Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Layaknya sebagai makhluk hidup, kita memerlukan oksigen untuk bernafas
agar dapat bertahan hidup. Hal ini pun merupakan salah satu ciri makhluk hidup.
Selain itu, bernapas juga berperan penting dalam kerja system tubuh yang lain,
yaitu system sirkulasi dalam tubuh. System sirkulasi dengan organ utama jantung
merupakan system dalam tubuh yang bekerja untuk memompa dan mengalirkan
darah dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah yang
bercabang dari jantung.

Pentingnya aliran darah ini adalah satu hal yang sangat vital, karena darah
yang mengalir dalam tubuh kita berfungsi untuk mengalirkan nutrisi yang
dibutuhkan oleh setiap unit sel penyusun tubuh kita. Ketika darah berhenti
mengair karena jantung tidak memompanya lagi, maka tubuh akan mulai
mengalami kematian Adapun kerja jantung ini tidak terlepas dari pengaruh system
saraf. System saraf sebagai pusat pengontrol semua kerja dalam tubuh juga
mengatur bagaimana jantung akan membuka dan menutup katupnya untuk
memompa darah, bagaimana jantung berdetak dan banyak hal lainnya. Kerja
jantung telah diketahui dengan jelas adalah untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh agar kebutuhan nutrisi setiap unit sel tubuh terpenuhi. Kejra jantung ketika
dilihat sekilas hanyalah sebuah siklus yang biasa, namun peranannnya dalam
kehidupan sangatlah besar.1
II. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam skenario 2 adalah sbb :
1. Seorang perempuan berumur 55 tahun merasa lemas dan jantungnya berdegup
sangat cepat.
2. Melakukan tindakan massage pada sinus caroticus namun beberapa lama pulih
kembali.
III. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan untuk
mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terganggunya mekanisme
1

kerja jantung pada skenario 2 serta contoh penerapannya dalam suatu kasus dan
cara menanggulanginya.
IV. Hipotesis
Tindakan massage pada sinus caroticus mengembalikan degup jantung
menjadi normal.
V. Manfaat
Mengkaji faktor-faktor penyebab terganggunya mekanisme kerja
jantung serta penerapannya dalam studi kasus atau realitas yang terjadi di
masyarakat sehingga mendapat pemahaman lebih mendalam sehingga
nantinya dapat mengamalkan ilmu tersebut sesuai dengan ketentuan yang
seharusnya. Selain itu sebagai sarana berlatih karena dapat memposisikan diri
di dalam kasus tersebut untuk melatih diri sendiri ketika terlibat dalam
kejadian yang sesungguhnya.

ISI PEMBAHASAN
Skenario 2:
Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat karena tiba-tiba ia
merasa lemas dan jantungnya berdegup sangat cepat. Pada pemeriksaan fisik didapat:
Tekanan darah : 80/60 mmHg, denyut nadi : 150x/menit, pernapasan : 32x/menit, suhu :
35,5oC. Setelah melakukan pemeriksaan fisik (termasuk EKG), dokter melakukan tindakan
massage pada sinus karotikus. Tidak beberapa lama setelah massage tersebut pasien pulih
kembali.
Saya akan membahasnya dalam metode seven jump.
Langkah-langkah dalam Problem Based Learning:
I.

Langkah 1
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
No

Istilah

Definisi

.
1.

Sinus caroticus

Ujung terminal a.carotis communis

Sumber

atau pangkal a.carotis interna


membentuk suatu pelebaran
II.

Langkah 2
Rumusan Masalah
No.
1.

Masalah
Seorang perempuan berumur 55 tahun merasa lemas dan jantungnya berdegup

2.

sangat cepat.
Melakukan tindakan massage pada sinus caroticus namun beberapa lama pulih
kembali.

III.

Langkah 3
Analisis Masalah

GAMBARAN MIND MAPPING


3

Perempuan berusia 55 tahun tiba-tiba


merasa lemah dan jantung berdegup
sangat cepat
jantu
Makrosk
opis
Mikrosk

Organ yang
Mekanis
me kerja

Pembu
luh
darah

Pengatur
an kerja

Simpatis
dan
parasimp

Aktivitas listrik

Sirkulasi
Peranan
enzim
jantung

Pomp
a
jantu

Keterangan Mind Map :


I.
Jantung
Makroskopis

Gambar 1. Makroskopis Jantung


Sumber : http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=66
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua
paru.Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari
dua lapisan:
4

Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru

Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/epikardium

Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :


1.

