Olah Data
Olah Data
Pengamatan merupakan hal yang penting dan biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Seperti ilmu pengetahuan lain, fisika berdasar pada pengamatan
eksperimen dan pengukuran kuantitatif. Tujuan utama dari ilmu fisika adalah
memperoleh sejumlah hukum dasar yang mengatur fenomena alam dan
menggunakannya untuk memperoleh teori yang dapat memperkirakan hasil dari
eksperimen. Hukum dasar yang dipergunakan untuk membangun teori dijabarkan
dalam bahasa matematika, sebuah alat untuk menjembatani antara teori dan
eksperimen.
Pada sebuah eksperimen akan dilakukan pengamatan, pengukuran, pencatatan data
dalam bentuk yang teratur, diikuti dengan analisa data dan diakhiri dengan mengambil
kesimpulan. Tujuan utama dari kerja laboratorium adalah memberikan dasar dalam
ilmu eksperimen sehingga pada akhirnya mahasiswa dapat melakukan penelitian
yang dapat dilakukan sendiri. Tujuan dasar dari kerja laboratorium fisika adalah
membekali siswa agar :
1. Memperoleh pemahaman tentang konsep dan teori dasar ilmu fisika.
2. Terbiasa dengan berbagai jenis peralatan dan belajar bagaimana melakukan
pengukuran yang dapat dipercaya (reliable).
3. Belajar bagaimana melakukan pengukuran yang benar berikut memahami
kesalahan pengukurannya.
4. Belajar bagaimana menganalisis data.
5. Belajar bagaimana membuat grafik dan menganalisa hubungan antara
besaran-besaran fisika.
6. Balajar bagaimana membuat laporan kerja lab yang lengkap, benar dan tepat
7. Belajar bagaimana mengatasi masalah yang timbul di dalam laboratorium
1
Analisa Kesalahan
Bila kita melakukan pembuktian hukum-hukum fisika atau mencari besaran fisis
diperlukan pengukuran. Pembacaan skala pada voltmeter, stopwatch atau batang
penggaris sebagai contoh, dapat diterapkan langsung pada serangkaian analisa
terhadap besaran atau hukum yang sedang dipelajari. Ketidakpastian (uncertainty)
dalam pembacaan, akan menghasilkan ketidakpastian pada hasil akhir. Sebuah
pengukuran yang tanpa disertai ketidakpastian akan mengakibatkan penerapan yang
terbatas. Untuk itu, penting sekali dalam perkuliahan dasar teknik laboratorium untuk
memasukan pembahasan tentang ketidakpastian dalam setiap pengukuran.
Ketidakpastian kadang disebut sebagai kesalahan/ralat (error) eksperimental.
a)
nilai benar
b)
nilai benar
Gbr 1. Data pengukuran (a) dengan kesalahan acak (b) dengan kesalahan acak dan sistimatik.
Setiap tanda menunjukan nilai pengukuran.
(1)
Gbr.2. Setiap tanda garis menunjukan hasil pengukuran. Nilai terukur tersebar disekitar nilai
rata-rata .
Nilai terbaik dari suatu pengukuran telah ditentukan dengan menghitung rata-rata ( ).
Kita juga harus memperkirakan ketidakpastian atau kesalahan nilai tersebut. Standar
deviasi didefinisikan sebagai
(2)
Jika standar deviasi kecil, maka sebaran nilai terukur di sekitar nilai rata-rata akan
kecil sehingga presisi dalam pengukuran menjadi tinggi. Catat bahwa deviasi standar
selalu positif dan memiliki satuan yang sama dengan nilai terukur.
Kesalahan atau ketidakpastian nilai rata-rata ( ) adalah standar deviasi dari harga
rata-rata (sm) yang didefinisikan sebagai :
(3)
(4)
Persamaan (5) memiliki makna bahwa kemungkinan nilai terukur akan berkisar dalam
jangkauan,
hingga .
(6)
d1
d1
Gbr. 3 Kesalahan d2 lebih besar dari pada d1 karena titik pusat tanda tidak sama
Perambatan Kesalahan
Perambatan kesalahan merupakan metode sederhana untuk menentukan kesalahan
sebuah nilai, dimana nilai tersebut dihitung dengan menggunakan dua atau lebih nilai
terukur dan dengan menyertakan perkiraan kesalahan yang diketahui.
(7)
dimana setiap perkiraan kesalahan bisa berupa skala terkecil dari alat ukur. Jika w
merupakan nilai yang akan dihitung dari pengukuran di atas, maka akan didefinisikan
menjadi
!
(8)
(9)
Bila perkiraan kesalahan dari x, y, dan z diketahui, maka kesalahan w dapat peroleh
dengan menghitung turunan dari Pers (8)
Perhitungan dengan analisa statistik menunjukan bahwa w merupakan akar kuadrat
dari penjumlahan kuadrat dari perkiraan kesalahan :
! #
(10)
Luas dari persegi panjang dengan lebar w dan tinggi h adalah $ ! % &. Bila kita
mengukur lebar dan tinggi persegi panjang berikut harga perkiraan kesalahannya,
maka kita akan mengetahui nilai w w dan h h sehingga kita dapat menghitung A
A. Untuk menentukan A, pertama-tama kita dapat menggunakan kalkulus turunan
untuk memperoleh turunan luas dari dA
"$
'(
')
"!
'(
'*
"&
&"! !"&
(11)
+)
+*
, ) - , * -
(12)
Penyimpangan
Persentase penyimpangan adalah salah satu metode untuk membandingkan nilai
eksperimen dengan nilai yang diterima atau nilai literatur. Definisi dari persentase
penyimpangan adalah
./01/2341/5./2678.42942 :
;<=><5=<?@A>?BA55;<=><5@CDE@A<F@;
;<=><5=<?@A>?BA
: G HIIJ
(13)
-2
Sebagai contoh, pengukuran besar konstanta gravitasi g adalah 9,20 0,20 ms dan
-2
nilai yang sudah diterima adalah 9,80 ms , maka persentase kesalahan adalah 6,1%.
Kenyataan bahwa nilai yang sudah diterima sangat mendekati nilai eksperimen
menunjukan bahwa sesuatu yang salah pada peralatan pengukuran, kemungkinan
kesalahan sistimatik tidak dihilangkan.
Angka Penting
2
2,0
2,00
0,136
2,483
3
2,483 10
310
2
3,10 10
2
3,1 10
1
2
3
3
4
4
2 atau 3
3
2
Pengukuran dan kesalahan eksperimental harus memiliki dijit penting terakhir pada
tempat yang sama (relativ terhadap titik desimal).
3
Sebagai contoh : 54,1 0,1121 4 8,764 0,002 (7,63 0,10) 10 .
Pembulatan Angka Penting
Pembulatan angka dapat dilakukan dengan menggunakan aturan
1. Jika dijit paling kanan pada deretan angka setelah koma desimal lebih besar dari
angka 5, angka paling kurang berarti dinaikan nilainya
2. Jika dijit paling kanan pada deretan angka setelah koma desimal kurang dari
angka 5, angka peling kurang berarti tidak perlu dinaikan nilainya
3. Jika dijit paling kanan pada deretan angka setelah koma desimal sama dengan
angka 5, angka paling kurang berarti dinaikan nilainya, hanya jika dia bilangan
ganjil.
Contoh :
SALAH
Dalam contoh diatas, angka 0,91 dan 1,23 diketahui menunjukan sekitar 1%, dimana
hasilnya 1,1 didefinisikan sekitar 10%. Dalam kasus ini, akurasi hasil berkurang
hampir sepersepuluh karena kesalahan pembulatan. Sekarang, faktor sepuluh dalam
akurasi menjadi penting dan tidak boleh dibuang dalam analisa yang ceroboh.
0,91 1,23 = 1,1193
SALAH
Dijit tambahan yang tidak penting merupakan beban, dan selanjutnya hal ini
mengakibatkan akibat yang salah dari hasil
0,91 1,23 = 1,12
BENAR
Dalam perkalian atau pembagian kadang dapat diterima untuk memakai jumlah yang
sama dari angka penting dari hasil sebagai faktor terakhir. Contoh
2,6 31,7 =82,42 = 82
5,3 748 = 0,007085 = 0,0071
h(cm)
D(mm)
1
2
3
4
5
32,0
-
23,90
23,95
23,95
23,90
23,85
H
P IIW5NN
V
RO
O
QQ
H
Dengan
maka
"X ]
"X \]
berikut
^X
^X
_ "O ] _ "&
^&
^O
^X
^X
H
H
_ "O ] _ "& ] YO&_ "O ] YO _ "&
^O
^&
L
W
H
"X L
"O "&
O
&
X
Karena nilai perkiran kesalahan lebih kecil dari pada nilai pengukuran
X ` Xa 5O ` "a & ` &, maka perkiraan kesalahan5X adalah
L
H
L
H
\
\
X X ] O_ ] &_ HWZIT ]
IHW_ ]
IM_
O
&
LSH
LI
TTHS5NN[
Analisa Grafik
Salah satu cara terbaik untuk memperoleh hubungan antara variabel terukur adalah
dengan cara memplot data menjadi grafik dan menganalisa grafik tersebut. Prosedur
di bawah ini harus diikuti saat memplot data
1. Gunakan pinsil atau pena yang tajam. Ujung pinsil atau pena yang melebar
akan mengakibatkan ketidakakuratan.
