Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Perubahan Paradigma Pembangunan
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari sistem
kesehatan. dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak luar) untuk
memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah
pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan
ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Fektor
lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung
masyarakat untuk memperolah dan memamfaatkan input sumber daya yang
dapat meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga
dan organisasi masyarakat.
Pembangunan merupakan proses perubahan menuju peningkatan taraf hidup
dan kesejahteaan masyarakat. Seberapa jauh proses pembangunan tersebut
telah mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang membawa dampak
pada peningkatan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat, diukur dengan
indikator-indikator yang umum bersifat ekonomi.
Rendahnya tingkat perubahan kondisi kehidupan masyarakat melalui kebijakan
pemerataan melahirkan paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia.
Implementasinya tercerminpada pogram-pogram yang secara lansung ditujukan
kepada masyarakat lapisan bawah seperti pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat (pangan, sandang, papan, kesehatan, pandidikan) maupun pogram
penanggulangan kemiskinan.
Kebijakn paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia
implementasinya cukup berhasil, namun secara proses terlihat lambat akibat
masih adanya intervensi kekuasaan pemerintahan dalam menetapkan prioritas
pogram yang diperuntukkan bagi kepentinagn masyarakat dan menguatnya
dominasi kekuasaan pemerintah dalam pengololaan paradigma pemberdayaan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Msyarakat
Daya merupakan kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak,
sedangkan berdaya berarti berkekuatan, bertenaga, berkemampuan memiliki
akal, cara untuk mengatasi sesuatau. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan
suatu usaha untuk memberikan kekuatan, tenaga, kemampuan, mempunytai

akal/atau cara mengatasi masalah dalam kehidupan masyarakat. Upaya


pemberdayaan masyarakat berarti mamampukan dan memandirikan masyarakat
dalam kebijakan pembangunan nasional harus berwujud dalam tiga aspek
kebijakan utama Yaitu :
1. menetapkan suasana untuk iklim yang memungkinkan berkembangnya
potensi yang dimiliki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai
tradisonal dalam menata kehidupan masyarakat.
2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat, baik potensi lokal yang telah
memberdaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan
berupa bantuan dana, pembagunan prasarana dan sarana baik fisik (jalan,
irigasi, listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan
lembaga pendanaan, penelitian dan pemasaran didaerah.
3. Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk
mencegah persiangan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau
menutupi dari interaksi.
B. Konsep dan Ruang lingkup Pemaberdayaan Masyarakat
1. Power dan Empowerment
Konsep impowerment itu sendiri merupakan sebuah konsep yang masih terlalu
umum dan kadang-kadang hannya menyentuh cabang atau daun namun
tidak menyentuh akar permasalahan, baik yang bersifat mendasar maupun
yang akan terjadi dalam proses. Kita harus menempatkan konsep pemberdayaan
itu tidak hannya indivudual, tertapi juga secara kolektif (individual self
empowerment maupun collektive self empowerment), dan sesuatu itu harus
menjadi bagian dari aktualisasi dan koaktualisasi eksistensi manusia dan
kemanusiaan. Dengan demikian, konsep empowerment pada dasarnya adalah
upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradap manjadikan
semakin imfektif secara struktural, baik didalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik,
ekonomi dan sebagainya.
2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah terjamahan dari empowerment. Menurut Mernam Webster
Oxford English Dictionary, kata empower mengandung dua pengertian yaitu :
1. to give power atau to memberikan kekuasaan, mengalihkan atau
mendelegasikan otoritas dari pihak lain.
2. to give ability to atau enable atau usaha untuk emmberikan kemampuan.
3. usaha untuk emmberikan kemampuan.
Hulme dan Tunner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong
terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang
pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di
arena politik secara lokal dan nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan sifatnya
individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang
menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan/kekuatan yang berubah antara
individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Menurut definisinya, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya


peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi,
bernegosiasi, memengaruhi dan mengendalikan kelembangaan masyarakat
secara bertanggung-gugat demi perbaikan kehidupannya. Pemberdayaan dapat
juga diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowermnet) atau
kekuatan (strength) kepada masyarakat. Keberdayaan masyarakat adalah unsurunsur yang memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive) dan (dalam
pengertian yang dinamis) maupun mengembangkan diri untuk mencapai tujuantujuannya. Oleh karena itu, memberdayakan masyarakat merupakan upaya
untuk (terus-menerus) meningkatkan harkat dan mertabat lapisan masyarakat
bawah tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah
meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan
oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak luar) untuk
memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara lasung
maupun tidak lansung berpengaruh dalm kesehatan masyarakat.
3. Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah tersirat dalam definisi yang
diberikan, ditinjau dari lingkup dan objek pemberdayaan mencakup beberapa
aspek yaitu :
a. peningkatan kepemilikan aset (sumber daya fisik dan finansial) serta
kemanpuan (secara individu dan kerlopok) untuk memamfaatkan aset tersebut
demi perbaikan kehidupan mereka;
b. Hubunagan antara individu dan kelompoknya, kaitannya dengan pemikan
aset, dan kemampuan mamamfaatkannya;
c. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan;
d. Pengemabangan jejaring dan kemitraan kerja, baik di tingkat lokal, regional
maupun global.
4. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan sedikitnya empat unsur
pokok yaitu :
a. Aksesibilitas imformasi, karena imformasi merupakan kekuasaan baru
kengitannya dengan peluang, layanan, penegakan hukum, efektifitas negosiasi,
dan akuntabilitas;
b. Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan
bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan;
c. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala
kegiatan yang dilakukan dengan mengatas namakan rakyat;
d. Kapasitas organisasi lokal, kengiatannya dengan kemampuan bekerja sama,
mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilitasi sumber daya untuk
memcahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Untuk mencapai tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat terdapat tiga jalur


kegitan yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
untuk berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap masnusia
dan masyarakatnya memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan;
2. pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,
memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimilikinya serta upaya untuk mengembangkannya;
3. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).
5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, bisa dilakukan beberapa strategi yaitu
:
1. melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung
peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan
memamfaatnya imput sumber daya yang dapat meningkatakan kegiatan
ekonomi;
2. mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan
keterampilan dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan serana seperti,
modal, imformasi pasar dan tehnologi, sehingga dapat memperluas kerja dan
memberikan pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga dan kelompok
masyarakat yang miskin;
3. mengembangkan sistem pelindungan sosial terutama bagi masyarakat yang
terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang terkena dampak krisis
ekonomi;
4. Menguragi berbagai bentuk pengaturan yang mehambat masyarakat untuk
mambangun lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat, melakukan
interaksi sosial untuk membangun kesepakatan antara kelompok masyarakat
dan dengan organisasi sosial politik;
5. Membuka ruang gerak yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk melibat
dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik melalui
pengembangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat setempat;
6. mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan
organisasi keswadayaan masyarakat di tingkat lokal dan memperkuat solidaritas
dan ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagi masalah
kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat miskin dan rentan
sosial.
6. Program Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mendukung amanat GBHN 1999-2006, program-program pembangunan
yang akan dilaksanakan untuk meningkatakn pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai berikut
a. Program Penguatan Organisasi Masyarakat
Tujuan program adalah meningkatkan kapasitas organisasi sosial dan ekonomi
masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat setempat sebagai wadah bagi
pengemabangan interaksi sosial, pengololaan poternsi masyarakat setempat dan
sumber daya dati pemerintah. Serta wadah partisipasi dalam pengambilan

