Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kasus Tuberculosis dengan Pendekatan Dokter

Keluarga di Puskesmas Tomang


Christine Laurenza S
102012038
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
e-mail: christine.sirait@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis bersifat
berulang, kronik dan dapat menginfeksi pulmo dan ekstrapulmo yang dikarakteristikan
dengan terbentuknya granuloma kaseosa, fibrosis dan kavitas. Tuberkulosis dapat menyebar
secara pulmoner dan ekstrapulmoner. Tuberkulosis paru merupakan bentuk TB yang sering
terjadi yaitu sekitar 80% dari kasus. Tuberkulosis ekstrapulmoner dapat menyerang beberapa
organ selain paru. Hal ini karena penyebarannya yang bersifat limfogen dan hematogen. 1
Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB paru dengan sebagian besar penderita
adalah 15-55 tahun yang berpotensi menularkan kepada orang lain. 2 WHO memperkirakan
adanya 9,5 juta kasus baru dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB paru diseluruh
dunia. 2 Laporan WHO tentang insidensi TB secara Global tahun 2010 menyebutkan bahwa
insidensi terbesar TB terjadi di Asia-Tenggara yaitu sebesar 40% dan Indonesia menempati
posisi ke lima setelah Banglades, Buthan, Korea dan India.3,4
Salah satu bentuk TB ekstrapulmoner yaitu tuberkulosis milier merupakan adanya
manifestasi Mycobacterium tuberculosis (tuberkulosis diseminata) yang menyebar secara
hematogen tetapi berdasarkan konsensus tuberkulosis anak (2010) mengatakan bahwa TB
milier masuk kedalam TB pulmoner tipe berat.5,6 Berdasarkan data yang didapatkan dari
Pedoman Nasional TB 2011, diketahui bahwa tuberkulosis milier memiliki angka kejadian
sekitar 3-7% dari seluruh kasus TB dengan angka mortalitas yang tinggi yaitu dapat
mencapai 25% pada bayi. 7
TB Milier, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu basil M. Tuberculosis (jumlah dan
virulensinya) dan status imunologis pasien (nonspesifik dan spesifik). 6 Tuberkulosis milier
lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil terutama usia kurang dari 2 tahun. Hal ini
dikarenakan imunitas seluler spesifik, fungsi makrofag dan mekanisme lokal pertahanan
parunya belum dapat berkembang sempurna sehingga basil TB mudah berkembang biak dan
menyebar keseluruh tubuh. 1,6

1 | Page

Tujuan
Dengan melakukan kunjungan ke rumah salah seorang pasien, diharapkan kita dapat
melakukan analisa kasus TB paru dengan pendekatan keluarga, yakni:
- Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
- Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani
terapi.
- Memberikan penjelasan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat terhadap
kesembuhan pasien.
- Mampu memberitahu masyarakat luas hal-hal yang berkaitan dengan TB paru
-

Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat dan bebas dari penyakit.

Analisa Kasus
Pada Rabu, 22 Juli 2015 di Puskesmas Tomang di jalan Pulo Macan V no.40 untuk
melakukan tugas Family Folder. Pada tugas skill lab kali ini saya diharuskan untuk
mengunjungi rumah keluarga yang sudah didata dipuskesmas , Saya mendapatkan seorang
pasien seorang laki-laki bernama Slamet Sunarto dengan usia 63tahun dengan keluhan akhirakhir ini sering batuk-batuk terutama pada malam hari, sering merasa sesak dadanya dan
pusing. Bapak Slamet yang merupakan pensiunan petugas kebersihan pasar mengaku bahwa
dulu dia adalah perokok aktif yang sehari bisa menghabiskan lebih dari satu bungkus rokok
perhari. Bapak Slamet dulu pernah menderita TBC dan mendapatkan OAT selama 6 bulan.
Dari hasil TTV didapatkan tekanan darah 110/70, pernapasan 20 kali permenit, suhu badan 37
derajat celcius dan berat badan 46kg serta tinggi badan 170.

Analisa Kunjungan Rumah


a

Kondisi pasien
Kondisi pasien dalam keadaan baik dengan keluhan sering batuk pada malam hari,
sesak nafas dan pusing.

Pendidikkan
Pendidikan terakhir pasien adalah SD

Pekerjaan
Tidak ada, pesiunan petugas kebersihan pasar.

Keadaan rumah
a Lokasi :
Rumah terletak di daerah pemukiman yang kurang baik, karena padat
penduduknya, serta jarak rumah antar yang lain saling berdekatan, dan rumah
sulit untuk mendapatkan cahaya matahari.
2 | Page

Jalan Tomang Tinggi gang 18 RT 02 / RW 07


b

Kondisi :
Jenis bangunan rumah bapak Slamet adalah bangunan permanen. Rumah
dengan 2 lantai ini mempunyai tembok yang kokoh, lantai menggunakan
kermik, ventilasi pada lantai satu cukup memadai dengan 2 jendela dan
dilantai dua dengan 3 jendela dan kamar tidak ada jendela namun
menggunakan heksos. Kebersihan cukup bersis namun terasa lembab karena
ventilasi yang ada tidak digunakan secara maksimal terlihat tidak tertata.
Pasien sendiri tidak mempunyai kamar, dia tidur didepan TV yang satu
ruangan dengan ruang tamu dengan kasus lipat.

Luas rumah : 2x7m2

Pembagian rumah :
Rumah dengan 2 lantai ini dibagi menjadi 5 ruangan. Lantai satu terdapat ruang tamu
namun terdapat ranjang didepan TV untuk tidur istrinya dan disitu juga terletak meja
makan kecil, dibelakang ada dapur dan kamar mandi. Lantai 2 terdapat 2 kamar.

Ventilasi
Pada lantai 1 ada ventilasi berupa jendela didekat ruang tamu sejajar dengan pintu
masuk, dilantai 2 juga demikian dan kamarnya menggunakan heksos.

Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah kurang baik, terasa lembab.

Kebersihan
Kebersihan didalam rumah cukup baik, hanya kurang tertata rapinya barang-barang.

Sanitasi dasar
Sumber air minum berasal dari air galon isi ulang dan direbus lagi untuk minum.
Terdapat 1 kamar mandi, dan menggunakan jamban jongkok.

Identitas Pasien
1. Nama

Slamet Sunarto

2. Tanggal lahir

31 mei 1958

3. Umur

63 tahun

4. Jenis Kelamin

Laki-laki

5. Pekerjaan

Tidak ada, pesiunan petugas kebersihan pasar

6. Pendidikan

SD

7. Alamat

Tomang Tinggi Gang 18 RT02/RW07, Tomang Jakarta Barat


3 | Page

Telepon (021) 5666218

Nama Anggota Keluarga


Nama

Rumi

Tanggal Pekerjaa

Pendidika

Hub.

Lahir

Keluarga Perkawina

kesehata

Ibu

1961

rumah

Rudiant

18-10-

tangga
Kurir

1981

GOJEK

Seruma

4-4-

Ibu

h
Seruma

1984

rumah

23-2-

tangga
Tidak

1995

Ada

Rifki

Istri

n
Menikah

Domisili Kondisi

5-11-

Rini A

SD

Status

Seruma

n
Stroke

h
SMA

SMA

Anak

Anak

Menikah

Menikah

Tidak

Baik

Baik

h
SLB

Anak

Belum

Seruma

menikah

Baik

Tingkat Ekonomi
Rendah, karena bapak Slamet dan istri tidak berkerja hanya mengandalkan pemberian dari
anaknya dan dana pensiun tidak ada tiap bulan karena sudah diambil sekaligus pada awal
pensiun.
Status imunisasi dasar pasien
Bapak Slamet tidak mengingat imunisasi apa saja yang dia terima, dia hanya mengingat dia
pernah diimunisasi campak.
Status imunisasi keluarga
Istri bapak Slamet mengaku bahwa anak-anaknya imunisasinya lengkap.
Status gizi
Baik, sehari makan 3 kali dan tidak ada yang mengalami gizi buruk
Anamnesis
Keluhan utama pasien adalah sudah seminggu lebih sering batuk-batuk terutama pada malam
hari, sering merasa sesak dadanya dan pusing. Dulu pasien pernah dirotgen dan hasilnya
pasien mengatakan ada flek pada paru-parunya dan pasien mendapatan pengobatan TBC

4 | Page

selama 6 bulan dan sembuh namun kembali merokok dan tidak menggunakan masker atau
alat perlindungan lain bila pergi kemana-mana.
Prilaku keluarga pasien adalah tidak mencegah terjadinya penularan dalam keluarga dengan
menjaga kebersihan, memaksimalkan ventilasi yang ada serta seluruh anggota keluarga
pasien yang tinggal satu rumah tidak mendapatkan profilaksis TBC. Dan selain pasien yang
mederita TBC isteri pasien menderita stroke.
Prilaku Pasien dan Keluarga
Pasien dulu adalah perokok aktif dan terkadang meminum minuman beralkohol namun
sekarang pasien sudah berhenti dan dikeluarga pun tidak ada yang merokok dan meminum
minuman beralkohol. Pola jajan dan makan pasien dan keluarga tidak terlalu sering jajan a
atau makan diluar karena cenderung masak sendiri dirumah. Pola penyimpanan dan memasak
pasien cukup baik dengan menutup makan dengan tudung saji dan memasak dengan
mengunakan air galon isi ulang. Pasien dan keluarga jarang berolahraga. Pasien dan keluarga
mengaku selalu menjaga kebersihan diri dengan mandi sehari dua kali, rajin menyikat gigi
dan keramas, mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan kuku, menggunakan
sandal bila keluar rumah dan menganti baju bila berkeringat.
Berdasarkan cerita pasien dulu sering pergi rekreasi ke Jawa tapi setelah isterinya mengalami
stroke tidak pernah lagi, rekreasi pasien sekarang hanya saat lebaran pergi ke sekitaran
jakarta mengunjungi keluarga sekalian jalan-jalan.
Pasien memeluk agama Islam dan mengaku rajin sholat dan selalu puasa pada bulan puasa
walau keadaan kesehatannya kurang baik.
Pola kebersihan rumah pasien dan lingungan cukup baik, pasien mengaku sehari mengepel
lantai dua kali pagi dan sore. Lingkungan pasien juga bersih walau padat karena pasien
mengaku dilingkungannya sering megadakan kerja bakti serta banyak kegiatan masyarakat
juga yang diadakan dilingkungan pasien seperti pengajian dan arisan RT/RW.
Keadaan Psikologis Pasien dan Keluarga
Saat pasien tau dia mempunyai TBC pasien memutuskan untuk berhenti merokok dan tidak
meminum minuman beralkohol. Keluarga pasien juga mendukung kesembuhan pasien
termask isteri pasien yang selalu mendorong suaminya untuk rajin kontrol ke Puskesmas dan
meminum obatnya.
Keadaan Rumah yang Mempengaruhi Penyakit dalam Keluarga
Kebersihan rumah terlihat cukup baik walaupun penuh barang-barang dan sempit. Vektor
seperti nyamuk jarang ada, udara dalam rumah terasa lembab karena kurangnya mendapat
sinar matahari dan ventilasi rumah juga hanya ada di ruang tamu saja. Luas rumah hanya
sekitar 2x7m2
Dalam satu rumah terdapat 4 orang, pasien sendiri tidak tidur dikamar semua kamar tidur
berada dilantai 2sementara isterinya terkena stroke sehingga tidak bisa untuk menaiki tangga
5 | Page

jadi pasien tidur diruang tamu bersama isterinya dikasur dan pasien tidur dilantai dengan
kasur lipat
Jenis lantai keramik, jenis tembok menggunakan batu bata, dan atapnya menggunakan
genteng. Ventilasi dalam rumah cukup memadai sayangnya jarang dibuka sehingga rumah
pasien terasa lembab dan kurang cahaya.
Dapur pasien kebersihan dan kerapihannya kurang. Tempat penyimpanan makanan berada
diruang tamu dengan meja kecil dan ditutupi tudung saji yang diberi kain akan tetapi
penyimpanan alat makan kurang baik dan bersih. Tidak ada tempat cuci tangan kecuali
tempat cuci piring dan tidak ada sabun cuci tangan hanya ada sabun piring dan tidak ada lap
tangan yang bersih.
Keadaan kamar mandi kurang baik dan kotor. Tidak terdapat ventilasi pada bagian kamar
mandi namun bisa terkena sinar mata hari karena ada bagian atam yang menggunakan atap
plastik bening. Sabun dan shampoo tersedia. Air mengalir menggunakan selang dan tidak
terdapat bak mandi. Jambannya menggunakan jamban jongkok.
Sumber air minum sehari-hari, dia menggunakan air galon isi ulang yang direbus lagi untuk
minum dan disimpan dengan menggunakan teko. Tempat sampah didalam rumah dalam
keadaan terbuka, tidak ada bau dan tidak ada vector seperti lalat.
Sumber pencahayaannya hanya menggunakan lampu bewarna putih
Kebersihan lingkungan sekitar rumah pasien cukup baik walaupun tergolongan pemukiman
padat penduduk namun sampah-sampah berada pada tempat sampah didepan rumah dan
ditutup serta banyak tanaman didepan rumah warga dilingkungan pasien.
Status Upaya Pencegahan Penyakit dalam Keluarga
Bapak Slamet dalam upaya pencegahan, dia sudah berhenti merokok dan dalam rencana
kedepan bapak Slamet akan mengupayakan untuk menggunakan masker bila berpergian dan
memaksimalkan ventilasi yang ada serta memeriksakan keluarganya ke Puskesmas untuk
mencegah penularan.

