateral, ukuran lentikuler sampai plakat,
sirkumskript, lebih tinggi dari permukaan kulit, kering. Dengan efloresensi
makula eritem, hiperpigmentasi, skuama halus. Pada status neurologikus
terdapat gangguan sensibilitas berupa anestesi terhadap rasa raba dan
nyeri pada fasies, colli, kedua extremitas superior dan extremitas inferior.
Pada pemeriksaan BTA staining pada kerokan kulit cuping telinga kanan
dan kiri ditemukan kuman basil tahan asam (BTA +).
DIAGNOSIS PASTI
Morbus Hansen Multibasiler
USULAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan histopatologik untuk klasifkasi penyakit
2. Tes Lepromin (Mitsuda) untuk membantu penentuan tipe
3. Pemeriksaan serologi
PENATALAKSANAAN
a. Edukasi
o Menerangkan
kepada
pasien
mengenai
penyakit
dan
penatalaksanaannya.
o Memberikan pengertian kepada penderita bahwa pengobatan
untuk penyakitnya membutuhkan waktu yang cukup lama,
diharapkan pasien mau bersabar.
o Menganjurkan agar melakukan pengobatan secara teratur.
o Menjelaskan kepada pasien tentang penularan penyakitnya.
o Menjelaskan kepada pasien tentang resiko yang mungkin terjadi.
b. Medikamentosa
Dengan multidrug therapy (MDT) selama 12 bulan, yaitu
setiap bulannya :
Hari pertama :
Rifampisin 600 mg
Klofazimin/Lampren 300 mg
Dapson 100 mg
Selanjutnya (hari ke-2 sampai hari ke-28):
Dapson 100 mg
Klofazimin 50 mg/hari atau 100
mg/selang sehari
Metilprednisolon 2x8 mg
CTM 2x4 mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
Quo ad cosmeticum
: ad bonam
PEMBAHASAN
Morbus hansen (Hansens disease) didefnisikan sebagai suatu
infeksi granulomatosa kronis dengan gejala sisa, disebabkan oleh
Mycobacterium leprae (M. leprae) yang terutama menyerang kulit dan
saraf.
Atau
penyakit
infeksi
kronis
yang
disebabkan
oleh
basil
2. Penebalan saraf tepi dapat disertai rasa nyeri dan dapat juga disertai
atau tanpa gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu :
a. Gangguan fungsi sensoris (mati rasa)
b. Gangguan fungsi motoris : paresis atau paralisis
c. Gangguan fungsi otonorn: kulit kering, retak, edema, pertumbuhan
rambut yang terganggu
3.Ditemukan kuman tahan asam
Bahan pemeriksaan adalah hapusan kulit cuping telinga dan lesi kulit
pada bagian yang aktif. Kadang-kadang bahan diperoleh dari biopsi kulit
atau saraf.
Ti : Tuberkuloid indefnite
BT : Borderline tuberkuloid
BB : Mid Borderline
BL : Borderline lepromatous
Li : Lepromatosa indefnite
Menurut WHO :
o Multibasilar berarti banyak mengandung basil, yaitu tipe LL, BL dan
BB dengan indeks bakteri lebih dari 2+.
Klasifikasi Klinis:6,9
Tipe TT (Tuberkuloid-Tuberkuloid) = Tipe PB
Lesi kulit bisa satu atau beberapa, dapat berupa makula atau plakat.
Batas jelas.
Menyerupai tipe TT, yakni berupa makula anestesi atau plak yang
sering disertai lesi satelit di pinggirnya.
Gambaran hipopigmentasi.
Kekeringan kulit atau skuama tidak jelas seperti pada tipe TT.
Tipe BB (Borderline-Borderline)
Tidak stabil.
Tipe BL (Borderline-Lepromatous)
Walau masih kecil, papul dan nodus lebih tegas dengan distribusi
lesi yang hampir simetrik dan beberapa nodus tampak melekuk
pada bagian tengah.
