Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
1.
PENDAHULUAN
Penyajian data produksi Jagung dan Palawija dilakukan oleh BPS sebanyak 5 (lima) kali dalam setahun
dengan status angka yang berbeda. Yang pertama adalah PROGNOSA. Angka prognosa ini diperoleh dari
angka ramalan/perkiraan Januari-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Desember tahun
sebelumnya. Angka prognosa digunakan secara internal di pemerintahan dan tidak diumumkan kepada publik.
Angka Ramalan I (ARAM I) merupakan angka ramalan/perkiraan produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan
luas tanaman akhir bulan April. Angka Ramalan I (ARAM I) terdiri dari angka realisasi panen Januari-April dan
angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April. Angka Ramalan
II (ARAM II) terdiri dari angka realisasi panen Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan SeptemberDesember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan
angka realisasi panen Januari-Desember tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan. Angka
Tetap (ATAP) adalah angka realisasi penuh satu tahun (Januari-Desember) dan merupakan angka final. Oleh
karena itu jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP melalui Berita Resmi Statistik (BRS) adalah seperti berikut:
Status
Angka
Jadwal
Rilis BRS
1. PROGNOSA
Awal Maret
2. ARAM I
Awal Juli
3. ARAM II
Awal Nopember
Subround
Jan-Apr
Mei-Agst
Sep-Des
RAMALAN
REALISASI
RAMALAN
REALISASI
4. ASEM
Awal Maret
5. ATAP
Awal Juli
RAMALAN
Dengan demikian, para pengguna data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya
baik untuk perencanaan maupun monitoring. Diharapkan pengguna data selalu mengacu kepada hasil
penghitungan dengan status angka yang terakhir.
Dalam BRS ini, ATAP 2013 merupakan hasil hitungan berdasarkan realisasi luas panen Januari
Desember 2013 yang dilaporkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan (atau dinas lain yang menangani data
tanaman pangan) di Kabupaten/Kota se Jawa Timur, dan realisasi tingkat produktivitas Januari-Desember 2013
yang berasal dari hasil Survei Ubinan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian bersama dengan BPS. Sedangkan
ARAM I 2014 merupakan hasil hitungan berdasarkan realisasi luas panen JanuariApril 2014 yang dilaporkan
oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan (atau dinas lain yang menangani data tanaman pangan) di
Kabupaten/Kota se Jawa Timur, dan realisasi tingkat produktivitas Januari- April 2014 yang berasal dari hasil
Survei Ubinan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian bersama dengan BPS.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
2. PRODUKSI PADI
2.1. Produksi Padi Angka Tetap (ATAP) 2013 dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2014
Produksi Padi Jawa Timur Angka Tetap (ATAP) tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan
produksi tahun 2012 (ATAP). Berdasarkan ATAP 2013 produksi Padi sebesar 12,05 juta ton Gabah Kering
Giling (GKG), sedangkan ATAP 2012 produksi padi sebesar 12,20 juta ton GkG. Terjadi penurunan produksi
padi sebesar 149,36 ribu ton (-1,22 persen). Penurunan produksi padi terjadi karena tingkat produktivitas
mengalami penurunan sebesar 2,59 kuintal/hektar (-4,20 persen), meskipun terjadi kenaikan pada luas
panennya sebesar 61,30 ribu hektar (3,10 persen).
Pada subround I (Januari-April 2013) produksi Padi mengalami penurunan sebesar 188,22 ribu ton (-2,98
persen), subround II (Mei-Agustus 2013) juga turun sebesar 238,58 ribu ton (-5,78 persen), dan pada subround
III (September-Desember 2013) produksi Padi mengalami kenaikan sebesar 277,43 ribu ton (15,70 persen) bila
masing-masing dibandingkan dengan produksi Padi pada subround yang sama tahun 2012 (year on year).
Penurunan produktivitas padi per sub round, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
memang pada tahun 2013 terjadi peningkatan luas serangan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT). Pada
Musim Penghujan (MP.2012/2013) luas serangan tikus meningkat 74 %; 89,39 % (MK 2013); 73,90 % (MP
2013/2014); Wereng Batang Coklat meningkat 58,95 % (MP 2012/2013); 895,22 % (MK 2013); 586,88% (MP
2013/2014); serta penyakit Tungro meningkat seluas 371,33% (MP 2012/2013); 230,97 % (MK 2013); -2,01 %
(MP 2013/2014).
Selain serangan OPT terjadi pula peningkatan luas areal Kekeringan pada MP 2012/2013 sebesar
91,62%; pada Musim Kemarau (MK. 2013) sempat turun drastis sebesar 93,14 %, sebelum akhirnya luas areal
kekeringan meningkat kembali sebesar 313,34 %.
