PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Senjak bahasa inggris digunakan sebagai bahasa Universal dimana hampir semua
negara mempergunakan bahasa inggris sebagai second langguage dan ada yang
mempergunakan sebagai mother tounge. Ini dimulai saat Amerika Serikat dan Inggris
menjadi pemenang perang yang dimana mereka menyebarkan kebudayaanya dalam
berbahasa Inggris. Mulai beberapa puluh tahun yang lalu bahasa inggris menjadi bahasa
utama dalam dunia kerja oleh karena itu bahasa inggris faktor penting dalam bidang
pendidikan. Bahasa inggris dijadikan bahan pembelajaran semenjak kita di sekolah dasar
yang menunjang mereka untuk siap di masa yang akan datang.
Sebuah pembelajaran dikatan berhasil apabila siswa telah mampu menguasai mata
pelajaran yang dipelajari. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya
dinyatakan dengan nilai kognitif. Hal ini sering dijadikan sebagai barometer bagi
keberhasilan sebuah pembelajaran. Tatapi sekarang ada sebuah Fenomena yang terjadi.
Pembelajaran bahasa inggris sudak kita terima sejak duduk di sekolah dasar tetapi pada
kenyataannya setelah kita mempelajari bahasa inggris selama hampir 10 tahun
kemampuan kita dalam bahasa inggris mengelami peningkatan yang kurang begitu cepat
padahal begitu banyak waktu yang kita gunakan untuk melatih bahasa inggris tatpi tetap
saja pada kanyataannya kita kurang mampu dalam memperaktekan bahasa inggris
padahal bahasa Inggris merupakan kebutuhan di dunia kerja dan sebagai alat komunikasi
kita dalam menjalin hubungan dengan oran asing yang menggunakan bahasa inggris.
Dalam dunia kerja segala aspek kita butuhkan menulis, berbicara dan mendengarkan.
Dlam hal ini kita mencari tahu dengan menggunakan metode pembelajaran yang sacara
langsung melibatkan peserta didik dalam english club.
Setalah meihat dan memahami secara seksama fenomena yang terjadi Pada intinya
penulis ingin melihat hasil belajar pesarta didik dengan menggunakan metode yang secara
langsung melibatkan siswa dalam english club serta mengetahui seberapa besar pengaruh
yang diterima dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menulis.
1
Menurut Timothy. B,Jay 2003:2), "language is not just speaking; language and speech
are not the same thing. ” Maksudnya yaitu bahasa bukan hanya berbicara; bahasa dan
kemampuan berbicara bukan hal yang sama.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian bahasa adalah alat yang
digunakan untuk saling berhubungan atau berkomunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat
untuk saling berkomunikasi antara satu orang dengan orang Iain. Dan pengertian bahasa
asing menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah bahasa dari Negara dan bangsa lain
seperti bahasa Inggris, Jarman, Jepang, Arab, dan sebagainya. Jadi bahasa Inggris adalah
bahasa lntemasional yang banyak dipergunakan untuk antar bangsa dan antar negara.
Dalam mempelajari bahasa Inggris terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai
yaitu listening reading speaking dan writing. Pendapai ini { diungkapkan olch Mary
Finocchiaro (I989:8) yaitu : "The aim of English teaching program should be to develop in
the learner the four basic aspects of communication : understanding listening, speaking,
reading and writing."
Untuk membuat siswa mampu menggunakan bahasa inggris dalam berkomunikasi, salah
satu keterampilannya yang digunakan yaitu menulis. Menulis merupaka aktivitas yang sering
dilakukan seseorang dalam berkomunikasi perkembangan jaman membuat semuanya
semakin mudah dan ini dapat terjadi dimana saja serta tak terbatas akan ruang. Menulis biasa
digunakan dalam bahasa yang resmi didalam pemerintahan dengan pesan – pesan tentang
sesuatu. Mulai dari surat – menyurat sampai suatu hasil keputusan.
Guru harus menyediakan model pembelajaran yang tepat untuk siswa. Begitu banyak
model pembelajaran yang digunakan guru untuk menciptakan suasana kelas yang
komunikatif khususnya untuk kegiatan komunikasi melalui tulisan. Contohnya guru dapat
menggunakan make a letter, make a story , make a script dan sebagainya.
