Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Pemerintah Daerah menyusun anggaran, yang ditetapkan dalam RPJMD
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) untuk lima tahun, sedangkan
program yang disusun berdasarkan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Pendek
Daerah) dengan memperhatikan juga SPM yang telah ditetapkan. Pada pendekatan
kinerja, anggaran disusun berdasarkan pada sasaran tertentu yang akan dicapai dalam satu
tahun anggaran. Rancangan anggaran memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari
program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan proyeksi
pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan.
Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan anggaran
daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah
setempat terhadap pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efisiensi dan efektif,
yang didasari oleh Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah Perubahannya No. 59 Tahun 2007.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan undang-undang No. 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, membawa perubahan
mendasar dalam hubungan tata pemerintah dan hubungan keuangan serta dalam hal
pengelolaan anggaran daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun
berdasarkan suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja
dari perencanaan alokasi biaya yang telah ditetapkan berdasarkan PP Nomor 58 tahun
2005, anggaran disusun berdasarkan pada sasaran tertentu yang akan dicapai dalam satu

tahun, sehingga kedua undang-undang tersebut telah merubah akuntabilitas atau


pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dari pertanggungjawaban Pemerintah Pusat ke
pertanggungjawaban kepada masyarakat melalui DPRD. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD )yang disusun harus mencerminkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan publik, yang berarti harus berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena
itu anggaran dianggap sebagai pencerminan program kerja.
Pada dasarnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Andarias (2009). Penelitian ini hanya mengambil salah satu variabel dari
ketiga variabel kegiatan penganggaran yang dapat menghasilkan kualitas anggaran yaitu
partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel independen dan kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai variabel dependen, dalam hal ini Dinas Sekretaris Daerah
kabupaten Bungo. Dimana penelitian ini untuk mengetahui pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo dalam
menyusun anggaran..
Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo (SKPD), karena pengelolaan keuangan
pemerintah daerah menjadi suatu yang menarik untuk diteliti kembali.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan tersebut, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi

penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten


Bungo (SKPD).

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja Dinas
Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo (SKPD).

1.4. Manfaat Penelitian


Bagi pemerintah daerah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
dalam melaksanakan otonomi

daerah, khususnya dalam peningkatan kinerja SKPD

dalam melaksanakan anggaran (APBD) dalam mewujudkan good government


(pemerintahan yang baik).

1.5. Batasan Penelitian


Adapun batasan penelitian dalam proposal ini dilakukan dalam wilayah kabupaten
Bungo yaitu dengan objek penelitian Dinas Sekretaris Daerah kabupaten Bungo.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Partisipasi penyusunan anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran menunjukkan luasnya partisipasi bagi SKPD
dalam memahami anggaran yang diusulkan, sedangkan mekanisme masukan partisipasi
masyarakat mempunyai pengaruh langsung pada keputusan anggaran. Keuntungan
penggunaan masukan masyarakat kedalam kegiatan bisa membantu dewan dalam
menjalankan tanggungjawabnya dalam memberikan arahan kebijakannya. Keterlibatan
(partisipasi) berbagai pihak dalam membuat keputusan dapat terjadi dalam penyusunan
anggaran. Dengan menyusun anggaran secara partisipasif diharapkan kinerja para
manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan
atau standar yang dirancang secara partisipasif disetujui, maka karyawan akan
bersungguh-sungguh dalam tujuan atau standar yang ditetapkan dan karyawan juga
memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam
penyusunannya. Partisipasi anggaran terutama dilakukan oleh manajer tingkat menengah
yang

memegang

pusat-pusat

pertanggungjawaban

dengan

menekankan

pada

keikutsertaan mereka dalam proses penyusunan dan penentuan sasaran anggaran yang
menjadi tanggungjawabnya. Dengan dilibatkannya manajer dalam penyusunan anggaran,
akan menambah informasi bagi atasan mengenai lingkungan yang sedang dan yang akan
dihadapi serta membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan anggaran.
Disamping itu, partisipasi dapat mengurangi tekanan dan kegelisahan para bawahan,
karena mereka dapat mengetahui suatu tujuan yang relevan, dapat diterima dan dapat
dicapai. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran merupakan suatu cara efektif untuk

menciptakan keselarasan tujuan setiap pusat pertanggungjawaban dengan tujuan


organisasi secara umum, yang akan mengarah pada komunikasi yang positif, karena
dengan partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi.
Partisipasi anggaran menggambarkan keterlibatan pimpinan dalam menyusun
anggaran pada pusat pertanggungjawaban. Organisasi sering mengikutsertakan pimpinan
tingkat menengah dan bawah dalam proses penyusunan anggaran. Keikutsertaan para
manajer ini sangat penting dalam upaya memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Partisipasi memungkinkan terjadinya komunikasi yang semakin baik,
interaksi satu sama lain serta bekerjasama dalam tim untuk mencapai tujuan organisasi.
Partisipasi anggaran adalah tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan
individu dalam proses perancangan anggaran dalam menyiapkan anggaran dan
mempengaruhi sasaran anggaran.
Partisipasi pengganggaran adalah proses yang menggambarkan individu-individu
yang terlibat dalam penyusunan anggaran dan berpengaruh terhadap pencapaian target
anggaran(Brownell dan Falikhatun,2007). Tingkat partisipasi yang lebih tinggi akan
menghasilkan moral yang lebih baik dan inisiatif yang lebih tinggi pula. Partisipasi
mempunyai pengaruh

terhadap sikap pegawai, meningkatkan kuantitas dan kualitas

anggaran.
Partisipasi anggaran terjadi ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan
masyarakat bekerja sama bekerja sama dalam pembuatan anggaran. Semakin tinggi
tingkat keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan dengan proses penyusunan
anggaran, akan semakin meningkatkan kinerja, Indriantoro (2008) dalam Adarias

(2009)

Partisipasi

dalam proses penyusunan anggaran mempunyai

beberapa

keuntungan sebagai berikut:


1.

Memberi pengaruh yang sehat terhadap adanya inisiatif, moralisme dan


antusiasme

2.

Memberikan hasil yang lebih baik dari perencanaan karena adanya perpaduan
kemampuan dan pengetahuan dari beberapa individu

3.

Dapat meningkatkan kerjasama antar unit kerja

4.

Karyawan mengetahui kondisi yang diharapkan dimasa yang akan dating dengan
mengetahui sasaran dan kejelasan anggaran.
Partisipasi penyusunan anggaran merupakan suatu proses pengambilan keputusan

bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat
dan penerima keputusan dan mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan aparat
pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk
mencapai target anggaran tersebut.
Jadi partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat diartikan merupakan
keikutsertaan seseorang dalam menyusun dan memutuskan anggaran secara bersama.
Sukses atau gagalnya para staf dalam suatu SKPD dalam melaksanakan anggaran adalah
merupakan suatu refleksi langsung keberhasilan ataupun kegagalan manajerial SKPD
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diembannya. Disamping itu tingkat
partisipasi para staf dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi
dan inisiatif serta kegairahan manajerial SKPD. Kemampuan mewujudkan dan membina
partisipasi selain dapat memecahkan masalah yang terjadi dalam penganggaran, juga

pada perkembangan rasa tanggungjawab dalam melaksanakan setiap tugas secara


operasional.
Partisipasi aparat pemerintah daerah dalam proses penyusunan anggaran
pemerintah daerah yang terlibat dalam proses penganggaran daerah diberi kesempatan
untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan melalui negosiasi terhadap anggaran.
Hal ini sangat penting karena aparat pemerintah daerah akan merasa produktif dan puas
terhadap pekerjaannya sehingga memungkinkan munculnya perasaan berprestasi yang
akan meningkatkan kinerjanya. Kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari
anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan atau para staf memegang peranan penting
dalam pencapain tujuan, Andarias (2009). Begitu pula halnya dalam proses penyusunan
anggaran, apabila para manajerial SKPD ikut berpatisipasi untuk merumuskannya, maka
besar kemungkinan hasil yang akan diperoleh dari realisasi anggaran jauh lebih baik
karena adanya rasa tanggungjawab. Bagaimanapun anggaran hanya efektif jika mendapat
dukungan dari semua pihak, melalui penyusunan secara demokratis. Penggunaan cara
demokrasi inilah yang dimaksud dengan penyusunan anggaran partisipasif, karena
disusun berdasarkan hasil keputusan bersama.

2.2. Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah


Peranan Anggaran dalam Pengukuran Kinerja merupakan perencanaan kinerja
dan pengambilan keputusan ke depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan
di masa mendatang. Pada prinsipnya perencanaan kinerja merupakan penetapan tingkat
capaian kinerja yang dinyatakan dengan ukuran kinerja dalam rangka mencapai sasaran
atau target yang telah ditetapkan.
7