2. Gambarkan grafik pada satu halaman penuh dari laporan. Grafik yang
diciutkan akan mengurangi keakurasian analisa grafik.
3. Beri judul grafik
4. Variabel terikat harus diplot sepanjang sumbu vertikal (y) dan variabel bebas
sepanjang sumbu horizontal (x).
8
titik data
8. Gambarkan kurva melalui titik-titik data. Jika kesalahanya acak, maka 1/3
dari titik-titik tersebut akan tidak berada pada sekitar jangkauan kesalahan
dari kurva terbaik.
Sebagai contoh, perhatikan percobaan tentang kecepatan benda (variabel terikat)
sebagai fungsi dari waktu (sebagai vaiabel bebas) dengan data di bawah ini
Kecepatan (m/s)
Waktu (s)
0,45 0,06
0,81 0,06
0,91 0,06
1,01 0,06
1,36 0,06
1,56 0,06
1,65 0,06
1,85 0,06
2,17 0,06
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Gbr 3 menunjukkan grafik berdasarkan data di atas Grafik berdasarkan data tersebut
menunjukan kecepatan v merupakan fungsi linier dari waktu t. Persamaan umum
untuk garis lurus adalah
N b
(14)
Kecepatan vs Waktu
Ini merupakan bentuk dari persamaan untuk garis tanpa putus yang melewati data,
dimana v0 adalah nilai kecepatan saat t = 0 dan a adalah kemiringan garis yang
merupakan percepatan benda. Berdasarkan grafik v0 = 0,32 m/s. Untuk menghitung
kemiringan, pilih dua titik pada garis yang cukup terpisah.
d ghNijiQkdQ
lm
ln
q
r
[ofpf5
fffo555
q
r
so5
so555
ILI5Nt
(16)
(17)
2
Seberapa tepat nilai kemiringan (0,20 m/s ) dan titik perpotongan dengan sumbu
vertikal (0,32 m/s) serta berapa ketidakpastian kemiringan dan perpotongan tersebut?
Pada grafik kecepatan vs waktu, garis tanpa putus menunjukkan garis lurus dimana
kemiringanya telah dihitung.
Dua garis putus-putus menunjukkan kemungkinan kemiringan garis terbesar dan
terkecil dari yang sesuai dengan data. Susuai dalam arti setiap garis memotong
sekitar 2/3 dari error bar. Kesalahan atau ketidakpastian dari kemiringan didefinisikan
sebagai
wxyz{5{w|wxyz{5|
(18)
gh dud&dQ5vd"d5ghNijiQkdQ
, - IIL5Nt
f[fs
(19)
wx{~{*{5nz5wxyz{5{w||
fpof
Nt IL5Nt
(20)
(21)
Untuk contoh kedua, perhatikan percobaan dari jarak tempuh sebuah benda sebagai
fungsi dari waktu, dengan data
Jarak (m)
Waktu (s)
0,20 0,05
0,43 0,05
0,81 0,05
1,57 0,10
2,43 0,10
3,81 0,10
4,80 0,20
6,39 0,20
1
2
3
4
5
6
7
8
Gbr. 4. menunjukan grafik berdasarkan data di atas Pada kasus ini, membuat garis
lurus dengan cara melewati titik-titik data tidak benar karena d bukan merupakan
fungsi linier terhadap waktu t. Berdasarkan grafik menujukkan d sebanding terhadap
n
t , dimana n >1 sehingga dapat dikatakan d merupakan fungsi kuadrat terhadap waktu
dengan n = 2.
10
Jarak vs Waktu
(23)
Jarak vs (Waktu)2
11
Sejumlah N data (x , y ) akan dicari persamaan garis lurus untuk serangkaian data
i
tersebut. Prosesnya kadang disebut sebagai regresi linier. Jika sebaran pengukuran
berdasarkan sebaran Gauss, dapat diperlihatkan bahwa garis lurus yang dibuat akan
meminimalisasi jumlah jarak vertikal di kuadrat untuk setiap titik (xi, yi) terhadap garis
lurus y = mx + b seperti terlihat pada Gbr. 6.
"
N b
Maka dapat dicari nilai m dan b dengan cara meminimalisasi fungsi s sebagai
LN Lb N LbN Qb
(24)
(25)
'
I5"dQ5
'
'
I
(26)
L LN LQb I
(27)
Gbr. 6. Garis lurus akan meminimalisasi jumlah jarak vertikal kuadrat di.
N
b
.
dengan kesalahan
b
N
(28)
.
(29)
12
Sedangkan
,-
(30)
j
+ +
j
K
# K
(31)
(32)
13