Pemeriksaan Kesehatan Pasien


Keadaan umum

: Baik

Tanda vital

: Pernapasan 20x/menit, TD 110/70, suhu 37 derajat celcius

Status gizi

: Baik

Pemeriksaan fisik

: Ronki kering

Pemeriksaan hygiene

: Bersih
6 | Page

Pemeriksaan penunjang

: BTA (+++), Foto Rhorax terdapat gambaran infiltrate.

Diagnosis Pasien
Sebelumnya pasien sudah menjalankan pengobatan Tuberculosis, akan tetapi pasien
mengalami putus obat beberapa saat, dan diagnosis pasien yang sekarang adalah Tuberculosis
kasus kambuh (katergori II).
Diagnosis Banding
Berdasarkan gejala klinis, bisa diambil diagnosis banding Ca paru dan Asma
Diagnosis Keluarga
Belum diketahui karena anggota keluarga tidak ada yang pergi memeriksakan diri.
Resume Pasien
Telah diperiksa pasien laki-laki bernama Slamet Sunarto dengan usia 63tahun dengan
keluhan sudah satu minggu lebih sering batuk-batuk terutama pada malam hari, sering merasa
sesak dadanya dan pusing serta bapak Slamet dulu pernah mendapatkan OAT selama 6bulan
dan merasa sudah sembuh dia tidak kembali lagi ke Puskesmas untuk mengontrol dan
melanjutkan pengobatannya menderita Tuberculosis kasus kambuh (kategori II). Lingkungan
tempat tinggal bapak Slamet yang padat, tempat tinggal yang kurang ventilasi dan cahaya
matahari menjadi faktor predisposisi terkena penyakti tuberculosis.
Prognosis Penyakit Pasien and Keluarga
Prognosisnya baik selama pasien dan keluarga juga mendukung untuk minum obat yang
teratur dan tidak putus obat. Serta perbaikan ventilasi di rumahnya juga sangat
mempengaruhi proses penyembuhannya, penambahan sinar matahari sangat mempengaruhi
agent (M. Tuberculosis), karena agent sangat sensitive terhadap matahari.
Saran Upaya Pencegahan Penyakit Pasiem Dan Keluarga
Promotif
Meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya kesehatan dan memberikan pengetahuan
serta informasi kepada keluarga tentang TBC.
Untuk kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah peningkatan pengetahuan
di lingkungan tentang penanggulangan TBC melalui penyuluhan, dan penyebarluasan
informasi.
Preventif
Melakukan system ventilasi yang baik, pengendalian kebersihan, gizi ,kebersihan lingkungan
dan cara minum obat yang benar dan teratur seperti melalui system DOTS. Selain itu bisa
juga dilakukan pemeriksaan lebih dini untuk diperiksa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, tuberculin test, dan BTA SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu)
7 | Page

Untuk petugas kesehatan, dapat melakukan kegiatan seperti penyuluhan untuk mendorong
pasien TBC bertahan pada pengobatan yang diberikan dan ini dilaksanakan oleh pengawas
obat atau juru TBC. Selanjutnya, bisa juga melakukan pengamatan langsung mengenai
perawatan pasien di tempat kerja. Case Finding secara aktif mencakup identifikasi TBC pada
orang yang dicurigai dan rujukan pemeriksaan dahak dengan mikroskopis berkala.
Kuratif dan Rehabilitatif
Pengobatan TBC bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan. Obat TBC diberikan dalam bentuk
kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6-8.
Pelaksanaan minum obat dan kemajuan hasil pengobatan harus dipantau. Agar terlaksananya
program penanggulangan TBC. Keberhasilan program pengobatan TBC tergantung dari
kepatuhan pasien untuk minum OAT yang teratur. Dalam hal ini, PMO (Pengawas Minum
Obat) akan sangat membantu kesuksesan penanggulangan TBC.
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka
disarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen
setia 3 bulan.
Adapun obat-obatan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan Rifampisin sebagai
pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan
kedua obat tersebut, makan perlu dikombinasikan dengan pirazinamid dan ethambutol.

8 | Page

Anda mungkin juga menyukai