Penerapan berbagai model dalam proses belajar mengajar, juga banyak menuntut
keterampilan menulis. Model menulis cerita yang merupakan suatu cara penyampaian
pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan suatu masalah merupakan
salah satu contoh. Menulis cerita dapat dilaksanakan antara guru dengan seluruh siswa, antara
2
guru dengan sekelompok siswa, dan antara siswa dengan siswa dalam satu kelas. Dengan
demikian, tidak hanya guru yang dapat memimpin menulis cerita, tetapi juga kemampuan
siswa dapat di bina. Dalam hal ini peran serta siswa dapat ditingkatkan dan siswa pun
dipupuk untuk saling menghargai pcndapat orang lain.
Model pembelajaran yang digunakan peneliti yaitu model pembelajaran english club.
English club merupakan salah satu model pembelajaran dari pembelajaran kooperatif
(cooperative learning ). Tujuan model pembelajaran kelompok english club, siswa dapat
saling bertukar pikiran, pengalaman dan pengetahua dalam berbieara dengan temannya yang
lain. Bagian proses dari model ini yaitu siswa dapat menemuka kesulitan — kesulitan mereka
dalam menulis. Jadi mereka dapat termotivasi untuk belajar, mengerti, danmenulis bahasa
yang mereka gunakan dalam berbagai kondisi
Dalam hal ini sangat dibutuhkan kemampuan siswa untuk menulis. Oleh karena itu
peneliti ingin meneliti tentang “ Efektifitas English Day terhadap hasil belajar Manulis
Bahasa Inggris di kelas X semester II SMA PGRI 1”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
3
1. Bagaimana Kemampuan Peserta didik sebelum ada English Club ?
2. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis peserta didik ?
3. Apakah pendidik dalam mengajar menggunakan metode yang benar ?
4. Apakah English Club menambah Kemampuan Menulis Peserta Didik ?
5. Bagaimana Metode Pengajar dalam meningkatkan kemampuan peserta didik
melalui english Club ?
6. Bagaimana Hasil belajar menulis melalui English Club ?
A. PEMBATASAN MASALAH
A. PERUMUSAN MASALAH
A. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melihat seberapa penting bahasa
inggris dalam dunia pendidikan dan mengetahui seberapa besar pengaruh english club
dalam hasil belajar siswa dalam menulisoleh karena itu tujuan penelitian sebagai berikut :
4
B. Kegunaan Penelitian
Dalam hal ini manfaat penelitian ini yaitu :
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran dan masukan yang cukup
relevan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian materi yang cukup relevan
sehingga dapat dijadikan bahan kajian materi perkuliahan di Program studi
pendidikan bahasa Inggris khususnya pada mata kuliah TEFL ( Teaching English
as a foreign language ).
2. Kegunaan Praktis :
a) Siswa
Diharapkan dengan dengan adanya penelitian seperti ini siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya dalam bidang menulis melalui metode english
club.
b) Guru
Diharapkan dengan penelitian ini , para guru dapat memahami dan mengerti atri
pentingnya proses pembelajaran efektif, vareatif, dan inovatif. Dengan harapan
proses pembelajaran di kelas tidak monoton dan dapat mengetahui metode yang
digunakan tepat sasaran
c) Sekolah
Bagi sekolah khususnya supaya sekolah dapat lebih memperhatikan keperluan
guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalitas dengan memberikan
fasilitas, sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang
baik.
A. SISTEMATIKA PENULISAN
5
BAB I PENDAHULUAN
Penulis menjabarkan tentang Latar Belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, manfaat serta Sistematika Uraian yang
berkaitan tentang judul dari skripsi ini.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari BAB I sampai BAB III.