keputusan publik.sasaran yang ingin dicapai adalah berkembangnya organisasi


sosial dan ekonomi masyarakat setempat yang dapat maningkatkan ekonomi,
sosial dan politik.
b. Pragram Pemaberdayaan Masyarakat Miskin
Program ini merupakan bagian yang tidak terpoisahkan dari program
penanggulangan kemiskinan. Tujuan poram ini adalah meningkatakan
kemampuan dan keberdayaan keluarga dan kelompok masyarakat miskin
melalui penyediaan kebutuhan dasar dan pelayanan umum berupa sarana dan
prasaran sosial ekonomi pendidikan, kesehatan, perumahan, dan perdiayaan
sumber daya produksi, miningkatkan kegiatan usaha kecil, menengah, dan
imformal dipedesaan dan perkotaan, mengembangkan sistem pelindungan sosial
bagi keluarga dan kelompok masyarakat yang rentang sosial dan tidak mampu
mangatasi dan akibat goncangan ekonomi, terkena sakit atau cacat, korban
kejahatan dan berusia lanjut dan berpotensi menjadi miskin. Sasaran yang
dicapai dari program ini adalah berkurangnya jumlah penduduk miskin dan
kelompok masyarakat yang miskin dan berpotensi menjadi miskin.
Kegitan pokok yang dilakukan adalah :
a. Peningakatan kemampuan pemerinatah daerah untuk mambantu
pengembangan jaringan kerja keswadayaan;
b. Pelngembangan kapasitas lembaga-lembaga keswadayaan;
c. Pengemabangan forum komunikasi antar tokoh penggerak kegiatan
keswadayaan;
d. Pengembangan kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan;
e. Penghapusan berbagai aturan yang mehambat pengembangan lembaga dan
organisasi kewasdayaan masyarakat.
7. Pengorganisasian Pemberdayaan Masyarakat
Secara garis besar pengorganisasian dilakukan secara berikut :
a. Pemberdayaan Masyarakat harus berupa gerak masyarakat
artinya masyarkat harus manjadi subjek dan bukan objek semata dari usaha
kesehatan. Mereka harus dididik dan dibekali berbagai pengetahuan dan
keterampilan dasar dalam usaha-usaha kesehatan serta dilibatkan secara aktif
sejak perencanaan dalam usaha-usaha tersebut. Tokoh dan wakil masyarakat
yang dilibatkan misalnya benar-benar yang mencerminkan aspirasi masyarakat
yang sebenarnya. Membutuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan
kesehatan mereka, dan mendorong mereka untuk berperan aktif untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut seperti membentuk organisasi-organisasi
kesehatan (LSM, seperti masyarakata anti rokok, anti narkoba), turut membiayai
usaha kesehatan, ikut akses atau JPKM), ikut dalam politik kesehatan (memilih
partai yang peduli kesehatan) dan sebagainya.
b. Menekankan peran pemerintah lebih sebagai regulator dan fasilitator

Peran pemerintah yang dominan selama ini dalam usaha kesehatan telah
menjadi penghambat munculnya inisiatif dan krayatif di masyarakat yang sangat
dibutuhkan untuk menumbuhkan gerakan masyarakat yang sesungguhnya.
Peran dominan harus lebih diberikan kepada masyarakat melalui misalnya sektro
swasta, LSM, maupun organisasi masyarakat lainnya. Pemerintah harsu
menyedikan dana sebagai seed kapital (modal awal) bagi LSM dalam usahausaha promotif dan preventif mereka. Usaha-usaha seperti ini memang harus
dibantu dana memang merupakan usaha publik yang sulit mempunyai nilai
komersial, namun kemandirian harus terus diusahakan.
c. Membutuhkan wirausahawan sosial atau sosial entrepreneur dalam bidang
kesehatan promotif dan preventif
usaha-usaha kesehatan khususnya dalam mengubah prilaku harus lebih bersifat
pendekatan dari bawah (buttom up appoach) berdasarkan kebutuhan dan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat, untuk itu, dibutuhkan orang-orang yang
sosial yang dapat mengembangkan dan menjalankan usaha-usaah pemantapan
perilaku sehat bertumpu pada masyarakat. Biasanya orang-orang ini akan
menjalankan kegitanb dengan mendirikan LSM dalam bidang kesehatan tertentu
pada wilayah tertentu pula.
d. Membutuhkan kemandirian dalam usaha kesehatan
secara bertahap pemerintah harus mengurangi alokasi dana pada usaha-usaha
kesehatan yang sudah mulai dapat dibiayari sendiri oleh masyarakat seperti
pelayanan kesehatan, apalagi kuratif, kecuali bagi masyarakat kurang mampu.
Alokasi dana harus lebih diberukan dan ditingkatkan pada kegiatan-kegiatan
promotif-preventif, seraya mendorong keterlibatan masyarakat, swasta/LSM
menuju kemandirian.
C. Peran Serta Masyarakat
1. Wujud Peran Serta Masyarakat
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan
pemabangunan nasional pada umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud
insan yang menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain
sebagai berikut.
1) Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan
2) Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi,
cendikiawan, artis/seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain.
3) Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader
Posyandu, kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader
KB, dokter kecil, saka bakti husada, santri husada, taruna husada, dan lain-lain.
b. Institusi/lembaga/organisasi masyarakat

bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau
kelompok kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.
1) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk
kegiatan kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Pos Obat Desa (POD)
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren)
Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD)
Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD)
sering disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
Suka Bakti Husada (SBH)
Taman Obat Keluarga (TOGA)
Bina Keluarga Balita (BKB)
Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila)
Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB)
Keluarga Mandiri
Upaya Kesehatan Mesjid
2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang
kesehatan. Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas
mereka beragam sesuai dengan peminatannya.
3) Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit, ruamh bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan,
dokter praktik, klinik 24 jam, dan seabaginya.

c. Dana
Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan
seperti dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat, dan berbagai bentuk asuransi dibidang kesehatan. Secara umum
jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan masyarakat adalah sebagai
berikut;
1) Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana
Sekolah), dana sehat pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit
Desa), dana sehat yang dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat
organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot, tukang becak dan lain-lain);
2) Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran
para pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau
pengawai pabrik;
3) Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi
para pekerja Perusahaan swasta;
4) Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan pemeliharaan

kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola


PT tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-lain.
d. Wujud Lain
Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :
1) Jasa Tenaga
2) Jasa Pelayanan
3) Subsidi silang

2. Lingkup Peran Serta Masyarakat


Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak
terbatas. Namun demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM
dapat dikelompokkan menjadi
Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan
oleh masyarakat umum.
Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)
Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)
Kemitaraan LSM dan dunia usaha.
Dan sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)
Peran wanita pembangunan kesehatan
Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan
Kader kesehatan.
3. prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat
Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu kesehatan
seharusnya tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat
dibidang kesehatan di arahkan melalui tiga macam utama, sebagai berikut.
a. Kepemimpinan
b. Pengorganisasian
c. Pendanaan
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran
serta masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal
mempunyai wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).
b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi,
mempunyai bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang
baik.
c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakn pola
yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang
memadai. Dana sehat pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola
KUD untuk masyarakat anggota KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid
sekolah dan lain-lain

4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan seabagai
berikut
a. Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedoktoran, implementasi
program kesehatan masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran.
Keseahtan masyarakat sangat erat kaitannya dengan aspek sosial budaya
masyarakat yang bersangkutan.
b. Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga
tidak mungkin menerapkan suatu harusan yang sifatnya mutlak.
Petugas kesehatan yang mengguluti program penyeluhan kesehatan
masyarakat/peran serta masyarakat mempunyai peran ganda karena
mengembang dua fungsi yang tidak dipisahkan seabagi berikut.
a. Sebagai pembina peran serta masyarakat
sebagai petugas kesehatan yang mengetahui bahwa keseahatn masyarakat itu
amat ditentukan oleh partisipasi mereka
D. Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya masyarakat ( UKBM )
1. Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu )
Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini.
Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi,dan
penanggulangan Diare.terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap
penurunan angka kematian bayi . sebagai salah satu tempat pelayanan
kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level
bawah , sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru
karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahan gizi dan kesehatan di
berbagai daerah.permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung
lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan
mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh .
Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
1. Meja 1 : Pendaftaran
2. Meja 2 : Penimbangan
3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat
4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A ,dan tablet besi
5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana.
Untuk meja 1 sampai 4 dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Sejak dicanangkan
pada tahun 1984, penumbuhan jumlah posyandu sebagai berikut :
Pertumbuhan Jumlah Posyandu
Tahun Jumlah
1990
1991

1992
1993
2003 244.382
251.815
242.255
233.061
245.154

Bila diperhitungkan bahwa tiap posyandu rata-ratamempunyai lima orang kader,


Jumlah kader, maka jumlah kader aktif posyandu 5 x 245.154 = 1.255.770 orang
kader .
2. Pondok Bersalin Desa ( Polindes )
Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan ibu dan anak . UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi
empat kesenjangan dalam KIA ,yaitu kesenjangan geografis ,kesejangan
informasi, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya.
Keberadaan bidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan
geografis, sementara kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat
diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes
dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi , sehingga
tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan
ibu ,anak dan melahirkan yang ditentukaN dalam musyawarah LKMD diharapkan
mampu mengurangi kesenjangan ekonomi.
3. Pos Obat Desa ( POD )
Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan
sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana,
melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan di
posyandu.
Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan
dengan stuasi dan kondisi setempat .
Beberapa pengembangan POD itu antara lain :
POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat ;
POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu:
POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes ;
Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok
pesantren ;
Dan sebagainya .
POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit unit
desa , maka seluruh ,diluar kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya
mengembangkan Pos Obat Desa masing masing.

4. Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 27 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam

implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain


sebagai berikut.
a. Dana sehat pola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34
kabupaten dan telah mencakup 12.366 sekolahan.
b. Dana sehat pola pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
dilaksanakan pada 96 kabupaten.
c. Dana sehat pola pondok Pesantren, dilaksanakan pasa 39 kabupaten/kota.
d. Dana sehat pola koperasi Unit Desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23
kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
e. Dana sehat yang dikembangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dilaksanakan pada 11 kabupaten/ kota.
f. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan
kota dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota..
Seharusnya dana sehat merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi anggota masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti
askes, jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi
sebagai wahana memandirikan masyarakat,yang pada giliranya mampu
melestarikan kegiatan UKMB setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus
dikembangkan keseluruh wilayah.kelompok sehingga semua penduduk terliput
oleh dana sehat atau bentuk JPKM lainnya.
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun
sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya
105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan
manjadi LSM yang belum mempunyai kegiatannya bidang kesehatan atau LSM
yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara lain, organisasi
profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.

Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut :


a. meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua
tingkatan:
b. membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi
kemasyarakatan.
c. Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan
dengan kemapuan sendiri.
d. Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan
kesehatan.
e. Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah
dalam bidang kesehatan.
6. Upaya Kesehatan Tradisional
Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman atau ladang

yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan


dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka
dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan
memanfaatkan obat tradisinal. Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan
tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga dan meningkatan
kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan.
Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat digunakan untuk
memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarikan alam dan memperindah tanam
dan pemandangan.
7. Upaya Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja menjadi semakin penting pada industrilisasi sekarang ini.
Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak,
yang biasanya tetap diiringi oleh meraknya tenaga tenaga kerja imformal. Salah
satu wujud upaya kesehatan kerja adalah dibentuknya Pos Upaya kesehatan
kerja (Pos UKK) di sektor informal dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di sektor formal.

Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) untuk operasional OKMD di lingkungan
pekerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan
oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan
usaha yang sama dan bertujuan untuk maningkatkan produktivitas kerja.
Dengan demikian, implamentasi selalu mencakup tiga pilar PKMD, yaitu adanya
kerjasama lintas sektor, adanya pelayanan dasar kesehatan kerja, dan adanya
peran serta masyarakat. Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja ( Pos UKK) sampai
dengan tahun 2003 tercatat sebanyak 9.139 UKK (Profil Kesehatan 2003)
8. Upaya Kesehatan Dasar Swasta
Upaya kesehatan dasar swasta dapat dikelompokkan menjadi :
a. kelompok pelayanan swasta dasar di bidang medik, meliputi Balai Kesehatan
Ibu dan anak (BKIA), Balai pengobatan (BP) Swasta dan Rumah bersalin (RB):
b. kelompok berdampak kesehatan, meliputi salon kecantikan, pusat kebugaran,
dan sebagainya:
c. kelompok tradisional, meliputi tabib, sinshe, panti pijat, dukun patah tulang,
yang pembinaan teknisnya dilakukan oleh upaya kesehatan tradisional (Ukestra)
9. Kemintraan LSM dan Dunia Usaha
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi non pemerintah
( Nom Governmental organization/ NGO) yang sebenarnya mempunyai
bebeerapa potensi yang bisa digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatam
masyarakat, antara lain dalam hal community development, pemberi pelayanan
kesehatan, pelatihan untuk berbagai macam bidang, dan penghimpunan dana
masyarakat untuk kesehatan.
Untuk meningkatkan fungsi LSM, forum komunikasi ditingkatkan menjadi jejaring

