1102009025
2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
2.8 Diagnosis
Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang.
- Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak seksual, perilaku,
jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau
kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain
- Pemeriksaan Fisis dan Genital
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan palpasi genitalia
eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi
kelenjar getah bening dan femoral.
- Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH diatas 4,5
sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan
melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di
larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Sel ragi atau
pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis
lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik.
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria
sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, (2) adanya bau
amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental, tipis, dan
berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine paper.
INFEKSI PADA VAGINA
Pada pemeriksaan sekret vagina pada pasien normal, dapat ditemukan batang gram positif, yaitu
Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat mempertahankan ekosistem vagina dengan 3 cara:
a. Memproduksi asam laktat yang mempertahankan pH vagina normal, yaitu 4 (rata-rata 3,8-4,2) ,
sehingga dapat menghambat patogen
b. Memproduksi Hidrogen Peroksida yang toksis terhadap mikroflora anaerob
c. Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor di sel-sel epitel vagina, sehingga menghalangi
penempelan patogen.
Gambar 1. Pewarnaan gram pada sekret vagina normal
Infeksi Jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)
Kandidiosis vulvovaginal merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida spp terutama
Candida albicans. Diperkirakan sekitar 50% wanita pernah mengalami kandidiosis vulvovaginitis paling
sedikit dua kali dalam hidupnya. Jamur ini hidup dalam suasana asam yang mengandung glikogen.
Keadaan-keadaan yang mendukung timbulnya infeksi adalah kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi,
pemakaian kortikosteroid dan pada penderita Diabetes Melitus.
IV. DIAGNOSIS
Diagnosis penyebab leukorea dapat dicari dengan memperoleh :
Anamnesis : Dengan anamnesis harus terungkap apakah lekore ini termasuk fisiolgis atau patologis.
Selain disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing atau neoplasma
Pemeriksaan klinis : Pada pemeriksaan speculum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan,
warn, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok khusus).
Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium.
Warna dan konsistensi cairan
Jernih-berlendir tak berbau : Kadar esterogen tinggi ,stress
Putih-encer berbau apek, gatal : Infeksi jamur
Kekuningan-kental berbau, gatal : Infeksi bakteri
Kuning kehijauan berbusa, gatal : Infeksi Trikomonas vaginalis
Coklat / kemerahan : keganasan
Pemeriksaan laboratorium : Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH
10% untuk kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan
dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi
hasil pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan bila kecurigaan ke arah klamidia.
Anamnesis
Usia,
jumlah,
masa
inkubasis/lama
terjadinya,
paparan
PHS
Pemeriksaan fisik : Inspeksi kulit perut bawah terutama perineum, anus, Inspeksi
rambut pubis, Inspeksi dan palpasi genetalia eksterna, Pemeriksaan speculum
untuk vagina dan serviks, Pemeriksaan bimanual perlvis, Palpasi pembesaran
Ovulasi hiperewstrogen
Senvisitis
stress
Vaginitis
Ulkus vagina servisitis piogonik ne
Vaginitis
Servitis
(corinobactireum vaginalo)
Stenosis serviks
Endometritis
Neoplasma
Keputihan dengan bau amis seperti ikan. Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak,
homogen, warna putih atau keabu-abuan, melekat pada dinding vagina. Tidak ada tanda-tanda
inflamasi.
Laboratorium: pH >4,5 biasanya berkisar antara 5-5,5 dan Whiff test (+)
Mikroskopik: clue cell (+) jarang terdapat leukosi
4) Servisitis Gonore
Anamnesis: Gejala subjektif jarang ditemukan . Pada umumnya wanita datang berobat kalau sudah
ada komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan
keluarga berencana
Duh tubuh serviks yang mukopurulen. Serviks tampak eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah
pada saat pengambilan bahan pemeriksaan.
Laboratorium: kultur
Mikroskopik: Pemeriksaan sedian langsung dengan pengecatan gram ditemukan diplokokus gram
negatif, intraseluler maupun ekatraseluler
5) Klamidiasis
Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan
Eksudat seviks mukopurulen, erosi seviks, atau folikel-folikel kecil (microfollicles)
Laboratorium: pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen melalui ELISA
Mikroskopik: dengann pengecatan giemsa akan ditemukan badan elementer dan badan retikulat