Pada skala nasional produksi Padi ATAP 2013 mengalami kenaikan 2,22 juta ton (3,22 persen). Di Pulau
Jawa secara agregat terjadi kenaikan produksi padi sebesar 966,36 ribu ton (2,65 persen). Kenaikan produksi
Padi ATAP 2013 secara nasional terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 389,73 ribu hektar (2,90
persen) dan juga kenaikan produktivitas sebesar 0,16 kuintal/hektar (0,31 persen). Sedangkan untuk pulau Jawa
kenaikan produksi terjadi karena naiknya luas panen sebesar 281,55 ribu hektar (4,55 persen) tetapi disisi yang
lain produktivitasnya mengalami penurunan sebesar 1,07 kuintal/hektar (-1,81 persen).
Angka Ramalan I (ARAM I) 2014 Produksi Padi Jawa Timur mengalami kenaikan dibandingkan produksi
padi ATAP 2013. Berdasarkan ARAM I 2014 produksi Padi Jawa Timur sebesar 12,10 juta ton Gabah Kering
Giling (GKG) atau naik 52,40 ribu ton GKG (043 persen). Kenaikan produksi padi diperkirakan terjadi karena
adanya sedikit kenaikan pada luas panen sebesar 78 hektar (0,00 persen) dan tingkat produktivitas sebesar
0,26 kuintal/hektar (0,44 persen) dari 59,15 kuintal/hektar menjadi 59,41 kuintal/hektar.
Realisasi produksi padi Jawa Timur subround I (Januari-April 2014) sebesar 6,26 juta ton GKG. Bila
dibandingkan dengan SR I 2013 (6,12 juta ton GKG) terjadi kenaikan sebesar 142,35 ribu ton GKG atau naik
2,33 persen. Kenaikan produksi pada SR I 2014 terhadap SR I 2013 karena adanya kenaikan pada luas panen
sebesar 20,77 ribu hektar (2,03 persen) dan tingkat produktivitas sebesar 0,17 kuintal/hektar (0,28 persen).
Untuk produksi padi SR II 2014 diperkirakan terjadi kenaikan sebesar 30,31 ribu ton GKG (0,78 persen),
sedangkan pada SR III 2014 diperkirakan terjadi penurunan sebesar 120,25 ribu ton GKG (-5,88 persen) bila
masing-masing dibandingkan dengan produksi Padi pada subround yang sama tahun 2013 (year on year).
Realisasi produksi padi SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami
kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Kabupaten yang
mengalami kenaikan produksi padi yang besar antara lain, Kabupaten Lamongan naik 87,99 ribu ton GKG
(21,20 persen), Kabupaten Bojonegoro naik 66,85 ribu ton GKG (16,55 persen), Kabupaten Tuban naik 33,76
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
ribu ton GKG (12,08 persen), Kabupaten Madiun naik 24,12 ribu ton GKG (13,71 persen), dan Kabupaten
Tulungagung naik 24,10 ribu ton GKG (18,86 persen). Sedangkan kabupaten yang mengalami penurunan
produksi padi yang besar antara lain, Kabupaten Malang turun 48,14 ribu ton GKG (-23,99 persen), Kabupaten
Sumenep turun 29,32 ribu ton GKG (-17,41 persen), Kabupaten Situbondo turun 25,82 ribu ton GKG (-16,25
persen), Kabupaten Ngawi turun 23,17 ribu ton GKG (-7,99 persen), dan Kabupaten Probolinggo turun 20,07
ribu ton GKG (-10,06 persen).
Hasil pertemuan sinkronisasi data antara BPS dan Diperta se Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa
kenaikan produksi padi SR I 2014 dibandingkan dengan SR I 2013 diketahui bahwa, kenaikan produksi padi di
Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Tulungagung, dan Kediri karena adanya curah hujan yang tinggi
pada akhir tahun 2013 dan awal 2014, sehingga petani cenderung tanam padi, artinya adanya pergeseran
tanam dari palawija pindah ke tanaman padi. Selain itu adanya kegiatan-kegiatan pendukung seperti kegiatan
SLPTT padi, bantuan Alsintan Hand tracktor dan pompa air, dan rehabilitasi JITUT dan JIDES.
