PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep
dalam
menyelenggarakan
pembangunan
kesehatan
yang
dalam
dalam
rangka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat
badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS(Kartu
Menuju Sehat).4
KMS akan terlihat sesuai dengan pita warna yang ada, sebagian berat
badan balita ada yang berada pada pita warna hijau dan juga kuning bahkan ada
yang sebagian berada pada pita warna merah atau tepatnya dibawah garis merah.
Berat badan yang berada pada pita warna hijau selalu saja dipresepsikan dengan
gizi baik, sementara berat badan yang berada pada pita warna kuning merupakan
warning (peringatan) kepada ibunya agar lebih berhati-hati jangan sampai masuk
pada berat badan dibawah garis merah atau biasa disebut dengan BGM, karena
apabila anak telah berada di bawah garis merah pada KMS maka anak balita
tersebut bisa cenderung di vonis telah mengalami gizi buruk.4
B. Status Gizi
Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan yang berhubungan dengan
penggunaan makanan oleh tubuh, atau merupakan gambaran keseimbangan antara
kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan petumbuhan,
pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan asupan zat gizi.5
Status gizi baik atau normal merupakan tingkat kesehatan yang paling
diharapkan, karena pada keadaan ini individu dapat merasakan kenikmatan hidup.
Untuk mencapai hal ini diperlukan perhatian yang serius terhadap kecukupan gizi
bagi tubuh, baik dari perencanaan, pemilihan bahan makanan, pengolahan, dan
penyajian bahan makanan.5
Penggunaan antropometri sebagai alat ukur status gizi semakin mendapat
perhatian karena didorong oleh kebutuhan alat ukur untuk menilai status yang
dapat digunakan secara luas dalam program-program perbaikan gizi masyarakat.
Pada dasarnya berbagai indeks antropometri digunakan dalam kegiatankegiatan :
1.
Penilaian status gizi (assesment) dalam survei secara luas dalam skala
nasional atau survei untuk wilah terbatas seperti dalam penilaian dab evaluasi
kegiatan gizi tertentu.
2.
3.
4.
tentang Kartu Menuju Sehat (KMS), yaitu menggunakan persentase median baku
WHO-NCHS. Gizi buruk ditetapkan bila BB/U < 60%: gizi kurang BB/U 60% <70%: gizi sedang: BB/U 70% - <80%: dan gizi baik : BB/U 80% 120% median
standar WHO-NCHS.5
C. Kartu Menuju Sehat ( KMS )
Kartu Menuju Sehat (KMS) itu hanya difungsikan untuk Pemantauan
pertumbuhan-perkembangan balita dan Promosinya, bukan untuk penilaian status
gizi. Pada KMS tidak dibedakan menurut jenis kelamin, balita laki-laki dan
perempuan sama saja. Pita gambar yang ada pada KMS berdasarkan % median,
artinya tidak disesuaikan dengan hasil berat badan
ditentukan status gizinya atau jelasnya berat badan yang tercantum pada KMS
Berat Badan per Umur. Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) bukan
menunjukkan keadaan GIZI BURUK tetapi sebagai warning untuk konfirmasi
dan tindak lanjutnya tetapi perlu diingat tidak berlaku pada anak dengan berat
badan awalnya memang sudah dibawah garis merah. Naik-Turunnya berat badan
balita selalu mengikuti pita warna pada KMS.4
Hasil penimbangan balita di posyandu hanya dapat dimanfaatkan atau
digunakan untuk :
1.
2.
3.
4.
S P
t e a mt
s u
Pp
ee rr tt
m
b h u
h ( a s ne
I nb du
v
i d
u
a
uu
t a
n
m
t i a
il a n
p
)
4. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya
balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung
dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit.
5. Balita tumbuh baik bila garis berat badan anak naik setiap bulannya
6. Balita sehat bila berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Status gizi sangat menentukan seseorang balita untuk mencapai tumbuh
kembang yang optimal, dan status gizi sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terlihat dalam gambar:2
Status sosial ekonomi
Herediter
Makanan
Status Gizi
Lingkungan
Penyakit infeksi
STATUS GIZI
Konsumsi makanan
Sosial-Budaya-Ekonomi
SUMBER DAYA
Gambar 3. Kerangka Teori Status Gizi Balita dan Sumber Daya Manusia
Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan status gizi pada kelompok
rawan termasuk balita dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan
melalui Program Jaring Pengamanan Sosial di Bidang Kesehatan (JPSBK). Salah
satu sasaran PMT Pemulihan adalah bayi umur 6-12 bulan dan anak balita
10
dibawah dua tahun (baduta) dari keluarga miskin. Meskipun demikian, dalam
pelaksanaannya PMT pemulihan diberikan juga kepada anak balita gizi kurang
dan atau buruk dari keluarga miskin mendapat prioritas untuk dirawat inap secara
gratis di puskesmas atau di rumah sakit untuk mendapatkan tata laksana gizi
buruk sesuai pedoman yang ada.8
Pada pertengahan tahun 2000, paket PMT Pemulihan program JPSBK
yang merupakan dana dari anggaran pusat direncanakan tidak diperpanjang lagi.