Lapisan luar (epikardium)

2.

Lapisan tengah (Miokardium)

3.

Lapisan dalam (endokardium)

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan
2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
1. Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui
katub dan selanjutnya ke paru.
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui
katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2.

Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol
disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub
atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru melalui arteri pulmonalis
b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh
tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

Katup-Katup Jantung
1. Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak di antara atrium
kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid).
Sedangkan

katup

yang

terletak

diantara atrium kiri

dan ventrikel kiri


5

mempunyai dua buah daun katup (Mitral). Memungkinkan darah mengalir


dariatrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada
fase sistolik.
2. Katup Semilunar
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalisdan memisahkan pembuluh
ini dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun
katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri selamasistole dan mencegah aliran balik
pada waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,
dimana

tekanan ventrikel lebih

tinggi

dari

tekanan

didalam

pembuluh

darah arteri.

Pembuluh Darah Koroner


1. Arteri
Dibagi menjadi dua :
Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar
menjadi: left anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)
Right Coronary Arteri
2. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.2

Miroskopis
Gambar 2. Mikroskopis Jantung
Sumber: http://www.scribd.com/doc/83187512/2/STRUKTUR-MIKROSKOPIKJANTUNG

Secara histologi, dinding jantung dibagi menjadi 3 lapisan :3


6

1. Endokardium: selapis sel endotelium yang melapisi seluruh permukaan dalam


rongga jantung.
2. Miokardium: lapisan tengah dan merupakan bagian terbesar dinding jantung yang
terdiri dari sel-sel otot jantung.
3. Epikardium: membran tipis dibagian luar yang membungkus jantung.
Miokardium terdiri atas serat-serat otot jantung yang saling menjalin dan tersusun
secara spiral melingkari jantung.
Adanya struktur yang spesifik ini menyebabkan diameter rongga jantung mengecil
pada waktu otot jantung berkontraksi dan memendek.
Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan dan tiap-tiap ujung membran sel otot
jantung yang berdekatan dihubungkan oleh struktur khusus yang disebut intercalated
disc.
Intercalated disc mengandung dua jenis taut khusus yaitu desmosom dan gap junction.
Desmosom secara mekanis menyatukan tiap-tiap sel otot jantung.
Gap junction memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel ke sel
disampingnya.

Gambar 3. Miokardium
Sumber : http://www.scribd.com/doc/83187512/2/STRUKTUR-MIKROSKOPIKJANTUNG

II.
Mekanisme Kerja Jantung
Aktifitas Listrik Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh impuls listrik yang
ditimbulkan oleh sel otot jantung sendiri (autorhythmicity).
Dua jenis sel otot jantung:
a. 99% berupa sel kontraktil, berkontraksi untuk memompa darah

b. 1% berupa sel otoritmik, tidak berkontraksi tapi dapat mencetuskan dan


menghantarkan impuls listrik jantung
Aktivitas listrik di sel otoritmik

Sel otoritmik tidak memiliki potensial membran istirahat


Potensial membran sel otoritmik bersifat tidak stabil dan memperlihatkan aktivitas
pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial

aksi jika mencapai ambang letup


Potensial aksi terjadi secara berkala menyebar ke seluruh jantung dan
menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui

saraf
Saat potensial membran sel otoritmik mencapai -60 mV, terjadi penurunan
permeabilitas membran terhadap ion K, akibat inaktivasi channel K, yang

mengurangi aliran keluar ion K dari dalam sel


Sebaliknya, permeabilitas membran terhadap ion Na tidak berubah, sehingga

influks ion Na ke dalam sel tidak diimbangi oleh efluks ion K


Influks kation ke dalam sel yang terus-menerus menyebabkan kenegatifan di

dalam sel berangsur-angsur berkurang


Terjadi depolarisasi lambat yang akan mencapai ambang letup
Saat potensial membran mencapai ambang letup (-40 mV), terjadi aktifasi kanal
ion Ca menyebabkan influks ion Ca secara cepat sehingga terjadi potensial aksi di

sel otoritmik
Saat potensial membran mencapaipuncaknya, kanal ion Ca tertutup dan kanal ion

K terbuka
Menyebabkan efluks ion K secara cepat, dan ion Ca yang terdapat di dalam sel
dipompakan kembali ke luar sel. Peristiwa ini disebut fase repolarisasi