Tipe LL (Lepromatous-Lepromatous)
Tipe Indeterminate
Lesi
datar,
kulit
papul
yang
meninggi, nodus)
Kerusakan
(hilang
/kelemahan
>5 lesi
hipopigmentasi/eritema
MB
jelas
- banyak cabang saraf
senses
otot
yg
dipersaraf)
PEMERIKSAAN PASIEN3,6,7,8
Anamnesis
o Keluhan penderita
o Riwayat kontak
o Latar belakang keluarga, misalnya keadaan sosial ekonomi.
Inspeksi
Dengan penerangan yang baik, lesi kulit harus diperhatikan dan
juga kerusakan kulit.
Palpasi
o Kelainan kulit, nodus, infltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada
tangan dan kaki.
Kelainan saraf : Cara pemeriksaan saraf :
N. medianus :
N. radialis :
N.poplitea
lateralis:
pedis
N. fasialis :
cabang
temporal
dan
zigomatik
menyebabkan
lagoftalmus
-
cabang
bukal,
mandibular
dan
servikal
hilang
Setelah
beberapa
menit
tampak
daerah
kulit
normal
extrimitas inferior, dan facialis, colli. Anestesi (+), madarosis (+), artralgia
(+) pada kedua extrimitas inferior.
Dari pemeriksaan fsik status generalis tampak madarosis(+). Pada
status dermatologikus distribusi regioner pada facialis, colli, kedua
extremitas superior dan inferior. Lesi multipel, sebagian diskret sebagian
konfluens, bilateral, ukuran lentikuler sampai plakat, sirkumskript, lebih
tinggi dari permukaan kulit, kering. Dengan efloresensi makula eritem,
hiperpigmentasi,
skuama
halus.
Pada
status
neurologikus
terdapat
gangguan sensibilitas berupa anestesi terhadap rasa raba dan nyeri pada
fasies, colli, kedua extremitas superior dan extremitas inferior. Pada
pemeriksaan BTA staining pada kerokan kulit cuping telinga kanan dan kiri
ditemukan kuman basil tahan asam (BTA +).
Penatalaksanaan kusta menggunakan Multi Drug Therapy (MDT)
menurut WHO tahun 1998 adalah sebagai berikut:
DEWASA
Rifampisin
BB<35 kg
BB>35 kg
50mg/hari(1-
100 mg/hari
Dapson swakelola
2mg/kgBB/hari)
DEWASA
BB<35 kg
BB>35 kg
Rifampisin
Klofazimin
Dapson swakelola
50mg/hari(1-
100 mg/hari
2mg/kgBB/hari)
MB
< 10
10 th 14
tahun
th
< 10 th
10 th -14 th
BB < 50 kg
BB <
50kg
Rifampisin
300
450
300 mg/bln
450 mg/bln
Klofazimin
mg/bln
mg/bln
25 mg/hr
100 mg/bln
150 mg/bln
dilanjutkan 50
dilanjutkan 50
mg, 2x/mgg
mg/hr
25 mg/hr
50 mg/hr
50 mg/hr
Lamanya
pengobatan
morbus
hansen
tipe
PB
adalah
dosis
penyakit
yang
sebenarnya
sangat
kronik.
Adapun
tipe
lambat
oleh
karena
peningkatan
Gejala
Keadaan umum
Reaksi tipe I
Umumnya
Reaksi tipe II
baik, Ringan sampai dengan
demam
Bercak
kulit
lama Timbul
menjadi
nodul
lebih kemerahan
meradang,
baru
lunak
dan
pecah.
Biasanya
pada
Sering
saraf
dan/atau
pada Hampir
organ lain
tidak
pernah Terjadi
ada
kelenjar
pada
mata,
getah
bening,
Segera
setelah Setelah
pengobatan.
pengobatan
mendapat
lama,
Dapat
terjadi
- Melahirkan
- Emosi
-Obat-obatan
meningkatkan
fsik lainya
kekebalan tubuh.
Pengobatan ENL
- Kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Daili, ES;
2.
Jakarta, 2003.
Ditjen PPM dan PLP, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit
3.
4.
USA, 2007
Handayani, Sarwo. Eliminasi Penyakit Kusta pada Tahun 2000.
Cermin Dunia Kedokteran, No. 117,1997. Available at url:
5.
http://www.scribd.com
Hiswani. Kusta Salah Satu Penyakit Menular yang Masih
6.
7.
8.
9.