Anda di halaman 1dari 36

BAB I

LATAR BELAKANG
I.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional. Tujuan
Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber
daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai upaya secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan penanggung jawab
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang kesehatan maupun di
bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak terhadap perkembangan kesehatan di
Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sebagai
dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga derajat kesehatan masyarakat
yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi
dari Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat
2025 dapat segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam mencanangkan visi
daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus
dicapai oleh jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang
telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Pademangan sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan
menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat
yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh
Puskesmas Kecamatan Pademangan diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara
optimal.
I.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan
I.1.1.1 Keadaan Geografis

Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota


Administrasi. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi dengan DPRD tingkat
II, maka kota-kota administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD tingkat II
yang mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah No. 4/1966
ditetapkanlah lima wilayah kota administratif di DKI Jakarta, yaitu: Jakarta Pusat,
Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, yang dilengkapi
dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan
ini didasarkan pada azas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu
200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan
10.000 jiwa untuk Kelurahan pinggiran (Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan,
2014).

Wilayah kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari
luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara
membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat
antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di kepulauan seribu.
Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang di
bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air
payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan
suhu rata-rata 27C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal
curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah
pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan
wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena
pasang air laut (Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan, 2014).
Secara geografis Wilayah Kecamatan Pademangan terdiri dari daerah
dataran rendah dengan ketinggian 0,75 meter dari permukaan laut, saat air laut
pasang ada beberapa daerah di wilayah kecamatan pademangan tergenang air laut,
terlebih pada musim hujan, suhu udara di wilayah kecamatan Pademangan setiap
tahunnya berkisar 27C. Bukan hanya itu wilayah Kecamatan Pademangan
merupakan muara dari 4 (empat) sungai yang cukup besar yaitu Sungai Ciliwung
(Gunung Sahari), Sungai Opak, Sungai Ciliwung (Kota), Sungai Sunter dan
Angkasa Pura (Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan, 2014).

Gambar 1.1 Peta Wilayah Jakarta Utara


Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam kecamatan yang
ada di wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Kecamatan Pademangan secara
administrasi mempunyai

luas wilayah 1.187 km2. Profil Puskesmas Kecamatan

Pademangan tahun 2014 mengenai teritorial wilayah Pademangan terdiri dari tiga

kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Pademangan Timur
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Timur memiliki luas
wilayah sebesar 370,2 Ha. Jumlah RT 145 dan pengurus RW 10. Kelurahan
Pademangan Timur memiliki jumlah penduduk kurang lebih 32.460 jiwa dan
jumlah KK kurang lebih 12.773 jiwa.
2. Kelurahan Pademangan Barat
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Barat memiliki luas
wilayah sebesar 630,8 Ha. Jumlah RT 213 dan pengurus RW 16. Kelurahan
Pademangan Barat memiliki jumlah penduduk kurang lebih 90.112 jiwa dan
jumlah KK kurang lebih 25.998 jiwa.
3. Kelurahan Ancol

Berdasarkan data statistik wilayah Ancol memiliki luas wilayah sebesar:


186 Ha. Jumlah RT 63 dan RW 7. Kelurahan Ancol memiliki jumlah penduduk
kurang lebih 40.285 jiwa dan jumlah KK kurang lebih 18.603 jiwa.
Batas wilayah Kecamatan Pademangan adalah sebagai berikut :
Utara

: Laut Jawa, Teluk Jakarta

Timur

: Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter,


Tanjung Priuk

Selatan

: Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua,Sawah Besar


danTamansari

Barat

: Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa


Dan Gambir

Gambar 1.2 Peta Wilayah Kecamatan Pademangan


I.1.1.2 Keadaan Demografi
Wilayah Kecamatan Pademangan adalah wilayah padat penduduk yang
sangat heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara pada akhir tahun
2014, Kecamatan Pademangan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 130.455
jiwa, dengan kepadatan penduduk 659,51 per km2 (Profil Puskesmas Kecamatan
Pademangan, 2014).

Kepadatan penduduk per Kelurahan di wilayah Puskesmas Kecamatan


Pademangan Tahun 2014.
4

Tabel 1.1 Data kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan


Pademangan Tahun 2014
No.
1
2
3

Kelurahan

Luas wilayah

Pademangan Barat
Pademangan Timur
Ancol
Jumlah

(Ha)
630,8
370,2
186
1.187

Jumlah Penduduk

Kepadatan

90.112
32.460
40.285
162.857

jiwa/km2
658
237
294
1.189

(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2014)

Berdasarkan tabel 1.1. didapatkan bahwa data kepadatan penduduk di wilayah


Puskesmas Kecamatan Pademangan paling tinggi adalah Pademangan Barat.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun
Tetangga (RT) di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan
Tahun 2014
No. Kelurahan
1
Pademangan Barat
2
Pademangan Timur
3
Ancol
Jumlah

Jumlah

RW

RT

KK

Penduduk
90.112
32.460
40.285
162.857

16
10
7
33

213
145
66
423

25.998
12.773
18.603
57.374

(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2014)

Berdasarkan tabel 1.2. didapatkan bahwa data jumlah penduduk menurut KK, RT dan
RW terbanyak adalah Pademangan Barat.
Berikut merupakan data demografi Kecamatan Pademangan:
A. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.3 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014
No.
1

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Tidak Sekolah

15.042
5

2
3
4
5
6

Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi/PT

15.043
30.036
34.903
34.662
13.818

(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Tahun 2014)

Berdasarkan tabel 1.4. didapatkan bahwa data penduduk menurut tingkat pendidikan
di wilayah Kecamatan Pademangan terbanyak adalah tamat Akademi/Perguruan
Tinggi.
B. Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah
puskesmas kecamatan Pademangan Tahun 2014
NO

UMUR

LAKI LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

1
2
3
4

0- 4 Th
5-9 Th
10-14 Th
15-19 Th

5.717
7.259
6.277
6.363

5.233
6.479
6.018
5.912

10.950
13.738
12.295
12.275

5
6

20-24 Th
25-29 Th

7
NO

30-34 Th
UMUR

7.206
9.259
9.936

6.930
8.944
8.754

14.136
18.203
18.690

LAKI LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

8
9
10

35-39 Th
40-44 Th
45-49 Th

7.556
7.375
5.755

7.213
5.875
4.972

14.769
13.250
10.727

11
12
13

50 54 Th
55-59 Th
60-64 Th

4.502
2.940
2.043

4.011
2.923
1.984

8.513
5.863
4.027

14
15
16

65-69 Th
70- 74 Th
> 75 Th
JUMLAH

1.272
838
596
84.894

1.311
817
587
77.963

2.583
1.655
1.183
162.857

(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2014)

Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.5. didapatkan bahwa jumlah penduduk menurut golongan usia di
wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun)
sebanyak 115.453 dan penduduk usia non produktif 46.404
Persentase usia produktif (usia 15-65 thn) : 115.453 x 100 % = 70,80 %
162.857
Presentase usia non produktif

: 46.404 x 100 % = 28,49 %


162.857

Dependency ratio : 46.404 = 0,401


115.453

C.

Data Sarana Kesehatan


Tabel 1.5 Sarana Kesehatan di Wilayah kecamatan Pademangan Tahun 2014
NO

FASILITAS KESEHATAN

JUMLAH

PUSKESMAS

POSYANDU

41

3
4

BALAI PENGOBATAN UMUM/ KLINIK 24 JAM


DOKTER UMUM PRAKTEK SWASTA

5
15
7

DOKTER GIGI PRAKTEK SWASTA

DOKTER PRAKTEK BERSAMA

RUMAH BERSALIN

APOTIK

11

DUKUN BERANAK

10

LABORATORIUM KLINIK

JUMLAH

86

(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Tahun 2014)

I.1.2 Gambaran Umum Puskesmas


I.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu
atau sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi
keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu,
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya,
memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya (Arrimes, 2005).
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan
8

mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan


merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah
kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
(Arrimes, 2005).
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komphrensif yang meliputi promtif (peningkatan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan).
Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh
masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka
banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya
perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan
paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar
dalam pembangunan kesehatan, antara lain : (Arrimes, 2005).
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan promotif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for
service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi
investasi

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan
bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah
(partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan
era desentralisasi.
I.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati
dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 50.000
penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000
jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat
rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Arrimes,
2005).

I.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Arrimes (2005), Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas

meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
10

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis


kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
I.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya
secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1.

Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan


Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan (Arrimes, 2005).

2.

Pusat pemberdayaan masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk

sumber

pembiayaannya,

serta

ikut

menerapkan,

menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan


perorangan,

keluarga

dan

masyarakat

ini

diselenggarakan

dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat


setempat (Arrimes, 2005).
3.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

11

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan


tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :

Pelayanan kesehatan perorangan


Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan

pemeliharan

kesehatan

dan

pencegahan

penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap (Arrimes, 2005).


Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan

penyembuhan

penyakit

dan pemulihan

kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi


kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya
(Arrimes, 2005).

12

Gambar 1.3 : Fungsi Puskesmas


(Sumber : Buku Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan)

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses


ini dilaksanakan dengan cara :
1.

Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam


rangka menolong dirinya sendiri

2.

Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan


menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3.

Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan

4.

Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat

5.

Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan


program Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk

menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1.

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai


tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat umum
mempunyai indikator :
- Tersedianya air bersih
- Tersedianya jamban yang saniter
- Tersedianya larangan merokok
- Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2.

Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :


- Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
- Tumbuh dan kembangnya LSM

13

- Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat


3.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama


Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
-

Promosi kesehatan masyarakat


Kesehatan lingkungan
KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

KB ( Keluarga Berencana )

Perbaikan gizi masyarakat

P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

Pengobatan dasar

I.1.2.5 Peran Puskesmas (Arrimes, 2005)


Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial
dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui system perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi
serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat (Arrimes, 2005).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
14

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
3.Pertanggung jawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan

di

wilayah

kabupaten/kota

adalah

dinas

kesehatan

kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk


sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4.

Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab

wilayah

kerja

dibagi

antar

puskesmas,

dengan

memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).


Masing

masing

puskesmas

tersebut

secara

operasional

bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.


I.1.2.6 Visi Puskesmas
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan sesuai dengan Standart International menuju Indonesia Sehat
(Arrimes, 2005).
I.1.2.7 Misi Puskesmas (Arrimes, 2005)
1.

Memberikan

pelayanan

kesehatan yang

meliputi

kegiatan

promotif,

preventif,kuratif dan rehabilitatif.


2.

Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan


berkualitas.

3.

Meningkatkan kualitas pelayanan dan program sesuai dengan standart mutu.

4.

Mengembangkan system manajemen Puskesmas.

5.

Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

6.

Mengembangkaan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.


15

I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat


Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Arrimes (2005, upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:

1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan


masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Tabel 1.6 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
Upaya Kesehatan Wajib
Promosi kesehatan

Kegiatan
Promosi hidup bersih dan sehat

Indikator
Tatanan sehat

Kesehatan Lingkungan

Penyehatan pemukiman

Perbaikan perilaku sehat


Pembinaan kesehatan lingkungan di
tempat-tempat umum (TPM).
Program kesehatan kerja indrustri.
Program

Kesehatan ibu dan anak

kesehatan

ANC

pemukiman (PKLP).
Cakupan K1, K4

Pertolongan persalinan

Cakupan Linakes

MTBS

Cakupan MTBS

Imunisasi

Cakupan Imunisasi

Lingkungan

16

Keluarga Berencana
Pemberantasan penyakit
menular

Pelayanan Keluarga Berencana


Diare
ISPA
Malaria
Tuberkulosis

Upaya Kesehatan Wajib


Gizi

Pengobatan

Kegiatan
Distribusi vit A/ Fe / cap yodium
PSG
Promosi Kesehatan
Medik dasar
UGD
Laboratorium sederhana

Cakupan MKET
Cakupan kasus diare
Cakupan kasus ISPA
Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Indikator
Cakupan vit A /Fe / cap yodium
% gizi kurang / buruk, SKDN
% kadar gizi
Cakupan pelayanan
Jumlah kasus yang ditangani
Jumlah pemeriksaan

( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)

Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti


tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan
program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi
Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan
akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah ( Arrimes,
2005).

Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah
ada, yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut
17

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


10. Upaya Kesehatan Remaja
11. Dana Sehat
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas (Arrimes, 2005).
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai (Arrimes, 2005).
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas
kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
dinas

kesehatan

kabupaten/kota

bertanggungjawab

dan

wajib

menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi


dengan berbagai unit fungsional lainnya (Arrimes, 2005).
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2014 adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Upaya Promosi Kesehatan


Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya Keluarga Berencana
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Pengendalian Penyakit Menular
Upaya Pengobatan
18

B. Upaya Kesehatan Pengembangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Upaya Kesehatan Sekolah


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya Kesehatan Remaja
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus

menerapkan

azas

penyelenggaraan

puskesmas

secara

terpadu.

Azas

penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar


pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib

maupun

upaya

kesehatan

pengembangan.

Arrimes

(2005),

azas

penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :


1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah
kecamatan. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara
lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat

19

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar


berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin Desa), Bina Keluarga Balita
(BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a.

Keterpaduan Lintas Program


Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
-

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan


P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

20

UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,


pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
jiwa.

Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,


promosi kesehatan, & Kesehatan gigi.

Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa &
promosi kesehatan.

b.

Keterpaduan Lintas Sektor.


Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan
dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
- UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
- Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.
- KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK (Pusat Kesejahteraan
Keluarga) & PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).
- Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha &
organisasi kemsyarakatan.
- Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk
21

membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut


dan juga untuk meningkatkanefisiensi, maka penyelenggaraan setiap
program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan (Arrimes, 2005).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama (Arrimes, 2005).

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :


a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan
upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
- Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
- Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
- Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat,

misalnya

kejadian luar biasa, pencemaran

lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga


dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
22

dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,


maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
(Arrimes, 2005).
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
- Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan

kesehatan

masyarakat

kepada

dinas

kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas


tidak mampu.
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.4: Sistem Rujukan Puskesmas


(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)

1.2 Program Gizi yang Diselenggarakan Di Kecamatan Pademangan


23

Upaya Kesehatan Gizi masuk ke dalam program dasar puskesmas atau yang dikenal dengan
basic seven. Sasaran pembangunan kesehatan tertuang dalam rencana pembangunan jangka
menengah yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang salah satunya tercermin dari gizi komunitas dan
peningkatan peran serta masyarakat (Laporan Kegiatan Program Gizi Puskesmas Kecamatan
Pademangan, 2015).

Puskesmas Kecamatan Pademangan merupakan salah satu Puskesmas yang memasukkan


kesehatan gizi ke dalam program wajib puskesmas dan

melaksanakan kegiatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah kesehatan gizi yang terdapat di wilayah kerjanya
(Laporan Kegiatan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan, 2015).
Program Gizi di Puskesmas Pademangan Tahun 2015 meliputi :
a. Pemantauan pertumbuhan berat badan balita
b. Pengumpulan data dasar gizi
c. Intervensi Gizi
d. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
e. Pemberian Fe pada Bumil
f. Program ASI eksklusif
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan program gizi maka perlu ditetapkan indikator atau
parameter objektif yang dapat di pahami dan diterimaa oleh semua pihak. Dengan menggunakan
indikator tersebut di harapkan dapat diketahui keberhasilan kegiatan surveilans gizi, dan dapat
pula digunakan untuk membandingkan keberhasilan kegiatan program gizi antar wilayah.
Tabel 1.7 Indikator Kinerja Program Gizi di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode 2010-2015
Target (%)
No.

Indikator
2010

2011

2012

2013

2014

2015

Persentase balita gizi buruk yang


mendapat perawatan.

100

100

100

100

100

100

Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat


ASI Eksklusif.

65

67

70

75

80

80

Cakupan RT yg mengonsumsi garam


beryodium.

75

77

80

85

90

90

24

Persentase 6-59 bulan dapat kapsul vit. A

75

78

80

83

85

85

Persentase ibu hamil mendapat Fe 90


tablet.

71

74

78

81

85

85

Persentase balita ditimbang berat


badannya.

65

70

75

80

85

85

Sumber : Laporan Tahunan Gizi & PPSM Puskesmas Kecamatan Pademangan 2015

A. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita


Penimbangan rutin di Posyandu merupakan salah satu cara untuk memantau pertumbuhan
berat badan balita dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Didalam KMS berat badan
balita hasil penimbangan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga
membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah
berat badan anak hasil penimbangan NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T). Selain itu dari kegiatan
penimbangan dicatat pula JUMLAH ANAK YANG DATANG KE POSYANDU DAN
DITIMBANG (D), JUMLAH ANAK YANG TIDAK DITIMBANG BULAN LALU (O),
JUMLAH ANAK YANG BARU PERTAMA KALI DITIMBANG (B) banyaknya anak yang
berat badannya di BAWAH GARIS MERAH (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah
jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki
KMS pada bulan yang bersangkutan (K) (Laporan Kegiatan Program Gizi Puskesmas Kecamatan
Pademangan, 2015).

Alur pencatatan dan pelaporan yang selama ini dijalankan yaitu kader mencatat dan
melaporkan hasil kegiatan posyandu didalam lembar F1 Posyandu, kemudian mengirimkan
laporan tersebut ke Puskesmas Kelurahan. Petugas gizi Puskesmas Kelurahan membuat
rekapitulasi F1 hasil penimbangan seluruh Posyandu yang ada di wilayahnya kedalam formulir
LB3 Gizi dan dikirimkan ke Puskesmas Kecamatan. Petugas gizi Puskesmas Kecamatan
membuat rekapitulasi LB3 Gizi seluruh Puskesmas Kelurahan untuk dikirimkan ke Suku Dinas
Kesehatan Masyarakat (Laporan Kegiatan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan, 2015).
Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap kegiatan penimbangan adalah
pembuatan balok SKDN, yang dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan kegiatan
program disuatu wilayah kerja. Tujuan pembuatan balok SKDN adalah agar:
- Semua BALITA yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.

25

Semua BALITA hadir untuk ditimbang dan semua BALITA naik berat badannya sehingga : S

=K=D=N
Berdasarkan laporan LB3 setiap bulan dari Puskesmas kelurahan diketahui kondisi SKDN
Kecamatan Pademangan sebagai berikut :
S
= Jumlah S poyeksi
S
= Jumlah seluruh balita pendataan
K
= Jumlah balita yang mempunyai KMS
D
= Jumlah balita yg ditimbang di posyandu
N
= Jumlah balita yg ditimbang & naik BB-nya
Data SKDN juga dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan program, yaitu untuk memotivasi
masyarakat agar berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dengan indikator yang didasarkan pada
data S dan D, selain itu juga untuk menghitung ketersediaan dan kebutuhan KMS dalam rangka
menunjang kegiatan pemantauan pertumbuhan yang didasarkan pada data S dan K. Berikut ini
adalah indikator-indikator yang digunakan dalam penilaian kegiatan posyandu :
a. Cakupan Program (K/S)
Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat dibagi dengan
jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100%. Persentase dari cakupan
program menggambarkan berapa jumlah balita di wilayah tersebut yang telah memiliki
KMS atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut yang telah tercapai. Target dari
K/S ialah 100% (Laporan kegiatan program gizi puskesmas kecamatan pademangan, 2015).
b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja
dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100%. Persentase
cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi
masyarakat di daerah tersebut untuk menimbang balitanya ke Posyandu. Target dari D/S
ialah 85% (Laporan kegiatan program gizi puskesmas kecamatan pademangan, 2015).
c. Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan
jumlah

balita

yang

telah

memiliki

KMS

kemudian

dikali

100%.

Persentase

menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan didaerah tersebut yang telah


tercapai dan untuk memantau balita yang memiliki KMS dan ditimbang di posyandu.
Target dari D/K ialah 60% (Laporan kegiatan program gizi puskesmas kecamatan pademangan,
2015).