Adanya iklim yang tidak mendukung di beberapa kabupaten sangat mengurangi laju kenaikan produksi
total padi di Provinsi Jawa Timur, seperti di Kabupaten Mojokerto, Jember, dan Trenggalek ada pergeseran
bulan tanam padi sehingga diperkirakan panen akan bergeser ke subround II, selain itu iklim yang tidak
mendukung berpengaruh pada penurunan produktivitas karena pada awal pertumbuhan curah hujan agak
kering dan curah hujan tinggi pada fase generatif, terjadi di Kabupaten Pamekasan. Di Surabaya adanya alih
fungsi lahan oleh Pengembang dan juga banjir di Kecamatan Pakal cukup mengurangi produksi padi di
surabaya sebesar 1,22 ribu ton GKG (turun 18,62 persen). Hama dan penyakit yang terjadi di SR I 2014 juga
berpengaruh pada penurunan produktivitas padi, misal di Kabupaten Ngawi dan Pacitan, antara lain WBC,
Piricularia, Xanthomonas, Penggerek batang dan tikus.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi
di Jawa Timur, Jawa dan Nasional Tahun 2012-2014
2014
(ARAM 1)
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
(5)
(6)
(7)
Uraian
2012
2013
(ATAP)
(1)
1. Luas Panen (ha)
- Jawa Timur
- Jawa
- Indonesia
2. Produktivitas (ku/ha)
- Jawa Timur
- Jawa
- Indonesia
3. Produksi (ton)
- Jawa Timur
- Jawa
- Indonesia
(2)
(3)
(4)
1.975.719
6.185.521
13.445.524
2.037.021
6.467.073
13.835.252
2.037.099
6.199.356
13.569.941
61.302
281.552
389.728
3,10
4,55
2,90
78
-267.717
-265.311
0,00
-4,14
-1,92
61,74
59,05
51,36
59,15
57,98
51,52
59,41
57,49
51,49
-2,59
-1,07
0,16
-4,20
-1,81
0,31
0,26
-0,49
-0,03
0,44
-0,85
-0,06
12.198.707
36.526.663
69.056.126
12.049.342
37.493.020
71.279.709
12.101.747
35.639.396
69.870.950
-149.365
966.357
2.223.583
-1,22
52.405
2,65 -1.853.624
3,22 -1.408.759
0,43
-4,94
-1,98
%
(8)
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
265,31 ribu hektar (-1,92 persen) dan produktivitas sebesar 0,03 kuintal/hektar (-0,06 persen). Begitu juga untuk
pulau Jawa penurunan produksi terjadi karena turunnya luas panen sebesar 267,72 ribu hektar (-4,14 persen)
dan produktivitas sebesar 0,49 kuintal/hektar (-0,85 persen).
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi
di Jawa Timur Menurut Subround, 2012-2014
Uraian
2012
2013
(ATAP)
(1)
(2)
(3)
2014
(ARAM 1)
(4)
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
%
(5)
(6)
(7)
(8)
1. 016.682
692.942
266.095
1.975.719
1.023.479
690.934
322.608
2.037.021
1.044.249
694.466
298.384
2.037.099
6.797
-2.008
56.513
61.302
0,67
-0,29
21,24
3,10
20.770
3.532
-24.224
78
2,03
0,51
-7,51
0,00
62,04
59,52
66,40
61,74
59,79
56,24
63,37
59,15
59,96
56,39
64,48
59,41
-2,25
-3,28
-3,03
-2,59
-3,63
-5,51
-4,56
-4,20
0,17
0,15
1,11
0,26
0,28
0,27
1,75
0,44
6.307.444
4.124.461
1. 766.802
12.198.707
6.119.226
3.885.886
2.044.230
12.049.342
6.261.572
3.916.198
1.923.977
12.101.747
-188.160
-238.575
277.428
-149 365
-2,98
-5,78
15,70
-1,22
142.346
30.312
-120.253
52.405
2,33
0,78
-5,88
0,43
(Ribu Ha)
250
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
2011 (Ha)
119,274
398,225
368,133
134,737
156,933
253,128
162,810
78,786
58,579
92,201
64,847
39,143
2012 (Ha)
45,422
249,156
504,734
217,370
99,873
222,746
248,199
122,132
78,614
79,184
65,502
42,767
2013 (Ha)
43,910
170,371
518,534
290,664
87,489
169,052
299,386
135,007
87,959
99,811
87,858
46,980
2014 (Ha)
53,469
149,681
543,392
297,707
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
3. PRODUKSI JAGUNG
3.1. Produksi Jagung ATAP 2013 dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2014
Produksi Jagung di Jawa Timur Angka Tetap (ATAP) tahun 2013 sebesar 5,76 juta ton pipilan kering.
Dibandingkan produksi tahun 2012 (ATAP), terjadi penurunan produksi sebesar 534,34 ribu ton (-8,49 persen).
Penurunan produksi tahun 2013 terjadi karena turunnya luas panen sebesar 32,98 ribu hektar (-2,68 persen)
dan tingkat produktivitas sebesar 3,05 kuintal/hektar (-5,97 persen).
Penurunan produksi Jagung tahun 2013 di Jawa Timur terjadi pada setiap subround. Untuk subround
Januari-April turun sebesar 383,78 ribu ton (-13,07 persen), subround Mei-Agustus turun sebesar 118,91 ribu
ton (-7,85 persen), dan subround September-Desember juga turun sebesar 31,64 ribu ton (-1,72 persen) bila
masing-masing dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2012 (year on year).
