Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA ANTARA PERAWATAN

LUKA PASIEN PASCA OPERASI HERNIOTOMI YANG MENGGUNAKAN


NORMAL SALIN DENGAN POVIDINE IODINE 10%
Nama Mahasiswa : FAISAL GHOFARUDIN
NIM

: G2A011019

1. Evidence based nursing practice yang dapat diterapkan pada pasien.


Penyembuhan luka antara perawatan luka pasien post op herniotomi menggunakan
normal salin dengan povidine iodine 10%
2. Diagnosa Keperawatan terkait evidence yang diterapkan.
Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
3. Analisa sintesa justifikasi/ alasan penerapan Evidence based nursing practice.
Hernia
Terjadi kelemahan otot
Dilakukan herniotomi
Terjadi luka mekanik post op
Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
Perawatan post op
Norma salin

povidon iodine 10%

Cenderung tidak terjadi efek


hipersentivitas

menimbulkan iritasi rasa terbakar

Aman untuk tubuh,menjaga


kelembapan luka membantu
proses penyembuhan

nyeri dan terbakar pada kulit

4. Landasan teori dan riset terkait penerapan Evidence based nursing practice
a. Dasar teori
Normal salin adalah cairan fisiologis yang sama seperti cairan rubuh
sehingga cenderung tidak terjadi efek hipersensitivitas. Normal salin
mempunyai kandungan Na dan Cl dimana larutan ini tidak mempengaruhi sel
darah merah. Normal salin mempunyai beberapa kelebihan yaitu larutan ini
aman untuk tubuh, menjaga kelembaban luka sehingga membantu proses
penyembuhan, mudah didapat dan harganya relaitf murah. Oleh karena itu
banyak rumah sakit yang sudah menggunakan metode perawatan luka dengan
normal salin.
Povidon Iodine adalah suatu iodofor dari pembentukan kompleks
antara iodium dengan polivinilpirolidon (Gunawan, 2007 ).cairan ini
sering menimbulkan iritasi, rasa terbakar dan menimbulkan bekas warna
iodine pada area luka yang sedang dirawat. Polivinilpirolidon berperan
sebagai pembawa molekul memiliki berat molekul rata-rata lebih

kurang 40.000 (Ansel, 1989). Menurut Farmakope edisi IV (1995)


larutan povidon iodine mengandung tidak kurang dari 85% dan
tidak lebih dari 120% Iodum dari jumlah yang tertera pada etiket,
serta dapat mengandung sedikit etanol. Kandungan etanol (jika
ada) antara 90% dan 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.

b. Telaah artikel riset terkait :


1) Judul Penelitian
Perbedaan kecepatan penyembuhan luka antara perawatan luka pasien pasca
operasi herniotomi yang menggunakan normal salin dengan povidine iodine
10%
2) Peneliti
Chinthia Kartikaningtias; Tri Johan AY; Onggung MH Napitupulu
3) Waktu penelitian
Bulan Maret April 2006.
4) Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan
rancangan cross sectional, yang bersifat komparasi. Dalam penelitian ini
sampel dipilih sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Sampel diidentifikasi
lama penyembuhan luka dan perawatan yang diberikan yaitu menggunakan
normal salin saja atau povidine iodine 10%. Setelah diidentifikasi,
pengamatan akan dilakukan kemudian dicatat pada lembar observasi. Kedua
hasil tersebut kemudian di analisa secara statistik.
5) Hasil Penelitian dan Analisis
Perbandingan Waktu Penyembuhan Luka Antara Cairan Normal Salin dengan
Antiseptik. Perbedaan Lama Penyembuhan Luka Dengan Menggunakan
Normal Salin dengan Povidine Iodine 10% Pada Pasien Pasca HIL di R.II
RSUD Dr. Soeroto Ngawi Bulan Maret April 2006.
No

Normal Salin

No

Povidine iodine 10%

1.

(hari)
6

1.

(hari)
5

2.

2.

3.

3.

4.

4.

5.

5.

6.

6.

7.

7.

8.

8.

9.

9.

10.

10.

Rata-rata

5.1

5.7

Dari tabel diatas dapat diartikan bahwa kecepatan penyembuhan luka pada perawatan
luka antara kelompok perlakuan dengan menggunkan cairan normal salin pasca operasi
HIL adalah pada hari ke-5, sedangkan pada kelompok perlakuan dengan menggunakan
povidine iodine terjadi penyembuhan luka terbanyak pada hari ke-5 tetapi ada perbedaan
dari ratarata kecepatan penyembuhan luka antara normal salin dengan 5.1 hari dan
Antiseptik dengan 5.7 hari.
Diagram diatas menampilkan bahwa kecepatan penyembuhan luka terbanyak pada
kelompok perawatan dengan normal salin adalah pada hari ke- 5 pasca operasi sedangkan
pada kelompok perawatan dengan povidine iodine 10% terbanyak juga pada hari ke- 5
pasca operasi.
Analisa Data
Untuk menguji dan mengetahui perbedaan pengaruh cairan normal salin dengan provido
iodine 10% dalam proses penyembuhan luka pasien pasca operasi laparotomi dilakukan
uji Independen Ttest. Dengan alasan karena penilaian hanya untuk membandingkan dua
kelompok dengan perlakuan dan sampel yang berbeda. Tujuan dari analisa tersebut ingin
mengukur perbedaan kecepatan penyembuhan antara perawatan luka dengan Normal
salin dan povidine iodine 10%.
Sebelum dilakukan uji t, maka data yang akan diuji tersebut harus memenuhi asumsi
normalitas sebaran data. Distribusi (sebaran) normal merupakan distribusi teoritis dari
variabel random yang kontinyu (Dajan, 1995). Kurva yang menggambarkan distribusi
normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah sampel
penelitian merupakan jenis distribusi normal maka digunakan pengujian KolmogrorovSmirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel.
.Uji Kolmogrorov-Smirnov pada Perawatan Luka Antara Cairan Normal Salin dan
Cairan Antiseptik Pada Pasien Luka Operasi HIL di R.II RSUD Dr.
Soeroto Ngawi Bulan Maret April 2006.
No.

Variabel

K-S statistik

Nilai Sig.

Keputusan

Kesimpulan

1.

Normal Salin

1.266

0.082

Terima Ho

Data normal

2.

Povido iodine 1.169

0.130

Terima Ho

Data

10%

Normal

Berdasarkan pengujian normalitas sebaran data diatas dengan menggunakan Uji


Kolmogorov-Smirnov, terlihat variabel yang akan diuji menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0.082 dan 0.130 yang berada diatas 0.05 yang mengindikasikan bahwa data
variabel ersebut menyebar mengikuti sebaran normal, sehingga dapat dilakukan
pengujian lebih lanjut.

Untuk uji kesamaan ragam (Homogeneity of Variances) dalam SPSS dilakukan dengan
menggunakan Analisa ragam terhadap selisih absolut dari setiap nilai pengamatan
dalam sampel dengan rata-rata sampel yang bersangkutan.

Uji Kesamaan Ragam dengan Uji Levene


Keputusan
F hitung = 11.504
F

tabel

2.154

Tolak Ho, dengan kata lain varians (ragam) populasi


adalah tidak sama. Jadi bisa dilakukan pengujian lebih
(1, 13.37) =
lanjut dengan asumsi ragam tidak sama (equal
variances not assumed).

Sig. = 0.003

Hasil analisa data penelitian diperoleh dengan menggunakan perhitungan untuk


mengetahui perbandingan dua sampel yang berbeda (t-test). Perhitungan tersebut
menggunakan asumsi ragam tidak sama. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Hasil Perhitungan Perbandingan 2 sampel yang berbeda (t-test)

Variabel

Derajat bebas (df)

T hitung

Nilai Sig.

Keputusan

Lama

10.976

-1.897

0.084

Terima

penyembuhan

tidak

Ho

berbeda

nyata
T tabel = t (0.05, 13.37) =2.202

Ket:

Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa t-hitung < t-tabel dengan nilai p > (0.05)
sehingga kecepatan penyembuhan luka pada perawatan luka pasien pasca operasi antara
normal salin dengan povidine iodine 10% tidak berbeda secara bermakna. normal salin
dengan povidine iodine 10% tidak berbeda secara bermakna.
6) Keterbatasan penelitian
Respon yang ditimbulkan kurang nyaman karena mengakibatkan rasa nyeri
disertai terbakar pada saat perawatan luka sehingga pasien merasa tidak
nyaman ketika menggunakan povidine iodine 10% dibanding
menggunakan norma salin.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis. Rineka Cipta,
Jakarta, hal. 218.

Black, JM & Jacobs, EM. 1997. Medical Surgical Nursing Clinical


Management for Continuity of Care. 5th edition. WB. Sounders
Company, Philadelphia,p. 426 447.
Burns, N & Grove, S.K. 1999. The Practice of Nursing Research, Conduct,
Critiques and Utilisation. 2nd edition. WB. Sounders Co, Philadhelphia,
p.171.
Dajan, A. 1995. Pengantar Metode Statistik, jilid 1, Pustaka LP3ES
Indonesia, Jakarta.
Gayatri, D. 1999. Perkembangan Perawatan Luka : Dulu dan Kini.Jurnal
Keperawatan Indonesia. 2 (8 : 304 308).
Handerson, MA. 1992. Ilmu Bedah Untuk Perawat (terjemahan).
Yayasan
Essensial Medika, Jogjakarta, hal. 43.
Kozier, B. et al. 2004. Fundamental of Nursing, Seventh Edition.New
JerseyPearson: Education Inc, New Jersey, p. 856- 862.
Lilley & Aucker. 1999. Pharmacology and The Nursing Process. 2nd
edition. Mosby. Inc, p. 572 573.
Notoadmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke-2. PT. Risneka
Cipta, Jakarta, hal. 79.
Nursalam. 2002. Managemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika, Jakarta, hal. 20.
Nursalam & Siti Pariani. 2001. Pedoman Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Sagung Seto, Jakarta, hal. 41 66.
Potter, P. 1998. Clinical Nursing Skill and Technique. 4th edition.
Mosby.Year Book Inc, p. 1068 1137.
Sastroasmoro, S & Ismail, S. 1995 Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis.. Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 49.
Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta. hal. 138 -144.
Stevens, P. J. M. et al. 1997. Ilmu Keperawatan. Jilid 1. Edisi 2. EGC, Jakarta.
Syamsuhidayat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC, Jakarta.
Taylor, C. et al. 1997. Fundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing
Care. 4th edition. JB, Lippincott, Philadelphia, p. 699 705.
Thompson, J. 2000. A Practical Guide to Wound Care. Registered Nursing. 63 (1:
48 50).
Wibowo, Soetamto. Et al. 2001. Pedoman Teknik Operasi OPTEK.
Airlangga
University Press, Surabaya, hal. 113 117.
Wijaya. 2001. Analisis Statistik Dengan SPSS 10.05. Penerbit AlfaBeta,
Bandung

Anda mungkin juga menyukai