Aktivitas listrik di sel kontraktil

Aktivitas listrik pada sel kontraktil timbul oleh karena adanya rangsangan dari sel
otoritmik jantung, yang dihasilkan oleh pergerakan ion dari sel otoritmik jantung,
yang dihasilkan oleh pergerakan ion dari sel otoritmik ke sel kontraktil melalui gap

junction
Dasar mekanisme ionik dan bentuk potensial aksi di sel kontraktil sangat berbeda

dengan potensial aksi di sel otoritmik


Sel kontraktil memiliki potensial membran istirahat yang relatif mantap yaitu sekitar
-90 mV
8

Rangkaian aktivitas listrik di sel kontraktil adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Aktivitas listrik pada sel kontraktil


Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=aktivitas+listrik+jantung&hl=i
1. Fase depolarisasi
- Potensial membran istirahat sel kontraktil adalah -90 mV
- Saat sel-sel otot jantung disebelahnya (baik sel otoritmik atau sel otoritmik atau
sel kontraktil) mengalami depolarisasi menyebabkan gap junction terbuka
sehingga ion-ion Na dan Ca dari sel-sel otot jantung sebelahnya masuk ke dalam
-

sel kontraktil
Menyebabkan potensial membran sel otoritmik berubah dari -90 mV menjadi -85

mV
Memicu terbukanya kanal ion Na di membran sel otoritmik, menyebabkan influks
ion Na dalam jumlah banyak, sehingga potensial membran sel kontraktil
meningkat mencapai +30 mV (depolarisasi secara tepat)

2. Fase plateau (fase datar)


- Saat potensial membran mencapai +30 mV, potensial membran sel kontraktil tetap
dipertahankan positif selama beberapa ratus milidetik, menghasilkan fase plateau
-

dan mencegah repolarisasi secara cepat


Disebabkan karena terjadi inaktivasi kanal ion Na sehingga influks ion Na
menurun, aktivasi channel lambat ion Ca menyebabkan influks ion Ca secara

lambat dan penurunan efluks kalium


Kalsium yang masuk ke dalam sel akan memicu kontraksi sel kontraktil otot
jantung

3. Fase repolarisasi

Fase ini terjadi akibat inaktivasi channel ion Ca sehingga influks Ca ke dalam sel

menurun
Di smaping itu terjadi peningkatan mendadak permeabilitas terhadap ion K,

menyebabkan ion K secara cepat berdifusi ke luar sel


Ion Ca secara aktif dipompakan keluar sel dan masuk ke dalam retikulum

sarkoplasma
Pompa Na-K secara aktif memompa Na keluar dan K masuk ke dalam sel
Akibatnya terjadi repolarisasi ceoat dan potensial membran kembali ke keadaan

istirahat
Pada saat ion Ca dipompakan keluar sel dan masuk ke dalam retikulum
sarkoplasma, sel kontraktil relaksasi

Sel-sel otoritmik atau sel susunan penghantar khusus


Sel-sel otoritmik ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini:
a. Simpul SA (sinoatrial), terletak pada dinding atrium kanan dekat muara v.cava
superior
b. Jaras internodal, memudahkan penyebaran impuls ke seluruh atrium dan
menghubungkan simpuls SA dengan simpul AV
c. Simpul AV (atrioventrikuler), terletak di bagian bawah kanan septum atrium,
dekat muara sinus koronarius
d. Berkas Hiss, kelanjutan dari simpul AV dan merupakan penghubung fungsional
satu-satunya antara otot atrium dan otot ventrikel
Berkas Hiss berakhir sebagai sel-sel Purkinye yang tersebar diantara sel
miokardium
Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukan impuls spontan
-

yang berlainan:
Simpuls SA : 80-100 x/menit
Simpuls AV : 40-60 x/menit
Sel Purkinye : 20-40 x/menit

Impuls listrik dari simpul SA ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu
irama dasar kerja jantung, sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak
sebagai picu jantung. Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan
potensial aksinya, karena sel-sek ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi
yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang
rangsannya sendiri.4
Peranan Enzim Jantung

10

Enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang
meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard.
Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah.
Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang
rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan
dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan
infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke
peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan
peningkatan kadar dalam darah.
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang
berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang
dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase
(CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk
mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat.
Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang
datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya
pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.5

Pompa Jantung

11

Gambar 5. Kontraksi dan relaksasi jantung


Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=pompa+jantung&hl=id
Kerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh degan cara otot jantung
berkontraksi kemudian berelaksasi secara teratur. Adanya kontraksi dan relaksasi yang
bergantian

menyebabkan

terjadinya

denyut

nadi

atau

denyut

jantung.

Jika atrium berkontraksi, ventrikel mengembang mencapai volume terbesar atau


volume maksimum atau dalam keadaan relaksasi maksimum. Ventrikel dalam
keadaan relaksasi maksimum ini disebut diastole. Pada fase diastole, katup
bikuspidalis membuka dan darah dari atrium masuk ke ventrikel rangsang yang
melalui berkas HIS terputus kurang lebih sepersepuluh detik digunakan jantung untuk
beristirahat. Setelah sepersepuluh detik, otot ventrikel benkontraksi. Keadaan ini
disebut diastole. Dalam fase ini, katup bikuspidalis dan katup trikuspidalis menutup
karena gerakan korda tendinae yang disebabkan oleh kontraksi otot papilari (urat
pengatur katup). Dengan berkontrakinya ventrikel, darah menuju katup semilunaris.
Katup ini segera terbuka kemudian darah masuk aorta dan ke arteri paru-paru. Periode
dari akhir pemompaan hingga akhir pemompaan berikutnya disebut siklus jantung.

12

Orang dewasa yang sehat memiliki tekanan systole kurang dari 120 mmHg
dan diastole kurang dari 80mmHg. Biasanya semakin tua terdapat kenaikan tekanan
sistol dan diastole. Jika systole melebihi batas tekanan normal, dikatakan orang
tersebut menderita tekanan darah tinggi (hipertensi), sedangkan apabila jika kurang
dari batas tekanan normal disebut menderita tekanan darah rendah (hipotensi).
Secara normal, jantung memompa darah kurang lebih dari 5 liter per menit
dengan jumlah denyut nadi 70 puluh kali. Jika ada kegiatan lain, misalnya berolahraga
maka denyut jantung dapat mencapai lebh dari 100 kali per menit dan memompa
darah lebih dari 20 liter.6
Sirkulasi Jantung
Lingkaran sirkulasi

dapat

dibagi

atas

dua

bagian

besar

yaitu sirkulasi

sistemik dan sirkulasi pulmonalis.


(gambar dihalaman selanjutnya)

Gambar 6. Sirkulasi jantung


Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=sirkulasi+jantung&hl=id&
Sirkulasi pulmonal : aliran darah dari jantung kanan menuju paru-paru melalui
a.pulmonalis dan kembali ke jantung kiri melalui v.pulmonalis.
Sirkulasi sistemik : aliran darah dari jantung kiri menuju seluruh tubuh melalui
aorta dan kembali ke jantung kanan melalui v. cava superior dan inferior.
Sirkulasi Sistemik
1.
Mengalirkan darah ke berbagi organ
2.
Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3.
Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4.
Banyak mengalami tahanan
13

5.

Kolom hidrostatik panjang

Sirkulasi Pulmonal
1.
Hanya mengalirkan darah ke paru
2.
Hanya berfungsi untuk paru
3.
Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4.
Hanya sedikit mengalai tahanan
5.
Kolom hidrostatik pendek7
Pengaturan Kerja Jantung
Simpatis dan Parasimpatis
Perangsangan Parasimpatis
a) Perangsangan pada Jantung
Sistem saraf parasimpatis sangat penting bagi sejumlah fungsi autonom pada
III.

tubuh, namun hanya mempunyai peran kecil dalam pengendalian sirkulasi.


Pengaruh sirkulasi yang penting hanyalah pengaturan frekuensi jantung melalui
serat-serat parasimpatis yang di bawa ke jantung oleh nervus vagus, dari medula
langsung ke jantung.
Perangsangan vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut
jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya jantung akan mengatasinya dan
setelah itu berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit. Selain itu,
perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot sebesar
20 sampai 30 persen. Penurunan ini tidak akan lebih besar karena serat-serat vagus
di distribusikan terutama ke atrium tetapi tidak begitu banyak ke ventrikel di mana
tenaga kontraksi sebenarnya terjadi. Meskipun demikian, penurunan frekuensi
denyut jantung yang besar digabungkan dengan penurunan kontraksi jantung yang
kecil akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih,
terutama bila jantung bekerja dalam keadaan beban kerja yang besar. Dengan cara
ini, curah jantung dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol.
b) Perangsangan pada Pembuluh Darah
Serabut parasimpatis hanya dijumpai di beberapa daerah pada tubuh. Serabut
parasimpatis mempersarafi kelenjar air liur dan kelenjar gastrointestinal, dan
berpengaruh vasodilatasi pada organ erektil di genitalia eksterna. Serabut
postganglion pasasimpatis melepaskan asetilkolin yang menyebabkan vasodilatasi.
Perangsangan Simpatis
a) Perangsangan pada Jantung