26

d. Cakupan hasil penimbangan (N/D)


Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik berat badannya
dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali 100%. Persentase ini
menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai.
Memantau efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah balita yang naik berat
badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu. Target dari N/D ialah 80%
(Laporan kegiatan program gizi puskesmas kecamatan pademangan, 2015).
e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)
Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat badannya dibagi
dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas kemudian dikali 100%. Target
dari N/S ialah 60% (Laporan kegiatan program gizi puskesmas kecamatan pademangan, 2015).
Tabel 1.8 Persentase rata-rata K/S Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari April
2015 (Dalam Persen)

K/S
Absolut
721

No

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

1073

100

Kel. Pademangan Barat II

5471

100

3738

68

Kec. Pademangan Timur

1514

100

1016

67

Kel. Ancol

1363

100

1032

76

Total

9421

100

6507

69,5

%
67

Tabel 1.9 Persentase rata-rata D/S Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari April
2015 (Dalam Persen)

No

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

1073

Kel. Pademangan Barat II

Kec. Pademangan Timur

D/S
Absolut

85

657

61

5471

85

2710

50

1514

85

911

60

27

Kel. Ancol

1363

85

716

53

Total

9421

85

4994

56

Tabel 1.10 Persentase rata-rata D/K Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari April
2015 (Dalam Persen)

No

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

721

Kel. Pademangan Barat II

D/K
Absolut

60

657

91

3738

60

2710

72

Kec. Pademangan Timur

1016

60

911

90

Kel. Ancol

1032

60

716

69

Total

6507

60

4994

80,5

Tabel 1.11 Persentase rata-rata N/D Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari April
2015 (Dalam Persen)

N/D
Absolut
250

No

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

657

80

Kel. Pademangan Barat II

2710

80

1506

55,6

Kec. Pademangan Timur

911

80

552

60,6

Kel. Ancol

716

80

522,5

73

Total

4994

80

2830,5

56,8

%
38

Tabel 1.12 Persentase rata-rata N/S Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari April
2015 (Dalam Persen)

No

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

1073

Kel. Pademangan Barat II

3
4

N/S

60

Absolut
250

%
23,3

5471

60

1506

27,5

Kec. Pademangan Timur

1514

60

552

36,4

Kel. Ancol

1363

60

522,5

38,3

28

Total

9421

60

2830,5

31,4

B. Pengumpulan Data Dasar Gizi


Tahun 2015 Puskesmas Kecamatan Pademangan melaksanakan kegiatan pengumpulan data
dasar gizi, yang bertujuan untuk mendapatkan data jumlah balita dan ibu hamil yang ada di
wilayah Kecamatan Pademangan disertai dengan gambaran status gizinya. Disamping itu dari
hasil pendataan ini akan digunakan untuk menentukan sasaran PMT-P tahun 2014 dan sebagai
data sasaran untuk kegiatan program gizi tahun 2015. Berikut disajikan data hasil pengumpulan
data dasar gizi tahun 2015.
Tabel 1.13 Data Balita BGM Periode Januari April 2015 (Dalam Persen)
Wilayah Puskesmas Pademangan
Data Balita BGM Periode

No

Puskesmas

Sasaran

Target

Januari April 2015


(Dalam Persen)

Absolut

Kel. Pademangan Barat I

1073

5,75

0,53

Kel. Pademangan Barat II

5471

13,25

0,24

Kec. Pademangan Timur

1514

4,25

0,28

Kel. Ancol

1363

8,75

0,64

Total

9421

32

0,42

C. Intervensi Gizi
Intervensi gizi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki status gizi,
baik gizi buruk maupun gizi kurang. Ada dua kegiatan berkaitan dengan intervensi gizi yang

29

dilakukan Puskesmas Kecamatan Pademangan, yaitu pemberian makanan tambahan pemulihan


(PMT-P)
-

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P )


Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT- P) ditujukan kepada balita
dengan berat badan dibawah garis merah (BGM) sesuai KMS dan juga kepada ibu hamil dari
keluarga miskin (Gakin), walaupun dengan status gizi normal/baik. Ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan ini, yaitu menentukan
sasaran dan melakukan pengkajian tentang jenis bahan makanan yang akan diberikan. Untuk
sasaran PMT-P tahun 2014 ditentukan sesuai dengan hasil pengumpulan data dasar gizi, akan
tetapi dengan adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Pademangan, maka PMT-P tidak dapat diberikan kepada seluruh balita BGM (Laporan
Kegiatan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan, 2015).
Tabel 1.14 Sasaran dan Periode PMT-P di wilayah
Kecamatan Pademangan Periode Januari April 2015