Penurunan produktivitas jagung per sub round, menurut data Dinas Pertanian Provinsi memang pada
tahun 2013 terjadi peningkatan luas serangan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) jagung, baik pada
Musim Penghujan (MP.2012/2013) maupun pada Musim Kemarau (MK. 2013) serta Musim Penghujan (MP
2013/2014).Selain itu, juga terjadi peningkatan jumlah curah hujan bulanan 80,68 % dan durasi hari hujan pun
meningkat 28,57%. Hal ini bisa dipahami karena Curah Hujan yang terjadi rata-rata 200 mm pada musim tanam
jagung, sementara kondisi ideal untuk tanam jagung memerlukan curah hujan 100 mm-125 mm.
Penurunan produksi Jagung tahun 2013 juga terjadi pada skala nasional yaitu sebesar 875,17 ribu ton
pipilan kering (-4,51 persen). Secara umum produksi Jagung di Pulau Jawa juga mengalami penurunan sebesar
616,53 ribu ton pipilan kering (-5,76 persen). Penurunan produksi Jagung secara nasional terjadi karena
turunnya luas panen sebesar 136,09 ribu hektar (-3,44 persen) dan produktivitasnya juga mengalami penurunan
sebesar 0,55 kuintal/hektar (-1,12 persen). Begitu juga untuk pulau Jawa penurunan produksi terjadi karena
turunnya luas panen sebesar 52,46 ribu hektar (-2,61 persen) serta produktivitasnya juga mengalami penurunan
sebesar 1,72 kuintal/hektar (-3,23 persen).
Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2014 produksi Jagung Provinsi Jawa Timur sebesar 5,77 juta ton
pipilan kering atau mengalami peningkatan sebesar 12,39 ribu ton (0,22 persen) dibanding produksi Jagung
tahun 2013. Ramalan peningkatan produksi ini disebabkan naiknnya produktivitas sebesar 0,19 kuintal/hektar
(0,40 persen) dari 48,03 kuintal/hektar menjadi 48,22 kuintal/hektar meskipun luas panennya turun seluas 2,21
ribu hektar (-0,18 persen) dari 1,199 juta hektar menjadi 1,197 juta hektar.
Realisasi produksi jagung Jawa Timur subround I (Januari-April 2014) sebesar 2,42 juta ton pipilan
kering. Bila dibandingkan dengan SR I 2013 (2,55 juta ton pipilan kering) terjadi penurunan sebesar 128,24 ribu
ton pipilan kering atau turun 5,02 persen. Penurunan produksi pada SR I 2014 terhadap SR I 2013 karena
adanya penurunan pada luas panen sebesar 8,96 ribu hektar (-1,47 persen) dan tingkat produktivitas sebesar
1,51 kuintal/hektar (-3,60 persen). Untuk produksi jagung SR II 2014 diperkirakan terjadi kenaikan sebesar
123,06 ribu ton pipilan kering (8,82 persen), sedangkan pada SR III 2014 diperkirakan terjadi kenaikan sebesar
17,57 ribu ton pipilan kering (0,97 persen) bila masing-masing dibandingkan dengan produksi Jagung pada
subround yang sama tahun 2013 (year on year).
Realisasi produksi jagung SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami
kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Kabupaten yang
mengalami kenaikan produksi jagung yang besar antara lain, Kabupaten Ngawi naik 28,31 ribu ton pipilan kering
(55,41 persen), Kabupaten Lamongan naik 20,68 ribu ton pipilan kering (19,91 persen), Kabupaten Pasuruan
naik 14,06 ribu ton pipilan kering (22,51 persen), Kabupaten Gresik naik 13,04 ribu ton pipilan kering (28,46
persen), dan Kabupaten Pamekasan naik 12,26 ribu ton pipilan kering (15,69 persen). Sedangkan kabupaten
yang mengalami penurunan produksi jagung yang besar antara lain, Kabupaten Ponorogo turun 41,01 ribu ton
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
pipilan kering (-27,04 persen), Kabupaten Sumenep turun 34,38 ribu ton pipilan kering (-11,54 persen),
Kabupaten Malang turun 1,20 ton pipilan kering (-19,75 persen), Kabupaten Situbondo turun 26,55 ribu ton
pipilan kering (-20,58 persen), dan Kabupaten Lumajang turun 18,04 ribu ton pipilan kering (-40,96 persen).
Hasil pertemuan sinkronisasi data antara BPS dan Diperta se Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa
kenaikan produksi jagung SR I 2014 dibandingkan dengan SR I 2013 antara lain, kenaikan produksi jagung di
Kabupaten Ngawi karena adanya perluasan tanam di lahan hutan, adanya bantuan benih jagung bersubsidi dari
APBN dan adanya kegiatan pengembangan jagung hibrida di lahan kering dari APBD. Di Kabupaten Lamongan
adanya perbaikan penggunaan varietas lokal ke varietas unggul yaitu hibrida P2 dan P11, rehabilitasi JITUT dan
JIDES sehingga drainase cukup baik. Begitu juga di Kabupaten Pasuruan disebabkan adanya tambah tanam di
lokasi lahan sawah tadah hujan dan kegiatan subsidi benih jagung hibrida yang bersumber dari APBN. Selain itu,
curah hujan yang mendukung di Kabupaten Pamekasan berpengaruh pada peningkatan produktivitas jagung.
Menurunnya realisasi produksi jagung pada SR I 2014 sebesar 5,02 persen dibandingkan dengan SR I
2013 karena beberapa kabupaten mengalami penurunan produksi, antara lain Kabupaten Ponorogo terjadi
Perpindahan pola tanam dari Jagung ke tanaman Padi dan kedelai, produktivitas jagung mengalami penurunan
karena ketersediaan pupuk (Urea, SP 36, dan ZA) pada saat dibutuhkan oleh petani tidak tersedia. Di
Kabupaten Malang terjadi Perpindahan pola tanam dari Jagung ke tanaman Tebu.
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung
di Jawa Timur, Jawa dan Nasional, Tahun 2012-2014
Uraian
2012
2013
2014
(ARAM 1)
(1)
1. Luas Panen (ha)
- Jawa Timur
- Jawa
- Indonesia
2. Produktivitas (ku/ha)
- Jawa Timur
- Jawa
- Indonesia
3. Produksi (ton)
- Jawa Timur
- Jawa
- Indonesia
(2)
(3)
(4)
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
%
(5)
(6)
(7)
(8)
1.232.523
2.011.339
3.957.595
1.199.544
1.958.883
3.821.504
1.197.334
1.942.984
3.786.376
-32.979
-52.456
-136.091
-2,68
-2,61
-3,44
-2.210
-15.899
-35.128
-0,18
-0,81
-0,92
51,08
53,26
48,99
48,03
51,54
48,44
48,22
51,87
48,99
-3,05
-1,72
-0,55
-5,97
-3,23
-1,12
0,19
0,33
0,55
0,40
0,64
1,14
6.295.301
10.712.017
19.387.022
5.760.959
10.095.486
18.511.853
5.773.348
10.078.838
18.548.872
-534.342
-616.531
-875.169
-8,49
-5,76
-4,51
12.389
-16.648
37.019
0,22
-0,16
0,20
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
Uraian
(1)
1. Luas Panen (ha)
- Januari April
- Mei Agustus
- September Desember
- Januari Desember
2. Produktivitas (ku/ha)
- Januari April
- Mei Agustus
- September Desember
- Januari Desember
3. Produksi (ton)
- Januari April
- Mei Agustus
- September Desember
- Januari Desember
2012
2013
(ATAP)
2014
(ARAM 1)
(2)
(3)
(4)
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
%
(5)
(6)
(7)
(8)
659.611
296.793
276.119
1.232.523
608.390
296.499
294.655
1.199.544
599.432
309.559
288.343
1.197.334
-51.221
-294
18.536
-32.979
-7,77
-0,10
6,71
-2,68
-8.958
13.060
-6.312
-2.210
-1,47
4,40
-2,14
-0,18
44,52
51,02
66,80
51,08
41,96
47,06
61,52
48,03
40,45
49,05
63,48
48,22
-2,56
-3,96
-5,28
-3,05
-5,75
-7,76
-7,90
-5,97
-1,51
1,99
1,96
0,19
-3,60
4,23
3,19
0,40
2.936.588
1.514.238
1.844.475
6.295.301
2.552.804
1.395.324
1.812.381
5.760.959
2.424.560
1.518.387
1.830.401
5.773.348
-383.784
-118.914
-31.644
-534.342
-13,07
-7,85
-1,72
-8,49
-128.244
123.063
17.570
12.389
-5,02
8,82
0,97
0,22
(Ribu Ha)
300
200
100
Jan
Feb
Mar
2011 (Ha) 194,122 239,375 135,412
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nop
Des
51,759
76,531
87,094
68,365
48,150
81,788
104,377
62,621
54,469
357,986 157,204
54,926
96,740
78,134
68,116
53,803
64,464
89,404
78,923
43,220
270,631 224,535
56,314
77,645
88,981
74,888
54,985
57,477
85,509
99,860
51,809
299,393 226,143
39,913
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
4.PRODUKSI KEDELAI
4.1. Angka Tetap (ATAP) Tahun 2013 dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2014
Produksi Kedelai ATAP 2013 Jawa Timur sebesar 329,46 ribu ton biji kering atau turun sebesar 32,52
ribu ton (-8,99 persen) dibanding produksi Kedelai tahun 2012 (ATAP). Penurunan produksi Kedelai tahun 2013
terjadi karena luas panen mengalami penurunan sebesar 10,20 ribu hektar (-4,62 persen) dan produktivitasnya
juga mengalami penurunan sebesar 0,75 kuintal/hektar (-4,58 persen).
