Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi Penyakit Menular Seksual


Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau
jamur, yang penularanya terutama melalui hubungan seksual, dari seseorang yang terinfeksi
kepada mitra seksualnya (Prawirohardjo, 2008). Penyakit Menular Seksual adalah infeksi yang
ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual tersebut bisa menyebabkan
PMS, kadang-kadang PMS bisa terjadi hanya saling menyentuh genitalia yang terinfeksi. PMS
adalah singkatan dari Infeksi Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang
kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral,anal, atau lewat vagina). PMS juga
diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual
(BKKBN, 2005).
Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tetapi gejalanya dapat muncul
dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainya. Contohnya,
baik HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seks tapi keduanya tidak
selalu menyerang alat kelamin (BKKBN, 2005).
B. Macam- Macam, Gejala Gejala, Cara Penularan, Cara Pencegahan, dan Komplikasi
Penyakit Menular Seksual
1. Sifilis
Penyebab penyakit sifilis adalah Trepponema pallidum,masa inkubasi dari 10 hari sampai 3
bulan, namun biasanya 3 minggu. Sifilis adalah pennyakit alat kelamin yang paling
kompleks. Sifilis merupakan penyakit alat kelamin yang paling berbahaya dan tersembunyi,
membuat penderita merasa bahwa penyakitnya sudah sembuh padahal sedang tertidur dan
mengerogoti bagian dalam tubuhnya. Kasus sifilis masih tinggi di seluruh dunia, sekitar 200.000
setiap tahun, dengan angka kematian akibat dari sifilis setiap tahun 25% dari total kasus dan 60%
kematian dialami para penderita HIV/AIDS (Bennet, 2009)
Sifilis dicirikan oleh luka primer di alat kelamin, luka sekunder di kulit dan membran berlendir
dengan periode latensi yang cukup lama, dan luka tersier di tulang, viseria, kardiovaskular dan
sistem saraf pusat.
Tahap-tahap sifilis:
a.
Sifilis awal berdurasi 2 tahun di mana ketiga luka di atas muncul semua dan bisa dites
serologis.
b.
Sifilis laten yang kedua yang hadir 2 tahun lebih dengan durasi yang tidak pasti, tanpa
menunjukan gejala klinis apapun, namun sebenarnya sistem saraf mulai digerogoti.
c.

Sifilis tahap akhir, ketika semua gejala kerusakan kardiovaskular dan neurosifilis muncul.

Wanita hamil yang terserang sifilis bisa mengalami keguguran, kelahiran prematur dan kelahiran
cacat. Bayiyang dilahirkan dapat mengalami kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan
mental. Bayi yang lahir dari ibu yang terserang sifilis akan mengandung virus ini dan
membawanya pada kematian sebelum usia sekolah jika tidak segera diobati (BKKBN, 2005).
Tanda gejala sifilis (Maryanti, 2009)
a)

Primer : luka pada kemaluan tanpa nyeri.

b)

Sekunder : bintil, bercak merah padah tubuh.

c)

Kelainan saraf, jantung, pembuluh darah/kulit.

Komplikasi dari pada sifililis (Widyastuti, 2009)


a)

Jika tidak diobati dapat menimbulkan kerusakan berat pada otak dan jantung.

b)

Bayi dalam kandungan dapat tertular, keguguran atau lahir cacat.

c)

Memudahkan penularan HIV/AIDS.