Selanjutnya pemerintah daerah sejalan dengan era desentralisasi diharapkan dapat
melanjutkan program serupa sesuai dengan kemampuannya. Mengingat sumber
daya pemerintah daerah relatif terbatas, maka diperlukan perencanaan yang tepat
berdasarkan keadaan yang sesungguhnya di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang berperan penting dalam perbaikan status gizi
balita, khususnya balita gizi buruk yang merupakan kelompok rawan terhadap
kualitas sumber daya manusia di masa depan. Dengan diketahuinya faktor-faktor
yang mempengaruhi perbaikan status gizi balita dengan gizi buruk, diharapkan
dapat menjadi masukan dalam membuat prioritas program yang tepat dan efektif
sesuai kemampuan daerah yang relatif semakin terbatas.Berikut kerangka teori
menurut Depkes RI.8
F. Status Gizi dan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Dengan jelasnya keterangan tentang status gizi dan KMS diatas, tidak
benar apabila Berat Badan Balita Dibawah Garis Merah pada KMS adalah Gizi
Buruk, karena :4,6
1.
KMS
hanya
di
pergunakan
untuk
pemantauan
pertumbuhan
2.
Berat Badan yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS
merupakan perkiraan untuk menilai seseorang menderita gizi buruk, tetapi
bukan berarti seseorang balita telah menderita gizi buruk, karena ada anak
yang telah mempunyai pola pertumbuhan yang memang selalu dibawah garis
merah pada KMS.
3.
Persamaanya
adalah
sebagai
Indikator
Status
Gizi
dengan
12
timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar minimal.
Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka
pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan
pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.
Lingkungan: fisik,
kependudukan, sosial,
budaya, ekonomi,
kebijakan.
INPUT
PROSES
Man
P1
Money
P2
Matherial
P3
Methode
Machine
OUTPUT
13
Identifikasi massalah
14
15
MACHINE
METHODE
MAN
MATERIAL
MONEY
INPUT
16
Importancy
Vulnerability
Cost
1 = Tidak magnitude
1 = Tidak penting
1 = Tidak sensitif
1 = Sangat murah
2 = Kurang magnitude
2 = Kurang penting
2 = Kurang sensitif
2 = Murah
3 = Cukup magnitude
3 = Cukup penting
3 = Cukup sensitif
3 = Cukup murah
4 = Magnitude
4 = Penting
4 = Sensitif
4 = mahal
5 = Sangat magnitude
5 = Sangat penting
5 = Sangat sensitif
5 = sangat mahal
17
BAB III
ANALISIS MASALAH
Di Puskesmas Salaman I masalah balita BGM juga merupakan salah satu
masalah gizi yang harus ditangani oleh petugas kesehatan. Berdasarkan hasil SPM
bulan Januari Juni 2015 didapatkan hasil cakupan balita BGM sebesar 0,6%
dengan pencapaian sebesar 215% sehingga kasus balita BGM ini tidak menjadi
masalah pada tingkat Puskesmas karena sesuai denga target yang ditetapkan oleh
Dinkes yaitu <1,5%.
Namun demikian, bila dilihat pada tingkat desa, kasus balita BGM ini
masih menjadi masalah dari bulan Januari - Juni 2015 khususnya pada desa
Paripurno. Berikut tabel cakupan balita BGM pada 10 desa di kecamatan Salaman
periode Januari Juni 2015.
Tabel 2. Cakupan BGM Tiap Desa pada Lingkup Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I pada
periode Januari Juni 2015
No.
Desa
1.