Balita BGM

Susu Frisian flag, Taburia

Periode Intervensi
(Bulan)
3

Baduta

Biskuit, MP-ASI depkes

Baduta

Biskuit, MP-ASI depkes dari sudin

Gibur

Susu, gula, minyak mineral mix

Jenis Sasaran

Jenis PMT

Sasaran PMT-P ditetapkan berdasarkan kriteria :


Balita BGM :
12 - 24 bulan
Biskuit
7 - 57 bulan
Susu & Taburia
Status Gizi kurang
Berasal dari keluarga miskin.
Bahan makanan yang diberikan pada PMT-P tahun 2014 per bulan per orang adalah :

Balita BGM :
- Frisian Flag
- Taburia
- Biskuit
- Susu Ibu Hamil

( 200 Gr )
(15 )
(120 Gr )
(150 Gr)

: 15 Dus
: 15 Sahcet Per Anak
: 30 Rol
: 20

30

Gerakan Balita Sehat (GBS)


Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan RW-RT kader yang ada
balita gizi kurang dan mendata permasalahan yang ada di RW untuk mengadakan
penyuluhan anak bergizi baik dan membuat contoh makanan sesuai kelompok umurnya.
Kegiatan ini dilakukan di RW yang menjadi rawan gizi yang bertujuan untuk melihat
permasalahan yang ada di RW (Laporan Kegiatan Program Gizi Puskesmas Kecamatan
Pademangan, 2015).

D. Pencegahan Kekurangan Vitamin A


Dalam rangka mencegah terjadinya kekurangan Vitamin A di wilayah Kecamatan
Pademangan, dilakukan akselerasi Vitamin A yang bertujuan meningkatkan cakupan pemberian
vitamin A, kegiatan yang dilaksanakan adalah pemasangan leaflet ditiap PKM kelurahan dan
PKM kecamatan, penyebaran leaflet dan dengan bantuan kader posyandu, mendatangi balitabalita yang pada bulan Februari dan Agustus yang belum mendapat vitamin A untuk diberikan
vitamin A sesuai umur balita. Untuk kegiatan pemberian vitamin A pada ibu nifas
pelaksanaannya dengan melakukan koordinasi dengan lintas program yaitu program Kesehatan
Ibu & Anak (KIA) dan Rumah Bersalin (RB) (Laporan Kegiatan Program Gizi Puskesmas
Kecamatan Pademangan, 2015).
Tabel 1.15 Sasaran Suplementasi Vitamin A
Sasaran

Dosis

Frekuensi

Bayi 6-11 bulan

Kapsul biru (100.000 SI)

2 kali

Balita 12-59 bulan

Kapsul merah (200.000 SI)

2 kali

Ibu Nifas (0-42 hari)

Kapsul merah (200.000 SI)

2 kali

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di Kecamatan Pademangan Pada


Balita 6-11 Bulan di tahun 2015 ialah sebagai berikut :
Tabel 1.16 Data Pemberian Vitamin A Balita 6-11 bulan Periode Februari Semester 1
di Wilayah Kecamatan Pademangan
Balita 6-11 bulan yang
No

Puskesmas

Sasaran

Target

mendapatkan apat Vit A


(dalam Persen)
Absolut
%
31

1
2
3
4
5

Kel. Pademangan Barat I

128

85

122

96,9

Kel. Pademangan Barat II

467

85

124

94,2

Kec. Pademangan Timur

140

85

440

87,1

Kel. Ancol

192

85

232

120,8

Total

927

85

918

99,0

Tabel 1.17 Data Pemberian Vitamin A Balita 12-59 bulan Periode Februari Semester 1
di Wilayah Kecamatan Pademangan