Cara penyebaran sifilis ini dapat melalui plasenta juga bisa terjadi dari ibu hamil yang terinfeksi
kepada janinnya, di mana yang paling fatal jika usia kehamilan yang masih muda. Sifilis juga
dapat ditularkan melalui darah, entah lewat donor darah atau jarum suntik (Bennet, 2009).
Cara pencegahannya yaitu dengan mengajarkan gaya hidup sehat setia pada pasangan dan
menggunakan pengaman, memeriksakan kesehatan seks dan reproduksi secara teratur,
memastikan jarum suntik steril dan segera menghubungi petugas laboratorium diobati jika
kulitnya tergores sampel darah penderita sifilis (Bennet, 2009)
Cara menyembuhkannya yaitu dengan menggunakan anti sifilis bisa digunakan untuk mengobati
pasien. Namun dosis, jenis dan durasi pemberian penisilin harus disesuaikan untuk 3 tahap sifilis.
Untuk yang kurang dari 2 tahun, tahap latensi di atas 2 tahun, dan tahap final yang mematikan.
Memeriksa pasangan dan keluarga pasien yang sudah mencapai tahap final. Segera mengobati
anak yang lahir dari ibu yang terserang sifilis, dimana perawat yang paling intensif dibutuhkan
oleh bayi yang lahir dari ibu yang terserang sifilis saat usia kehamilan di bawah 3 bulan. Jika
sakit berlanjut atau komplikasi terlalu berat segera menghubungi ahlinya (Prawirohardjo, 2008).
2. Gonoroe
Penyebab penyakit gonorrhoe ini adalah Kuman Neisseria Gonorrhoe, masa Inkubasinya 2-10
hari. Penyakitgonorrhoe ini menyebabkan infeksi pada uretra yang bersifat simptomatik
/asimptomatik, tetapi pada umumnya jarang terjadi tanpa infeksi pada serviks, kecuali pada
perempuan yang telah dihisterektomi. Keluhan traktus genitourinarius bawah yang paling sering
adalah bertambahnya duh tubuh genital, disuria yang kadang-kadang disertai poliuria,

perdarahan antara masa haid, menoraghia. Daerah yang paling sering terinfeksi pada serviks,
serviks tampak hiperemesis dengan erosi dan sekret mukopurelen. Komplikasi sangat erat
hubungan dengan susunan dan anatomi genitalia, infeksi pada serviks dapat menimbulkan
komplikasi salpingitis atau penyakit radang panggul (PRP). Penyakit Radang Panggul (PRP)
yang simptomatik/asimptomatik dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba sehingga
menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik. Gonorrhoe bisa meningkatkan potensi
penularan HIV/AIDS (Prawirohardjo, 2008)
Gonorrhoe memiliki gejala paling umum yang dialami pria dan wanita (Bennet, 2009).
a)

Pria

Gejala paling umum adalah lelehan yang menyakitkan dari saluran uretra. Jika dibiarkan tidak
diobati, komplikasi bisa terjadi meliputi epididymitis (rusaknya saluran sperma/vas
deferens), prostatitis (radang pada buah pelir) dan striktur uretra (rusaknya slutan tipis).
Infeksi anortektal (wilayah anus dan rektum) umum terjadi pada pria homoseksual dan biasanya
tidak menunjukan gejala. Infeksi ini bisa menyebabkan rasa gatal berat di dubur, radang pada
lubang anus dan keluarnya lelehan nanah dari lubang anus. Ujung kelamin agak merah dan
membengkak serta mengeluarkan nanah kental kuning kehijauan. Infeksi Saluran pernapasan
bisa juga terjadi, tetapi seringkali tanpa disertai gejala apapun.
b)

Wanita

Gejala paling umum adalah infeksi uretritis dan saluran rahim (serviksitis) bisa muncul beberapa
hari setelah terpapar. Seringkali gejalanya ringan dan terabaikan. Wanita bisa memiliki lelehan
tidak normal yang keluar dari vaginanya, ada pendarahan setelah bersenggama. Berikutnya, rasa
terbakar pada pelvis (rongga pinggang, persisnya semua organ kewanitaan yang diwadahi oleh
tulang panggul) bisa berkembang menjadi infeksi yang berbahaya karena akan mengundang
banyak infeksi lain untuk mulai memasuki rahim dan kandung telur. Infeksi pelvis ini bisa
menyebabkan kehamilan ektopik (diluar rahim), kemandulan atau rasa sakit.
Gonorrhoe ditularkan lewat kontak dengan membran tubuh berlendir dari pasien yang terinfeksi,
yaitu lewat aktivitas seksual. Konjungtivitis yang menyebabkan kebutaan terjadi pada bayi yang
lahir lewat vagina lantaran sentuhan langsung dengan serviks ketika mau keluar dari perut
ibu. Konjungtivitas bisa terjadi pada bayi yang baru lahir dan bisa jadi mengendap di dalam
tubuh sampai dewasa. Jika tidak segera diobati , bayi yang baru lahir bisa menjadi
buta. Septimia (keracunan darah) dan atritis septik ( nyeri di persendian ) bisa juga meski agak
jarang (Bennet, 2009)
Cara pencegahan PMS yaitu penyuluhan kepada masyarakat tentang seks yang aman, meskipun
sebenarnya tidak ada seks yang aman kecuali setia dengan pasangan sendiri yang sudah teruji
bebas penyakit kelamin apapun. Kondom memang menangkal infeksi ini, tetapi tidak selamanya
aman. Penyuluhan kepada masyarakat agar mewaspadai ciri penyakit ini dan segera

menyerahkan entah diri sendiri atau orang yang dikenalnya untuk segera diobati. Penyuluhan
yang ini penting, karena gonorrhoe bisa tidak menunjukkan gejala apapun selama berbulan-bulan
sampai akhirnya sudah terlambat. Memeriksakan diri secara teratur bagi diri sendiri dan
pasangan untuk mendekteksi sedini mungkin semua potensi ancaman penyakit kelamin (dan
seluruh penyakit pada umumnya). Khususnya bagi wanita hamil, agar memeriksakan diri lebih
dulu ketika usia kandungan masih muda, dan suaminya juga harus berkomitmen untuk
memeriksakan diri.
Cara
menyembuhkan gonorrhoe dapat
menggunakan Ceftriaxone
plus
avithromycin atau doxcycline untuk merawat gonorrohae. Ciproflaxin bisa digunakan sebagai
alternatif bagi ceftriaxone ketika jaringan tubuh pasien terbukti sensitif obat tersebut. Jika sakit
masih terus berlanjut itu artinya gonorhoe terkadang kebal terhadap antibiotik, segara
menghubungi spesialisnya (Bennet, 2009)
3.

Herpes Simpleks

Penyebab penyakit herpes simpleks adalah virus Herpes hominis tipe 2 (virus herpes simpleks),
masa inkubasinya 4-7 hari. Virus tipe dapat menyebabkan herpes genitalis genitalis dengan
gelembung-gelembung berisi cairan di vulva, vagina dan serviks yang dikenal juga dengan
herpes simpleks. Diagnosisnya tidak sulit apabila terdapat gelembung-gelembung/bintil-bintil di
daerah genital, ditemukannya benda-benda inklusi intra nuklear yang khas di dalam sel-sel epitel
vulva, vagina atau serviks. Penyakit herpes simpleks ditandai dengan adanya bintik-bintik kecil
berisi air, terdapat pada daerah kelamin, hidung, bibir, berkelompok di atas kulit yang kemerahan
dengan penyebab virus herpes simpleks. Penularan juga melalui kontak langsung dengan sumber
infeksi. Komplikasinya seseorang yang mengalami herpes genitalis akan merasakan nyeri di
bagian saraf, dapat menular pada bayi dan terlihat saat lahir berupa bintil-bintil berair, infeksi
berat abortus, dan kematian janin, memudahkan penularan HIV/AIDS (Maryanti, 2009)
Herpes genitalis merupakan infeksi virus yang bersifat kronik rekuren dan dikatakan sulit
diobati, sehingga dikenal satu cara pengobatan herpes yang cukup efektif, yaitu antivirus yang
disebut acyclovir. Obat obat yang dipakai untuk mengurangi rasa nyeri di daerah vulva. Obat
obatan dipakai untuk mengurangi rasa nyeri dapat ditunjang dengan topikal atau sitz baths air
hangat. Acyclovir dalam kehamilan tidak dianjurkan, kecuali apabila infeksi yang terjadi
merupakan keadaan yang mengacam kematian ibu, seperti adanya ensefalitis, pneumonitis, dan
hepatitis sehingga acyclovir diberikan secara intravena. Seksio sesarea dianjurkan pada wanita
yang saat kelahiran menunjukan gejala gejala akut pada genitalia, untuk menghindari
penularan akibat kontak langsung. Seorang ibu menderita herpes genitalis yang bersalin
pervaginam 50% bayi akan mengalami infeksi, sedangkan dengan seksio sesarea infeksi dapat
menurun sampai 7%. Pascapersalinan ibu yang menderita herpes harus segera diobati (Sarwono,
2008).
4.

