Disusunoleh
Nama
: Ariyanto agung s.
Nim
: 41312120038
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang MahaEsa,
atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang mengenai Perancangan Konstruksi Mesin.
Adapun penulisan laporan ini untuk mengetahui perancangan belt
covenyor, prinsip kerja belt conveyor, berserta perhitungan belt conveyor,
pengolahan data serta analisis dan kesimpulan setelah melakukan perancangan
conveyor.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran bagi pembaca dan pihak lainnya agar makalah ini lebih
baik.
Adapun penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca, semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
: PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II
: TEORI DASAR
Berisi tentang konstruksi belt conveyor, profil conveyor, metode
discharger belt conveyor, karakteristik material angkut, kecepatan belt,
daya belt, pemilihan pulley, pemilihan belt, pemilihan idler dan teknik
splice.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Konstruksi Belt Conveyor
Penumpahan material dapat dilakukan pada dua arah yaitu pada head atau
tail.
Tabel 2. 3 Menunjukkan berbagai jenis material angkut dan data yang saling
berhubungan
2.5 Kapasitas
Rumus kapasitas yaitu :
Q = A . v . . 60 (horizontal)
Q = k . A . v . . 60 (inklinasi)
Keterangan :
A : Total cross-sectional area yang terbentuk pada belt akibat penopangan
idler dan angle of surcharge (m)
V : Kecepatan belt (m/min)
: Densitas material (t/m3)
k : Faktor pengurangan inklinasi
Q : Kapasitas angkut (tph)
Tabel 2. 4 Inclination Reduction Faktor (K)
Gambar 2.5 memperlihatkan luas cross-section beban pada belt yang dibentuk
oleh idler dengan sudut troughing () tertentu. Untuk mempercepat pencarian
luas daerah tersebut, tabel 2.5 dapat langsung digunakan.
= L x Kx x Kt
= kapasitas konveyor
(fpm)
Ai
Si
(lbs/ft)
Dimana nilai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
2.8.4 Faktor Perhitungan Gaya Belt dan Beban Flexure Pada Idler, Ky
Kedua tahanan belt terhadap flexure yang bergerak diatas idler dan
tahanan beban flexure material diatas belt yang bertumpu pada idler
menghasilkan gaya tegangan belt ky adalah faktor perkalian untuk
menghitung gaya tegangan ini. Nilai ky dapat dilihat dari tabel 9
2.8.6.
Tbc
= Tptr + H . Wb
Tpl
Dimana,
n . 3 . b (lbs)
b
Dimana,
(2 . Cs . Lb . hs) + ( 6 . Lb )
(lbs)
(in)
Texv
3300
(lbs)
Dimana,
Tc
Tc
= T1-T2
T1
T2
T1
1
= f
T 2 e 1
W x Si (Wb +Wm ) S 1
=
8T
8xT
Gambar 3 Horizontal Belt Conveyor with Vertical curve and Head Pulley Drive
Lx
Hx
Tex
Trr
Tyr
Tp
Tt
Tb
kemiringan conveyor
Thp
Twcx
tegangan titik X pada sisi carrying hasil dari berat belt dan
Twrx
tegangan titik X pada sisi return hasil dari berat kosong belt
Tfrx
Tyr
= 0,015L Wb Kt
Tt
= T2 + Tyr + Tp - Tb
Tb
= H . Wb
Twcx
= Hx Wb
Tfcx
= Lx {Kt(Kx + Ky)} + Lx Ky Wm
Twrx
= Hx Wb
Tfrx
= 0,015 Lx Wb Kt
Tcx
Trx
= Tt + Twrx + Tfrx
2.8.11.
L
TTU = ( T 2 T yr+ T pT b )
L
Dimana :
T2
= T1 - T2
Tyr
= 0,015 L Wb
Tp
Tb
= H . Wb
2.9.PEMILIHAN PULLEY
Pulley dipilih untuk dapat mengatasi tegangan belt yang tertinggi yang
bekerja padanya. Pulley pada perancangan menggunakan produk dari
perusahaan PT. KHARISMA MITRA MANDIRI
2.10.
PEMILIHAN BELT
: tt
Carcass thickness
: t2
: t3
: t4 = t1 + t2 + t3
2.10.1.
