Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Materi Kuliah

KEWIRAUSAHAAN
SAP 9

OLEH
Nama Kelompok
Dewa Ayu Wina Ariyunita Supar

(1306205058)

Ni Luh Putu Dewi Sunari Setyarini

(1306205086)

Ni Wayan Putri Adnyani

(1306305054)

Happy Apsari Kusumayani

(1306305083)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2015

1.

PENGERTIAN INTRAPRENEURSHIP
Intrapreneurship

adalah

kewirausahaan

(entrepreneurship)

dalam

perusahaan

(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship


adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama
muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate
Entrepreneurship : Programs in American Industry,
dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang
memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau
gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup
lingkungan

perusahaan.

Oleh

karena

itu,

agar

sukses

intrapreneurship

harus

diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Budiharjo, 2011:152). Harris (2009)


mendefinisikan intrapreneur adalah karyawan di perusahaan yang berani untuk mengambil
risiko.
Konsensus yang meningkat telah diperoleh pada konsep entrepreneurship sebagai
proses pengungkapan dan pengembangan peluang untuk menciptakan nilai melalui inovasi
dan perebutan peluang tanpa menganggap sumber daya (manusia dan kapital) atau lokasi
entrepreneur dalam perusahaan baru atau yang sudah ada (Churchill, dalam Antoncic &
Hisrich 2001). Mungkin definisi yang lebih luas intrapreneurship adalah entrepreneurship
dalam organisasi saat ini.(Jurnal Peran Intrapreneurship Dalam Membangun Daya Saing
Kultural di Perguruan Tinggi: Sebuah Kerangka Penelitian, 2012, p259).
Jadi

dari

berbagai

pengertian

nmengenai

Intrapreneurship

pada

dasarnya

intrapreneurship adalah entrepreneurship yang dipraktekkan dalam sebuah perusahaan dan


mempunyai sumber daya untuk melaksanakan ide dan inovasinya guna mengembangkan
perusahaannya.
Perbedaan intrapreneurship dan entrepreneurship:
Intrapreneur adalah orang yang diberi pekerjaan oleh Entrepreneur. Oleh karena itu,
tanggung jawab Entrepreneur terhadap perusahaanya mencakup semua aspek; sedangkan
tanggung jawab Intrapreneur sebatas unit, produk, jasa, proses, atau sumber daya yang dia
kembangkan. Seorang Entrepreneur adalah pemilik dan sekaligus operator perusahaan, yang
berani mengambil risiko besar dari bisnis yang dia jalankan, dengan harapan mendapatkan
2

keuntungan finansial dan manfaat nilai tambah lainnya. Jadi, seorang Intrapreneur memiliki
risiko terbatas, dan seorang Entrepreneur memiliki risiko tidak terbatas.
Skala besar kecilnya suatu perusahaan atau organisasi. Organisasi yang besar
sangat membutuhkan para intrapreneur untuk merespon masalah yang dihadapi perusahaan
seperti kebutuhan akan inovasi. Seiring meningkatnya kualitas persaingan usaha dan untuk
mencegah terjadinya exodus, (para karyawan terbaik dan cerdas memiliki kecenderungan
yang meninggalkan perusahaan untuk menjadi entrepreneur usaha mandiri).
Hubungan intrapreneurship dan entrepreneurship:
Intrapreneurship merupakan manajemen strategi dari Entrepreneurship. Oleh sebab
itu, fungsi Intrapreneurship harus dikelola dengan tata kelola terbaik untuk mendorong
pertumbuhan perusahaan dari dalam. Perusahaan dengan konsep intrapreneurial efektif
haruslah menciptakan lingkungan dan budaya perusahaan yang memungkinkan tumbuh
berkembangnya semangat Intrapreneurship di dalam perusahaan.
Untuk penerapan konsep intrapreneurial yang efektif dalam perusahaan diperlukan
kebijakan yang mengatur struktur formal untuk Intrapreneurship; diperlukan komitmen dan
tanggung jawab dari karyawan dan pimpinan untuk mengkontribusikan cara kerja dan ide-ide
buat menjaga kinerja dan daya saing perusahaan; diperlukan upaya nyata dari perusahaan
untuk menciptakan tenaga kerja yang beragam kemampuan atau multi talenta; diperlukan
integritas perusahaan untuk merancang jalur karir yang menarik dan kompetitif; dan juga
menciptakan konsep insentif yang membuat pekerja selalu setia seumur hidup bersama
perusahaan.
Intrapreneurship umumnya dimulai dari karyawan dalam sebuah organisasi yang
mempunyai sebuah ide bisnis atau inovasi. Mereka (yang mempunyai ide bisnis) dapat
mengemukakan ide bisnis mereka pada direktur. Direktur kemudian memisahkan dia dari
core perusahaan dan memberikan sumber daya untuk melaksanakan idenya.

Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship dilihat dari orangnya:


Keunggulan

dari

intrapreneurship adalah

pada

sumber

daya

untuk

melaksanakan

pembangunan bisnis. Mereka dapat memakai sumber daya yang ada pada perusahaan
sekarang. Bahkan perusahaan core dapat memberi jaminan modal dan memperbolehkan
penggunaan nama perusahaan inti untuk branding. Manajemen operasi pada perusahaan baru

dan kebijakannya terkadang mirip dengan perusahaan lama. Pada entrepreneur, manajemen
biasanya lebih flexible.
Kerugian dari intrapreneurship adalah boss perusahaan baru sebenarnya masih tetap
dihitung sebagai karyawan dari perusahaan inti sehingga kebebasannya tidak seluas
perusahaan utama (terikat kontrak). Hidup dari perusahaan baru kadang sangat bergantung
dari kebijakan perusahaan inti

Manfaat sikap intrapreneurship yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan:


1.

Menumbuhkan Inovasi
Intrapreneur membantu perusahaan melahirkan inovasi, mendorong penelitian

pengembangan produk baru, serta bekerja meningkatkan produk maupun layanan. Dalam
ekonomi global dimana teknologi memegang peranan penting, orang-orang seperti ini sangat
diperlukan untuk memenangkan persaingan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
2.

Mengembangkan Talenta
Sebuah perusahaan yang diisi oleh orang-orang berjiwa kewirausahaan lebih baik

karena mereka tidak hanya memiliki kemampuan, namun mempunyai dedikasi serta dapat
menjadi kolega yang baik.
Orang-orang seperti ini dapat memacu perkembangan talenta karyawan lain agar
dapat berkomitmen terhadap proyek, produk, maupun layanan perusahaan. Anda bisa
mengambil Paul Buchheit kreator Gmail yang mampu membangun tim solid dan
meluncurkan layanan surat elektronik di tahun 2004 setelah sebelumnya melakukan
pengembangan selama 3 tahun sebagai contoh nyata.
3.

Menghemat Biaya Penelitian dan Pengembangan


Sebuah badan usaha yang memiliki karyawan berjiwa intrapreneur dapat memangkas

biaya penelitian dan pengembangan produk baru. Silahkan mengucapkan selamat tinggal
pada era dimana sebuah perusahaan harus mengikuti tata cara tradisional pengembangan
produk, mulai dari review hingga proses pengembangan.

Karyawan yang berjiwa intrepreneur ini bisa menggantikan seluruh hal tersebut
karena memiliki kreativitas dan dedikasi berinovasi sangat hebat.

4.

Mampu Membaca Peta Persaingan Lawan


Persaingan dalam dunia usaha seringkali membuat sebuah perusahaan was-was,

sehingga mau membayar mahal pihak ketiga untuk membaca situasi dan memenangkan
kompetisi. Langkah yang salam dunia industri disebut sebagai competitive intelligence ini
dapat dilakukan dengan mudah jika memiliki karyawan berjiwa kewirausahaan karena
mereka biasanya memiliki kemampuan untuk menganalisis kekurangan serta kelebihan
pesaing.
5.