Klamidia

Penyebab penyakit klamidia ini adalah Chlamydia trachomatis, masa inkubasinya 7-14 hari
bahkan bisa lebih lama lagi. Penyebaran dan penularan infeksi klamidia hanya terjadi lewat
hubungan seks. Penularan ibu yang terkena infeksi kepada bayi terjadi hanya jika ibu melahirkan
bayi tersebut lewat vagina. Karena gejala klamidia tidak tampak, maka wanita yang terinfeksi
merasa tidak ada yang keliru dengan organ kelaminnya. Akibatnya, penyakit tersebut seringkali
tidak terobati sejak dini. Sehingga tidak disadari oleh penderita maka dia akan terus menjadi
agen penular infeksi klamidia. Statusnya akan naik menjadi distributor infeksi alat kelamin jika
penderita memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan seks, sehingga penyakit menyebar
kemana-mana (Bennet, 2009).
Gejala adalah timbul peradangan pada alat-alat reproduksi laki-laki dan perempuan (BKKBN,
2005)
a)

Pria

Gejala awal infeksi klamidia pada pria terjadi pada saluran kencing namun infeksi itu bisa tidak
menunjukan gejala apapun komplikasi lebih jauh dari infeksi uretra pada pria adalah
epididimitis (radang pada buah pelir sehingga membengkak seperti bola tenis), kemandulan,
sindrom reiter dan konjungtivitis. Hubungan seks anal antar pria (sodomi) dapat menghasilkan
proktitis akibat klamidia.
b)

Perempuan

Pada kebanyakan wanita dengan infeksi klamidia, pada uretra (saluran kencing) atau endoserviks
(saluran rahim) tidak menunjukan gejala apapun. Pada umumnya akan keluar cairan dari vagina,
disuria (sulit kencing) dan perdarahan pasca senggama atau di periode antar menstruasi.
Manifestasi yang kurang begitu sering muncul mencakup sindrom uretra (disuria dan pinuria),
bartolinitis (vagina basah), perihepatitis (radang hati) dan proktitis (dubur seperti terbakar).
Komplikasi awal infeksi klamidia pada perempuan dapat menghasilkan rasa sakit pinggang yang
kronis, mandul,radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadinya kelahiran
bayi sebelum waktunya (Prematur). Pada pria yaitu rusaknya saluran mani yang berakibat
kemandulan serta radang saluran kencing. Pada bayi 60-70% terkena penyakit mata dan saluran
pernafasan (BKKBN, 2005).
Cara pencegahanya yaitu melakukan hubungan seks hanya dengan suami/istri sendiri ketika
sudah menikah dan tidak berganti-ganti pasang, atau jajan. Tapi karena zaman sekarang larangan
seks pra-nikah dianggap kuno, maka seluruh komponen masyarakat, pemerintah, LSM, para
guru, akademisi, para ahli medis, para psikolog, para ekonom, dan rohaniwan bergandeng tangan
untuk mendidik aturan main seks yang benar dan aman, tanpa harus terkesan kuno dan usang
seperti menggandeng konsep dosa dan neraka. Bila tidak berhasil, minimal memdidik atau
mengajarkan siapapun untuk memakai kondom bila ingin melakukan hubungan seks dengan
siapapun, sekalipun dengan suami istri sendiri untuk berjaga-jaga. Selalu memeriksakan diri

secara rutin kesehatan organ reproduksinya, rajin membaca buku-buku yang berhubungan
dengan kesehatan organ reproduksi, dan memahami, mewaspadai dan mengenali orang-orang
yang dekat dengan kita (Bennet, 2009).
Cara menyembuhkanya yaitu dengan menggunakan azthromycin/doxycline sebagai antimikroba
yang baik untuk menyembuhkan infeksi klamidia. Jika belum sembuh maka pederita segera
melakukan pemeriksaan laboratorium dan menghubungi dokter spesialai. Semua prosedur
pengobatan harus diikuti sampai tuntas, infeksi ini dapat sembuh total, bahkan pasien memiliki
kekebalan tubuh alami (Bennet, 2009).
5.

HIV / AIDS

Penyebab penyakit AIDS adalah Virus HIV(Human Imunno Virus), masa inkubasinaya
bervariasi dari 2 minggu sampai 2 bulan. Tapi umumnya 26-42 hari. AIDS adalah singkatan dari
Aquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV sendiri adalah
singkatan dari Human Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi
serbuan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
Penyebab : Human Immune Deficiency Virus, Lymphadenopati associated virus (LAV), Human
T cell leucemia virus III, Human T cell lymphotrophic virus, yang ditemukan di Prancis oleh
Luch F Montaigner tahun 1983 (BKKBN, 2005)
Penularan dapat melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita HIV positif, jarum
suntik yang tercemar HIV positif, transfusi darah atau produk darah yang mengandung HIV, dan
ibu hamil yang mengidap HIV positif kepada bayi dalam kandungannya melalui air ketuban atau
plasenta (BKKBN, 2005).
Menurut (Suwarso, 2003) gejala yang sering timbul adalah:
1)

Membesarnya kelenjar getah bening

2)

Sering mengalami demam kurang lebih 3 bulan tanpa diketahui penyebabnya (malam hari)

3)

Terjadinya penurunan berat badan 10% atau lebih

4)

Keadaan umumnya makin lemah

5)

Dapat disertai diare kronis (sering buang air besar dan encer) selama 1 bulan atau lebih.

6)

Adanya gangguan syaraf yang dapat menghambat aktivitas normal sehari-hari.

Cara-cara penularan HIV/AIDS: (Danny, 2006)


1)

Hubungan seks.

2)

Penggunaan jarum suntik yang pernah digunakan oleh orang lain yang pernah tertular HIV.

3)

Transfusi darah yang mengandung HIV.

4)

Hubungan perinatal, yakni dari ibu hamil kepada janin atau bayi yang disusui.

Hubungan AIDS dengan PMS :


Infeksi menular seksual seperti gonoroe, sifilis, klamidia, dan herpes genital mempunyai
mempunyai cara penularan yang sama persis dengan AIDS. Adanya PMS lain di luar AIDS
sangat mempercepat penyebaran HIV, karena PMS lain itu bisa menimbulkan luka-luka kecil
pada alat kelamin yang memudahkan HIV masuk kedalam dalam tubuh pada saat berhubungan
seks dengan orang yang HIV positif. Bila orang mempunyai PMS, maka risiko untuk tertular
HIV menjadi 5-10 kali lebih tinggi.
C. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang seks yang aman,
meskipun sebenarnya tidak ada seks yang aman kecuali setia dengan pasangan sendiri yang
sudah teruji bebas penyakit kelamin apapun. Dimana Penyuluhan ini diberikan kepada
masyarakat agar masyarakat mewaspadai ciri penyakit ini dan segera datang ke tenaga kesehatan
untuk segera diobati. Penyuluhan yang ini penting, karena Penyakit Menular seksual bisa tidak
menunjukkan gejala apapun selama berbulan-bulan sampai akhirnya sudah terlambat.
Memeriksakan diri secara teratur bagi diri sendiri dan pasangan untuk mendekteksi sedini
mungkin semua potensi ancaman penyakit kelamin (dan seluruh penyakit pada umumnya).
Khususnya bagi wanita hamil, agar memeriksakan diri lebih dulu ketika usia kandungan masih
muda, dan suaminya juga harus berkomitmen untuk memeriksakan diri.