Meningkatnya produksi pada subround I dan II, akan tetapi pada subround III terjadi penurunan produksi
yang sangat tajam, sehingga produksi kedelai pada tahun 2013 mengalami penurunan. Dari realisasi
pengukuran pada subround Januari-April diperoleh kenaikan produksi sebesar 5,50 ribu ton biji kering (9,27
persen), dan pada subround Mei-Agustus produksinya kembali naik sebesar 3,56 ribu ton biji kering (3,36
persen). Pada subround September-Desember produksi kedelai mengalami penurunan sebesar 41,59 ribu ton
biji kering (-21,15 persen), jika masing-masing dibandingkan dengan produksi kedelai pada subround yang
sama tahun 2012 (year on year).
Pada skala nasional, produksi Kedelai ATAP 2013 juga mengalami penurunan sebesar 63,16 ribu ton biji
kering (-7,49 persen). Demikian juga di Pulau Jawa mengalami penurunan sebesar 81,69 ribu ton biji kering (13,53 persen).Turunnya produksi Kedelai ATAP 2013 skala nasional terutama disebabkan oleh turunnya luas
panen sebesar 16,83 ribu hektar (-2,97 persen), serta tingkat produktivitasnya juga turun sebesar 0,69
kuintal/hektar (-4,65 persen). Begitu juga untuk pulau Jawa penurunan produksi terjadi karena turunnya luas
panen sebesar 39,24 ribu hektar (-10,27 persen) serta produktivitasnya juga mengalami penurunan sebesar
0,57 kuintal/hektar (-3,61 persen).
Tabel 5. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai
di Jawa Timur, Jawa dan Nasional Tahun 2012-2014
Uraian
2012
2013
(ATAP)
2014
(ARAM
1)
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
(5)
(6)
(7)
(8)
220.815
382.039
567.624
210.618
342.796
550.793
202.906
358.188
601.237
-10.197
-39.243
-16.831
-4,62
-10,27
-2,97
-7.712
15.392
50.444
-3,66
4,49
9,16
16,39
15,8
14,85
15,64
15,23
14,16
16,07
15,81
14,85
-0,75
-0,57
-0,69
-4,58
-3,61
-4,65
0,43
0,58
0,69
2,75
3,81
4,87
361.986
603.641
843.153
329.461
521.954
779.992
326.154
566.297
892.602
-32.525
-81.687
-63.161
-8,99
-13,53
-7,49
-3.307
44.343
112.610
-1,00
8,50
14,44
persen) dari 210,62 ribu hektar menjadi 202,91 ribu hektar sedangkan produktivitas mengalami peningkatan
sebesar 0,43 kuintal/hektar (2,75 persen) dari 15,64 kuintal/hektar menjadi 16,07 kuintal/hektar.
Realisasi produksi kedelai Jawa Timur subround I (Januari-April 2014) sebesar 63,06 ribu ton biji kering.
Bila dibandingkan dengan SR I 2013 (64,84 ribu ton biji kering) terjadi penurunan sebesar 1,78 ribu ton biji
kering atau turun 2,75 persen. Penurunan produksi pada SR I 2014 terhadap SR I 2013 karena adanya
penurunan pada luas panen sebesar 5,89 ribu hektar (-13,07 persen) sedangkan tingkat produktivitas naik
sebesar 1,71 kuintal/hektar (11,88 persen). Untuk produksi kedelai SR II 2014 diperkirakan terjadi kenaikan
sebesar 5,59 ribu ton biji kering (5,10 persen), sedangkan pada SR III 2014 diperkirakan terjadi penurunan
produksi sebesar 7,12 ribu ton biji kering (-4,59 persen) bila masing-masing dibandingkan dengan produksi
kedelai pada subround yang sama tahun 2013 (year on year).
Realisasi produksi kedelai SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami
kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Penurunan produksi
kedelai yang paling besar terjadi di Kabupaten Banyuwangi yang mengalami penurunan sebesar 4,95 ribu ton
biji kering (-44,98 persen), disusul Kabupaten Pasuruan turun 1,32 ribu ton biji kering (-30,43 persen), kemudian
Kabupaten Tulungagung turun 950 ton biji kering (-60,01 persen), Kabupaten Bangkalan turun 949 ton biji kering
(-10,09 persen), dan Kabupaten Sumenep turun 896 ton biji kering (-53,91 persen). Beberapa kabupaten
mampu mengurangi penurunan produksi kedelai total Jawa Timur, yakni mengalami kenaikan produksi kedelai
pada SR I 2014, antara lain Kabupaten Ngawi naik 2,83 ribu ton biji kering (naik 97,21 persen), Kabupaten
Lamongan naik 1,53 ribu ton biji kering (61,05 persen), Kabupaten Bojonegoro naik 1,28 ribu ton biji kering
(28,27 persen), Kabupaten Ponorogo naik 1,08 ribu ton biji kering (naik 710,53 persen), dan Kabupaten
Sampang naik 635 ton biji kering (3,02 persen).
