Anda di halaman 1dari 9

1.

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL


Sistem transportasi merupakan bagian penting dan strategis bagi pembangunan suatu
Negara.Indonesia dengan jumlah pulau diperkirakan 17.499 pulau dan luas wilayah perairan
mencapai 5,8juta km2 dengan garis pantai 81.900 km (sumber: Dishidros TNI AL) serta
jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa (survey BPS tahun 2010), merupakan sebuah
Negara kepulauan yang sangat luas dan berpopulasi tinggi. Oleh karena itu, system
transportasi nasional yang akan disusun perlu dikaitkan dengan usaha untuk mempercepat dan
memperluas,

tidak

hanya

pertumbuhan

pembangunan

ekonomi

akan

tetapi

juga

pemerataannya. dalam hal ini Transportasi Nasional diarahkan untuk meningkatkan ketahanan
nasional, yaitu diantaranya:
a. mampu menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai daerah/wilayah/pulau di
seluruh Nusantara,
b. mampu mewujudkan pembangunan nasional yang merata diseluruh wilayah
Nusantara,
c. mampu meningkatkan daya saing Nasional,
d. mampu mendukung system logistic Nasional,
e. mampu mendukung kekuatan bangsa dalam mempertahankan NKRI.
Namun sampai saat ini, penerapannya masih menghadapi berbagai kendala, yang di antaranya:
a. belum terciptanya dukungan peraturan perundangan yang lebih rinci dan
operasional.
b. belum komprehensifnya landasan pemikiran yang menjadi dasar penyusunan
Grand Design Sistem Transportasi Nasional
c. masih adanya kesenjangan pola pandang strategis dan operasional antara
pemerintah daerah
d. masih belum terintegritasinya berbagai kebijakan sektoral dalam mewujudkan
Sistem Trasportasi Nasional yang memadai.

Pembangunan system transportasi nasional sejatinya harus dilakukan dengan memperhatikan


keterkaitannya dengan ketahanan Nasional, yaitu menyangkut antagrata yakni gatra geografi,
politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan.
1) Kondisi Transpotarsi Laut
Jika Indonesia tidak meningkatkan fasilitas pelabuhan-pelabuhannya dan manajemen
kepelabuhanan, maka lalu lintas barang antarpulau akan terhambat dan para operator
internasional akan menguasai sektor transportasi laut nasional.
2) Kondisi Transportasi Darat
Transportasi darat saat ini memegang peranan yang sangat penting. Jenis angkutan
darat meliputi jalan dan angkutan jalan raya, angkutan dalam kota, serta angkutan
sungai, danau dan feri. Alat angkutan darat ini memiliki fungsi yang saling
melengkapi, sehingga dalam pengembangannya perlu direncanakan secara terintegrasi.
3) Kondisi Transpotasi Udara
Walaupun volume barang yang diangkut melalui angkutan udara ini masih relatif kecil,
namun nilai barang yang diangkut terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk
pengiriman dalam negeri maupun luar negeri.
4) Kondisi Angkutan Multimoda
Angkutan multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2
(dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen
angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan
multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima
barang angkutan multimoda.Sedangkan transportasi intermoda adalah

transportasi

penumpang dan/atau barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi

dalam satu perjalanan yang berkesinambungan dengan tetap menggunakan unit


kemasan yang sama
Pengembangan Sistem Transportasi Nasional harus diarahkan pada terwujudnya Sistem
Transportasi Nasional yang Mampu Mempercepat dan Memperluas Pembangunan Ekonomi di
Seluruh Wilayah Nusantara dalam Rangka Ketahanan Nasional. Untuk mewujudkan hal
tersebut perlu disusun Grand Design Sistem Transportasi Nasional yang mempertimbangkan
prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Mengutamakan Kepentingan Nasional


Mendorong Terwujundnya Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
Mendukung Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Ekonomi di seluruh Indonesia
Meningkatkan Sinerditas Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta antar Pemerintah

Daerah
e. Meningkatkan Daya Saing Nasional.

2. PENGELOLAAN/MANAJEMEN TRANSPORTASI
Teknik Manajemen Lalu Lintas:

1) TEKNIK MANAJEMEN KAPASITAS (Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas Untuk


Meningkatkan Kapasitas Jalan).
Pelebaran badan jalan
Simpang tidak sebidang
Perbaikan geometrik simpang

Parking Off Street


Parking On Street (approved Government)
Koordinasi simpang berlampu
Penerapan ATCS (automatic traffic control system)
Penerapan UTMS (urban transport management system)
Pembangunan fasilitas Transit (Halte, Bus Bay)
Jembatan Penyeberangan

2) TEKNIK MANAJEMEN PERMINTAAN (TDM) (Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas


Untuk Mengendalikan Permintaan Lalu Lintas)
Pembatasan jumlah penumpang (3 in 1)
Pembatasan tahun kendaraan
Pembatasan pemilikan kendaraan
Pembatasan waktu, plat ganjil genap
Pembatasan ruang parkir
Fasilitas Park and Ride
Pembatasan fisik kawasan
Pembatasan kawasan dengan tarif
Pembatasan ruas dengan tarif
Penerapan pajak progresif
3) TEKNIK MANAJEMEN PRIORITAS (Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas Untuk
Meningkatkan Efisiensi dan Keselamtan Lalu Lintas)
Jalur Busway
Jalur KA (Konvensional, Light Rail, Monorel)
Jalur Khusus kendaraan lambat/ tidak bermotor
Jalur khusus sepeda motor
Jalur khusus angkutan barang
Pengaturan khusus lampu lalu lintas utk angkutan umum
Pengaturan lalu lintas utk pejalan kaki (penyeberang jalan) spt: Zebra cross,

pelican crossing, jembatan/ terowongan penyeberangan


Pengaturan akses keluar masuk peruntukan lahan
Sirkulasi ruang parkir
Manajemen antrian
Manajemen tiket
Manajemen terminal
Penataan trayek bus
Penataan moda
Penataan trayek angkutan barang

Manajemen sistem transportasi bertujuan efisiensi biaya transportasi dan meningkatkan


mobilitas pengguna transportasi kota pada sistem yang ada, menghindari biaya pembangunan
yang besar, dan mengantisipasi peningkatan perjalanan saat ini dan masa akan datang.
Integrated Urban Traffic Management (IUTM), yaitu: Identifikasi konflik dan group konflik,
Formulasi Ukuran Feasibel, Prediksi konsekuensi, Pilih alternatif terbaik, Implementasi,
Evaluasi. Elemen dari IUTM yaitu: Tempat dan Waktu Trip Generation, Modal Split, Trip
Assignment, Penggunaan jalan, Kontrol simpang, Kontrol parker, Keselamatan, Lingkungan.
Transport System Management tindakannya yaitu: Perbaikan rekayasa lalu lintas, Perbaikan
pengendalian lalu lintas, Manajemen jalan bebas hambatan, Prioritas kendaraan bermuatan
tinggi, Program ride sharing, Manajemen parker, Peningkatan pelayanan transit. Teknik
Analisis TSM diantaranya:

a. NETWORK BASED HIGHWAY AND TRANSIT PLANNING MODELS


Trip Assignment & Moda Split Analysis yg dibutuhkan untuk menganalisis perubahan
pola perjalanan akibat penerapan TSM pada koridor tertentu atau pada jaringan jalan
b. QUICK RESPONSE ESTIMATION TECHNIQUE
Teknik penyederhanaan (asumsi pada TD,MS,TA) dengan prosedur yang aplikasi
ketika data, dana, sumber daya lainnya sangat terbatas dan waktu analisis yang
dibutuhkan sangat singkat.

c. HIGHWAY CAPACITY ANALYSIS PROCEDURE


Prosedur untuk mengestimasi kapasitas jalan atau angkutan umum. Pendekatan ini
juga digunakan untuk mengestimasi ukuran efektifitas operasional yang meliputi
Tingkat Pelayanan Jalan, V/C serta Kecepatan.

d. TRAFFIC SIMULATION MODELS


Model yang digunakan untuk mengestimasi kondisi lalu lintas, mengestimasi ukuran
efektifitas operasional atau ekonomi, khususnya jika lalu lintas sangat berfluktuasi
terhadap waktu atau geometrik jalan sangat kompleks.
e. TRAFFIC OPTIMIZATION MODELS
Model yang digunakan untuk estimasi dampak dari proses untuk meningkatkan dan
memperbaiki perencanaan jalan atau rute tertentu. Estimasi meliputi MoE operasional
dan ekonomi
Aplikasi Teknologi Tsm diantaranya:
a. Intelegent Vehicle Highway System (IVHS)
Manajemen Transportasi pada prasarana yang ada dengan menyediakan real time
information untuk kendaraan pribadi dan kendaraan umum sehingga pergerakan
menjadi lebih efisien dan lebih aman
b. Intelligent Transport Systems (ITS)
Atau Transport Telematic Systems, include a wide range of tools and services derived
from information and communications technologies. These systems have the potential
to deliver significant benefits for : the operational efficiency and reliability of
transport; improved management of the infrastructure; relevant and timely information
for users; enhanced safety features and reduced environmental impact.

TRAVEL DEMAND MANAGEMENT


Travel Demand Management memfokuskan pengelolaan dari sisi permintaan perjalanan
(bukan prasarana) dengan cara melarang, mengurangi, mengekang dan mempengaruhi pelaku
perjalanan untuk melakukan perjalanan, menggunakan alat angkutan tertentu, menggunakan
rute atau lintasan tertentu, menuju ke lokasi tertentu atau bepergian pada jam tertentu

TRAVEL DEMAND MANAGEMENT


Contoh: kota Jakarta,
setiap hari lebih 700 kendaraan baru, atau setara dengan 3 km lajur jalan jika kendaraan itu
diparkir berjajar, atau sekitar 6 km jika semua kendaraan itu berjalan di jalan.

TEKNIK TDM

Charging or Access Policy


Pemungutan biaya untuk memasuki kawasan atau jalan tertentu terutama kaitannya
dengan tingginya volume lalu lintas kendaraan di kawasan atau jalan tersebut.

Parking Policy
Mengatur parkir berdasarkan waktu parkir dan lokasi parkir

Multiservice and Multivendor Debiting System (Integrated Payment System(IPS))


Sistem yang memudahkan pengguna jasa transportasi untuk berpindah dari satu moda
ke moda lainnya dengan satu jenis pembayaran (sejenis karcis terusan yang
mengintegrasikan beberapa moda untuk mencapai suatu tujuan tertentu), untuk
menarik minat para pengguna kendaraan pribadi sehingga beralih ke moda angkutan
umum

Restraint
Melakukan beberapa rintangan-rintangan bagi para pengemudi kendaraan pribadi yang
hendak memasuki kawasan tertentu. Rintangan-rintangan tersebut dapat berupa
rintangan fisik maupun aturan-aturan perundangan.

Incentive
Memberikan insentif pada para pengguna kendaraan angkutan umum atau memberikan
diskon-diskon khusus pada tarif kendaraan angkutan umum untuk menarik minat para
pengguna kendaraan pribadi sehingga bersedia beralih ke kendaraan angkutan umum

Teknik-teknik manajemen lalu lintas ini akan berhasil jika dilakukan bersinergi dengan:
Manajemen lalu lintas untuk prioritas angkutan umum dan pejalan kaki, serta skema park and
ride.
Bentuk Kebijakan Pricing:

Road Use Charging


Tarif Parkir
Pajak Kendaraan
Pajak BBM, dsb

Dasar Penerapan:
Sudut Pandang Ekonomi
Sudut Pandang Keadilan dan Kepatutan (Fairness)
Sudut pandang Finansial dan Administratif
Permasalahan:
Definisi Jalan menurut UU > public goods
Pricing tidak dikenal dalam undang-undang perpajakan dan retribusi
METODE:

Metode Manual (Manual Method)

Metode Mekanis (Mechanical Method):

Sistem Kamera Pengamat (Camera Surveillance System) seperti


yang telah diterapkan di London, Inggris

Sistem ERP (Electronic Road Pricing System) seperti yang telah


diterapkan di Singapura.

Anda mungkin juga menyukai