LSM yang ternyata berkembang beberapa peminatan. Ada beberapa kelompok


peminatan kesehatan, yaitu :
a. Pembangunan Kesehatan Fungsi Masyarakat Desa (PKMD) /Primary health
Care (PHC)
b. Keluarga berencana /Kesehatan Ibu dan Anak (KB/KIA)
c. Penyakit Menular Seksual (PMS/AIDS)
d. Kesehatan anak, ramaja, dan generasi muda
e. Kesehatan wanita
f. Pengobatan tradisional
g. Kesehatan kerja
h. Kesehatan lingkungan/air bersih
i. Penyakit menular
j. Klinik/ balai pengobatan
10. Kader Kesehatan
Kader di indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian khalayak.
Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat
kader begitu dekat dengan masyarakat membuat alih pengetahuan dan olah
keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah. Kedekatanya
dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang
andal antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Profil kader yang paling
dikenal adalah kader posyandu. Melejitnya jumlah dan peran posyandu dalam
keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan. Telah turut
mengangkat kepopelaran kader posyandu di Indonesia. Peran PKK (Pembinaaan
Kesejahteraan Keluarga) dalam kader ini sangat besar, karena kampir seluruhnya
kader posyandu atau kader PKK adalah wanita. Tim Penggerak PKK dari mulai
tingkat pusat, provinsi, kabupaten / kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu
berupaya melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK
yang menjadi tulang punggung kegiatan posyandu.
11. Bentuk UKBM Yang Lain
Bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain adalah sebagai
berikut :
a. Suatu karya bhakti Hasuda (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi
muda khususnya pramuka dalam bidang kesehatan.
b. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD), merupaka wujud peran
serat masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
c. Pemberantasan Penyakit Menular melalui pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat desa(P2M-PKMD) merupakan bentuk peran serta
masyarakat dalam penangulangan penyakit menular yang banyk di derita
penduduk setempat.
d. Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL), merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam program menyediakan air bersih dan perbaikan
lingkungan pemukiman. Melalui kegiatan ini diharapkan cukupan penyediaan air
bersih dan rumah sehat menjadi semakin tinggi.
e. Pos kesehatan pondok pesantren (Poskestren), merupakan wujud partisipasi

masyarkat pondok pesantren dalam bidang kesehatan. Biasanya dalam


poskestren ini muncul kegiatan, antara lain pos obat pondok pesantren (POP),
santri hasada ( kader kesehatan di kalangan santri), pusat informasi kesehatan di
pondok pesantren, dan upaya kesehatan lingkungan di sekitar pesantren.
f. Karang Werda, merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
upayakesehatan usia lanjut, misalnya pos pembina terpadu lansia (posbindu
lansia atau posyandu usila).
g. Dan masih banyak lagi bentuk UKBM yang lain.
E . Tantangan/ Permasalah
Permasalah yang muncul dalam pelaksanaan program pemberdayaan dan peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah :
1. Pemberdayaan masyarakat atau peran serta masyarakat secara individu.
2. Pemberdayaaan masyarakat atau peran serta masyarakat dalam hal perdana.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang penyelenggaraan posyandu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari sistem
kesehatan. dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak luar) untuk
memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat.
Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah
pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan
ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Fektor
lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung
masyarakat untuk memperolah dan memamfaatkan input sumber daya yang
dapat meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga
dan organisasi masyarakat.
Revitalisasi Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui strategi pengorganisasian komunitas dilakukan untuk memberdayakan
masyarakat dalam hal penyelesaian masalah kesehatan di aras komunitas basis.
Selain itu juga mendorong potensi masyarakat di aras komunitas basis agar
dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan dengan penekanan pencegahan
penyakit melalui keswadayaan yang berkelanjutan dan kontekstual dengan
kebutuhan lokal.
Ditulis oleh : Saiful Ady
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar

Daftar Pustaka

AKK..DR.Dr.AzrulAzwar M.P.H 1996.Pengantar Administrasi Kesehatan.Bina rupa


Aksara: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai