Anda di halaman 1dari 55

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGELOLAAN UBI KAYU

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN


PROVINSI JAWA BARAT
2012

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

KATA PENGANTAR
Peran ubikayu akhir-akhir ini semakin menunjukkan perkembangan
yang sangat baik, dikarenakan banyaknya permintaan akan ubikayu baik untuk
kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor.
Pada umumnya petanidi pedesaan menanam ubikayu baik yang ditanam
di kebun maupun dipekarangan. Sebagaimana sudah diketahui sejak dulu bahwa
peran ubikayu sebagai penyangga sumber karbohidrat bagi kebanyakan
masyarakat di pedesaan. Hal tersebut karena ubikayu sebagai komoditas
strategis untuk ketahanan pangan di pedesaan dan juga karena mudahnya
menanam ubikayu yang antara lain karena tidak perlunya perawatan khusus
untuk menanam ubikayu dan sampai sekarang masih tercatat tidak banyak
serangan hama dan penyakit yang sangat merugikan. Kontradiksi terhadap nilai
lebih ini, menjadikan ubikayu bukan dijadikan sebagai tanaman utama melainkan
tanaman kedua atau tanaman sela (secondary crops). Hal ini juga ditunjang
dengan kondisi pasar yang kurang kondusif sehingga petani kurang
mengusahakan budidaya tanaman ubikayu secara baik.
Disamping sebagai sumber karbohidrat, tanaman ubikayu juga sangat
besar perannya untuk bahan industri seperti misalnya untuk bahan tepung,
mocaf, gula cair, pakan, lem, kertas dan bahan energi yang terbarukan (bioethanol), menjadikan tanaman ubikayu sebagai tanaman primadona. Oleh
karena itu, perlu dilakukan sosialisasi dan fasilitasi dalam pengelolaan
produktivitas dan produksi ubikayu. Mengingat untuk sementara ini kebijakan
pemerintah masih diutamakan untuk pengembangan tiga komoditas utama
(padi, jagung dan kedelai), maka diperlukan strategi pencapaian produksi untuk
pemenuhan kebutuhan Ubikayu baik untuk keperluan dalam negeri maupun
ekspor tahun 2012 dengan peningkatan produktivitas dan produksi melalui
kegiatan pengembangan dan fasilitasi pembinaan khususnya didaerah sentra
produksi maupun daerah pengembangan dan perlunya mediasi/fasilitasi program
kemitraan bagi petani dengan pihak swasta untuk terjaminya harga dan
terciptanya pasar sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani, dengan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

harapan meningkatkan pula kesejahteraannya.


Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, maka perlu
disusun Petunjuk Pelaksanaan Pengeloaan ProduksiUbikayu Tahun 2012.
Untuk lebih rincinya tahap-tahap pelaksanaan kegiatan di lapangan
dalam petunjuk pelaksanaan ini, perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam bentuk
Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota, yang disesuaikan dengan
kondisi spesifik lokasi.
Dengan diterbitkannya petunjuk pelaksanaan ini, diharapkan semua
pihak yang berkompeten memiliki persepsi yang sama untuk saling berkoordinasi
dan bersinergi dalam kegiatan pengelolaan produksi Ubikayu.

Bandung,

Februari 2012

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan,

Ir. UNEEF PRIMADI, MAP


NIP. 19610710.199108.1.001

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

ii

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..

DAFTAR ISI ..

iii

DAFTAR TABEL .

DAFTAR LAMPIRAN .

vi

BAB I.

PENDAHULUAN
..

..

..

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran

D. Dasar Hukum

E. Pengertian-pengertian
BAB II.

KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI ,


PERMASALAHAN DAN UPAYA PENCAPAIAN
PRODUKSI UBIJALAR DAN PANGAN ALTERNATIF
A. Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Ubijalar Tahun 2002 2011 di Jawa Barat ....

B. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan


Produksi Tahun 2012 .

C. Strategi .

10

E. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi .

10

D. Permasalahan

BAB III. OUTPUT DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


TAHUN 2012
A. Keluaran (output) dan Indikator Kunci Keberhasilan .....

12

B. Penilaian Resiko Kegiatan .

12

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

iii

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Pelaksanaan Kegiatan
BAB V.

14

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN


A. Monitoring
B. Evaluasi
C. Pelaporan

BAB VI.

PENUTUP

17

..

17

..

17

..

19

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

iv

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


Ubi Kayu Tahun 2002 s/d 2011 ..

Tabel 2.

Skenario Pencapaian Produksi Ubi Kayu .

11

Tabel 3.

Keluaran (Output) Kegiatan Pengembangan Ubi Kayu


TA. 2012

12

Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh


Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan ....

13

Tabel 5.

Skenario Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2012

10

Tabel 6.

Keluaran (Output) Kegiatan Pengembangan Ubi Jalar


TA. 2012

12

Tabel 4.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Ubi Jalar Tahun 2012 .

21

Lampiran 2. Rencana dan Realisasi Tanam Ubi Jalar


Tahun 2012 (Kabupaten) ..

22

Lampiran 3. Rencana dan Realisasi Tanam Ubi Jalar


Tahun 2012 (Provinsi)
..

23

Lampiran 4. Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Ubi Jalar


per Hektar Tahun 2012 ..

24

..

26

28

Lampiran 7. Deskripsi Varietas Ubi Jalar ..

40

Lampiran 5. Teknologi Budidaya Ubi Jalar

Lampiran 6. Teknologi Budidaya Aneka Umbi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

vi

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Komoditi ubikayu merupakan komoditi tanaman pangan yang penting di

Indonesia setelah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, yaitu
sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri baik hulu maupun hilir.
Disamping itu komoditi tersebut merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang
luas, mudah disimpan, mempunyai rasa enak sehingga dapat membuka lapangan
pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya.
Komoditi ubikayu selain berperan untuk memenuhi kebutuhan sumber
karbohidrat untuk substitusi beras, juga sebagai bahan untuk diversifikasi
pangan. Ubikayu juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan, bahan baku
industri dan bahan baku bioetanol.
Upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu pada tahun 2011
terfokus pada pengembangan melalui dem area (pengelolaan tanaman terpadu)
dengan luasan yang terbatas 612 ha di 11 Kabupaten/kota sentra produksi)
diharapkan salah satu pemicu peningkatan produktivitas ubikayu sebesar 5 %..
Berdasarkan kebijakan Kementerian melaluiDirektorat Jenderal Tanaman Pangan
fokus kegiatan utama adalah komoditas padi, jagung, kedelai, oleh karena itu
pada tahun 2012 fokus peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu
2.106.886 ton.

B.

Tujuan
Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu TA. 2012 bertujuan untuk:
a. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan
produksi melalui kegiatan pengembangan ubikayu antara pusat, provinsi
dan kabupaten/kota.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

20

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

b. Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT/spesifik lokasi


ubikayu oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung
peningkatan produksi nasional.
c. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka
mendukung peningkatan produksi dan pengembangan komoditas
ubikayu dari hulu hingga hilir.
d. Meningkatkan

produktivitas,

produksi

dan

pendapatan

serta

kesejahteraan petani ubikayu.

C.

Sasaran
Sasaran disusunnya petunjuk pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu

TA 2012 antara lain :


a. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan
produksi melalui pengembanganubikayu antara pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
b. Teradopsinya

berbagai

alternatif

pilihan

komponen

teknologi

PTT/spesifik lokasi ubikayu oleh petani sehingga dapat meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk
mendukung peningkatan produksi Nasional.
c. Berkembangnya agribisnis ubikayu dari hulu hingga hilir sehingga dapat
memantapkan ketahanan pangan Nasional.
d. Meningkatnya produktivitas ubikayu hingga sebesar 193,94 ku/ha di
Jawa barat.
e. Tercapainya produksi ubikayu sebesar 2.106.886 ton tahun 2012.

D.

Dasar Hukum
Penyusunan

petunjuk pelaksanaan

Ubikayu

TA

2012

merupakan

penjabaran dari petunjuk teknis Ubikayu TA 2012 yang juga dilandasi dengan
peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

21

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

1.

Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2.

Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3.

Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

4.

Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional.

5.

Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

6.

Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

7.

Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

8.

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan


dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012.

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja


Pemerintah.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana


Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

22

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian


Intern Pemerintah.
18. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
20. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2012.
21. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 523/KMK.03/2000 tentang Tata
Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
22. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem
Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
23. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.
24. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar
Biaya Tahun Anggaran 2012.
25. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (RKA-KL) dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan
Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 2012.
26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 Tentang Pagu
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2012.
27. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi Tahun 2012
28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 95/Permentan/OT.140/12/ 2011
tentang Pelimpahan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan
tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi TA. 2012.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

23

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

29. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 96/Permentan/OT.140/12/ 2011


tentang Penugasan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan
tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Provinsi TA. 2012.
30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/OT.140/12/ 2011
tentang Penugasan Kepada Bupati/Walikota dalam Pengelolaan Kegiatan
dan tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA. 2012.
31. Pedoman Teknis Ubi Kayu Tahun 2012.

E.

1.

Pengertian-pengertian

Pengembanganadalah suatu areal pertanaman yang digunakan sebagai


lahan pengembangan suatu komoditi yang bermanfaat bagi petani dan
masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan produktivitas yang
signifikan.

2.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif


dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani melalui
perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis
antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta
bersifat spesifik lokasi. Komponen teknologi dasar PTT adalah teknologi yang
dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi pilihan
adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan
kemampuan.

3.

Terpadu adalah suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, tanah dan air
dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu.

4.

Spesifik Lokasi adalah suatu yang memperhatikan kesesuaian teknologi


dengan lingkungan fisik maupun sosial, budaya dan ekonomi petani
setempat.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

24

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

5.

Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari sisa tanamam, kotoran hewan antara
lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk padat yang
telah mengalami dekomposisi.

6.

Kelompok Tani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam satu


hamparan/wilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan untuk
meningkatkan usaha agribisnis dan memudahkan pengelolaan dalam proses
distribusi baik itu benih, pestisida, sarana produksi dan lain-lain.

7.

Hamparan adalah suatu areal pertanaman dengan luasan tertentu yang


terletak dalam satu desa atau satu kecamatan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

25

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB II
KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI, PERMASALAHAN DAN UPAYA
PENCAPAIAN PRODUKSI UBIKAYU

A.

Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi UbikayuTahun 20022011

Produksi ubikayu selama kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami


kenaikan rata-rata 2,25% per tahun dari 1.800.257 ton pada tahun 2002 menjadi
2.123.733 ton pada tahun 2011 (aram III 2011) sedangkan laju peningkatan
produktivitas baru mencapai 3,32% per tahun dan luas panen menurun
1,15%/tahun, selengkapnya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Tahun

Perkembangan Luas Panen, Produktivitas danProduksiUbikayu


Tahun 2002-2011
Luas Panen
Ha

Absolut

Produktivitas
%

Ha

Absolut

Produksi
%

149,00

Ha

Absolut

2002

120.630

1.800.257

2003

114.853

(5.777)

-4,79

144,00

-5,00

-3,36

1.651.879 (148.378)

-8,24

2004

119.097

4.244

3,70

174,00

30,00

20,83

2.074.022

422.143

25,56

2005

117.786

(1.311)

-1,10

176,00

2,00

1,15

2.068.981

(5.041)

-0,24

2006

113.663

(4.123)

-3,50

180,00

4,00

2,27

2.044.674

(24.307)

-1,17

2007

105.508

(8.155)

-7,17

182,25

2,25

1,25

1.922.840 (121.834)

-5,96

2008

109.354

3.846

3,65

186,08

3,83

2,10

2.034.854

112.014

5,83

2009

110.827

1.473

1,35

188,24

2,16

1,16

2.086.187

51.333

2,52

2010

105.023

(5.804)

-5,24

191,81

3,57

1,90

2.014.402

(71.785)

-3,44

2011*)

107.906

2.883

2,75

196,81

5,00

2,61

2.123.733

109.331

5,43

Rata-rata

112.465

(1.414)

(1,15)

176,82

5,31

3,32

1.982.183

35.942

2,25

Keterangan : * = Angka Ramalan III, BPS

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

26

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

B.

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas danProduksi Ubikayu


Tahun 2012

Untuk

memenuhi

kebutuhan

ubikayu

tahun

2012

dengan

mempertimbangkan terjadinya diversifikasi konsumsi, berkembangnya industri


pengolahan, industri pakan ternak dan ekspor/impor, maka sasaran luas tanam,
luas panen dan produksi ubikayu tahun 2012 masing- masing adalah 115.202 Ha,
108.634 Ha, dan 2.106.886 ton. Sasaran luas tanam, panen, produktivitas dan
produksi untuk seluruh kabupaten dapat dilihat pada Lampiran 1.
Sasaran produksi ubikayu tahun 2012 sebesar 2.106.886 ton atau menurun
15,35% dibandingkan sasaran tahun 2011 sebesar 2.488.972 ton, sasaran tanam
115.202 ha atau menurun 2,26% dibandingkan sasaran tahun 2011 sebesar
117.860 Ha, sasaran panen 108.634 ha atau menurun 19,28% dibandingkan
sasaran tahun 2011 sebesar 134.578 ha dan produktivitas tergatung pada tingkat
usahataninya.
Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kendala antar sektoral dalam
peningkatan produksi tanaman pangan yang semakin kompleks karena berbagai
perubahan dan perkembangan lingkungan strategis diluar sektor pertanian yang
amat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan, antara lain Dampak
Perubahan Iklim (DPI), semakin berkurangnya ketersedian lahan produksi untuk
tanaman pangan akibat alih fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi
karena sumbersumber air yang semakin berkurang dan persaingan penggunaan
air diluar sektor pertanian (industri dan pemukiman) serta laju pertumbuhan
penduduk dalam kaitannya kebutuhan tempat tinggal versus kebutuhan pangan.

C.

Strategi Pengelolaan Produksi Ubikayu

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

27

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Pencapaian peningkatan produksi ubikayu tahun 2012 dilakukan beberapa


strategi sebagai berikut:
a. Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui:
Perakitan dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik;
Penerapan dan pengembangan teknologi;
GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi);
Perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI, dan
Pengurangan kehilangan hasil panen.

b. Perluasan Areal dan Optimasi Lahan


Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan melalui:
Pemberdayaan atau optimalisasi lahan kering/lahan terlantar pada daerahdaerah transmigrasi/Perhutani/Inhutani/PTPN, dan
Optimasi lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP).

c. Pengembangan Diversifikasi Pangan


Pengembangan diversifikasi pangan dilaksanakan melalui:
Pengembangan lahan pekarangan,
Pengembangan pangan untuk orang miskin (Pangkin), dan
Pengembangan agroindustri aneka tepung berbahan baku lokal.

d. Perbaikan Manajemen Pengembangan


kebijakan fisk Perbaikan sistem perkreditan pertanian Penguatan sistem
data
Pengembangan kawasan food estate
Pengembangan sistem resi gudang
Penguatan petugas lapangan
Pemanfaatan pola pengadaan saprodi
Penataan kebijakan subsidi pertanian.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

28

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

D.

Permasalahan

Permasalahan subsektor tanaman pangan khususnya ubikayu terutama


adanya kesenjangan produktivitas ditingkat petani yang cukup besar, dibanding
potensi yang dapat dicapai petani. Penyebabnya antara lain penggunaan bibit
unggul varietas potensi tinggi di tingkat petani masih rendah, penggunaan pupuk
yang belum berimbang dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum
populer, budidaya spesifik lokasi masih belum berkembang, pendampingan oleh
penyuluh, POPT, PBT dan Peneliti belum optimal, lemahnya akses petani
terhadap sumber permodalan/pembiayaan usaha serta pasar dan lain
sebagainya.
Permasalahan dalam pengembangan komoditi ubikayu secara umum
adalah sebagai berikut : a). Penerapan teknologi belum optimal, b).Penggunaan
benih bermutu masih rendah, c). Penggunaan pupuk berimbang dan organik
masih rendah, d). Kompetisi lahan dengan komoditi lainnya, e).Harga kurang
menarik dibandingkan komoditas lain, f).Masih dianggap sebagai tanaman sela
dalam sistem budidaya, g).Pemasaran kurang terjamin, h).Lemahnya akses petani
terhadap sumber permodalan/pembiayaan usaha, dan i).Kelembagaan dan
kemitraan usaha belum berkembang.
Disamping itu, kendala di luar sektor pertanian juga sangat berpengaruh
terhadap pengembangan ubikayu, yaitu antara lain : a). Semakin berkurangnya
ketersediaan lahan produksi akibat alih fungsi lahan, b).Berkurangnya
ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan industri dan
pemukiman, c). Laju pertumbuhan penduduk.

E.

Upaya yang dilakukan untuk pencapaian sasaran produksi tahun 2012


Untuk mencapai target luas tanam dan luas panen yang telah ditentukan

dalam Rencana strategi, maka perlu dilakukan pembinaan, sosialisasi dan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

29

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

fasilitasi pengembangan ubikayu melalui perluasan areal. Mengingat fokus utama


dalam kebijakan pertanian akhir-akhir ini adalah pemenuhan bahan pokok utama
yaitu padi dan kemudian diikuti jagung dan kedelai, maka kompetisi akan lahan
yang diperlukan akan sangat tinggi. Oleh karena itu, pengembangan ubikayu
akan tercapai apabila faktor utama yang berkorelasi langsung, yaitu lahan dapat
terpenuhi

meskipun

demikian,

keberpihakan

faktor

lain

juga

turut

mempengaruhikeberhasilan pencapaian target yaitu: antara lain cuaca dan pasar


(harga). Secara rinci skenario pencapaian produksi ubikayu dapat dilihat pada
Tabel 2

Tabel 2. Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2012

No.

Uraian

1. Peningkatan Produktivitas
1. Petani Reg / Swadaya
2. Carry Over PTT 2011
Jumlah

Luas
Tanam
(Ha)

Luas
Panen (Ha)

114.627
575

108.059
575

115.202

108.634

Provitas (Ku/Ha)
Awal

Baru

190,30
194,37

193,91
200,00

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

193,94

Peningkatan
Absolut Provitas
(Ku/Ha) (%)

3,61
5,63

1,90
2,90

Produksi
(Ton)

2.095.386
11.500
2.106.886

30

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB III
OUTPUT DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2012

A.

Keluaran (Output) dan Indikator Kunci Keberhasilan

Keluaran (output) yang harus dicapai sebagaimana telah ditetapkan dalam


program/kegiatan pengelolaan budidaya ubikayu dapat dilihat dalam Tabel3.

Tabel 3. Keluaran (Output) Kegiatan Pengembangan Ubikayu TA. 2012


Keluaran (Output)
Indikator Kinerja
1. Keluaran (Output)
Luas penerapan budidaya ubikayu yang
2. Rancangan pengembangan
tepat dan berkelanjutan, antara lain:
ubikayu
1. Jumlah
dokumen
perencanaan
3. Pedoman teknis ubikayu
program (pedoman pelaksanaan dan
4. Pengembangan ubikayu
pedoman teknis)
5. Rapat-rapat
2. Jumlah
dokumen
perencanaan
6. Laporan Pelaksanaan
anggaran
pengembangan ubikayu
3. Laporan
pelaksanaan
evaluasi
7. Laporan Pengelolaan
kegiatan
a. Produksi ubikayu
4. Laporan pengembangan ubikayu
8. Laporan Evaluasi Kegiatan
5. Laporan
evaluasi
kegiatan
b. Pengembangan ubikayu
pengembangan
9. Laporan Administrasi
6. Laporan Administrasi ketatausahaan
Ketatausahaan
(fasilitas perkantoran)
10. Sarana dan Prasarana Perkantoran
11. Pengolahan data dan komunikasi

B.

Penilaian Resiko Kegiatan

Luas areal penerapan pengembangan budidaya tanaman ubikayu yang


tepat dan berkelanjutan ditekankan agar terealisasi 100%. Sebagai tolok ukur
keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi tanaman ubikayu, realisasi tanam
dan penyerapan anggaran yang telah dialokasikan harus bersinergi baik ditingkat

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

31

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

pusat sampai tingkat kabupaten/kota.

Namun demikian faktor lain yang

mungkin saja menyebabkan tidak berjalannya kegiatan tersebut karena


dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang tidak bisa
ditanggulangi.Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkahlangkah pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh
terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti Tabel 4.

Tabel 4.

No

Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap


Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan

Uraian Kegiatan

Koordinasi dengan
Stakeholder

Pembinaan, Monitoring,
Supervisi dan Pendampingan

Penyusun Kebijakan,
Pedoman, Juklak, Juknis,
Sosialisasi, Data dan
Informasi

Sarana dan prasarana


penunjang

Resiko
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.

Kesepakatan kerjasama
Komitmen peserta koordinasi
Fasilitasi Kebijakan Pemerintah
Kemudahan Akses informasi
Ketersediaan anggaran
Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan
Ketersediaan data
Ketersediaan SDM
Ketersediaan materi sosialisasi

a. Komitment seluruh stakeholder dalam


mengeluarkan kebijakan
b. Ketersediaan SDM yang handal dalam
penyajian data dan informasi
sarana teknologi
data dan
a.c. Ketersediaan
Ketepatan pelaksanaan
pengadaan
b.
informasi
d.
Biaya
Ketersediaan SDM
e.
Kemudahan
terhadap
data f.
b. Efisiensi danakses
efektivitas
dalam
Kemudahan
komunikasi
pemanfaatan
d. Ketersediaan suku
cadang
c. Kemudahan akses konsultasi teknis

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

32

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Ruang lingkup pelaksanaan program pengelolaan produksi aneka kacang
dan umbi meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi
tahunan;
2. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi
bulanan;
3. Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi;
4. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi;
5. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi;
6. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas panen,
produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan;
7. Monitoring dan evaluasi luas sasaran tanam yang terkena gangguan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan terkena banjir maupun
kekeringan.

Program disusun dan dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut :


1. Program tingkat Nasional, disusun dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat
propinsi dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya;
2. Program tingkat Propinsi merupakan penjabaran dari program nasional,
disusun

dan

dilaksanakan

oleh

Dinas

Pertanian

Propinsi,

dengan

mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat Kabupaten/Kota dan


instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya;
3. Program tingkat Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari program
propinsi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat
Kecamatan dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

33

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Hasil penyusunan program tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota agar


disampaikan pada awal tahun anggaran, sedangkan hasil monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program dikirim ke pusat setiap bulan.

A.

Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan peningkatan produktivitas dan

produksi ubikayu dilakukan dua pendekatan,yaitu melalui pengembangan


ubikayu sesuai dengan prioritas perlunya peningkatan produktivitas dalam
kaitannya sebagai penyangga sumber pangan dan yang diluar pengembangan
berupa fasilitasi, koordinasi dan sosialisasi serta mediasi untuk mewujudkan
tercapainya pengembangan ubikayu secara nasional.

1. Fasilitasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pengembangan Produksi Ubikayu


Upaya peningkatan produksi ubikayu adalah upaya-upaya peningkatan
produksi yang dilakukan dengan pendekataan pembinaan/pendampingan
yang terkoordinasi melalui Pembinaan teknologi budidaya ubikayu swadaya
petani dan pelaku usaha kecil(swadaya). Melalui upaya-upaya ini diharapkan
mampu menyumbang produksi. Dalam rangka pencapaian sasaran tanam
melalui kemitraan, diharapkan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk
lebih berperan aktif dalam memfasilitasi terwujudnya terjalinnya kerjasama
kemitraan tersebut.

2. Koordinasi Dengan Stakeholder (Swasta) Komoditi Ubikayu


Koordinasi dengan stakeholder (swasta) untuk komoditi ubikayu
dilakukan dalam bentuk pertemuan ditingkat provinsi sebanyak 2 (dua) kali.

3. Pembinaan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Ubikayu


Pembinaan

pengembangan

peningkatan

produktivitas

ubikayu

diprioritaskan dilakukan di kabupaten pelaksana pengembangan ubikayu


Disamping itu pembinaan dilakukan juga antara lain melalui koordinasi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

34

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

dengan instansi terkait (pemerintah), stakeholder (swasta), kemitraan dan


lain-lain.
Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara periodik
mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari Pusat,
Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta Desa. Kegiatan pembinaan,
pendampingan dan pengawalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan pelaksanaan areal


pengembangan di Provinsi dan kabupaten sebanyak dua kali dalam setahun
atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada;
b. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan pengawalan
pelaksanaan areal pengembangan di kabupaten per dua bulan atau
disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada;
c. Kabupaten melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan areal
pengembangan di tingkat Lapangan/kelompoktani pelaksana areal
pengembangan setiap bulan atau disesuaikan dengan ketersediaan dana
yang ada. Melakukan pendampingan kelompoktani pelaksana areal
pengembangan dalam menerapkan paket teknologi spesifik lokasi dan
membantu kelancaran distribusi bantuan areal pengembangan ubikayu.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

35

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam areal pengembangan ditujukan


untuk mengikuti, mengetahui kemajuan, pencapaian tujuan ataupun sasaran
serta memberikan umpan balik upayaupaya mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam areal pengembangan ubikayu.

A.

Monitoring
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan

sampai dengan panen oleh petugas.

Monitoring meliputi perkembangan

pelaksanaan areal pengembangan, hasil yang telah dicapai dll,-

B.

Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas.

Evaluasi meliputi: 1)

Komponen kegiatan pelaksanaan areal pengembangan, 2) Tingkat pencapaian


sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi areal pengembangan.

C.

Pelaporan
Dalam pelaporan pelaksanaan pengembangan komoditas ubikayu, dua

pelaoran utama yang dilakukan yaitu:


1. Laporan Program
a. Data yang perlu dilaporkan adalah sasaran dan realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi bulanan;
b. Data yang perlu dilaporkan adalah sasaran dan realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi tahunan; dan
c. Kendala dan permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan
khususnya di lapangan serta usulan pemecahan masalah

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

36

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

2. Laporan Kegiatan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Kecamatan serta desa/unit areal pengembangan secara periodik setiap
bulan. Pelaporan dilakukansecara berjenjang, yaitu dari Pemandu Lapangan ke
kabupaten/Kota, kabupaten/Kota ke Provinsi dan Provinsi ke pusat. Laporan
meliputi pelaksanaan areal pengembangan, hasil yang telah diperoleh dan lain
lain.Laporan PPL harus sudah diterima Dinas Kaputen pada minggu kedua, dan
laporan dari Dinas Kabupaten harus sudah diterima pada minggu ketiga oleh
Dinas Pertanian Provinsi; karena minggu keempat data tersebut dibuat untuk
bahan laporan bulanan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Laporan
Format Laporan sebagaimana tertulis pada Lampiran. Laporan akhir memuat
hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya dan lain lain.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

37

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

BAB VI
PENUTUP
Peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya pengembangan
ubikayu merupakan salah satu upaya yang diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang lebih besar pada produksi tanaman pangan mendatang.
Diharapkan kegiatan pengembanganini akan berkontribusi dalam mewujudkan
peningkatan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak
termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta
terciptanya koordinasi pelaksanaan areal pengembangan yang harmonis, sinkron
dan sinergis disetiap tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai ke tingkat Desa.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

38

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Lampiran 1.

SASARAN LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN


PRODUKSI UBI KAYU TAHUN 2012

No. KABUPATEN/KOTA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Luas
Tanam
(Ha)

Luas
Panen
(Ha)

Produktivitas
(Ku/Ha)

Produksi
(Ton)

Kab. Bogor
Kab. Sukabumi
Kab. Cianjur
Kab. Bandung
Kab. Garut
Kab. Tasikmalaya
Kab. Ciamis
Kab. Kuningan
Kab. Cirebon
Kab. Majalengka
Kab. Sumedang
Kab. Indramayu
Kab. Subang
Kab. Purwakarta
Kab. Karawang
Kab. Bekasi
Kab. Bandung Barat
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bandung
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
JUMLAH

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

39

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Lampiran 2

RENCANA DAN REALISASI TANAM UBIKAYU TAHUN 2012


Propinsi

Kabupaten :
N Kecama JanFeb
Mart
Apr
Ren Re Ren Re Ren Re Ren Rea
o tan
2012
2012
2012
2012
c al c al c al c l

Mei
Jun
Jul
Ren Re Ren Re Ren Rea
2012
2012
2012
c al c al c l

Agst
Ren Rea
2012
c l

Sep
Okt
Nop
Ren Re Ren Re Ren Rea
2012
2012
2012
c al c al c l

Des
Tot
Ren Rea Ren Rea
2012
al
c l c l

Jumla
h

2012
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten

NIP.

40

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Lampiran 3

RENCANA DAN REALISASI TANAM UBIKAYU TAHUN 2012

Propinsi

N Kabupa

JanFeb
Mart
Apr
Ren Re Ren Re Ren Re Ren Rea
2012
2012
2012
2012
c al c al c al c l

o ten

Mei
Jun
Jul
Agst
Ren Re Re Re Ren Re Ren Rea
2012
2012
2012
2012
c al nc al c al c l

Sep
Okt
Nop
Des
Tot
Ren Re Ren Re Ren Re Ren Rea Ren Rea
2012
2012
2012
2012
al
c al c al c al c l c l

Jumla
h

2012
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Propinsi

NIP.

41

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Lampiran 4

Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa

BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI UBI KAYU


PER HEKTAR TAHUN 2012

No

Uraian

I
A

INPUT
TENAGA KERJA (HOK)
1. Pengolahan Tanah s/d Siap tanam
a. Manusia
b. Ternak
c. Traktor/ Mesin
2. Menanam
3. Memupuk
4. Memberantas Hama
5. Menyiang
6. Memanen
7. Mengangkut
Jumlah A
SARANA PRODUKSI
1. Bibit/Stek (Batang)
a. Pembelian
b. Produksi Sendiri
2. Pupuk (Kg/Ltr)
a. Urea
b. TSP/ SP-36 c. KCl
d. Kandang/ Hijau
e. Lainnya (Tetes Miwon)
3. Pestisida (Kg/Ltr)
a. Insektisida Padat
Insektisida Cair
b. Lainnya Padat
Lainnya cair
Jumlah B
PENGELUARAN LAIN
1. Sewa Tanah
2. Pajak
3. Lainnya
Jumlah C

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Fisik

Nilai (Rp)
Riil
Diperhitungkan
Dikeluarkan

42

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Total (A+B+C)
BIAYA PRODUKSI
1. Per Hektar (Rp)
2. Per Kilogram (Rp) OUTPUT
II 1. Produksi
2. Nilai Hasil
III PENDAPATAN BERSIH (Rp)
1. Secara Usaha Tani
a. Permusim = Rp.
b. Perbulan = Rp.
2. Petani
IV a. Permusim = Rp.
b. Perbulan = Rp.
R/C
Keterangan :
Harga/kg =
I

Umur panen = Varietas = .

2012
Petugas

NIP.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

43

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Lampiran 5
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBIKAYU

Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan produksi ubikayu serta


pendapatan petani, maka penerapan teknologi ubikayu di tingkat lapang
perlu dilakukan secara tepat dengan menerapkan paket teknologi yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi).
Adapun paket teknologi peningkatan produksi yang telah dihasilkan oleh
Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut :

1. Budidaya Ubikayu secara Monokultur

1. Pengolahan Tanah dan Tanam


a. Tanah diolah sedalam sekitar 25 cm;
b. Pada awal pertumbuhan, ubikayu memerlukan air yang cukup.
c. Oleh karena itu, apabila tidak menggunakan irigasi/penyiraman,
tanam sebaiknya dilakukan pada musim hujan;
d. Stek ditanam dengan cara menancapkan ke tanah sedalam
sekitar 3 - 5 cm. Posisi stek jangan sampai terbalik;
e. Jarak tanam yang umum digunakan adalah 100 x 100 cm,
tergantung varietas.

2. Pemupukan
a. Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah 200 - 300 kg Urea, 100 150 kg SP-36, dan 100 - 150 kg KCl per hektar, yang diberikan
dalam dua tahap :
Umur 7-10 hari dipupuk dengan takaran 65 - 100 kg Urea,100
150 kg SP-36, dan100 - 150 kg KCl per hektar.
Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 200 kg Urea per
hektar.
b. Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.
3. Wiwil (membatasi jumlah tunas)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Pada umur 1 1,5 bulan tunas-tunas yang berlebih


dibuang/dirempes, disisakan 2 tunas yang paling baik.

4. Penyiangan dan Pembumbunan


Penyiangan dilakukan sedikitnya 1-2 kali, sehingga tanaman
bebas gulma hingga umur 3 bulan;
Pada umur 2-3 bulan perlu dilakukan pembumbunan;

5. Panen
Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas unggul
umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan.

2. Budidaya Ubikayu Secara Tumpangsari (Ubikayu dan Aneka


Kacang Sistem Double-Row)

Pada dasarnya teknik ini adalah menggabungkan tiga macam


budidaya, yakni :

Budidaya monokultur tanaman kacang tanah pada musim pertama


(awal musim hujan);

Tumpang-sisip

(misalnya

dengan

kacang

tanah)

dengan

penanaman ubikayu yang diatur secara double-row(umur kacang


tanah 20 hari);

Budidaya lorong tanaman aneka kacang di antara ubikayu pada


musim kedua (menjelang akhir musim hujan).

Walaupun populasi ubikayu sedikit lebih rendah dibanding populasi


monokultur (sekitar 90%), namun pola tanam tumpangsari memberikan
hasil ubikayu per pohon lebih tinggi dari pada monokultur.

1. Penanaman Kacang Tanah (pada awal Musim Hujan-1), dimana


kacang tanah ditanam dengan populasi 100 % (budidaya monokultur

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

biasa)

2. Penanaman Ubikayu Double-Row


Stek ubikayu ditanam setelah tanaman kacang tanah berumur
20 hari
Ubikayu ditanam secara baris ganda dengan jarak tanam (60 x
70) x 260 cm. Jarak tanam 60 x 70 cm adalah jarak tanam
ubikayu dalam baris ganda, sedangkan 260 cm adalah jarak antar
baris ganda ubikayu
Dengan

pola

tersebut,

populasi

ubikayu

sekitar

90

dibandingkan bila ditanam monokultur (populasi monokultur


10.000 tanaman/ha).

3. Pemupukan dan Pemeliharaan


Pemupukan dan pemeliharaan tanaman aneka kacang/padi
gogo/jagung sama dengan pola monokultur;
Selama masih ada pertanaman kacang tanah, pemeliharaan
ubikayu tidak dilakukan, kecuali wiwil (pembatasan tunas) yang
dilakukan pada umur 1 bulan.
Pemeliharaan dan pemupukan ubikayu dilakukan setelah kacang
tanah pertama dipanen.

4. Penanaman Aneka Kacang Kedua (akhir musim hujan/MH-2)


Setelah kacang tanah dipanen, maka tersedia ruang di antara
baris ganda ubikayu selebar 260 cm;
Di

antara

lorong

tersebut

dapat

ditanam

kacang

tanah/kedelai/kacang hijau sebanyak 5 (lima) baris dengan jarak


tanam 40 x 15 cm atau 35 x 20 cm. Dengan jarak tanam ini
populasi sekitar 70 % dari monokultur.
5. Pemupukan, Pemeliharaan dan Panen
a. Pemupukan
Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah 200 kg Urea, 100 kg SP-

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

36, dan 100 kg KCl per hektar, yang diberikan dalam dua tahap :
Umur 7-10 hari dipupuk dengan takaran 200 kg Urea dan SP36 dan 50 kg KCl per hektar;
Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 100 kg Urea dan 50 kg
KCl per hektar;
Bila dianggap perlu, pada umur 5 bulan bisa ditambahkan
Urea.
Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.
b. Pemeliharaan
Pada

umur

bulan

tunas-tunas

yang

berlebih

dibuang/dirempes, menyisakan 2 tunas yang paling baik;


