Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

BIOGRAFI TOKOH
MOSHE KAI CAVALIN

Azora Khairani Kartika


Norma Sartika Yulinar

XII PSIA 2

SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG


JL. MAYOR ZURBI BUSTAN, LEBONG SIARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014

Identitas buku
Judul Buku

: Lulus Kuliah Umur 11 Tahun dengan IPK 4

Pengarang

: Moshe Kai Cavalin

Penerbit

: Media Pusindo

Tahun Terbit

: 2012

Jumlah halaman

: 138

Tebal Buku :

14 cm x 20,5 cm

Biografi Moshe Kai Cavalin


A.
Keistimewaan Tokoh
Nama lengkapnya Moshe Kai Cavalin atau Kai Hsiao Hu (nama Cina yang bearti macan yang
patuh atau penurut). Dia lebih dikenal dengan nama Moshe Kai. Dia lahir pada hari valantine
14 Februari 1998, di Cedars-Sinai, Beverly Hills, California pukul 11.47 pagi. Dia memiliki
tiga kewarganegaraan seklaigus, yakni Amerika Serikat, Brasil, dan Cina.
Moshe Kai percaya jika seseorang merancang sebuah rencana untuk dirinya maka itu akan
terwujud jika hatinya juga dilibatkan. Ayahnya merancang sebuah strategi yang dipikirkan
dengan akal sehatnya, hal-hal yang di baca dan diyakini, dan beberapa hal yang
diciptakannya sendiri. Ajaibnya stratei yang dirancang itu berhasil dengan kesuksesan yang
luar biasa.
a. Sejak Lahir Hingga Usia 18 Bulan
1. Stimulasi benda berwarna-warni dan musik klasik
2. Keramaina lingkungan yang berubah positif
3. Arena bermain buatan ayah Kartu- kartu: sebuah langkah besar
b. Menjelang Usia 2 Thun Hingga 5 tahun
Pada dua tahun pertama kehidupannya, bayi akan mengalami perkembangan otak
yang relatif cepat. Otak sangat terbuka untuk proses pembelajaran dan berinteraksi pada
usia yang sangat dini. Anak-anak aakan mencari tahu, berinteraksi, dan menganalisis
semua hal di lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Seorang anak berusia dua
tahun mempunyai intelektualitas untuk mengenali lingkungannya. Usia ini adalah

periode yang sangat penting di mana orangtua dan anak harus saling berhubungan dan
bekerja sama.
1. Belajar berhitung
2. M2SM (Matematika, Musik, SeniBela Diri, plus Membaca)
c. Usia 6 Hingga 7 Tahun
Persis setelah ulang tahun yang keenam,dia mulai berlatih seni bela diri Cina. Ibunya
menjadi sahabatnya sekaligus pengemudi untuk menemaniku ke kelas wushu.
Ketika berusia enam tahun, saatnya baginya untuk bersekolah. Dia menghadapi
sebuah wawamcara dengan bagian administrasi sebuah sd negeri. Orang tuanya tahu
bahwa dia sudah selangkah lebih maju secara akademis dari pada murid-murid lain yang
sebaya, dan mereka berusaha menempatkan Moshe di kelas yang lebih tinggi.
Namun sang kepala sekolah tidak memrinya izin. Dia dan ayahnya pergi ketempat
sekolah-sekolah yang lain tapi hasilnya sama saja. Moshe tidak di izinkan mendapatkan
kelas yang lebih tinggi. Mereka memutuskan bahwa Moshe akan mengenyam pendidikan
di rumah, home-schooling. Itu merupakan pilihan yang berat! Ibunya terpaksa keluar dari
pekerjaan sampingannya dan mulai mengajarinya penuh waktu.
d. Usia 7 Hingga 9 tahun
Tiga tahun belakangan ini begitu padat. Moshe menuai banyak keberhasilan, dan dia
tidak dapat berhenti. Ini berkah dari Yang Maha Kuasa. Moshe berhasil dengan hal-hal
yang menyita waktunya selam ini, yakni bela diri, piano, bermain drama sekolah,
kampus, dan olahraga.
1. Kompetisi Bela diri pertamanya
2. Unjuk kebolehan bermusik dan bermain peran
3. Ditolak di semua sekolah dan kampus
4. 4 Hari pertama Moshe kuliah

B.

Keteladanan Tokoh

Moshe Kai Cavalin adalah seorang anak lelaki biasa yang mampu lulus kuliah di umur 11
tahun dengan IPK 4. Dalam buku autobiografinya berkali-kali ia menegaskan bahwa ia
bukanlah seorang jenius, melainkan kesuksesan yang ia raih ialah berkat perancangan,
strategi, kerja keras, serta kegigihannya dan kedua orangtuanya. Ia merupakan seorang yang
rajin dan disiplin. Kedisiplinan ini ia dapatkan dari ayahnya yang selalu mengedepankan
kedisiplinan. Sedangkan ibunya juga berandil besar dengan selalu memberikan rasa kasih
sayang dan motivasi baginya. Menurut tokoh, peran keluarga amatlah besar dalam segala
pencapaian yang telah ia raih sekarang ini.
Bagi tokoh, jika seseorang memiliki suatu target dan bekerja keras untuk
mencapainya, lalu ketika target tersebut tercapai maka barulah seseorang bisa merasa sukses.

