PENYULUHAN TENTANG
A. DASAR PEMIKIRAN
Membahas tentang peredaran narkoba satu hal yang perlu diketahui bahwa sampai
saat ini, bisnis narkoba adalah salah satu bisnis yang paling menggiurkan ditinjau dari aspek
perdagangan senjata. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila para sindikat atau
mafia yang terlibat dalam perdagangan obat terlarang ini senantiasa berupaya untuk
resiko yang tinggi. Disamping itu jaringan bisnis merekapun tidak saja dalam lingkup
nasional, tetapi juga regional bahkan internasional. Salah satu contoh nyata adalah
terbongkarnya pabrik ekstasi di Tanggerang yang ternyata hasil produksinya pun telah
Sementara itu pada sisi yang lain, dalam berbagai media massa sering diekspose
betapa banyaknya para pengedar narkoba yang berasal dari negara asing baik dari Eropa
dalam jumlah yang besar, namun ironisnya jarang di antara mereka yang mendapatkan
hukuman yang berat seperti hukuman mati. Hal ini mengindikasikan bahwa jaringan
mafia narkoba ternyata juga telah melibatkan para birokrat atau orang-orang yang
“memiliki kekuasaan” di negeri ini. Telah banyak pula generasi muda di Indonesia yang
telah terlibat baik sebagai pengedar maupun sebagai pengguna, sehingga tidak sedikit
mengakibatkan tumbuhnya keresahan dan kerawanan sosial.
Kondisi itulah antara lain yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba ini kian hari
kian meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Yayasan Cinta Anak Bangsa bahwa di
Indonesia diperkirakan sudah terdapat sekitar empat sampai lima juta remaja pelajar
yang sudah menjadi penyalahguna narkoba. Bahkan yang lebih tragis lagi berdasarkan
hasil survey yang dilakukan terhadap siswa sekolah di Jakarta, ternyata 28% diantara
dengan berbagai implikasi dan dampak negatifnya merupakan masalah nasional yang
sangat kompleks yang dapat merusak dan mengancam kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara serta dapat melemahkan ketahanan nasional. Oleh karena itu pemerintah
bahaya yang harus ditangani secara dini dengan melibatkan seluruh potensi yang ada,
dan penyalahgunaan narkoba ini, karena disadari bahwa generasi muda, khususnya remaja
tumbuh dan berkembang pada tiga dimensi sosial, yaitu lingkungan keluarga,
sistem pembinaan di antara tiga dimensi tersebut, akan mewarnai penampilan, sikap dan
prilaku mereka dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula sebaliknya, tidak adanya 2
keterpaduan tersebut dapat memberikan peluang bagi remaja untuk melakukan berbagai
tidak disadari oleh para orang tua atau masyarakat baik di perkotaan maupun di
perdesaan, sehingga tidak sedikit remaja yang tumbuh “liar” dan sulit dikendalikan.
Oleh karena itu cukup wajar apabila kemudian kenakalan remaja semakin meningkat.
masyarakat dan orang tua tidak berkurang, bahkan masalah tersebut kian bertambah
rumit dengan masuknya unsur-unsur kebudayaan yang negatif dari negara-negara barat
sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Melalui
jalan tersebut, para remaja mulai mengenal tata cara kehidupan masyarakat lain seperti,
cara berpakaian, bergaul, gaya hidup, minum-minuman keras sampai kepada kasus
Khusus mengenai penyalahgunaan narkoba dewasa ini begitu marak di Indonesia, tidak
saja yang berasal dari lapisan atas, tetapi juga dari lapisan bawah mulai dari perkotaan
sampai ke perdesaan. Disamping itu yang lebih tragis menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh remaja yang berusia antara 13-25 tahun bahkan ada di antara mereka
fungsi berfikir, perasaan dan perilaku orang yang memakainya. Keadaan ini bisa
ketergantungan baik fisik maupun psikis. Ketergantungan fisik adalah suatu keadaan
akan menimbulkan gejala fisik yang dinamakan gejala putus zat. Sedangkan
ketergantungan psikis adalah suatu keinginan yang selalu berada dalam ingatan, maka
apabila pemakaian narkoba dihentikan akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan dan
Sementara itu bahaya dan akibat yang dapat ditimbulkan dari peredaran dan
penyalahgunaan narkoba bukan saja merugikan bagi pemakai, tetapi juga terhadap
secara khusus adalah merusak kesehatan, baik fisik, mental maupun genetis, sedangkan
terhadap lingkungan adalah meningkatnya tingkat kriminalitas. Oleh karena itu dapat
Jeanne Mandagi (1996), mengatakan bahwa bahaya yang dapat ditimbulkan akibat
1. Gangguan fisik dan psikis, yaitu berupa emosi yang lebih mudah marah, gangguan
prilaku menyimpang;
2. Gangguan kesehatan seperti penyakit syaraf, alergi, dan reaksi anapektis yang
menurun sehingga dapat merugikan diri sendiri bahkan bangsa dan negara;
4. Gangguan fungsi sosial, seperti sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat sekitarnya
oleh pemakaian narkoba ternyata meliputi aspek yang luas, tidak saja yang bersifat internal
sekitarnya. Terlepas dari beberapa bahaya di atas, maka bahaya yang paling besar dari
negara. Terlebih lagi para pengguna narkoba umumnya adalah para remaja yang
merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak dapat dibayangkan nasib
bangsa di masa depan apabila para remajanya telah banyak yang ketergantungan
merupakan wujud dari kegagalan, ketidakberdayaan dan ketidakperdulian baik dari keluarga,
masyarakat, lingkungan sekolah maupun aparat penegak hukum dan instansi terkait. Dengan
demikian remaja yang terlibat penyalahgunaan narkoba pada dasarnya adalah korban
dari kondisi sosial yang diciptakan, yaitu tatanan masyarakat yang serba boleh dan