2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Line up line outlet oil and water separatordan buka blok valvenya dan SDV dari oil
and water outlet separatornya, dan pastikan bypass valve LCV dalam kondisi close.
Pastikan blok valve up&down di PSV dalam kondisi open.
Pastikan BDV dlm kondisi open.
Pastikan PCV dari outlet gass dlm kondisi in service, valve up&down stream dari
PCV dalam kondisi open dan bypass valve dari PCV dalam kondisi close
By pass PSLL and LSLL switches dari separator
Alirkan fluida ke separator secara gradually
Naikkan pressure separator secara gradually sampai pressure dari separator
perkiraan 15psig diatas pressure of gas outgoing line.
Set liquid level kira2 50% antara LSHH dan LSLL dan jaga kondisi sampai flow rate
stabil.
Monitor operating level dan pressure untuk meyakinkan proper fluid separation.
Set level water kira2 50% antara ILSHH dan ILSLL switch
Lanjutkan untuk memulai operasi produksi , pastikana semua safety device dlm
kondisi in service.
Crude oil/condensate pump
2.1.Pump unit
2.1.1. Adalah suatu unit alat yang berfungsi untuk mentransfer suatu liquid dari
tempat satu ke tempat lain dengan memberikan gaya tekan.
2.1.2. Unit pompa yang digunakan di PPP: P-643 (screw pump), P-603 (centrifuge
pump), P-103(Centrifuge pump), chemical pump, weldon pump.
2.2.Protection and control equipment
2.2.1 contoh proteksi yang terdapat pada pompa yaitu: check valve, vibration
switches.
2.3.Recycle
2.4.Oil metering
2.5.Pump driven
2.6.Strainer / filter
Water treatment
3.1.Water inlet
3.2.Chemical treatment
3.3.Hydro cyclone pump
3.4.Caisson system
3.5.Water metering
Installasi pengolahan limbah/ORF
4.1.API Skimmer
4.2.IPAL
Laboratory Offshore
5.1.1. Oil, Gas and Water sample
5.1.2. BSW, Water Cut & API Gravity
5.1.3. Chloride content in water
5.1.4. PPM Oin content in water
5.1.5. PH measurement
Laboratory On Shore
6.1.1. All Offshore +
6.1.2. H2S Content
6.1.3. Chromatography
6.1.4. Glycol Content
6.1.5. Moisture content
Condensate treatment
7.1.Degasser
7.2.Heater
Condensate tank and loading
8.1.Condensate tank
8.2.Proover meter
8.3.Tank gauging
8.4.Loading
9. DCS/SCADA/PLC
9.1.Function
9.2.HMI
9.2.1. Enable/disable
9.2.2. Inhibit/uninhibited
9.2.3. Trending
9.2.4. Log in
9.2.5. Historical data
9.2.6. Alarm
9.2.7. Tuning process
9.3.Variable
10.Metering
10.1.
Type of metering
10.2.
Metering installation
10.3.
Metering calculation
10.4.
Manual calculation
11.Fire and gas
11.1.
Fire and gas
11.2.
Fire pump, hydrant & deluge
11.3.
Detection
11.4.
HMI
11.5.
Alarm
11.6.
Fire suppression
11.7.
Fire control panel
12.Shut down system
12.1.
Type of shutdown
12.2.
Shutdown loops
12.3.
Sd safe chart
12.4.
Cause effect diagram
12.5.
Wellhead control panel
12.6.
Process sd panel
B. Gas Processing
1. Scrubber
1.1.Inlet manifold
1.2.Gas and liquid separation
1.3.Protection and control equipment
1.4.Gas/liquid outlet
2. Gas turbine & compressor
2.1.Gas turbine
2.2.Starting system
2.3.Air system/cooling system
2.4.Lube oil system
2.5.Fuel system
2.6.Gas compressor
2.7.Seal gas system
3. Fin fan cooler
3.1.Gas inlet/outlet
3.2.Protection and control equipment
3.3.Heat transfer process
4. Heat exchanger
4.1.Gas inlet/outlet
4.2.Protection and control equipment
4.3.Heat transfer process
5. Fuel gas
5.1.Fuel gas sources
Fuel gas source di PPP berasal dari outlet header 16 discharge GTC 624
5.2.Gas conditioning unit
5.3.Fuel gas scrubber
1.5.Pigging calculation
1.6.Protection and control equipment
2. Chemical treatment
2.1.Type of chemical
2.2.Chemical injection
2.3.Injection rate calculation
2.4.Batching
2.5.Chemical pump
2.6.Chemical storage
2.7.Msds
2.8.Protection and control equipment
3. Gas sales
3.1.Gas sales agreement
3.2.Gas delivery procedures
4. Gas custody meter
4.1.Type of metering
4.2.Flow computer
4.3.Manual calculation
4.4.Gas chromatography
E. Well system
1. Well and manifold
1.1.Well completion diagram
1.2.X-mass tree
1.3.Choke valve
1.4.Wh cp
1.5.Header
1.6.Protection and control equipment
2. Test separator
2.1.Source of well
2.2.Test manifold
2.3.Liquid and gas separation
2.4.Gas and liquid meter
2.5.Sampling
2.6.Protection and control equipment
3. Gas lift
3.1.Gas lift sources
3.2.Gas lift separator
3.3.Gas lift distribution
3.4.Protection and control
4. Esp
4.1.Type of pump
4.2.Power supply
4.3.Pump unit
4.4.Protection and control equipment
4.5.Vsd
F. Utility
1. Instrument supply
1.1.Air instrument
1.2.Gas instrument
1.3.N2
2. Power supply
2.1.Gas engine
2.2.Diesel engine
2.3.Turbine generator
2.4.Solar cell
2.5.Pln
2.6.Fuel storage
2.7.Dc/ups
2.8.Mcc/breaker
3. Water supply
3.1.Water maker system
3.2.Pdam
3.3.Water tank distribution
4. Waste management
4.1.Labelling
4.2.Waste handling
4.3.B3
G. Drawing
1. Drawing
1.1.P&id
1.2.Flow diagram
1.3.Isometric diagram
1.4.E&I drawing
1.
Production separator
Berdasarkan bentuknya
1. Separator Horisontal
Separator horizontal lebih efisien digunakan untuk yang total liquidnya besar
2. Separator Vertical
Vertical separator digunakan untuk campuran yang rasio gas dan liquidnya tinggi, atau
digunakan untuk yang total volumenya rendah
Sight Glass merupakan salah satu metode pengukuran level fluida yang paling konvensional dan
biasa disebut dengan gauge glass. Sight Glass digunakan untuk pengukuran level fluida di dalam
tangki secara kontinyu, Ketika Level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan di dalam
sight glass juga akan naik dan begitu juga sebaliknya.
2. Float Level Measurement
Pergerakan Float di dalam tangki akan ditransmisikan ke counter weight di dalam sight glass
melalui kabel seling dan pulley. Prinsip Float hampir sama seperti halnya sight glass di atas, hanya
saja logikanya yang terbalik. Ketika level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan
yang berada di sight glass akan turun.
3. Hydrostatic Pressure Level Measurement
Prinsip pengukuran dari Hyrostatic Pressure Type adalah Hukum Pascal yang berbunyi tekanan
yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Dengan memanfaatkan persamaan P= g(h), Sistem pengukuran dilakukan dengan
menempatkan dua unit sensor tekanan di dasar tangki (P1) dan di bagian atas tangki (P2) sehingga
dengan dua parameter yang didapat dari dua unit sensor tersebut kita dapat mendapatkan
parameter level fluida dengan perhitungan matematis sebagai berikut:
H=P/(g)
Kekurangan dari metode Hydrostatic Pressure ini adalah kita hanya dapat menggunakannya pada
fluida yamg homogen. Jika terdapat dua campuran fluida atau lebih maka kemungkinan pengukuran
yang akurat akan berkurang karena massa jenis dari kedua fluida tersebut berbeda.
4. Displacer Level Measurement
Displacer merupakan metode pengukuran level fluida yang paling popular sejak beberapa tahun
yang lalu. Prinsip pengukuran metode Displacer ini menggunakan Prinsip Archimedes dengan
mendeteksi berat batang displacer yang direndam dalam fluida tersebut. Ketika level fluida semakin
tinggi maka batang displacer akan mengalami gaya apung yang lebih besar sehingga ketika berat
batang displacer semakin ringan maka controller akan membaca bahwa level fluida semakin tinggi
dan begitu juga sebaliknya.
5. Capacitance Level Measurement
Minyak memiliki konstanta dari 1,8 hingga 5, Pure glycol mempunyai konstanta 37 dan larutan air
berkisar antara 50 hingga 80. Prinsip Capacitance Level measurement adalah berdasarkan prinsip
kerja kapasitor dimana komponen elektrik ini dapat menyimpan energi. Kapasitor terdiri dari dua
plat konduktif yang dipisahkan oleh media insulator. Jumlah energi yang dapat disimpan oleh
kapasitor dipengaruhi oleh Luas Plat, Jarak kedua plat dan konstanta dielektrik medianya.
Dalam aplikasi pengukuran level fluida pada tangki, Plat pertama adalah Probe yang dimasukkan
ke dalam tangki, sedangkan dinding tangki akan berfungsi sebagai Plat kedua dimana jarak antara
probe dengan dinding tangki tidak akan berubah maka satu-satunya parameter yang akan berubah
adalah konstanta dielektrik. Udara memiliki konstanta dielektrik satu sedangkan fluida memiliki
konstanta dielektrik lebih dari satu.
Ketika level fluida semakin tinggi maka konstanta dielektrik fluida yang diukur akan menggantikan
udara dan menyebabkan nilai kapasitansi naik sehingga controller akan membaca bahwa level
fluida semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Ultrasonic Level Measurement bekerja menggunakan prinsip pemancaran gelombang suara yang
dipancarkan oleh Piezoelectric ke dalam tangki yang berisi fluida. Alat ini mengukur lama waktu
yang dibutuhkan gelombang suara yang dipantulkan kembali ke transmitter.
CONTROL LOOP
PADA SISTEM LOOP INI TERDAPAT TIGA KOMPONEN UTAMA YANG DISEBUT DENGAN
ELEMEN-ELEMEN, YAITU:
1. DETECTOR ELEMENT, (LEVEL TRANSMITER ATAU PRESSURE TRANSMITER)
2. CONTROLLER ELEMENT, (LEVEL CONTROL DAN / ATAU PRESSURE CONTROL)
3. CORRECTING ELEMENT, (VALVE)
Kontrol Level
Pengendalian Level bertujuan untuk menghindari bercampurnya antara minyak dan air
serta gas
Oil and waterLine Control :
LCV ( Level Control Valve), menggunakan type Fail to closed, Separator juga dilengkapi LSL,
LSH, LSLL dan LSHH.
LSHH berfungsi untuk mencegah kelebihan minyak di dalam separator dengan cara menutup SDV
inlet
LSLL berfungsi untuk melindungi gas Blow dengan cara menutup SDV oil out separator
Kontrol Tekanan
system pengendalian tekanan pada dasarnya adalah untuk menjaga kestabilan tekanan dalam
tangki separator. Apabila kondisi tekanan melebihi tekanan set point tertentu, gas akan mengalami
kondensasi yang akan mengakibatkan proses pemurnian minyak menjadi semakin sulit. Sedangkan
apabila tekanan kurang dari tekanan setpoint tertentu maka fase minyak akan berubah menjadi uap
sehingga akan ikut mengalir bersama gas yang mengakibatkan kehilangan produk dalam skala
kuantitas.
Gas Line Control :
PCV (Pressure Control Valve), menggunakan type Fail to Open, bertujuan apabila terjadi High
Pressure di dalam Separator, membantu untuk merelease pressure.
Separator juga dilengkapi dengan PSL, PSH, PSLL dan PSHH
Gas measurement:
Q= C hw. Pf
Y
Fp
b
Ftf
: expansion factor
Fg
Fp
v
F
m
Fa
: supercompressibility factor
Meter Orifice
Untuk me- Record Differential Pressure (DP/Hw) digunakan Barton Chart recorder. Selain untuk DP,
juga bisa untuk me Record Static Pressure (Pf) Downstream orifice dan temperature, Pergerakan
recorder di transfer ke Pen yang me Record parameter parameter tersebut ke chart.
Liquid Measurement
1. Turbine Flowmeter
flowmeter turbin adalah flowmeter yang akurat dan dapat diandalkan, untuk liquid dan gas.
Dari rotor multi-blade dipasang dalam arah aliran fluida. Kecepatan rotasi adalah proporsional
dengan aliran volumetrik. Putaran turbin dapat dideteksi oleh perangkat sensor solid state
(induktansi, kapasitif dan Hall effect pick-up) atau dengan mekanik sensor (gear atau drive
magnetik).
Turbine flowmeter sensitif dengan aliran fluidanya. Diusahakan dipasang dalam pipa lurus
dengan pemasangan sejauh mungkin dari semua peralatan yang dipasang dalam pipa yang
sama. Minimum adalah 5 x D (Diameter dari pipa) untuk mencegah aliran turbulen., semakin
jauh semakin baik.
Untuk akurasi, dikarenakan flowmeter ini untuk low cost market maka akurasinya tidak cukup
baik yaitu antara 1-3 %. Makanya banyak sekali tipe turbine digunakan di perusahaan air
minum atau perusahaan yang hanya untuk mencari tahu jumlah flow rate yang ada di dalam
pipa saja.
2. Coriolis Mass Flowmeters
Coriolis meter terdiri dari sensor - dua tabung aliran yang bergetar dalam oposisi terhadap
satu sama lain dan juga dilengkapi transmitter. Frekuensi yang di hasilkan oleh osilasi dari
tabung sensor di deteksi oleh kumparan disebut pick-off, satu berada di sisi inlet tabung
dan satu lagi berada di sisi outlet dari tabung.
Bila tabung diisi dengan cairan, namun tidak ada aliran, inlet dan outlet sisi tabung memiliki
gaya yang bekerja dalam arah yang sama. Inlet dan outlet pick-off menangkap gerakan
osilasi yang terjadi pada saat yang sama. Namun, ketika ada aliran melalui tabung,
mengalami percepatan (mengubah arah) di sisi inlet dan perlambatan pada sisi outlet. Ini
menghasilkan sedikit twist di tabung aliran, yang menyebabkan inlet pick-off untuk
mendetek perubahan sebelum outlet pick-off. Besarnya waktu tunda antara inlet dan outlet
sisi tabung berbanding lurus dengan aliran massa fluida.
Berat Jenis
Berat jenis cairan dapat ditentukan secara langsung oleh perubahan frekuensi alami osilasi di
dalam tabung . Frekuensi alami didasarkan pada massa tabung aliran sendiri, ditambah massa
fluida. Ketika kenaikan massa total, frekuensi alami menurun.
Karena volume cairan yang terkandung dalam tabung aliran konstan, dan karena massa tabung
aliran konstan, satu-satunya penyebab perubahan massa total (dan dengan ekstensi frekuensi
alami) adalah perubahan densitas fluida.
Suhu
Kebanyakan Coriolis meter dilengkapi juga dengan RTD untuk pengukuran suhu proses. Nilai suhu
dapat digunakan untuk mengkompensasi pengukuran pengaruh suhu terhadap kekakuan tabung.
Efek ini biasanya diukur di pabrik dan termasuk dalam kalibrasi pabrik
Arus Volume
Coriolis meter dapat menghitung volume aliran dengan sangat akurat berdasarkan aliran langsung
massa, berat jenis, dan pengukuran suhu.
Konsentrasi
Coriolis meter juga dapat menghitung konsentrasi dengan sangat akurat ketika konsentrasi satu
atau dua komponen memiliki pengaruh dominan pada densitas fluida.
Reverse Osmosis bekerja dengan memberikan tekanan pada air hingga memiliki tekanan untuk
mampu menembus membran semi-permeable yang hanya mampu dilalui oleh molekul air tanpa
Chemical treatment
1. Cortron (corrotion inhibitor) fungsinya untuk menghambat corrotion, diijectkan ke outgoing ppp
to orf, serinya ada srn-6064 6gpd dan srn-6160 (nggak dipake)
2. Cleartron (water clarifier) inject into water outlet v602 dan 603, dengan seri szb-4690, 8gpd
3. Flotron (wax remover), diinject ke inlet v-601 10gpd dengan seri sfm-5668
4. Emulsotron (demulsifier) (ix-203) 15gpd diiject ke inlet 601 dan 602
5. Pour point despres (flexoil) (sfm-4805) 5gpd diiject ke v-601
6. Kalau di bw, cw, dw, 23, 30 diinject srn-6160 (corrotion inhibitor)
7. 30 diinject scale inhibitor st-4835 5gpd ke flowline test, flexoil sfm-4805 13gpd ke outgoing to
ppp, corrotion inhibitor srn-6160 5 gpd ke inlet test header A-6, emulsotron (demulsifier) SX4801RD 8gpd ke inlet test header A-4, gas treat (h2s scavenger) sgt-6230 20gpd ke outgoing
to PPP
Pastikan semua valve/katup dan SDV (oil, water and gas) outgoing line dalam kondisi terbuka.
Check fungsi contol, PCV, LCV, dan pastikan control dalam keadaan auto
Line up and open block valve dan SDV inlet line incoming separator
Line up gas outlet line separator dan buka blok valvenya, dan pastikan bypass dari PCV dalam
kondisi close
Line up line outlet oil and water separatordan buka blok valvenya dan SDV dari oil and water
outlet separatornya, dan pastikan bypass valve LCV dalam kondisi close.
Pastikan blok valve up&down di PSV dalam kondisi open.
Pastikan BDV dlm kondisi open.
Pastikan PCV dari outlet gass dlm kondisi in service, valve up&down stream dari PCV dalam
kondisi open dan bypass valve dari PCV dalam kondisi close
By pass PSLL and LSLL switches dari separator
Alirkan fluida ke separator secara gradually
Naikkan pressure separator secara gradually sampai pressure dari separator perkiraan 15psig
diatas pressure of gas outgoing line.
Set liquid level kira2 50% antara LSHH dan LSLL dan jaga kondisi sampai flow rate stabil.
Monitor operating level dan pressure untuk meyakinkan proper fluid separation.
Set level water kira2 50% antara ILSHH dan ILSLL switch
Lanjutkan untuk memulai operasi produksi , pastikana semua safety device dlm kondisi in service.
Pompa adalah jenis mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa dari satu
tempat ke tempat yang lain
Yang termasuk jenis pompa Positive Displacement, yaitu :
1. Pompa skrup / Screw Pump
Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan dengan roda gigi
kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler). Sebuah sekat yang berbentuk bulan sabit
dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke sisi hisap pompa
Dapat menghasilkan power density (gaya per satuan berat) yang lebih besar.
Mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga tidak memerlukan proses priming