Hasil pertemuan sinkronisasi data antara BPS dan Diperta se Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa
penurunan produksi kedelai SR I 2014 dibandingkan dengan SR I 2013 antara lain terjadi di Kabupaten
Banyuwangi, pengaruh harga pasar yang kurang baik menyebabkan petani kurang berminat dalam menanam
kedelai sehingga banyak petani kedelai yang melakukan alih komoditas ke tanaman hortikultura yakni buah
naga dan jeruk, selain itu iklim yang tidak mendukung bagi petani kedelai menyebabkan produktivitas kedelai
mengalami penurunan dalam kuintal/hektarnya. Di Kabupaten Pasuruan, penurunan produksi kedelai karena
adanya alih pola tanam dari komoditas kedelai beralih ke komoditas padi, selain itu kegiatan PTT model
tanaman kedelai pada tahun 2013 tidak semuanya bisa terealisasi karena Perubahan Pedoman Teknis SLPTT
tahun 2013 baru selesai pada tanggal 7 juli 2013 menyebabkan petani banyak yang menanam kacang tanah
dan dipanen pada awal tahun 2014.
Tidak semua kabupaten mengalami penurunan produksi kedelai pada subround I 2014. Kabupaten
Ngawi terjadi peningkatan produksi kedelai karena ada perluasan tanam di lahan hutan dan adanya bantuan
benih bersubsidi. Berbeda dengan kabupaten banyuwangi, di kabupaten Lamongan petani pada SR I 2014
malah lebih termotivasi untuk menanam kedelai karena adanya harga yang tinggi pada akhir 2013, serangan
OPT terkendali sehingga berdampak pada produktivitas meningkat. Sedangkan di Kabupaten Ponorogo, adanya
peningkatan luas tanam di bulan November-desember 2013 di lahan kering (lahan tegal), dan juga ada kegiatan
PAT Kedelai.
Untuk skala nasional, produksi kedelai ARAM I 2014 terjadi kenaikan sebesar 112,61 ribu ton biji kering
(14,44 persen). Begitu juga secara agregat kondisi di Pulau Jawa mengalami kenaikan sebesar 44,34 ribu ton
biji kering (8,50 persen). Kenaikan produksi kedelai secara nasional maupun agregat Jawa terjadi karena
naiknya luas panen dan produktivitas, sebesar 9,16 persen dan 4,87 persen di tingkat nasional, dan sebesar
4,49 persen dan 3,81 persen untuk pulau Jawa.
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
Uraian
2012
2013
2014
(ARAM 1)
(2)
(3)
(4)
(1)
1. Luas Panen (ha)
- Januari April
- Mei Agustus
- September - Desember
- Januari - Desember
2. Produktivitas (ku/ha)
- Januari April
- Mei Agustus
- September - Desember
- Januari - Desember
3. Produksi (ton)
- Januari - April
- Mei - Agustus
- September - Desember
- Januari - Desember
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
%
(5)
(6)
(7)
(8)
41.613
73.314
105.888
220.815
45.030
77.001
88.587
210.618
39.144
80.702
83.060
202.906
3.417
3.687
-17.301
-10.197
8,21
5,03
-16,34
-4,62
-5.886
3.701
-5.527
-7.712
-13,07
4,81
-6,24
-3,66
14,26
14,46
18,57
16,39
14,40
14,23
17,50
15,64
16,11
14,27
17,81
16,07
0,14
-0,23
-1,07
-0,75
0,98
-1,59
-5,76
-4,58
1,71
0,04
0,31
0,43
11,88
0,28
1,77
2,75
59.340
106.012
196.634
361.986
64.843
109.572
155.046
329.461
63.062
115.162
147.930
326.154
5.503
3.560
-41.588
-32.525
9,27
3,36
-21,15
-8,99
-1.781
5.590
-7.116
-3.307
-2,75
5,10
-4,59
-1,00
(Ribu Ha)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nop
Des
2011 (Ha)
7,966
24,651
12,864
13,885
31,576
21,043
11,169
17,654
62,702
38,832
8,393
2,080
2012 (Ha)
9,792
20,885
6,804
4,132
22,213
25,464
12,761
12,876
44,071
47,062
10,682
4,073
2013 (Ha)
5,836
25,821
11,678
1,695
34,787
20,205
14,340
7,669
29,623
42,222
13,976
2,766
2014 (Ha)
4,718
22,472
7,222
4,732
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
11
5. ATAP 2013 Komoditi Palawija Lainnya dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2014
Produksi Ubi Jalar ATAP 2013 sebesar 393,20 ribu ton Umbi Basah atau turun sebesar 18,76 ribu ton
(-4,55 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2012. Penurunan produksi ATAP 2013 karena adanya
penurunan produktivitas sebesar 28,87 persen meskipun terjadi kenaikan pada luas panennya sebesar 34,18
persen.