Berikut ini daftar penyakit menular seksual yang di kutip dari beberapa sumber:

6.

Gonorrhea

Ini adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri itu adalah Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan
bagian putih mata (konjungtiva). Gonorrhea ini sering di kenal dengan kencing nanah, karena
memang penis akan mengeluarkan nanah berwarna putih kuning atau putih kehijauan. Gonorrhea
bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, teutama kulit dan persendian.
Gejala-gejalanya sangat mudah di deteksi dan di ketahui terutama untuk laki-laki. Ciri-cirinya
adalah terasa sakit perih ketika buang air kecil, kadang-kadang pada waktu kencing atau sesudah
kencing akan terasa nyeri beberapa saat, setelah itu tidak terasa lagi. Ciri kedua adalah penis
akan mengeluarkan cairan putih kekuning-kuningan atau kehijau-hijaun. Jika anda menemukan
dua gejala itu pada diri anda bisa dipastikan anda telah terinfeksi bakteri ini.
Pada wanita gejala ini agak lebih sulit di ketahui, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21
hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau
bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya
tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari
vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur,
uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
Pengobatanya.
Penyakit ini termasuk mudah disembuhkan, asal tidak terlambat. Begitu ada gelaja itu segera
tanpa menunggu lama pergilah ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk di berikan obatnya.
Jangan sekali-sekali membeli obat sendiri, karena obat itu harus sesuai dengan resep dokter.
Kalau tidak ada dokter spesialis, dokter umum juga bisa, namun lebih di anjurkan langsung ke
dokter spesialis kulit dan kelamin.
Dokter akan memberikan 3 jenis obat untuk di makan selama seminggu. Setelah itu anda harus
datang kembali untuk memeriksa ke dokter yang sama.
Sifilis atau Raja Singa

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang sangat berbahaya, karena mengganggu otak dan
fungsi organ lainnya, disebabkan oleh Treponema pallidum, Penularannya terjadi lewat
hubungan seksual yang tidak sehat..
Bakteri ini masuk kedalam tubuh melalui selaput lender (vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar
keseluruh tubuh melalui darah. Sifilis juga dapat menginfeksi janin dalam kandungan dan janin
bisa berakibat cacat bawaan.
Gejala-gejala.
Gejala penyakit ini mirip dengan gejala sejumlah penyakit lain. Ciri awalnya dimulai dengan
lecet yang tida terasa sakit pada penis atau kemaluan dan berkembang dalam tiga tahap, yang
dapat berlangusung lebih dari 30 tahun.
Gejala-gejala umum yang timbul:
-Muncul benjolan di sekitar kelamin
-kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa
diobati.
-Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seksual.
-selama 2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun setelah 5-10
panyakit ini menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah, dan jantung.
-Pada perempuan penyakit ini dapat menular pada bayi yang di kandung.
Pengobatan
Antibiotik dapat menghentikan aktivitas bakteri penyebab sifilis, namun penggunaanya harus
sesuai resep dokter. Jadi, Jika anda merasakan gejala diatas maka segera periksakan diri,
selanjutnya ikuti saja petunjuk dokter.
7.