14

Serat-serat saraf vasomotor simpatis meninggalkan medula spinalis melalui


semua saraf spinal toraks dan lumbal pertama dan kedua. Serat-serat ini masuk ke
dalam rantai simpatis dan kemudian ke sirkulasi melalui dua jalan; (1) melalui
saraf simpatis spesifik, yang terutama menginervasi vaskulatur dari visera internal
dan jantung serta (2) melalui nervus spinalis yang terutama menginervasi
vaskulatur daerah perifer. Inervasi arteri kecil dan arteriol menyebabkan
rangsangan simpatis meningkatkan tahanan dan dengan demikian menurunkan
kecepatan aliran darah yang melalui jaringan. Inervasi pembuluh besar, terutama
vena, memungkinkan bagi rangsangan simpatis untuk menurunkan volume
pembuluh ini dan dengan demikian mengubah volume sistem sirkulasi perifer.
Hal ini dapat memindahkan darah ke dalam jantung dan dengan demikian
berperan penting dalam pengaturan fungsi kardiovaskular. Perangsangan simpatis
yang kuat dapat meningkatkan fekuensi denyut jantung pada manusia dewasa dari
180 menjadi 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyutan per menit pada
orang dewasa muda. Juga, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan
kontraksi otot jantung, oleh karena itu akan meningkatkan volume darah yang
dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis sering
dapat meningkatkan curah jantung sebanyak dua sampai tiga kali lipat selain
peningkatan curahan yang mungkin disebabkan oleh mekanisme Frank-Starling.
Secara singkat, mekanisme Frank-Starling dapat diartikan sebagai berikut: semakin
besar otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin besar kekuatan
kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta.
Sebaliknya, penghambatan sistem saraf simpatis dapat digunakan untuk
menurunkan pompa jantung menjadi moderat dengan cara sebagai berikut: Pada
keadaan normal, serat-serat saraf simpatis ke jantung secara terus-menerus
melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan
kira-kira 30 persen lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatis. Oleh karena itu,
bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini
akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel,
sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai sebesar 30 persen
di bawah normal.
b) Perangsangan pada Pembuluh Darah
Serabut simpatis tersebar luas pada pembuluh darah tubuh, terbanyak
ditemukan di ginjal dan kulit, tetapi relatif jarang di koroner dan pembuluh darah
15

otak, dan tidak ada di plasenta. Serabut ini melepaskan norepinefrin yang berikatan
dengan adrenoseptor di membran sel otot polos pembuluh darah. Serabut simpatis
menyebabkan vasokonstriksi pada sebagian besar pembuluh darah, tetapi di otak,
jantung, dan otot rangka menyebabkan vasodilatasi.8
Massage Sinus Karotikus
Pemijatan sinus karotikus yaitu penderita ditempatkan pada posisi supinasi
dengan kepala sedikit hiperekstensi dan berpaling ke arah yang berlawanan dengan
tempat pemijatan. Lokasi sinus karotikus kanan adalah pada daerah angulus
mandibula kanan. Dengan menggunakan jari pertama dan kedua berikanlah
pemijatan sirkuler selama 2-6 detik atau 10 detik. Jika gagal dapat dicoba
pemijatan sinus karotkus kiri. Pemijatan sinus karotikus tidak dianjurkan pada
orang tua atau pada penderita dengan penyakit arteri karotikus.9

IV.

Langkah 4
Hipotesis
No.
1.

HIPOTESIS
Tindakan massage pada sinus caroticus mengembalikan degup jantung menjadi
normal.

V.

Langkah 5
Melakukan sasaran pembelajaran
No.
1.
2.

Sasaran Pembelajaran
Organ jantung dan pembuluh darah secara makroskopis dan mikroskopis
Mekanisme kerja jantung :
Aktifitas listrik jantung
Peranan enzim jantung
Pompa jantung
Sirkulasi jantung
keterangan tentang sasaran pembelajaran sudah dijelaskan pada keterangan mind
mapping diatas.

16

PENUTUP
I.

II.

Kesimpulan
Gangguan pada jantung dipengaruhi mekanisme kerja jantung serta pengaturan kerja
jantung dan dapat diatasi dengan tindakan massage pada sinus karotikus.
Rumusan Pembuktian Hipotesis
Gangguan pada jantung dipengaruhi mekanisme kerja jantung serta pengaturan kerja
jantung dan dapat diatasi dengan tindakan massage pada sinus karotikus.
(HIPOTESA TERBUKTI)

17

Daftar Pustaka
1. Kabo P. Mengungkap pengobatan penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
2.
3.
4.
5.
6.

Gramedia Pustaka Utama; 2008.


Bernard SM. Anatomi umum. Jakarta: Bagian Anatomi FK-UKI; 2011.
Geneser F. Atlas berwarna histologi.Jakarta: Binarupa Aksara; 2007.h.55-65.
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011.
Marks DB. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2000.
Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22 nd ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2005.


7. Mushawwir T. Fisiologi peredaran. Makassar: UNM; 2009.
8. Neal MJ. At a glance farmakologi medis. Ed.5. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2006.
9. Thomas M. Langenscheidt medical dictionary concise edition english.
Germany: Langenscheidt Fachverlag; 2004.

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Lapor Penjngan3
    Lapor Penjngan3
    Dokumen3 halaman
    Lapor Penjngan3
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Sampftar Isi
    Sampftar Isi
    Dokumen8 halaman
    Sampftar Isi
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebubd
    Tebubd
    Dokumen1 halaman
    Tebubd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Te 8 Yyyuu 8 Uuu 9 I 9 I 99
    Te 8 Yyyuu 8 Uuu 9 I 9 I 99
    Dokumen2 halaman
    Te 8 Yyyuu 8 Uuu 9 I 9 I 99
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebkjuilopibd
    Tebkjuilopibd
    Dokumen1 halaman
    Tebkjuilopibd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tabejhgfds
    Tabejhgfds
    Dokumen1 halaman
    Tabejhgfds
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Laporgan 1
    Laporgan 1
    Dokumen3 halaman
    Laporgan 1
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen2 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebs Scribdiuygtfdrfgh
    Tebs Scribdiuygtfdrfgh
    Dokumen1 halaman
    Tebs Scribdiuygtfdrfgh
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Kojihgufydtsrw 4 e 5 R 6 T 7 y
    Kojihgufydtsrw 4 e 5 R 6 T 7 y
    Dokumen6 halaman
    Kojihgufydtsrw 4 e 5 R 6 T 7 y
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen2 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • KS
    KS
    Dokumen4 halaman
    KS
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Sckjioihiohfihijijfv
    Tebus Sckjioihiohfihijijfv
    Dokumen1 halaman
    Tebus Sckjioihiohfihijijfv
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • OSLEWI
    OSLEWI
    Dokumen15 halaman
    OSLEWI
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebhugygfftyfgyu
    Tebhugygfftyfgyu
    Dokumen1 halaman
    Tebhugygfftyfgyu
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen1 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen1 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen1 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebs Ibd
    Tebs Ibd
    Dokumen2 halaman
    Tebs Ibd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Hugytychgvj
    Hugytychgvj
    Dokumen1 halaman
    Hugytychgvj
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen1 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Gffteiopkc
    Gffteiopkc
    Dokumen1 halaman
    Gffteiopkc
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebuftsrtchgvjhd
    Tebuftsrtchgvjhd
    Dokumen1 halaman
    Tebuftsrtchgvjhd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebs Ibd
    Tebs Ibd
    Dokumen2 halaman
    Tebs Ibd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebucribd
    Tebucribd
    Dokumen1 halaman
    Tebucribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen1 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebucribd
    Tebucribd
    Dokumen1 halaman
    Tebucribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebs Ibd
    Tebs Ibd
    Dokumen2 halaman
    Tebs Ibd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebudhj
    Tebudhj
    Dokumen1 halaman
    Tebudhj
    dwikartikah
    Belum ada peringkat
  • Tebus Scribd
    Tebus Scribd
    Dokumen1 halaman
    Tebus Scribd
    dwikartikah
    Belum ada peringkat