Mendorong Analisis Pasar


Karyawan berjiwa intrapreneur memiliki kecenderungan melakukan penelitian untuk

menganalisa pasar sebelum menawarkan ide pada perusahaan. Hal ini dapat menjadi sebuah
keuntungan karena perusahaan dapat langsung mengetahui kondisi terkini pasar dari analisa
sang karyawan tanpa mengeluarkan biaya tambahan untuk mempekerjakan analis lain.
6.

Meningkatkan Pendapatan
Perusahaan jelas diuntungkan jika memiliki karyawan berjiwa intrapreneur karena

mereka mampu mendatangkan keuntungan secara maksimal. Hal ini tentu dipengaruhi
kemampuan untuk menganalisa kebutuhan pasar serta memberikan servis inovatif yang bisa
memenuhinya. Dengan demikian, konsumen tidak akan sungkan menggunakan produk dan
jasa dari perusahaan Anda.
7.

Meningkatkan Atmosfir Kenyamanan Kerja


Semangat kerja karyawan pasti akan lebih baik jika mengetahui bahwa sumbangsih

dan pemikiran mereka dihargai oleh perusahaan. Dengan demikian, mereka akan terpacu
untuk memberikan yang lebih baik dan berkreasi demi kemajuan karyawan.
8.

Mengembangkan Layanan dan Servis Perusahaan


Setiap perusahaan tentu ingin mengembangkan produk mereka sebagai salah satu

layanan kepada konsumen. Seorang karyawan yang memiliki jiwa kewirausahaan pasti akan
5

menampilkan ide kreatif yang dapat menarik minat konsumen baru atau membuat pelanggan
tetap membeli kembali.

9.

Menguntungkan Masyarakat
Intrapreneur memberikan dampak positif terhadap masyarakat karena inovasi mereka

membantu memenuhi segala hal yang dibutuhkan. Sebagai balasannya, para karyawan ini
akan mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari media dan publik. Hal ini juga berdampak
positif pada perusahaan karena namanya semakin dikenal dan lekat dalam benak masyarakat.

2.

IKLIM ORGANISASI YANG MENDORONG INTRAPRENEURSHIP


1.

Dorongan untuk menggunakan teknologi baru

2.

Dorongan untuk memunculkan ide-ide baru

3.

Dorongan untuk melakukan eksperimen dan trial-error

4.

Mengembankan tim yang mencakup berbagai bidang keahlian

A. Faktor Pendorong Intrapreneurship


Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden
intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi
(organization).
a) Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan
industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan untuk lingkungan yang tidak
dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi.
b) Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship
adalah sistem terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan
intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam
penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi
secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa
dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics)
berkorelasi positif dengan intrapreneurship.

B. Faktor Penghambat Intrapreneurship


Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo,2011 )mengemukakan 8
hambatan utama dalam intrapreneurship meliputi :
1. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
2. Tidak ada dorongan intrapreneurship
3. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
4. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
5. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
6. Kurang dukungan manajemen
7. Pengambilan keputusan beresiko tetapi tidak diberi reward.
8. Keterbatasan waktu dan sumber daya.
C. Karakteristik Intrapreneurship
Berdasarkan pendapat Antonic (2003) mengemukakan intrapreneurship
memiliki Karakteristik sebagai berikut :
1. Understand the environment.
Intrapreneur harus mengerti semua aspek lingkungannya, baik dari lingkungan internal
perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan.
2. Visionary and flexible.
Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide-idenya menjadi
kenyataan, dapat beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda.
3. Encourage team work.
Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk membangun tim kerja dan tim tersebut
bekerja dengan disiplin.
4. Encourage open discussion.
Intrapreneur harus mampu mengadakan diskusi terbuka dalam usahanya membentuk
tim kerja yang bagus.
5. Builds a coalition of supporters.
Intrapeneur dapat mencapai tujuannya dengan membangun koalisi untuk mendukung
inovasinya. Koalisi dapat terdiri dari pekerja dan manajemen puncak.
6. Persists.
Intrapeneur harus tekun dan gigih dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai