Anda di halaman 1dari 69

Nama Kelo

mp ok :
Mery Novria Andani
Mia Putri Andika
Monik Marcellia
Nur Fauzi Widodo
Panji Prayoga

Ketika Indonesia kembali menjadi negara


kesatuan, UUD yang digunakan sebagai
landasan hukum Republik Indonesia
bukan kembali UUD 1945. sebagaimana
yang ditetapkan oleh PPKI pada awal
kemerdekaan, namun menggunakan UUD
Sementara 1950. Sistem pemerintahan
negara menurut UUD Sementara 1950 adalah
sistem parlementer. Artinya Kabinet
disusun menurut perimbangan kekuatan
kepartaian dalam parlemen dan sewaktu
-waktu dapat dijatuhkan oleh wakilwakil partai dalam parlemen. Presiden hanya
merupakan lambang kesatuan saja.

Pada era itu ada tujuh kabinet yang


memegangnpemerintahan, sehingga
hampir setiap tahun terjadi pergantian
kabinet.
mulai dari
Kabinet Natsir (Masyumi) 19501951
Kabinet Sukiman (Masyumi) 19511952
Kabinet Wilopo (PNI) 1952-1953
Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI)
1953-1955
Kabinet Burhanuddin Harahap
(Masyumi) 1955-1956

Kabinet Natsir
(1950 1951)

Kabinet Sukiman
(Masyumi) 19511952

Kabinet Wilopo
(PNI) 1952-1953

Kabinet Ali
Sastroamijoyo I
(PNI) 1953-1955

Kabinet
Burhanuddin
Harahap (Masyumi)
1955-1956

Kabinet Ali
Sastroamijoyo II
(PNI) 1956-1957

Kabinet Djuanda (Zaken


Kabinet) 1957-1959

Kabinet Natsir (6 September


1950 21 Maret 1951)
Kabinet Natsir merupakan kabinet
yang pertama kali berdiri setelah
pergantian sistem pemerintahan dari
RIS menjadi (NKRI) tepatnya pada
tanggal 6 September 1950. Nama
kabinet ini berasal dari nama Tokoh
pendiri sekaligus pemimpin kabinet
yaitu Muhammad Natsir .Hampir
seluruh anggota dan pemimpin dalam
kabinet ini berasal dari
Back )
masyumi(organisasi bentukan jepang

Sedangkan PNI yang merupakan partai


kedua terbesar saat itu berada di garis
oposisi bersama PKI dan Murba dan
menolak ikut serta dalam kabinet Natsir,
karena merasa tidak diberi kedudukan yang
sesuai dengan kekuatan yang dimiliknya

Back

Program kerja kabinet Natsir anatara lain:


1.Meningkatkan usaha keamanan dan
ketentraman.
2.Menguatkan konsolidasi dan
menyempurnakan susunan pemerintahan.
3.Menyempurnakan organisasi Angkatan
Perang.
4.Mengembangkan dan memperkuat
ekonomi rakyat sebagai fondasi ekonomi
nasional.
5.Memperjuangkan penyelesaian masalah
Irian Barat.

Back

Pada masa kekuasaan kabinet


Natsir terjadi pemberontakan di
berbagai wilayah seperti gerakan
DI/TII , pemberontakan Andi Azis,
APRA dan RMS.
selain itu permasalahan
pengalihan wilayah terhadap irian
barat juga sulit diselesaikan oleh
kabinet ini. Sehingga menimbulkan
ketidak percayaan beberapa pihak.

Back

Akibat tidak bergabungnya beberapa partai


dengan Kabinet membuat Kabient Natsir
Kesulitan menjalankan pemerintahannya,
karna kelompok oposisi segera
melancarkan kritik terhadap jalannya
pemerintahan Natsir.
Kabinet Natsir dihadapkan pada Kritik
Hadikusumo dari PNI pada 22 januari 1951
yang menuntut agar pemerintah mencabut
Peraturan Pemerintah No 39 tahun 1950
tentang pemilihan anggota lembaga
perwakilan daerah.

Back

supaya diganti dengan undang-undang


yang baru yang bersifat demokratis
karena dalam PP no 39 hanya
menentukan pemilihan dilakukan
secara bertingkat.

Back

Berdasarkan pemungutan suara


di parlemen, mosi Hadikusumo
mendapat dukungan dari
parlemen. Kondisi ini
menyebabkan hubungan
kabinet dengan parlemen
tidak lancar yang akhirnya
menyebabkan Natsir
menyerahkan mandatnya
kepada Soekarno pada 21
Maret 1951. Maka Jatuhnya
Kabinet Natsir dari
Back

Kabinet Sukiman(27 April 1951


3 April 1952)
Kabinet Sukiman berdiri setelah
Kabinet Natsir dibubarkan dan
menyerahkan mandatnya kembali ke
presiden. Awalnya presiden menunjuk
Sartono (ketua PNI) menjadi formatur.
Hampir satu bulan Sartono berusaha
membentuk kabinet koalisi antara PNI
dengan Masyumi.
Back

Namun mengalami kegagalan,


mengingat Sartono merupakan bagian
dari PNI saja dan tidak ada dari pihak
Masyumi. Sehingga Sartono
mengembalikan mandatnya kepada
presiden setelah bertugas selama 28
hari
(28 Maret 18 April 1951).

Back

Presiden kemudian menunjuk


Sukiman (Masyumi) dan Djojosukarto
(PNI) sebagai tokoh pembentuk
kabinet baru.Awalnya kabinet ini
banyak mengalami kesulitan namun
akhirnya mereka berhasil membentuk
kabinet koalisi antar Masyumi dengan
PNI dan sejumlah partai kecil.Kabinet
koalisi ini dipimpin oleh Sukiman,
sehingga dikenal dengan kabinet
Back

Kabinet ini, memiliki 7


pasal yang hampir sama
dengan kabinet Natsir,
hanya saja beberapa hal
mengalami perubahan
dalam skala prioritas.
Seperti mengenai
pemulihan keamanan dan
ketertiban serta keamanan
di setiap daerah.

Back

Back

Keberadaan kabinet sukiman


tidaklah jauh berbeda dengan
kabinet natsir.selain itu kabinet ini
juga di anggap terlalu memihak
kepada amerika terlihat dalam
perjanjian Mutual Security Act
(MSA) pada tanggal Sebab dalam
menjalankan program kerjanya di
dalam kabinet sering mengalami
masalah seperti:

Terjadinya korupsi dalam kabinet


AdanyaPertukaran NotaKeuangan antara
Mentri Luar Negeri Indonesia Soebardjo
dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle
Cochran dalam perjanjian Mutual Security
Act (MSA)
Hubungan kurang baik antara kabinet
dengan militer, yang menyebabkan
keamanan dan ketentraman semakin tidak
stabil

Back

Tindakan Subardjo dalam perjanjian


Mutual Security Act (MSA) yang
dianggap sebagai suatu langkah
kebijaksanaan politik luar negeri yang
dapat memasukkan Indonesia ke
dalam lingkungan strategi Amerika
Serikat, sehingga menyimpang dari
asas politik luar negeri bebas aktif.
Back

Akibat tindakan sukiman dalam perjanjian


Mutual Security Act (MSA) membuat para
golongan dari Masyumi dan PNI merasa
kecewa dan tidak mempercayainya lagi.
Sehingga menimbulkan kritik dari
berbagai pihak agar kabinet
mengembalikan mandatnya kepada
presiden untuk mengatasi kesulitankesulitan yang dihadapi.

Back

Akhirnya, dengan
didahului
pengunduran diri
Achmad Subardjo
selaku Menteri
Luar Negeri,
Sukiman pun
kemudian
menyerahkan
mandatnya

Back

Kabinet Wilopo (3 April 1952 3


Juni 1953)
Setelah kabinet sukiman jatuh
digantikan oleh kabinet Wilopo.
Awal pembentukan kabinet ini
presiden soekrano menunjuk Sidik
Djojosukarto (PNI) dan Prawoto
Mangkusasmito (Masyumi)
sebagai pemimpin kabinet, agar
mampu menyatukan partai partai
yang ada saat itu, namun hal itu
gagal.
Back

Setelah kegagalan dari


perwakilan PNI dan Masyumi.
Pada 3 april 1952 Presiden
soekarna kemudian menunjuk
perdana menteri wilopo sebagai
penerus kabinet ini dan
menjalankan program kerja yang
telah di bentuk, hal tersebut pun
berhasil dilakukan wilopo.
Back

Sehingga nama kabinet serta


pemimpin dari kabinet ini ialah
wilopo Kabinet Wilopo
merupkankan kabinet yg bersifat
Zaken Kabinet yang artinya
kabinet yang terdiri dari para
pakar yang ahli dalam
bidangnya. Kabinet ini memiliki 2
program kerja dan 6 pasal.
Back

Pelaksanaan dalam program


kerja kabinet ini salah satunya
berisi tentang program
pelaksanaan pemilihan umum.
Selain itu Kabinet wilopo juga
mendapat dukungan lebih luas
yang ,yaitu dengan masuknya
PSI dan PSII dalam
pemerintahan.
Back

Program Kabinet Wilopo, antara


lain :
1) Program dalam negeri
) Menyelenggarakan pemilihan
umum (konstituante, DPR,
dan DPRD),
) meningkatkan kemakmuran
rakyat,
) meningkatkan kemakmuran,
pendidikan rakyat, dan
pemulihan keamanan.

Back

2) Program luar negeri


Penyelesaian masalah hubungan
Indonesia-Belanda
Pengembalian Irian Barat ke
pangkuan ibu periwi
serta menjalankan politik luar negeri
yang bebas-aktif menuju perdamaian
dunia.
Back

Jatuhnya kabinet wilopo ditandai


dengan masalah antara pemerintahan
dengan negara (peristiwa 17 oktober
1952). Karna dalam peristiwa ini para
tentara melakukan protes terhadap
wilopo yg ini membentuk angkatan
militer dengan standar profesional.
Sehingga bila anggota tentara tidak
memenuhi syarat
( berpendidikan
rendah ) maka akan dibalikan kepada
masyarakat
Back

Hal ini membuat tentara dan beberapa


anggota partai tidak percaya pada
kabinet ini lagi dan mengggap bahwa
kabinet Wilopo terlalu ikut campur
dalam tubuh tentara. Selain itu
kabinet wilopo juga harus mampu
menyelesaikan persengketaan
terhadap tanah milik Deli Planters
Vereeniging (DPV) dalam peristiwa
Tanjung Morawa pda 16 Maret 1953.
Back

Sehingga pada tanggal 16 Maret 1953


munculah aksi kekerasan untuk mengusir para
petani liar Indonesia yang dianggap telah
mengerjakan tanah tanpa izin tersebut. Para
petani tidak mau pergi sebab telah dihasut
oleh PKI . Dalam penyelesaian peristiwa
tersebut Kabinet Wilopo bekerja sama dengan
polisi. Namun saat itu rakyat sangat menolak
sehingga terjadi pemberontakan yang
menewaskan 5 orang petani.

Back

Akibat dari hal tersebut menimbulkan emosi


rakyat dan para anggota dalam kabinet yang
memaksa untuk kabinet wilopo menghentikan
usaha pengosongan tanah tersebut
Dan menuntut presiden soekarno untuk kepada
pemerintah agar menghentikan dan menurunkan
pemerintahan Kabinet Wilopo. Akibat desakandesakan ini akhirnya membuat Kabinet
Wilopo jatuh dan pada 3 juni 1953 Wilopo
mengembalikan mandatnya kepada presiden

Back

Kabinet Ali Sastroamidjojo I (31 Juli


1953 12 Agustus 1955)
Selang dua bulan setelah jatuhnya
kabinet wilopo terbentuklah kabinet
baru pada 31 juli 1953 yang diberi
nama dengan kabinet Ali
Sastroamidjojo.
Nama kabinet ini berasal nama dari
pimpinannya yaitu Ali Sastroamidjojo
sebagai perdana menteri saat itu.
Back

Tujuan Kabinet ini ialah melanjutkan


tugas Kabinet Wilopo, yaitu
menyelenggarakan Pemilihan Umum
untuk memilih anggota Parlemen
dan Anggota Dewan Konstituante.
Sekalipun kabinet ini berhasil dalam
politik luar negeri, yaitu
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
pada April 1955, namun harus
meletakkan jabatannya sebelum tugas
utamanya dapat dilaksanakan.

Back

Faktor utama yang menyebabkan jatuhnya


kabinet adalah mengundurkan dirinya K.H
Natusion dan di gantikan oleh bambang Sugeng.
Tidak lama setelah itu Bambang Sugeng
mengundurkan diri, dan mengangangkat
bambang Utoyo sebagai pemimpin TNIAD yang
baru. Namun usulan calon pimpinan TNI yang
diajukan kabinet ini ditolak oleh korps perwira
dibawah pimpinan Zulkifli Lubis.

Back

Akibatnya timbul fraksi dan kritik serta


ketidak percayaan para tentara dan
anggota kabinet. Seperti Fraksi
Progresif dalam Parlemen menarik
Mr. Iwa Kusumasumantri dari
jabatannya sebagai menteri
pertahanan pada 12 Juli 1955.
Tidak lama berselang setelah itu
kabinet akhirnya menyerahkan
mandatnya kepada Presiden
Back

Mr. Burhanuddin Harahap


(Masyumi)
(12 Agustus 1955 3 Maret 1956)
Setelah Kabinet Ali Sastroamidjojo I
dinyatakan demisioner. Moh.Hatta
selaku wakilPresiden menggantikan
Soekarno dalam penentuan kabine
baru. Karna saat itu Soekarno sedang
menunaikan ibadah haji. Sehingga
Hatta pun segera mengadakan
pertemuan dengan pimpinan partai
untuk menentukan formatur kabinet.

Back

Dengan tuntutan formatur kabinet


mempunyai tugas pokok
membentuk kabinet dengan
dukungan yang cukup dari
parlemen yang terdiri dari orangorang yang jujur dan disegani.

Back

Tuntutan ini kemudian berhasil


dipenuhi oleh Burhanuddin Harahap
selaku formatur yang ditunjuk oleh
Hatta. Pada tanggal 11 Agustus
1955, Kabinet yang dipimpin
oleh Burhanuddin Harahap
diumumkan.
Kabinet Burhanuddin Harahap
mempunyai tugas penting untuk
menyelenggarakan pemilihanumum.

Back

Pada tanggal 27 September 1955


pemilihan umum untuk memilih
anggota parlemen berhasil
dilangsungkan dan pemilihan anggota
Dewan Konstituante dilakukan pada 15
Desember 1955. Setelah hasil
pemungutan suara diumumkan dan
pembagian kursi di DPR diumumkan.

Back

Setelah menyelesaikan tugasnya


Kabinet Burhanuddin meletakkan
jabatannya pada 3 Maret 1956.
Anggota kabinet baharudin Harap
merupakan anggota peralihan dari
DPR sementara ke DPR hasil
Pemilihan Umum

Back

Kabinet Ali Sastroamidjoyo II


(20 Maret 1956 4 Maret 1957)
Setelah Pemilihan Umum 1955,
Presiden Soekarno menunjuk partai
PNI sebagai partai pemenang pemilu
sehingga mampu membuat formatur
kabinet. PNI pun mengajukan Ali
Sastroamidjojo dan Wilopo sebagai
calon formatur kabinet. Kabinet yang
terbentuk berintikan koalisi PNI,
Masyumi dan NU.
Back

Dalam pembentukan kabinet tidak ada


kesulitan yang prinsipil. Namun pada
saat penentuan program pada
formatur ,masyumi menolak ikut
sertanya PKI dalam kabinet tersebut.
Masyumi pun mengajukan usulan
kepada presiden. Namun hal tersebut
tidak langsung di setujui oleh presiden
Back

Untuk mengatasi perbedaan penolakan


terhadap penggabungan PKI dalam kabinet
diadakan musyawarah yang menghasilkan
PKI tidak di gabungkan dalam kabinet. Hal
ini pun membuat presiden soekarno
kecewa karna ia menginginkan untuk
bergabungnya PKI .
Menyikapi hal tersebut, Presiden Soekarno
kemudian berusaha mendesak para tokoh
partai PNI, Masyumi, NU dan PSII agar mau
menerima wakil PKI atau pun
simpatisannya untuk duduk dalam kabinet.

Back

Presiden Soekarno pun akhirnya


menyetujui susunan kabinet yang
telah disusun oleh tim formatur,
dengan memasukkan Ir. Djuanda
dalam kabinet. Pada tanggal 20
Maret 1956, kabinet koalisi
Backnasionalis-Islam dengan Ali

Kabinet Ali II merupakan kabinet pertama yang


memiliki Rencana Lima Tahun yang antara lain
isinya mencakup :
Menyelesaikan masalah Irian Barat
Membentukan daerah-daerah otonomi
Membentuk anggota-anggota DPRD.
Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh
dan pegawai.
Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial
menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
Back

Dalam menjalankan programnya


Kabinet Ali II muncul berbagai
peristiwa-peristiwa baru antara lain :
Gagal memaksa Belanda untuk
menyerahkan Irian Barat sehingga
membuat kabinet ali akhirnya
membatalkan perjanjian KMB pada 3
Mei 1956. Hal ini pun mendapat
persetujuan dari Presiden soekarno
Back

Munculnya masalah anti Cina


diantara kalangan rakyat yang
kurang senang melihat kedudukan
istimewa golongan ini dalam
perdagangan. Yang kemudian
menimbulkan gerakan Separatisme
seperti gerakan pemberontakan PRRI
dan PERMESTA.

Back

Timbulnya perpecahan dalam tubuh


kabinet Ali II antara Masyumi dan
PNI. Masyumi menghendaki agar Ali
Sastroamijoyo menyerahkan
mandatnya sesuai tuntutan daerah,
sedangkan PNI berpendapat bahwa
mengembalikan mandat berarti
meninggalkan asas demokrasi dan
parlementer.

Back

Karna keinginan masyumi tidak


terpenuhi pada kabinet. Pada bulan
januari 1957 masyumipin menarik
semua mentri dalam kabinet Ali II. Hal
ini membuat kabinet ali II semakin
melemah, sehingga pada 14 Maret
1957 Ali Sastroamidjojo menyerahkan
mandatnya kepada presiden
Back

Kabinet Djuanda ( 9 April 1957- 5


Juli 1959)
pada tanggal 21 Februari 1957
soekarno mengundang semua partai
dan tokoh militer untuk hadir ke istana
negara guna mendengarkan
pidatonya. Dalam pidato tersebut
presiden soekarno mengatakan bahwa
demisionernya Kabinet Ali II
memunculkan gerakan separatis di
daerah-daerah.
Back

Hal ini membuat Presiden


Soekarno mengumumkan
berlakunya Undang-undang negara
dalam keadaan darurat perang
atau State van Oorlog en
Beleg (SOB) di seluruh
Indonesia. Keadaan ini membuat
angkatan perang mempunyai
wewenang khusus untuk mengamankan
negara.

Back

Pertentangan yang terjadi saat itu


semakin meluas di tambah lagi dengan
presiden kesulitan dalam
pembentukan kabinet baru akibat
masih adanya partai partai yang
menempuh cara tawar-menawar untuk
dapat duduk dalam pembentukan
kabinet baru (Politik daging sapi).
Back

Saat Indonesia masih dalam


keadaan darurat akibat berbagai
konflik. Presiden soekarno menunjuk
dirinya sendiri untuk menjadi
pembentuk kabinet baru. Presiden pun
membentuk kabinet baru dan
menunjuk Ir. Djuanda sebagai perdana
menteri saat itu.
Back

Kabinet baru tersebut diberi nama


KABINET DJUANDA (kabinet karya)
yang diresmikan pada 9 April 1957.
Kabinet ini merupakan zaken kabinet
yaitu kabinet yang tidak berdasarkan
atas dukungan dari parlemen karena
negara dalam keadaan darurat, namun
tetap terdiri dari para pakar yang ahli
dalam bidangnya.
Back

Kabinet ini dibentuk karena Kegagalan


konstituante dalam menyusun Undangundang Dasar pengganti UUDS 1950.
Serta terjadinya perebutan kekuasaan
antara partai politik. Dibawah pimpinan
Perdana Menteri Ir. Djuanda, terdapat
tiga orang wakil Perdana Menteri yang
berasal dari PNI, NU dan Parkindo.
yaitu Hardi, Idham Chalid, dan Leimana.

Back

Tugas dari kabinet Karya di


antaranna:
Menyelesaikan pegolakanpergolakan yang terjadi
diberbagai daerah
Memperjuangan pengembalian
Irian Barat kedalam wilayah
Indonesia
Mengatasi masalah ekonomi
serta keuangan ekonomi yang
sangat buruk.
Back

Dalam menyelesaikan tugasnya kabinet ini


menyusun program kerja yang terdiri dari
lima pasal yang dikenal dengan Panca
Karya, sehingga kabinetnya pun dikenal
sebagai Kabinet Karya. Kelima program
tersebut meliputi:
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan
KMB
4. Perjuangan Irian
5. Mempergiat pembangunan

Back

Dewan Nasional merupakan suatu badan


baru yang bertujuan untuk menampung
dan menyalurkan aspirasi dan kekuatan
non partai yg ada di masyarakat dalam
mengatasi pergolakan daerah saat itu.
Dewan ini dipimpin langsung oleh
Presiden Soekarno. Pada masa
demokrasi parlemen wilayah indonesia
hanyak mencakup 3 mil dari permukaan
laut.

Back

Karna wilayah indonesia yang di rasa


terlalu sempit membuat mudahnya
para kapal asing untuk masuk kelaut
indonesia tanpa hambatan. Oleh sebab
itu Kabinet ini berusaha untuk
membuat perubahan pada batasan
batasan wilayah negara indonesia
yang dikenal dalam deklarasi djuanda.

Back

Deklarasi Djuanda mengandung


konsep bahwa batasan tanah air
tidak lagi memandang laut sebagai
alat pemisah dan pemecah bangsa,
seperti pada masa kolonial, namun
harus dipergunakan sebagai alat
pemersatu bangsa dan wahana
pembangunan nasional. Awalnya
deklarasi ini membuat banyak
negara yang merasa keberatan
terhadap konsepsi landasan hukum
laut Indonesia yang baru.

Back

Indonesia yg berusaha
mempertahankan hukum terhadap
batasan tersebut berusaha untuk ikut
serta dalamkonferensi Jeneva pada
tahun 1958 yang kemudian
memantapkan Indonesia sebagai
Archipelagic State Principle atau
negara kepulauan.
Back

Setelah itu barulah diterima di dunia


internasional setelah ditetapkan dalam
Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di
Montego Bay (Jamaika) pada tahun
1982 (United Nations Convention On
The Law of The Sea/ UNCLOS 1982).
Pemerintah Indonesia kemudian
meratifikasinya dalam UU No.17/ 1985
tentang pengesahan UNCLOS 1982
bahwa Indonesia adalah negara
kepulauan.
Back

Untuk menormalisasi keadaan yang


diakibatkan oleh pergolakan daerah,
Kabinet Karya pada 10-14 September
1957 melangsungkan Musyawarah
Nasional (Munas) yang dihadiri oleh
tokoh-tokoh nasional dan daerah,
diantaranya adalah mantan Presiden
Mohammad Hatta. Musyawarah Yang
dilaksanakan di gedung
Proklamasi Jalan Pegangsaan
Timur No. 56
Back

Dalam upaya untuk mengatasi


pembangunan dilaksanakan
Musyawarah Nasional Pembangunan
pada bulan yg sama. Musyawarah ini
bertujuan untuk membahas dan
merumuskan usaha-usaha
pembangunan yang sesuai dengan
keinginan daerah.
Back

Oleh karena itu, kegiatan ini


dihadiri juga oleh tokoh-tokoh
pusat dan daerah serta semua
pemimpin militer dari seluruh
teritorium, kecuali Letkol. Achmad
Husein dari Komando Militer
Sumatera Tengah

Back

Dalam upaya penyelesaian masalah


pembangunan kabinet ini sering
mengalami permasalahan. Salah
satunya peristiwa percobaan
pembunuhan terhadap presiden
soekarno pada 30 November 1957
(Peristiwa Cikini ) yang diduga
dilakukan oleh golongan pemuda
pendukung Zukifli Lubis
Back

Selain itu pada Pada tanggal 10 Februari


1958, Ketua Dewan Banteng mengeluarkan
ultimatum agar Kabinet Djuanda dibubarkan
dalam waktu 5x24 jam. Namun presiden
mengabaikannya. Pada akhirnya Dewan
Banteng memproklamasikan berdirinya
Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) dengan Syarifudin
Prawiranegara sebagai perdana menteri.

Back

Begitu pula di Sulawesi dibentuk pemerintahan


sendiri yaitu Permesta. Hal itu membuat situasi
negara semakin mengkhawatirkan.Pada
tanggal 22 April 1959 dihadapan
Konstituante,Presiden Soekarno berpidato yang
isinya menganjurkan untuk kembali kepada
Undang-Undang Dasar 1945.Anjuran Presiden
tersebut diberikan kepada Konstituante selama
kurang lebih tiga tahun berdebat tanpa
berhasil merumuskan Undang-Undang Dasar.

Back

Juga mengenai anjuran presiden


tersebut,Konstituante tidak berhasil
memberikan kata putus dan demikian
kuatlah kesan bahwa partai-partai politik
sebagai keseluruhan tidak mampu untuk
menembus jalan buntu dengan cara-cara
parlementer.Kabinet inipun akhirnya
menjadi demisioner ketika Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959 sehingga dimulailah babak baru
sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.

Back

Anda mungkin juga menyukai