Kesuksesan yang diraih tokoh dalam bidang pendidikan dengan mampu lulus dari bangku
perkuliahan saat menginjak usia 11 tahun, ditambah dengan IPK 4 ialah salah satu bentuk
dari pencapaian target. Pada hakekatnya, orangtua tokoh sedari tokoh masih berusia belia
tepatnya sejak awal kelahiran telah menyusun perencanaan mengenai cara mendidik tokoh,
sehingga ketika orangtuanya menerapkan strategi yang telah disusun tersebut dan berbuah
keberhasilan, maka itu adalah bentuk suatu pencapaian tersendiri. Kita hendaknya dapat
mencontoh perilaku ini, alangkah lebih baiknya jika kita telah memiliki tujuan yang ingin
dicapai sehingga memudahkan kita menyusun strategi untuk mencapainya.
Kegigihan bisa menjadi salah satu sikap yang patut kita contoh dari tokoh tesebut.
Tanpa adanya kegigihan untuk mencapai tujuan yang telah kita ciptakan, kita akan bersikap
loyo dan kurang bekerja keras, walaupun kita telah menyusun strategi pencapaian. Jika kita
berlaku gigih demi tercapainya mimpi kita, maka kita tidak akan terbebani dengan adanya
batuan kerikil yang menghalangi kita untuk sampa ke tujuan kita. Sama seperti ketika tokoh
menghadapi berbagai rintangan, misalnya ketika ia beberapa kali ditolak untuk bersekolah di
sekolah biasa ataupun ketika tokoh merasa dicurangi saat akan mencalonkan diri sebagai
presiden perkumpulan mahasiswa karena sikap orang lain yang tidak menyukainya. Tentunya
dengan kegigihan, segala rintangan tersebut akan mudah dilewati karena kita sudah paham
dengan jelas tujuan dari hidup kita itu untuk apa.
Selain itu, kita harus memupuk rasa percaya diri yang tinggi seperti tokoh. Walaupun
tokoh merupakan pelajar termuda di kelasnya, namun ia tidak pernah merasa rendah diri. Ia
justru semakin ingin membuat orang lain memandangnya sebagai mahasiswa biasa, sama
seperti teman-teman kelasnya. Cara yang ia lakukan ialah dengan selalu duduk di depan saat
proses belajar-mengajar, selalu mengajukan pertanyaan, dan melakukan yang terbaik di setiap
ujian. Rasa percaya diri ini juga baiknya diselingi dengan sikap realistis, agar kia tidak
menjadi insan yang sombong, karena kesombongan justru akan membawa kita pada
kegagalan ataupun pencapaian yang sia-sia.

C.

Kesamaan Tokoh dengan Penulis


Menurut pendapat penulis, ada beberapa kesamaan antara penulis dan tokoh. Yang

pertama yaitu penulis dan tokoh sama-sama menuntut ilmu. Baik penulis dan tokoh masih
berstatus sebagai seseorang yang mengenyam bangku pendidikan, walaupun penulis masih

berstatus sebagai pelajar dan tokoh merupakan seorang mahasiswa.Namun, pada hakekatnya,
baik tokoh dan penulis bersama masih menuntut ilmu.
Yang kedua ialah penulis memiliki satu pemikiran dengan tokoh dalam hal menolak
seutuhnya penggunaan rokok dan narkotika. Tokoh menyebutkan dalam bukunya bahwa tidak
ada dampak baik yang ditimbulkan akibat perilaku pengonsumsian narkotika dan merokok,
justru orang yang menyalahgunakan narkotika adalah orang yang tidak menyayangi dirinya
sendiri karena perilaku demikian hanyalah akan mendatangkan efek negatif dan juga merusak
kesehatan. Begitu juga dengan penulis yang menolak penggunaan narkotika serta rokok
karena efeknya yang tidak baik untuk kesehatan.
Yang ketiga ialah baik penulis dan tokoh memiliki orangtua yang memikirkan pendidikan
anaknya, maksudnya sejak masih kecil sebelum mendapat pendidikan formal, penulis telah
merasakan andil dari orangtua sebagai pengajar. Dari orangtualah, kami penulis mendapat
pengajaran informal seperti cara membaca, menulis, dan berhitung sebelum mengenyam
bangku pendidikan Taman Kanak-kanak. Seperti tokoh yang mendapat pendidikan awal dari
orangtuanya juga. Tokoh bahkan setelah sempat ditolak untuk bersekolah di sekolah formal,
tokoh menerima pendidikan secara home-schooling dengan oangtuanya sebagai pegajar.

Anda mungkin juga menyukai