Balita 12-59 bulan yang


No

Puskesmas

Sasaran

Target

mendapatkan apat Vit A


(dalam Persen)
Absolut
%

1
2
3
4
5

Kel. Pademangan Barat I

719

85

974

135,5

Kel. Pademangan Barat II

3631

85

3547

97,7

Kec. Pademangan Timur

1199

85

2123

177,1

Kel. Ancol

1219

85

1183

97,0

Total

6768

85

7827

115,6

Persentasi Balita 6-59 bulan yang mendapatkan vitamin A di wilayah Puskesmas Kecamatan
Paemangan adalah sebesar 107,3%.
E. Pemberian Fe pada Bumil
Pemberian Fe pada Bumil dilakukan melalui 2 kegiatan yaitu Pemberian Tablet Besi dan
Penyuluhan (Kelompok dan Individu). Pemberian tablet besi untuk ibu hamil dilakukan di
posyandu, PKM Kelurahan dan PKM Kecamatan. Pemberiannya diberikan pada trimester ketiga
sebanyak 90 tablet.
Tabel 1.18 Laporan Fe 3 Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari April 2015 ( Dalam Persen )

32

Pemberian Tablet Fe
No
1
2
3
4
5

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

484

85

329

68

Kel. Pademangan Barat II

1017

85

810

80

Kec. Pademangan Timur

841

85

625

74

Kel. Ancol

607

85

498

82

Total

2949

85

2262

76

kepada Ibu Hamil


Absolut
%

33

F. Program ASI Eksklusif


Tabel 1.19 Laporan ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-5 bulan 29 Hari Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari April 2015 ( Dalam Persen )

Bayi Usia 0-5 bulan 29

No
1
2
3
4
5

1.3

Hari yang mendapatkan

Puskesmas

Sasaran

Target

Kel. Pademangan Barat I

75

80

22

29

Kel. Pademangan Barat II

509

80

147

29

Kec. Pademangan Timur

126

80

24

19

Kel. Ancol

80

Total

710

80

193

27,1

ASI eksklusif
Absolut
%

Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program gizi yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan

Pademangan Periode Januari 2015 April 2015, program-program yang tidak memenuhi standar
yaitu kurang atau lebih dari target selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Program dievaluasi
karena adanya masalah pada program tersebut yaitu belum mencapai target yang sudah
34

ditetapkan, adanya kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan pelaporan yang
lengkap. Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain:
1. Persentasi program balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K/S) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 69,5% kurang dari target sebesar 100%
2. Persentasi Partisipasi balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 56% kurang dari target sebesar 85%
3. Persentasi balita yang telah ditimbang per jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat
(D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 80,5% lebih dari target
sebesar 60%
4. Persentasi balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D)
di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 56,8% kurang dari target
sebesar 80%
5. Persentasi efektifitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 31,4% kurang dari target sebesar 60%
6. Persentasi Balita dengan berat badan BGM di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
adalah sebesar 0,42% lebih dari target sebesar 0%
7. Persentasi Balita yang mendapatkan vitamin A di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 107,3% lebih dari target sebesar 85%
8. Persentasi ibu hamil trimester 3 yang mendapatkan tablet besi (Fe3) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 76% kurang dari target sebesar 85%
9. Persentasi Bayi Usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 19,25% kurang dari target sebesar 80%

1.4 Rumusan Masalah


Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas se-Kecamatan
Pademangan periode Januari 2015 April 2014 terdapat 9 cakupan program yang menjadi
masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), dilakukan perumusan masalah
untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari program kesehatan gizi di Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah
sebagai berikut :

35

1. Persentasi program balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K/S) di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 69,5% kurang dari target sebesar
100%
2. Persentasi Partisipasi balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 56% kurang dari target sebesar 85%
3. Persentasi balita yang telah ditimbang per jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat (D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 80,5%
lebih dari target sebesar 60%
4. Persentasi balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang
(N/D) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 56,8% kurang
dari target sebesar 80%
5. Persentasi efektifitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 31,4% kurang dari target sebesar
60%
6. Persentasi Balita dengan berat badan BGM di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 0,42% lebih dari target sebesar 0%
7. Persentasi Balita yang mendapatkan vitamin A di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 107,3% lebih dari target sebesar 85%
8. Persentasi ibu hamil trimester 3 yang mendapatkan tablet besi (Fe3) di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 76% kurang dari target sebesar
85%
9. Persentasi Bayi Usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 19,25% kurang dari target sebesar 80%.

36

Anda mungkin juga menyukai