Tipe Belt
Jenis textile belt terdiri dari : camel hair, cotton (woven atau sewed),
duck cotton dan rubber textile belt. Belt conveyor harus memenuhi
idler atau set idler yang artinya penopang sempurna berdasarkan pada
unit roller bersama dengan mounting frame nya atau sambungan
mounting
Roll atau roller atau idler rller sebenarnya yang bersentuhan dengan belt.
Belt merupakan bentuk dari rata-rata menjadi sesuai dengan bentuk tail
pulley, dan berubah lagi menjadi rata di head pulley. Transition idler
adalah yangmerubah bentuk belt pada pada loasi-lokasi ini dengan
perganngan minimal pada belt
2.11.1.
Frame Idler
Pada dasarnya ada 2 tipe idler, yaitu tipe Fixed Frame dan tipe
garland. Idler fixed frame memiliki roller yang diletakkan diatas frame
baja. Idler-idler ini sangat sering digunakan secara luas untuk seluruh jenis
konveyor. Idler Garland, atau yang biasa disebut idler catenary, memiliki
roller fleksibel yang tersambung.
Ada beberapa tipe dari fixed frame idler berdasarkan pada fungsi
khusus. Dibawah ini ada beberapa macam idler yang biasanya digunakan
dan namanya terkenal didunia indutri.
1) Troughing Idler
Baiasanya troughing idler berisi 3 roller tipe trough idler unutk
menahan belt yang bergerak. Central roller ditempatkan horizontal,
smentara side roller diposisikan pada sudut 20 0, 250, 300, 350, 400, atau
450. Inklinasi side roller dari garis horizontal dikenal sebagai sudut
troughing.
3) Impact Idler
Imact idler umumnya terdiri dari 3 roller yang bending. Sudut
bending impact idler, panjang roller, atau kuantitas rller noormalnya
sama dengan idler-idler lain yang dibending dalam conveyor.
Impact idler digunakan untuk menopang belt pada zona
penerimaan material. Impac idler dapat diandalkan saat menangani
tumpahan dari material berat dengan merayap daya benturan yang
dihasilkan dari material yang jatuh dan untuk melindungi belt dari
kerusakan
Idler ini terdiri dari 3 nos roller dan penopang frame baja. Rollerroller ini standard dengan konstruksi tubular, akan tetapi memiliki
komponen yang lebih kuat untuk menyamai kapasitas loading. Roller
ini dipasang pada frame baja yang terukur untuk menyediakan sudut
bending dari 200, 250, 300, 350, 400, atau 450.
2.11.2.
Roller
Roller adalah komponen paling penting dari konveyor, sama seperti
2.11.3.
Pemilihan Idler
W 1+W 2+W 3
2
W1 =
1000 Q 2
x x Si
60 y
3
1
W2 = Wb . . S 1
3
WR =
Wb x P+W 3
2
Lah = 500.a1.a2.a3.
{33,3n }{ WC }
n = 1000 y / (D)
Dimana
Lah
= umur pakai
a1
a2
= factor material = 3
a3
= kondisi operasi = 1
Wc
W1
W2
W3
WR
Tabel 10 Basic Load Rating For Rolling Contact Bearing Cdyn (Kgf)
2.11.4.
head/tail pulley dengan idler pertama. Ini tidak diabaikan, posisi idler
pertama terhadap pulley ditunjukkan pada tabel berikut.
2.12.
TEKNIK SPLICE
Teknik splice adalah teknik untuk menymbung belt conveyor. Proses
3) Penggerindaan.
4) Pembersihan
5) Pengeleman
6) Penyambungan
Setelah lem kkering di lap pakai cleaning solven pakai lap bersih
(majun bersih)
7) Pengerolan
8) Finising
Ujung sambungan top dan bottom dan pinggir sambungan kanan kiri
pakai buffing
2.13.PERPINDAHAN TAKE UP
Perpindahan take-up harus dirancang sesuai dengan penambahan
untuk peyerapan permanent elongation pada belt. Variasi elastis dan
permanent elongation belt dapat dilihat pada tabel. Perpidahan efekti takeup dapat dilihat pada tabel berikut :
Flow Chart
Kapasitas (Q), lebar belt, sudut repose (), sudut surcharge (),
Carrying idler
W1, W2, W3, Wc, n dan La
Return idler
Wr dan Lah
Faktor Kt
Kx, Ky, Te dan P
3.2
: 2000 ton/jam
Lokasi
: Outdoor
Temperatur
: 23oC-37oC
: 200 m
3.3
Nama
: Cement, Porland
Massa jenis
: 1,50 t/m3
Sudut repose
: 30o
Sudut surcharge
: 25o
Inklinasi maksimum
: 20o
Kecepatan Belt
Diketahui :
Lebar Belt
: 1200 mm
A (area cross-section)
Angle of Surcharge ()
: 25o
Through Angle ()
: 30o
Q ( kapasitas)
: 2000 t/h
Q =60 . A . v .