Salaman
Jan
0
Feb
0
Cakupan (%)
Mar
Apr
0
0
Mei
0
Jun
0
18
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kalisalak
Menoreh
Kalirejo
Paripurno
Ngargoretno
Ngadirejo
Sidomulyo
Kebonrejo
Banjarharjo
0
1,20
0
1,56
0,93
1,10
0
0,60
1,17
0,41
1,16
0,35
1,61
1,00
1,06
0
0,30
1,2
0
0,94
0
1,09
1,01
1,07
0
0,30
1,20
0
0,90
0,36
0,54
1,06
1,16
0
0,30
1,31
0
1,39
0
1,63
1,03
1,55
0
0,93
1,26
0
0,96
0
1,63
1,08
0,76
0
0,93
1,36
No.
Bulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Target
Sasaran
<1,5%
192
186
182
184
184
184
Cakupan
Hasil
3
3
2
1
3
3
%
1,56
1,61
1,09
0,54
1,63
1,63
Desa Paripurno terdiri dari 7 dusun. Pada bulan Juni 2015 didapatkan 3
balita yang berada dibawah garis merah atau BGM pada dusun yang berbeda.
Tabel berikut menggambarkan persebaran balita BGM pada tiap dusun di Desa
Paripurno.
Tabel 4. Jumlah Balita BGM pada Tiap Dusun di Desa Paripurno
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Dusun
Sabrang
Komboran
Kalisat
Kebon Mentok
Kayu Ares
19
6.
7.
Bandungan
Gombong
1
0
Dari tiga balita BGM yang didapatkan di desa Paripurno, diketahui bahwa
dua balita berada di Dusun Kebonmentok dan satu balita berada di Dusun
Bandungan.
Desa Paripurno menjadi satu-satunya desa dalam lingkup wilayah kerja
Puskesmas Salaman I yang masih memiliki masalah balita BGM pada periode
Januari Juni 2015. Oleh sebab itu, penulis memilih Desa Paripurno sebagai
tempat penelitian. Berikut adalah cara menghitung cakupan dan pencapaian:
3
184
1,63 %
100
%
100%
Target DinKes
Cakupan
1,5
1,63
92,02 %
100 %
100 %
20
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Teori
INPUT
PROSES
P1 : Perencanaan dan
penjadwalan rutin
kegiatan Posyandu
P2 : Pelaksanaan kegiatan
posyandu setiap bulan,
edukasi dan penyuluhan
pada ibu balita BGM
setelah penimbangan
P3 : Pencatatan dan
pelaporan hasil Posyandu
setiap bulan
Material : Bangunan
Posyandu
Cakupan
Balita
BGM
Machine : Timbangan,
pengukur TB, buku KIA, &
kohort penimbagan balita
LINGKUNGAN
-
21
B. Kerangka Konsep
tor Petugas Kesehatan (Dokter, Bidan, Kader, Petugas Gizi, Petugas Promkes) :
an petugas kesehatan dalam memberikan informasi aktif tentang balita BGM
yuluhan mengenai balita BGM dan dampaknya
22
BAB V
METODE PENELITIAN
23
2. Peningkatan
Usaha meningkatkan suatu rencana.
3. Evaluasi
Suatu proses untuk menilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
4. Program
Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.
5. Gizi
Suatu proses
Kecamatan
Salaman
Kabupaten
Magelang,
Program
Puskesmas Gizi.
d. Lingkup Metode : Wawancara, kuesioner, pencatatan dan pengamatan.
e. Lingkup Materi : Evaluasi Balita BGM di Wilayah Desa Paripurno
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
E. Batasan Masalah
Batasan masalah ditujukan untuk mempermudah pemahaman agar lebih
terarah, jelas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Maka dalam hal
ini hanya dibatasi menegenai tinjauan belum tercapainya target cakupan gizi balita
25
BAB VI
HASIL PENELITIAN
26
DUSUN
Rumah
Sakit
Puskes
mas
Puskesmas
Pembantu
Posyan
PKD
du
Bidan
Prak
tek
Praktek
dokter
27
Komboran
Kebon
Mentok
Kalisat
Sabrang
Kayu Ares
Bandungan
Gombong
JUMLAH
1
1
1
1
1
1
1
7
1
1
3
184
1,63 %
100
%
100%
Target DinKes
Cakupan
100 %
28
1,5
1,63
92,02 %
100 %
Tabel 6. Data Balita BGM Desa Paripurno periode Januari Juni 2015
No
.
1.
2
3.
4.