Target kinerja adalah tingkat kinerja yang diharapkan dicapai terhadap


susunan indikator kinerja dalam satu tahun anggaran tertentu dan jumlah pendanaan yang
telah ditetapkan. Target kinerja harus mempertimbangkan sumber daya yang ada dan juga
kendala-kendala yang mungkin timbul dalam pelaksanaannya.
Menurut (Bastian Indra, 2009) beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penetapan target kinerja : (1) memiliki dasar penetapan sebagai justifikasi
penganggaran yang diprioritaskan pada setiap fungsi/bidang pemerintahan, (2)
memperhatikan tingkat pelayanan minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
terhadap suatu kegiatan tertentu, (3) kelanjutan setiap program, tingkat inflasi dan tingkat
efisiensi menjadi bagian yang penting dalam menentukan target kinerja, (4) ketersediaan
sumber daya dalam kegiatan tersebut dana, SDM, sarana, prasarana pengembangan
teknologi dan lain sebagainya, (5) kendala yang mungkin dihadapi di masa depan.
Penetapan target kinerja harus memenuhi kriteria antara lain : (1) Spesifik,
menggambarkan obyek atau subyek tertentu, (2) Dapat diukur, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, (3) dapat dicapai, sesuai dengan usaha-usaha yang
dilakukan pada kondisi yang diharapkan akan dihadapi, (4) realistis, (5) kerangka waktu
pencapaian jelas, (6) menggambarkan hasil atau kondisi perubahan yang ingin dicapai.
Kinerja dapat diukur melalui pencapaian anggaran yang telah ditetapkan.
Anggaran berkaitan dengan input, output dan outcome. Dalam pengukuran kinerja yang
dihubungkan dengan anggaran perlu adanya perbandingan dengan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan, sehingga di perlukan peran akuntabilitas Pemerintah. Namun, yang tidak
kalah penting harus diperhatikan adalah para pembuat kebijakan dan profesional harus
visi dan tujuan dari rencana strategis dengan menggunakan input yang berasal dari

publik. Sehingga, perlu dilakukan akomodasi atas input tersebut agar tidak mengundang
kritikan dari publik.
Pengukuran kinerja tidak hanya sebatas pengukuran anggaran yang telah
digunakan, namun juga mencakup berbagai aspek sehingga dapat memberikan informasi
yang efektif dan efisien dalam pencapaian kinerja yang diharapkan. Sesuai dengan
pendekatan kinerja, maka setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan
tingkat pelayanan dan hasil yang diharapkan dapat dicapai. Kinerja Pemerintah Daerah
dapat diukur melalui evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran.
Peranan anggaran dalam pengukuran kinerja meliputi ketepatan waktu dalam
penyusunan anggaran, program serta kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang ditentukan dan pencapaian target yang ingin dicapai, hal ini berhubungan dengan
pelaksanaan anggaran dan evaluasi pelaksanaan anggaran (Permendagri No 59 tahun
2007).

2.3.

Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa variabel independen dari

peneliti sebelumnya dan kemudian menggabungkan variabel-variabel independen


tersebut menjadi penelitian ini. Berikut ini hasil penelitian terdahulu yang dijadikan
acuan adalah :
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu
N
o

Penelitian
- Tahun

Andarias
-2009

Judul Penelitian
Pengaruh Partisipasi
dalam penyusunan
anggaran, terhadap

Variabel Penelitian
Variabel Independen :
Partisipasi dalam
Penyusunan Anggaran

Hasil Penelitian
partisipasi dalam
penyusunan anggaran
mempunyai pengaruh

kinerja SKPD (studi


kasus pada pemerintah
kabupaten Deli
Serdang)

Yunita
- 2007

Bambang
Osmad
-2007

terhadap kinerja SKPD


Variabel Dependen :
Kinerja SKPD

Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran
terhadap kinerja
manajerial
SKPD

Variabel Independen :
Partisipasi penyusunan
anggaran

Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran
terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah

Variabel Independen :
Partisipasi penyusunan
anggaran

Variabel dependen
Kinerja manajerial
SKPD

Variabel
Dependen :
Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah

2.4.

Partisipasi penyusunan
anggaran mempunyai
pengaruh langsung terhadap
kinerja manajerial SKPD

Partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh
terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah. Semakin
tinggi partisipasi
penyusunan anggaran maka
akan semakin meningkatkan
kinerja aparat pemerintah
daerah.

Kerangka Berfikir

Variable Independen
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran

Variable Dependen
Kinerja Dinas Sekretaris
Daerah Kabupaten Bungo
(SKPD)

Gambar 2.4. Kerangka Berfikir


Dari kerangka berfikir di atas, dapat diuraikan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran sebagai variabel independen diperkirakan akan mempengaruhi kinerja SKPD
sebagai variabel dependen. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa :
Semakin tinggi/rendah partisipasi penyusunan anggaran maka semakin tinggi/rendah pula

10

kinerja SKPD. Jadi tinggi rendahnya tingkat kinerja SKPD sebagai variabel independen
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat partisipasi penyusunan anggaran sebagai
variabel independen.

2.5.

Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir penelitian diatas, maka hipotesis penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran

diharapkan mampu meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan,
maka :
H1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dinas
Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo (SKPD).

11

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Partisipasi Penyusunan

Anggaran Terhadap Kinerja Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo (SKPD).


Berdasarkan permasalahannya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu variabel atau
beberapa variabel yang dinyatakan dalam koefisien regresi.
3.2.
3.2.1.

Populasi dan Sampel

Populasi
Semua Aparat yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban anggaran di Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo (SKPD).
3.2.2. Sampel
Sampel penelitian ini 32 orang, yang terkait perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban di Dinas Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo
(SKPD).

3.3.

Jenis Dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer, berupa jawaban

kuesioner yang langsung dikumpulkan dari responden.

12

3.4. Tehnik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan jalan menyebar kuesioner kepada sampel dan
menemui responden secara langsung pada saat kuesioner diisi oleh yang bersangkutan.

3.5.

Definisi Operasional Variabel

3.5.1. Partisipasi penyusunan anggaran (X)


Berdasarkan (Permendagri No 13 tahun 2006 perubahannya No 59 tahun 2007),
bahwa Partisipasi penyusunan anggaran merupakan :
1.

Keterlibatan bidang anggaran dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan


perencanaan anggaran.

2.

Kesempatan yang diberikan pada subbagian program dalam penyusunan rencana


dan program kerja

3.

Informasi yang diberikan oleh subbagian program dalam pelaksanaan penyusunan


rencana program dan usulan prioritas program.

4.

Keikutsertaan bidang anggaran dalam penyusunan APBD/pembahasan APBD


serta pelaksanaan pengesahan DPA.

5.

Pendapat yang diberikan oleh bidang anggaran dalam pelaksanaan pergeseran


anggaran.

6.

Keterlibatan Bidang anggaran dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil


pelaksanaan anggaran.

3.5.2. Kinerja (Y)

13

Berdasarkan (Permendagri No 13 tahun 2006 perubahannya No 59 tahun 2007


dan PP Nomor 58 tahun 2005, tentang pengelolaan keuangan daerah), bahwa definisi
kinerja instansi merupakan gambaran mengenai seberapa jauh keberhasilan / kegagalan
pelaksanaan program pada saat realisasi anggaran. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
penetapan indikator kinerja, sehingga kinerja instansi merupakan hasil yang dapat dicapai
atas pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
1.

Pencapaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai terhadap


pelaksanaan sasaran dan anggaran

2.

Penetapan indikator kinerja untuk menentukan kinerja kegiatan, program dan arah
kebijakan

3.

Pengukuran kinerja didasarkan pada indikator masukan (input), Keluaran (output)


dan hasil (outcome).

4.

Capaian kinerja mencakup perkembangan output dari masing-masing kegiatan


dan outcome yang dicapai dari masing-masing program.

5.

Analisa pencapaian kinerja berdasarkan program dan kegiatan dilakukan dengan


membandingkan target/rencana dengan realisasi indikator input, output dan
outcome

3.6.

Teknik Analisa Data


Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen dalam

kuesioner, kualitas datanya harus diuji dengan uji validitas dan reabilitas. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan sah atau reliabel
untuk mengukur variabel yang akan diukur sehingga penelitian ini bisa mendukung
14

hipotesis yang diajukan.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution).

3.6.1.

Uji Kualitas Data

3.6.1.1. Uji Validitas


Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas kuesioner yang digunakan
sebagai instrumen penelitian sehingga dapat dikatakan instrumen tersebut valid. Suatu
kuesioner dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Santoso, 2001). Di
dalam model tersebut validnya sebuah item pertanyaan ditentukan dari nilai faktor
loading yang dimiliki masing masing item pertanyaan 0,50.

3.6.1.2. Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten apabila dilakukan pengukuran lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal)
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Santoso, 2001).
Pengujian reliabilitas dianalisis dengan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu
suatu pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel atau tidak reliabel
apabila

memenuhi

kriteria

berikut

Nilai

cronbach

alpha

>

0,6

maka

pernyataan/pertanyaan dinyatakan reliabel dan sebaliknya.

15

3.6.1.3.

Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis merupakan teknik analisa yang bertujuan menemukan

pengaruh antar sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis faktor
ini dimaksudkan untuk menemukan factor score dari masing masing faktor. Seluruh
faktor yang telah memenuhi syarat akan diolah dan dianalisis lebih lanjut. Kriteria untuk
melihat probabilitas (signifikan) adalah :

Angka sig > 0,05, maka H0 diterima

Angka sig < 0,05, maka H1 diterima

16

Anda mungkin juga menyukai