v=
3.4
Q
2000
m
m
=
=130,72
2,18
A . .60 0,17 . 1,50 . 60
min
s
Berat Material Dan Belt
Wm =
W m =254,998
kg
lb
=170,85
m
ft
W b =26
3.5
kg
lb
=17,42
m
ft
Pemilihan Idler
Berdasarkan bab 2.11, pemilihan idler untuk lebar belt 1200 mm, adalah :
3.5.1 Carrying Idler
d
1000 x Q
2
1000 X 2000 2
X X Si =
X X1,2=203,998 kg=204 kg
60 x v
3
60 X 130,72 3
W2 = W b X
1
1
X Si= 26 x x1,2=10,4 kg
3
3
W 1 + W 2 + W 3 204+10,4+19,8
=
=117,1 kg
2
2
33,3 C
.
n
W
( )( )
= 500.1. 3.1.
33,3
1.120
.
299,50 117,1
)(
) =145.922,43 h
= 139 mm
Si = 2,4 m
W3 = 16,1 kg
(tabel 2-16)
W R=
( W b X Si ) +W 3 ( 26 X 2,4 )+16,1
2
=39,25
( )( )
33,3
1.120
=500.1. 3.1. (
.(
=3.875.018,24h
)
299,50 39,25 )
Lah =500. a1 . a 2 . a 3 .
= Lebar Belt
= 1200 mm = 48 in
Wb = Berat Belt
= 170,85 lbs/ft
Si
= 1,2 m = 3,94 ft
= 2,4 m = 7,88 ft
= panjang conveyor
= 200 m
= 656,20 ft
= Ketinggian vertical
= 20 m
= 65,62 ft
= sudut kemitringan
= 20o
= Kecepatan conveyor
= Kapasitas coveyor
= 2000 tph
Kt =
Ai
Si
K x =0,00068 ( 17,42+170,85 ) +
1,65
lbs
=0,547
3,94
ft
3.6.4 Faktor Ky (factor perhitungan gaya belt dan beban flexure pada idler)
Untuk
L = 656,20 ft
W = Wb + Wm = 17,42 lbs/ft + 170,85 lbs/ft = 188,27 lbs/ft
Berdasarkan tabel 2-7 hal 15, Ky terletak antara 600 ft dan 800 ft
Untuk 600 ft Wb + Wm terletak antara 150 200 lbs/ft dengan nilai Ky =
0,035
Untuk 800 ft Wb + Wm terletak antara 150 200 lbs/ft
Dengan interpolasi,
188,27-150 Ky -0,034
=
K y =0,0347654
200-150
0,035-0,034
Jadi, interpolasi terakhir untuk L = 656,20 ft di dapat
656,20-600 Ky -0,035
=
Ky =0,0349340
800-600
0,0347654-0,035
3.6.5 Tegangan Efektif
Te = Tx + Tyc + Tyr + Tym + Tm + Tp + Tam + Tac (lbs)
P=
Te x v
( hp )
33000
P=
17.953,84 x 428,89
( hp )
33000
P = 233,34 hp
P = 174,07 kW
Tail pulley
Head pulley
Take up pulley
(Referensi pulley tabel 2-12 untuk drive pulley dan tabel 2-13 untuk non
drive pulley)
3.6.8 Pemilihan Reduction Gear
Data yang perlu diketahui :
P
n1 =
=
n1=
1000 x v
xD
n1 =
T=
T e x D/2
1000
T=
8.143,72kg x 600/ 2
=2.443,116 kgm=23.966,97 Nm
1000