Nama
(dusun)
Khoirul Rojab
(Kebonmentok)
Kholif Ginanjar
(Bandungan)
Aprilia
(Kebonmentok)
Tanggal
lahir
13/09/ 2011
26/04/2011
Putri Maulida
04/03/2010
22/06/2011
Jk
L
L
OT
Robani/Kha
siroh
Nurohmad/
Lestari
Samin/Siti
Muslikah
Supar/Siti
Fatiah
Ket
Jan
Feb
Jun
10.0
10.0
12.0
12.0
11.0
11.0
10.0
10.0
10.5
10.5
10.5
10.5
10.0
10.0
11,8
11,8
11,8
Kecamatan
Salaman,
Kabupaten
Magelang.
Pertanyaan
No
.
1.
Pertanyaan
Apakah Ibu mengetahui tentang
balita BGM?
Jawaban
Ya
Tidak
Nilai
a. 1
b. 0
29
Pas
BGM
Semb
uh
lulus
2.
3.
4.
5.
a. 1
b. 0
a. 1
b. 0
c. 0
a. 1
b. 0
a. 1
b. 0
IBB
IBB-1
IBB-2
IBB-3
1
0
1
0
Jawaban Pertanyaan
2
3
4
1
1
0
1
1
0
1
1
1
5
1
1
1
Jumlah
Skor
3
4
4
60%
80%
80%
Tingkat
Pengetahuan
81 % - 100%
65% - 80%
<65%
TOTAL
Jumlah
Responden
0
2
1
3
Presentase (%)
Kriteria
0%
67%
33%
100%
Baik
Cukup
Kurang
No
Perilaku
Kriteria
Jumla
Presentas
30
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
h
a. 3
b. 0
a.2
b.1
c.0
e
a. 100 %
b. 0%
a. 67%
b. 33%
a.0
b.2
c.1
a. 0%
b. 67%
c. 33%
a.0
b.2
c.1
a.1
b.1
c.1
a. 0%
b. 67%
c. 33%
a.33,3%
b.33.3%
c.33,3%
a.Iya
b.Tidak
a.1
b.2
a. 33%
b.67%
a.Iya
b.Tidak
a.0
b.3
a. 0%
b.100%
a. Iya
b. Tidak
a. Selalu
b. Kadangkadang
c. Tidak pernah
a. Selalu
b. Kadangkadang
c. Tidak
pernah
a. >3 kali
b.3 kali sehari
c. <3 kali
a. 6 bulan
b. <6 bulan
c. Tidak pernah
terdiri
dari
pertanyaan
mengenai
pekerjaan
dan
No
.
1.
2.
3.
Pertanyaan
Pendidikan
terakhir Ibu?
Apakah Ibu
Bekerja?
Berapakah
penghasilan
keluarga
dalam ssatu
bulan?
Jawaban
a.
b.
c.
d.
a.
b.
a.
b.
SD
SMP
SMA
PT
Iya
Tidak
< Rp500.000,Rp500.000,- Rp1.000.000,c. >Rp
1.000.000,-
Jumlah
a.
b.
c.
d.
a.
b.
a.
b.
c.
2
1
0
0
2
1
3
0
0
Presentase
a.
b.
c.
d.
a.
b.
a.
b.
c.
67%
33%
0%
0%
67%
33%
100%
0%
0%
31
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan Ibu balita BGM
rata-rata Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebagian besar Ibu balita BGM bekerja dengan penghasilan keluarga
setiap bulan <Rp.500.00,- sehingga dapat disimpulkan bahwa balita BGM
di Desa Paripurno Kecamatan Salaman berasal dari sosial ekonomi rendah.
2. Hasil wawancara Bidan Desa
Terdapat satu bidan di Desa Paripurno yaitu ibu Him. Dikatakan
oleh bidan, bahwa dirinya telah sering memberikan penyuluhan tentang
makanan bergizi terhadap ibu yang mempunyai balita dengan BGM, tetapi
sebagian besar dari para ibu tersebut tidak menghiraukan nasehatnya,
karena mereka beranggapan bahwa anaknya sulit untuk makan sehingga
lebih cenderung membelikan jajanan dan karena kurangnya penghasilan
untuk membelikan anak makanan sehat selain susu formula. Menurut
bidan, paradigma yang salah ini telah membudaya dalam masyarakat
Paripurno sehingga sangat sulit untuk diubah.
Penyuluhan mengenai makanan yang bergizi secara khusus dan
berkala, sudah ada, dilakukan setiap ada kegiatan posyandu. Program yang
paling baru adalah pemberian PTM yang selalu diberikan saat kegiatan
posyandu.
Dalam wawancara yang dilakukan, bidan desa juga mengatakan
bahwa Sumber Daya Manusia sudah cukup dan sudah terdapat sistem
pencatatan yang baik dengan metode kohort.
