Antimikroba
Antimikroba
Mikrobiologi
Nama
NIM
Kelas/kelompok
PJP
Asisten
Pendahuluan
Bacillus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, serta dapat
tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Sporanya tahan terhadap panas (suhu
tinggi), mampu mendegradasi xylandan karbohidrat. Bacillus mempunyai sifat
beberapa sifat di antaranya 1) mampu tumbuh pada suhu lebih dari 50 oC dan suhu
kurang dari 5 oC, 2) mampu bertahan terhadap pasteurisasi, 3) mampu tumbuh
pada konsentrasi garam tinggi (>10%), 4) mampu menghasilkan spora dan 5)
mempunyai daya proteolitik yang tinggi dibandingkan mikroba lainnya. Bacillus
adalah anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang bersifat
aerob obligat atau fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase. Bacillus
secara alami terdapat di mana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau
bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler
seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan
dalam tubuh hewan. Jenis Bacillus di antaranya B. cereus, B. clausi, dan B.
pumilus termasuk dalam produk probiotik komersil yang terdiri dari spora bakteri
yang telah dikarakterisasi dan berpotensi untuk kolonisasi, immunostimulasi, dan
aktivitas antimikrobanya (Duc 2004).
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies
utama bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh
Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. E. coli
merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 mm dan diamater
0.5 mm. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 mm 3. Bakteri ini termasuk umumnya
hidup pada rentang 20-40 C, optimum pada 37C. Usus besar manusia
terkandung sejumlah E. coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan.
Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat
patogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang
penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan
jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi.
Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli
akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli
menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan
media kloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinan DNA tidak akan
ada tanpa bantuan bakteri ini (Arican dan Andic 2011).
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa
antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya
kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau
kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik,
sterilizer, sanitizer, dan sebagainya (Lutfi 2004). Mekanisme daya kerja
antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok di antaranya
merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan
asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, serta menghambat sintesis asam
nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu, antimikroba dibagi menjadi dua macam
yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi
yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada
Gambar 1 Hasil uji aktivitas bahan antimikroba pada Bacillus terhadap larutan
fisiologis (a), sirih hijau (b), streptomycin (c), iodin (d), dan sambiloto (e)
Gambar 2 Hasil uji aktivitas bahan antimikroba pada E.coli terhadap larutan
fisiologis (a), streptomycin (b), sambiloto (c), sirih hijau (d), dan iodin (e)
Tabel 1 Bacillus
Antimikroba
Diameter (cm)
Larutan fisiologis
1,5
Streptomycin
2,5
Sambiloto
Iodin
1,5
Sirih hijau
0,7
Keterangan: - = tidak terdapat zona bening
Spektrum kerja
Luas
Luas
Luas
Sempit
Tabel 2 E. coli
Antimikroba
Diameter (cm)
Spektrum kerja
Larutan fisiologis
Streptomycin
2,0
Luas
Sambiloto
Iodin
1,9
Luas
Sirih hijau
1,2
Sempit
Keterangan: - = tidak terdapat zona bening
Sifat
Terkontaminasi
Bakterisida
Bakterisida
Bakteriostatik
Sifat
Bakteriostatik
Bakterisida
Bakteriostatik
Pembahasan
Perlakuan aseptik dilakukan bertujuan agar terbebas dari mikroorganisme
yang tidak diinginkan (kontaminan). Aseptik diimbangi dengan sterilisasi yang
merupakan upaya untuk menghilangkan mikroorganisme kontaminan yang
menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisis
selanjutnya (Jati 2007). Proses pemindahan mikroba secara aseptik sangat
membutuhkan ketelitian yang tinggi. Jika tidak, kesalahan dalam teknik sedikit
saja akan memengaruhi semua hasil pengamatan. Oleh karena itu, dalam
melakukan pemindahan mikroba dari media yang lama menuju media yang baru
harus mengetahui teknik menjaga kesterilan bahan maupun alat yang digunakan
(Dwijoseputro 2003). Bakteri yang telah dipindahkan ke media yang baru disebar
dengan menggunakan spreader yang telah disterilkan dengan cara direndam
dalam alkohol 70% dan dipanaskan dengan api. Ketika bakteri disebar, spreader
harus sudah dalam keadaan dingin. Jika masih dalam keadaan panas maka bakteri
dapat mati.