Produksi Ubi Kayu ATAP 2013 sebesar 3,60 juta ton Umbi Basah atau turun sebesar 644,95 ribu ton (15,19 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2012. Penurunan produksi Ubi kayu ATAP 2013 karena
turunnya luas panen sebesar 21,79 ribu hektar (-11,47 persen) dan produktivitas sebesar 9,40 kuintal per hektar
(-4,21 persen).
Produksi Kacang Tanah ATAP 2013 sebesar 207,97 ribu ton Biji Kering atau turun sebesar 5,82 ribu
ton (-2,72 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2012. Penurunan produksi Kacang tanah ATAP 2013
karena turunnya luas panen sebesar 13,50 ribu hektar (-8,25 persen) sedangkan produktivitas naik sebesar 0,79
kuintal per hektar (6,04 persen).
Produksi Kacang Hijau sebesar 57,69 ribu ton Ose kering atau turun sebesar 9,09 ribu ton (-13,62
persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2012. Penurunan produksi Kacang Hijau ATAP 2013 karena
turunnya luas panen sebesar 7,04 ribu hektar (-12,59 persen) begitu juga dengan produktivitasnya turun
sebesar 0,14 kuintal per hektar (-1,17 persen).
Tabel 7. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Palawija Lainnya
di Jawa Timur, 2012-2014
Uraian
2012
(1)
(2)
2013
(ATAP)
(3)
2014
(ARAM 1)
(4)
Perkembangan
2012-2013
2013-2014
Absolut
%
Absolut
%
(5)
(6)
(7)
(8)
14.264
189.982
163.513
55.881
19.139
168.194
150.017
48.845
14.091
171.300
142.999
46.430
4.875
-21.788
-13.496
-7.036
34,18
-11,47
-8,25
-12,59
-5.048
3.106
-7.018
-2.415
-26,38
1,85
-4,68
-4,94
288,81
223,5
13,07
11,95
205,44
214,1
13,86
11,81
248,26
224,53
14,15
11,59
-83,37
-9,40
0,79
-0,14
-28,87
-4,21
6,04
-1,17
42,82
10,43
0,29
-0,22
20,84
4,87
2,09
-1,86
411.957
4.246.028
213.792
66.772
393.199
3.601.074
207.971
57.686
349.826
3.846.127
202.366
53.803
-18.758
-644.954
-5.821
-9.086
-4,55
-15,19
-2,72
-13,61
-43.373
245.053
-5.605
-3.883
-11,03
6,80
-2,70
-6,73
Keterangan: bentuk produksi Kacang Tanah adalah biji kering, Kacang Hijau adalah ose kering, Ubi Jalar dan Ubi Kayu adalah
umbi basah
12 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
ARAM I tahun 2014 Produksi Ubi Jalar sebesar 349,83 ribu ton Umbi Basah atau turun sebesar
43,37 ribu ton (-11,03 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Penurunan produksi Ubi Jalar
diperkirakan karena adanya penurunan pada luas panennya sebesar 26,38 persen atau turun sebesar 5,05 ribu
hektar dari 19,14 ribu hektar tahun 2013 menjadi 14,09 ribu hektar. Sedangkan produktivitas diperkirakan
mengalami peningkatan sebesar 20,84 persen atau 42,82 kuintal/hektar.
ARAM I tahun 2014 Produksi Ubi Kayu sebesar 3,85 juta ton Umbi Basah atau naik sebesar
245,05 ribu ton (6,80 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Peningkatan produksi Ubi Kayu karena
adanya baik pada pada luas panen dan produktivitasnya masing-masing sebesar 1,85 persen atau naik
sebesar 3,11 ribu hektar produktivitas mengalami peningkatan sebesar 4,87 persen atau 10,43 kuintal/hektar.
ARAM I tahun 2014 Produksi Kacang Tanah sebesar 202,37 ribu ton Biji Kering atau turun sebesar
5,61 ribu ton (-2,70 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Penurunan produksi Kacang Tanah
karena terjadi penurunan pada luas panensebesar 4,68 persen atau turun sebesar 7,02 ribu hektar sedangkan
produktivitasnya mengalami peningkatan sebesar 2,09 persen atau 0,29 kuintal/hektar.
ARAM I tahun 2014 Produksi Kacang Hijau sebesar 53,80 ribu ton Biji Kering atau turun sebesar
3,88 ribu ton (-6,73 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Penurunan produksi Kacang Hijau karena
terjadi penurunan pada luas panen sebesar 4,94 persen atau turun sebesar 2,42 ribu hektar dan penurunan
pada produktivitasnya sebesar 1,86 persen atau 0,22 kuintal/hektar dari 11,81 kuintal/hektar menjadi 11,59
kuintal/hektar.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 45/07/35/Th.XII,1 Juli 2014
13