BAB II
A. Landasan Teori
6
Sebelum kita meneliti tentang Efektifitas English Club terhadap hasil belajar
menulis siswa SMA PGRI 1 Ciputat, dalam bab ini penulis ingin terlebih dahulu
1. Pengertian Belajar
Situasi belajar yang baik ditunjang oleh interaksi yang baik antara pembelajar
dengan lingkunganya. Seperti yang dikemukakan William Burton (1982:6) bahwa, "a
good learning situation consist of rich and varied series of learning experiences
unified around a vigorous purpose, and earried on in interaction with a rieh, varied
and provocative environment. " Maksudnya yaitu belajar yang baik terdiri dari
berbagai maeam pengalaman belajar dengan tujuan yang tekun, dan terbawa dalam
interaksi yang bervariasi dan lingkungan yang provokativ Menurut Dr. Oemar
Hamalik (2005:37), "belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku indiv-idn
melalui interaksi dengan 1ingkungan." Jadi proses belajar sangat ditentukan oleh
interaksi individu dengan lingkungannya.
Menurut pandangan Skinner buku yang ditulis Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono
(2002:9) bahwa "belajar adalah suatu periLaku." Pada saat orang belajar, maka
responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya
menurun. Jadi respon belajar peserta didik tergantung atas kemauan mereka.
Jadi kesimpulan dari beberapa pendapat di atas yaitu belajar adalah suatu proses
yang dapat di tentukan oleh lingkungan sekitar. Situasi lingkungan yang baik akan
membuat siswa dapat belajar dengan baik. Perilaku mereka saat belajarpun
mempengarnhi daya tangkap siswa, apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat
untuk rncmperoleh nilai yang bagus maka merekapun akan lebih semangat saat
belajar.
7
Menurut pendapat Erystal ( 1997:75 )tentang aturan bahasa Inggris pada abad
ke sembilan dan awal abad 20. yaitu :
The story of English throughout this period is one of rapid expansion and
diversyieation, with innovation ajter innovation eoming to use the language as a
primary or sole means of expression. It is not possible to identyfv eause and ejeet.
So many developments were taking plaee at the same time that we ean only point
to the emergenee, by the end ofthe 19th century, of a climate of largely unspoken
opinion which made English the natural choice of progress.
Bahasa Inggris pada abad ini merupakan salah satu perluasan dan perbedaan
dengan berbagai inovasi untuk menggunakan bahasa ini sebagai bahasa satu-
satunya untuk meugungkapkan ekspresi. Tidak mungkin juga untuk
mcngidentifikasi sebab dan akibat. Pada akhir abad ke-19 bahasaInggris
digunakan sebagai bahasa pilihan yang mcngalami peningkatan.
Sekarang ini peran bahasa Inggris sangat terasa di berbagai negara dunia
termasuk hubungan internasional, media masa, biro perjalanan internasional,
pengamanan internasional, pendidikan, dan komunikasi tentunya. Oleh karena itu,
pengajaran bahasa Inggris di Indonesia ini sudah dimulai sejak sekolah dasar,
meskipun ada beberapa daerah di Indonesia yang belum menerapkannyanamun,
pemerintah pasti akan mengupayakannya.
Jadi bahasa Inggris memiliki peran yang saugat penting dalam memajukan
kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya dalam hal kemampuan
berkomunikasi dengan bangsa lain dalam era globalisasi Belajar bahasa Inggris
mmtuk siswa mcrupakan hal penting di era globalisasi saat Untuk itu, maka siswa
sekolah menengah seharusnya sudah dapat berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Inggris secara aktif dibanding siswa yang masih duduk di sekolah dasar.
3. Pengertian Menulis
8
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Rusyana
(Hasani, 2005:1) menyatakan bahwa wujud. Pengutaran sesuatu secara tersusun
dengan mempergunakan bahasa disebut karangan.
Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1) Menulis adalah aktivitas seseorang
dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis
dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca
Menurut Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan
kegiatan yang produktifdan ekspresif, sehingga penulis harus mampu
memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan
kosakata.
