Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sulianti Indah Sari

NIM

: 1202377
Polymerase Chain Reaction (PCR)

A. Sejarah Singkat PCR


Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah metode ilmiah dalam Biologi
Molekuler untuk mengamplifikasi sebuah salinan tunggal atau beberapa potongan DNA.
Menurut Garibyan et al. (2013) PCR adalah teknik yang sangat sensitif yang
memungkinkan amplifikasi cepat dari segmen DNA tertentu. Teknik ini mampu
melipatgandakan ratusan bahkan jutaan salinan sekuen DNA. Versi modifikasi dari PCR
telah memungkinkan pengukuran kuantitatif ekspresi gen dengan teknik yang disebut
real-time PCR. Pada tahun 1984, PCR dikembangkan oleh Kary Mullis. Pada tahun 1993,
beliau menerima Penghargaan Nobel dan Penghargaan Jepang dalam mengembangkan
PCR.
PCR memiliki beberapa kelebihan diantaranya teknik ini murah, cepat, dan
sederhana. Teknik ini juga memerlukan sampel DNA dalam jumlah sedikit namun dapat
memperbanyak ratusan kali lipat jumlah sekuen DNA.
B. Konsep Dasar PCR
Molekul DNA digunakan untuk menghasilkan dua salinan, lalu empat, kemudian
delapan dan seterusnya dengan bantuan spesifik protein yang dikenal sebagai
polymerase. Yang diperlukan dalam proses ini adalah DNA templat, primer, DNA
polymerase, dNTPs, ddH2O, dan buffer enzim. Metode PCR ini bergantung pada enzim
yang menyalin DNA untuk tetap stabil pada suhu tinggi.
C. Tahapan-tahapan PCR
Menurut Joshi et al. (2011) terdapat tiga tahapan utama dalam metode PCR, yaitu
pemisahan (denaturasi) rantai DNA templat, penempelan (annealing) pasangan primer
pada DNA target pada suhu tinggi dari 90 97 oC dan pemanjangan (extension) primer
atau reaksi polimerisasi yang dikatalisis oleh DNA polymerase primer. Pada tahap
terakhir, pemanjangan terjadi pada akhir penempelan untuk membuat salinan untaian
DNA yang komplementer. Untuk mengamplifikasi DNA menggunakan metode PCR,
sampel harus dipanaskan pada suhu tinggi agar DNA terdenaturasi atau rantai ganda
DNA menjadi rantai tunggal. Selanjutnya Taq polymerase akan mensintesis dua untaian

DNA baru menggunakan templat. Pada tahap penempelan terjadi pada suhu yang lebih
rendah, yaitu 50 60 oC. Hal ini memungkinkan primer dapat berhibridisasi pada DNA
templat yang komplementer dengan primer. Perpanjangan primer oleh Taq polymerase
terjadi pada suhu 72 C selama 2-5 menit. DNA polymerase I tidak dapat digunakan
untuk perpanjangan primer karena tidak stabil pada suhu tinggi.
Hasilnya adalah peningkatan eksponensial dalam jumlah fragmen DNA yang
termasuk urutan antara PCR primer, yang akhirnya diwakili pada kelimpahan teoritis 2n,
dimana n adalah jumlah siklus.
D. Aplikasi PCR
PCR membantu dalam penyelidikan dan diagnosis banyak penyakit. PCR
berkontribusi untuk identifikasi dan karakterisasi organisme dan memberikan
pemahaman physiopathology pada beragam penyakit yang menyerang manusia, hewan
dan tumbuhan. Adapun menurut Rodriguez et al. (2012) beberapa aplikasi PCR studi
pada obat-obatan, ilmu forensik, dan ilmu pertanian dan lingkungan
1. Obat
Teknik biologi molekuler, terutama PCR, telah memiliki dampak besar pada obatobatan. Teknik ini memungkinkan kemajuan dan perubahan di segala bidang obat.
Aplikasi ini mengubah dan melengkapi karya ahli biokimia, immunologists,
mikrobiologi dan profesional kesehatan lainnya yang dilihat pada alat molekuler
alternatif baru untuk diagnosis cepat mikroorganisme serta sebagai untuk penentuan
beberapa faktor yang terkait dengan resistensi antibiotik sehingga memperluas
pengetahuan epidemiologi mikroba dan pengawasan pada tingkat genetic.
2. Ilmu forensik
Biologi molekuler telah menyediakan alat yang sangat berguna untuk penelitian
perubahan sistemik yang terlibat dalam proses patofisiologi kematian yang tidak bisa
terdeteksi oleh morfologi. Selain itu, dasar genetik dari penyakit dengan kematian
mendadak juga dapat diselidiki dengan metode molekuler.
3. Ilmu pertanian dan lingkungan
Dalam ilmu pertanian dan lingkungan dapat berkontribusi untuk identifikasi dan
karakterisasi beberapa agen infeksi yang memiliki dampak yang besar pada manusia
dan kesehatan hewan.

DAFTAR PUSTAKA
Garibyan, Lilit dan Nidhi, Avashia. 2013. Polymerase Chain Reaction: Journal of Investigative
Dermatology. Vol. 133 [2013] 1-4. [14 September 2015]
Joshi, Mohini dan Deshpande, J.D. 2011. Polymerase Chain Reaction: Methods, Principles, and
Application: International Journal of Biomedical Research. Vol. 2 [2011] 81-97. [14
September 2015]
Rodriguez, Patricia dan Arlen, Ramirez. 2012. Polymerase Chain Reaction. [Online]. Tersedia:
http://www.intechopen.com/books/polymerase-chain-reaction/braf/-v600e-mutationdetection-using-high-resolution-probe-melting-analysis [14 September 2015].

Anda mungkin juga menyukai