Herpes

Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan herpes genitalis (herpes kelaim). Penyebab herpes ini
adalah Virus Herpes Simplex (HSV) dan di tularkan melalui hubungan seks, baik vaginal, anal
atau oral yang menimbulkan luka atau lecet pada kelamin dan mengenai langsung bagian
luka/bintil/kutil.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang nyeri. Lepuhan ini pecah dan
bergabung membentuk luka yang melingkar, dan akan membentuk keropeng. Herpes timbul
antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan dengan orang yang mempunyai penyakit tersebut.

Tetapi antara 5-10 hari, gejala ini akan hilang dan muncul kembali. Gelaja ini timbul tergantung
tergantung daya tahan tubuhnya.
Pengobatan yang terbaik adalah segera kunjungi dokter anda dan ikuti petunjuknya.
8.

Klamidia.

Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga beraksi tanpa gejala. Di
Amerika, klamidia termasuk yang paling dapat diobati, tetapi telah menginfeksi sekitar empat
juta orang setiap tahun. Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria.
Seperti sifilis dan gonore, penderitanya dapat disembuhkan dengan antibiotika. Disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak 70% perempuan
pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan; Nyeri di rongga
panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual. Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya
menyertai gonore; Penyakit radang panggul; Kemandulan akibat perlekatan pada saluran
falopian; Infeksi mata pada bayi baru lahir; Memudahkan penularan infeksi HIV. Tes
laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa

9.

KUTIL KELAMIN

Disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil
besar disekitar alat kelamin (seperti jengger ayam). Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil
dapat membesar seperti tumor; bisa berubah menjadi kanker mulut rahim; meningkatkan resiko
tertular HIV-AIDS. Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh
mata biasa.
10. Hepatitis B.

Penyakit ini juga banyak disebabkan oleh hubungan seks yang tidak aman. Hepatitis B dapat
berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang dilaporkan mencapai 200.000,
walaupun ini satu-satunya STD yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
11. HIV-AIDS
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa salah satu penularan HIV salah satunya lewat hubungan
seks yang tidak aman. Penyakit ini sangat berbahaya dan mematikan, sebab belum ditemukan
obatnya hingga saat ini. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang
menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang merupakan bagian paling
penting dalam system kekebalan tubuh. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome
adalah kumpulan gejala-gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Seseorang yang
terinfeksi HIV secara fisik tidak ada bedanya dengan orang yang tidak terinfeksi. Hampir tidak
ada gejala yang muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS,
maka orang tersebut perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah
terserang penyakit dan tubuh akan melemah. Obat-obatan yang ada pada saat ini, belum mampu
untuk menjanjikan suatu kesembuhan yang pasti.
Tes HIV (ELISA dua kali) perlu disertai konseling sebelum dan sesudah tes dilakukan.
Setiap orang beresiko tertular HIV-AIDS, baik tua maupun muda, kaya atau miskin,
heteroseksual maupun homoseksual, terkenal maupun tidak terkenal. Resiko tertular HIV tidak
berkaitan dengan siapa kita, tetapi apa yang kita lakukan.

Demikian pembahasan mengenai jenis penyakit menular seksual, jika anda memiliki daftar
lainya boleh ditambahkan.
Hal yang perlu dipikirkan sebelum melakukan hubungan seks sembarangan adalah bahwa anda
tidak tahu apakah pasangan seks anda itu telah terjangkit salah satu penyakti diatas. Semoga kita
tida menderita penyakit ini, dan cara cerdas untuk tidak tertular adalah tidak melakukan

hubungan seksual dengan gonta-ganti pasangan. Jika anda sudah menikah, setialah pada
pasangan anda. Jika belum menikah tahan diri anda hingga anda menikah nanti.
Pepatah mengatakan, Adalah lebih baik mencegah dari pada mengobati.. jangan sampai
timbul penyesalan kemudian. Sesal kemudian tiada guna.

Anda mungkin juga menyukai