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya
adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
9
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena
lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi
bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
---
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
10
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga
akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
A. Kerangka Berfikir
11
penyampaian pelajaran melalui sarana pcrtukaran pikiran untuk memecahkan suatu
masalah. Dengan cara berdiskusi kelompok, kemampuan Menulis siswa dapat terlatih
sehingga secara tidak langsung kemampuan menulis bahasa Inggris dapat menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
B. Hipotesis Penelitian
Ho = μ1<μ2
Hp = μ1>μ2
2. Waktu Penelitian
1 Pengajuan Judul 2 April 2010
2 Membuat Surat Ijin Penelitian 3 April – 6 April 2010
12
3 Memberikan Surat ijin Penelitian Kepada 10 April 2010
Sekolah SMA PGRI 1 ciputat
4 Mengumpulkan Data, mengadakan 13 April – 17 April 2010
wawancara dengan guru bahasa Inggris
5 Mengadakan Pre Test and Post Test 18 April – 29 Mei 2010
6 Penulisan Laporan / skripsi Mei – Juni 2010
7 Bimbingan Materi skripsi Juni – juli 2010
8 Bimbingan Teknik Skripsi Juli – Agustus 2010
9 Sidang / ujian skripsi
B. Variable Penelitian
1) Variabel Terikat
13
Adalah sistem pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan
menggunakan metode konvesional (KA) dan dengan menggunakan model
pembelajaran English Day.
2) Variabel Bebas
C. Populasi Sample
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA PGRI 1 ciputat yaitu 271
siswa. Mengingat jumlah populasi yang begitubanyak, maka data diambil dengan
menggunakan sample sebanyak 40 siswa.
2. Sampel
Menurut J. Supranto (2000:22) yaitu" sample adalah sebagian dari popu1asi" Adapun
jumlah sample 2 ( dua ) kelas yaitu secara individu dankelompok, yang masing
masing kelompok terdiri dari 5 - 6 orang dan setiap kelompek diketuai oleh satu orang
siswa. Teknik pengambilan sample adalah dengan menggunakan teknik random
sampling yaitu pengambilan sample secara acak dengan memberikan hak yang sama
kepada subjek agar setiap populasi dapat terwakili.
D. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan penulis untuk memperoleh data yaitu dengan mengadakan pre test
dan post test. Menurur pendapat Drs. Cholid Narbuko (2005:123) yaitu "Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kolompok. "
a. Pada awal pertemuan penulis memberikan pre test kepada siswa — siswa di kelas
eksperimen dan kelas eontrol, setelah beberapa kali pertemuan penulis pun
14
memberikan post test kepada kodua kelas yang di jadikan penelitian. Langkah —
langkah yang di lakukan dalam menganalisis butir soal adalah sebagai berikut :
P = RT x 100%
D = U-Ln
Dari perhitungan uji coba di peroleh nilai P yang berada di bawah (40%) sebanyak 5
soal, yang berada di tengah (40%-70%) sebanyak 12 soal, dan yang berada diatas (70%) atau
8 soal. Dan untuk nilai D di peroleh 0,2 untuk yang terendah dan 0,8 untuk yang tertinggi.
Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa indeks kesulitan dan daya pembeda dari
masing - masing soal sudah cukup Untuk menghitung koefisien realibilitas digunakan rumus
" Kuder Richardson ( KR-20 )" dengan rumus sebagai berikut :
15
Dimana: rkr – 20: Koefisien realibilitas
n : Jumlah Soal
S2 : Variansi Nilai
Dari 20 soal, variansi nilai (S2) yang diperoleh adalah 14,74 dengan proporsi penjawab salah
untuk masing — masing soal sebesar 5,298 dan menghasilkan dan menghasilkan koefisien
realibilitas sebesar 0,66. Hasil n tersébut menunjukkan bahwa 50:11 mgémiliki koefisien
reliabilitas tinggi. `Ini berarti instrument cukup handal.
1. Analisis Deskriptif
• Membuat table distribusi iiekuensi dengan terlebih dahulu mencari
a. Mean
16
X = ∑ xN
b. Median
Me = b + p [ 12 n-Ff ]
Dimana :
b = batas bawah kelas median
F = panjang interval
n = banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum frekuensi kelas median
f =frekuensi pada kelas median
c. Modus
Mo = b + p [b1b1+b2 ]
Dimana :
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas interval
b1 = selisih frekuensi modus dengan frekuensi kelas seluruhnya
b2 = selisih frekuensi modus dengan frekuensi kelas seluruhnya
17