No.
1.
2.
Pertanyaan
Apakah anda tahu makna pita
warna pada KMS?
Apakah anda tahu cara
memantau pertumbuhan balita?
Prese
ntase
Kader
1
62.5%
50%
32
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
75%%
75%
50%
62.5%
75%
100%
100%
87.5%
33
INPUT
MAN
(Tenaga Kerja)
MONEY
(Pembiayaan)
METHOD
(Metode)
KEKURANGAN
Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan kader dalam
memberikan penyuluhan tentang
masalah gizi kepada orangtua
balita, terutama Ibu balita BGM.
MATERIAL
(Perlengkapan)
MACHINE
(peralatan)
Adanya Posyandu
Tabel 17. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Balita BGM Ditinjau dari
Faktor Proses dan Lingkungan
34
PROSES
KELEBIHAN
KEKURANGAN
(Perencanaan)
P2
(Pelaksanaan)
P1
P3
Lingkungan
35
2. Kurangnya
program
Puskesmas
yang
berkesinambungan
berupa
36
MAN
INPUT
Kurangnya
pengetahuan
dan keterampilan
kader
hatan (poster, pamflet, dll(
yang membantu
petugas kesehatan
dalam penyuluhan.
dalam memberikan penyuluhan tentang masalah gizi kepada orangtua balita, terutama Ibu balita
METHOD
Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan berupa penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pertambahan berat badan pada balita dan ba
MONEY
Tidak ada masalah
MATERIAL
Cakupan Balita BGM di Desa Paripurno periode Januari Juni 2015 sebesar 1,63% dari <1,5% target DinKes Kab Ma
Kurangnya tingkat kesadaran dan kurang baiknya pola asuh orang tua yang memiliki balita BGM
Keadaan sosial ekonomi yang kurang sehingga ada sebagian Ibu yang bekerja dan meninggalkan anaknya dirumah p
P3
LINGKUNGAN
Kurangnya pengawasan kinerja petugas lapangan dan kurangnya pemantauan
terhdap tata cara penimbangan.
PROSES
37
38
Penyebab Masalah
1.
Alternatif Pemecahan
3.
4.
5.
2.
39
Kurangnya program
Puskesmas yang
berkesinambungan berupa
penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pentingnya
pertambahan berat badan pada
balita dan bahaya balita
dibawah Garis Merah
40
Nilai Kriteria
Total
(M.I.V)/C
Prioritas
1.
III
2.
12
II
3.
4.
16
5.
IV
1.
2.
Membuat media penyuluhan seperti brosur, pamflet, atau poster yang mudah
dipahami dan menarik
3.
4.
5.
Tabel 17. Plan of Action Penyuluhan tentang Gizi Seimbang Balita BGM Desa Paripurno
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Pelaksana
Tempat
Waktu
Biaya
Tolak Ukur
Metode
Proses
Hasil
1.Program
Meningkatkan
Ibu-ibu
Bidan desa
Desa
Tiga
Biaya
Ceramah,
Melaksanak
Meningkatnya
penyuluhan
pengetahuan
yang
dan Kader
Paripurno
bulan
operasional
diskusi
an
pengetahuan
tentang
kesehatan
sekali
puskesmas
dan tanya
penyuluhan
Orang tua
pentingnya
setempat
jawab
kepada
dengan BGM
orang tua
tentang macam
yang
makanan
resiko
memiliki
bergizi dan
balita
pentingnya
kesehatan
BGM
gizi pemenuhan
balita gizi seimbang
Desa
kesehatan gizi.
42
2.Membuat
Memudahkan
Orang tua
Bidan desa
Posyandu
Satu
Biaya
Pembagia
Melaksanak
Meningkatnya
media
petugas
yang
dan Kader
desa
bulan
operasional
n pamflet
an
pengetahuan
penyuluhan
kesehatan
Paripurno
sekali
puskesmas
dan
pembuatan,
dan kesadaran
brosur
pembagian
seperti
brosur, memberi
balita
setempat
pamflet,
poster
yang menarik
minat
et kepada
BGM tentang
untuk
orang tua
pentingnya
yang
kesehatan gizi.
membaca
memiliki
balita BGM
3.Program
Meningkatkan
bagi tentang
balita, dampaknya
terutama tentang
Kader di
Dokter dan
Desa
Enam
Biaya
Pemeberi
Melaksanak
Meningkatnya
Desa
Bida desa
Paripurno
bulan
Operasional
an materi,
an
pengetahuan
sekali
Puskesmas
diskusi
penyuluhan
kader tentang
dan tanya
kepada
balita BGM
jawab.
kader Desa
dan
Paripurno
dampaknya.
balita Paripurno
dan
43
4.Kunjungan
ke
Memantau
Balita
Satu
Biaya
Pemeriks
Melaksanak
Meningkatnya
perkembangan
BGM
atau Kader
balita
bulan
operasional
aan balita
an
BB balita BGM
kesehatan
BGM di
sekali
Puskesmas
BGM
pemeriksaan
setempat
Desa
balita BGM
balita BGM
Paripurno
5.Pelatihan PMT Agar
(masak bersama)
balita Kader
BGM mendapat
Pemberian
Makanan
Tambahan
Enam
Biaya
Pelatihan
Melaksanak
Terlaksananya
bulan
Operasional
tentang
an kegiatan
kegiatan PMT
sekali
Puskesmas
pelaksana
pelatihan
dengan baik.
an PMT
kader
tentang
kegiatan
PMT
44
Kegiatan
1
Agust
3
Sept
3
Okt
3
Nov
3
Program
penyuluhan
tentang
pentingnya
kesehatan gizi pada balita
dan resiko balita BGM
Membuat
media
penyuluhan
seperti
brosur, pamflet, atau
poster
yang
mudah
dipahami dan menarik
Program penyuluhan dan
pelatihan bagi kader
mengenai gizi balita,
terutama tentang balita
BGM dan dampaknya
Kunjungan ke rumah
balita BGM
Pelatihan PMT (masak
bersama)
45
BAB VIII
PENUTUP
a. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, penyebab masalah tingginya balita BGM di
Desa Paripurno, Kecamatan Salaman periode Januari Juni 2015 dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan
kader dalam memberi penyuluhan tentang masalah gizi kepada ibu yang memiliki
balita, khususnya balita BGM, kurangnya penyuluhan yang berkesinambungan
oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga tidak didukung dengan adanya sarana media
promosi yang cukup seperti brosur, pamflet, maupun poster. Selain itu, penyebab
lain ditemukan adalah kurangnya kesadaran dari orang tua balita akan pentingnya
gizi seimbang.
Adapun alternatif pemecahan masalah yang didapatkan berdasarkan
prioritas adalah Melaksanakan Program penyuluhan yang diselenggarakan oleh
petugas kesehatan mengenai pentingnya kesehatan gizi dan dampaknya, membuat
media penyuluhan seperti brosur, pamflet, atau poster yang mudah dipahami dan
menarik, memberikan penyuluhan dan pelatihan bagi kader mengenai gizi balita,
terutama tentang balita BGM dan dampaknya, membuat jadwal kunjungan rumah
balita BGM, dan terakhir adalah Pelatihan PMT (masak bersama)
b. Saran
1. Untuk koordinator program gizi
a. Peningkatan kualitas program gizi khususnya balita BGM.
b. Diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya kesehatan gizi pada balita
2. Untuk masyrakat wilayah Desa Paripurno
Diharapkan ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesehatan gizi
balita BGM dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan gizi untuk
balita demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Untuk dokter muda periode berikutnya
46
47
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. MDGs. Available at :
http://www.who.int/topics/millenium_development_goals/about/en/.
Accessed on July, 22th 2014
2. Indonesian Public Health. Masalah Gizi dan Penyebabnya. Available at:
http://www.indonesian-publichealth.com/2012/12/masalah-gizi-kurangdan-gizi-buruk.html. Accessed on Mey, 16th 2014
3. Penilaian Status Gizi. Available at : www.depkes.go.id. Accessed on : July,
23th 2015
4. Panduan penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Bagi Petugas
Kesehatan. Available at: www. Depkes.go.id. Accessed on March, 18th
2015
5. Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Available at:
www.depkes.go.id. Accessed on : April, 20th 2015
6. Kartu Menuju Sehat (KMS). Available at : www.depkes.go.id. Accessed
on January, 2nd 2015
7. PHBS. PHBS di Tempat Umum. Available at:
http://perilakuhidupbersihsehat.com/phbs-di-tempat-umum/. Accessed on :
January, 13th 2015
8. Prafiantini E. Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Dasar Bubur
Beras. Available at : http://majalahkesehatan.com/pemberian-makanantambahan-pmt-berbahan-dasar-bubur-beras/. Accessed on Sept, 29th 2015.
9. Hartoyo. Handout Managemen Pelayanan I Manajemen program di
Puskesmas. Magelang. 2012.
48