Penyiangan dilakukan sedikitnya 1-2 kali, sehingga tanaman
bebas gulma hingga umur 3 bulan;
Pada umur 2-3 bulan perlu dilakukan pembumbunan.
c. Panen
Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas
unggul umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Lampiran 7

DESKRIPSI VARIETAS UBIKAYU


VARIETAS ADIRA 1

Tahun dilepas

1978

Nomor seleksi klon

W 78

Asal

Persilangan Mang i/ Ambon,Bogor


1957

Umur

7 10 bulan

Tinggi batang

1 2 meter

Bentuk daun

Menjari agak lonjong

Warna pucuk daun

Coklat

Warna tangkai daun

Merah (bagian atas) Merah mudah


(bagian bawah)

Warna batang muda

Hijau mudah

Warna batang tua

Coklat kuning

Warna kulit umbi

Coklat (bagian luar) Kuning (bagian


dalam)

Warna daging umbi

Kuning

Kualitas rebus

Baik

Rasa

Enak

Kadar tepung

45%

Kadar protein

0,5% (basah)

Kadar HCN

27,5 mg

Hasil rata-rata

22 ton/ha umbi basah

Ketahanan terhadap

Agak

tahan

Tungau

Merah

(Tetranichus Penyakit bimaculatus)


-Tahan

terhadap

bakteri

Hawar

Daun, Pseudomonassolanacearum
Xanthomonas manihoti)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS ADIRA 2

Tahun dilepas

1978

Nomor seleksi klon

W 236

Asal

Persilangan

Mangi/Ambon,Bogor

1957
Umur

8 12bulan

Tinggi batang

2 3meter

Bentuk daun

Menjari agak lonjong dan gemuk

Warna pucuk daun

Ungu

Warna tangkai daun

Merah muda (bagian atas) Hijau


muda (bagian bawah)

Warna batang muda

Hijau muda

Warna batang tua

Putih coklat

Warna kulit umbi

Putih coklat (bagian luar) Ungu muda


(bagian dalam)

Warna daging umbi

Putih

Kualitas rebus

Baik

Rasa

Agak pahit

Kadar tepung

41 %

Kadar protein

0,7% (basah)

Kadar HCN

124 mg/kg

Hasil rata-rata

22 ton/ha umbi basah

Ketahanan terhadap

-Agak

tahan

Tungau

Merah

(Tetranichus Penyakit bimaculatus


-Tahan penyakit layu (Pseudomonas
solanacearumXanthomonas
manihoti)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS ADIRA 4

Tahun dilepas

1988

Nomor seleksi klon

W 31

Asal

Persilangan bebas, induk betina

BIC 528 (MUARA) Umur

10,5 111,5 bulan

Tinggi batang

1,5 2 meter

Bentuk daun

Biasa agak lonjong

Warna pucuk daun

Hijau

Warna tangkai daun

Bagian atas merah kehijauan (muda


hijau Kemerahan) Bagian bawah
hijau kemerahan (muda Hijau)

Warna tulang daun

Merah muda (bagian atas) Hijau


muda (bagian bawah)

Warna batang muda

Hijau

Warna batang tua

Abu-abu

Warna kulit umbi

Coklat (bagian luar) Ros (bagian


dalam)

Warna daging umbi

Putih

Kualitas rebus

Bagus tetapi agak pahit

Rasa

Agak pahit

Kadar tepung

18 - 22%

Kadar protein

0,8 - 22%

Kadar HCN

68 mg/100 gram

Potensi hasil

35 ton/ha (umur 10 bulan)

Ketahanan terhadap

Cukup tahan terhadap tungau merah


Penyakit (Tetranichus bimaculatus),
Xanthomonas

manihotis

dan

Pseudomonassolanacearum

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG 1

Tahun dilepas

1992

NomorInduk

MLG 245

Nomor seleksi klon

MLG 10212

Asal

Hasil persilangan CM 1015-19 x CM


849-1

Umur

9 10 bulan

Tinggi batang

1,5 3,0 meter

Bentuk daun

Menjari, agak gemuk

Warna pucuk daun

Hijau keunguan

Warna tangkai daun

Bagian

atas

dengan

Bercak

hijau

kekuningan

merah

ungu

di

bagian pangkal, bagian bawah hijau


kekuningan dengan bercak merah
ungu di bagian
pangkal. Warna batang muda

Hijau mudah

Warna batang tua

Hijau ke abu-abuan

Warna kulit umbi

Putih kecoklatan (bagian luar) Putih


kecoklatan (bagian dalam)

Warna daging umbi

Putih kekuningan

Kualitas rebus

Baik

Rasa

Enak (manis)

Kadar tepung

32 - 36%

Kadar protein

0,5% (umbi segar)

Kadar HCN

< 40 mg/kg (metode asam pikrat)

Potensi hasil

36,5 ton/ha umbi segar

Ketahanan terhadap

Toleran

Tungau

Merah

Hama

(Tetranichus bimaculatus)
Ketahanan terhadap

Toleran Bercak Daun (Cercospora


sp.) penyakit

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG 2

Tahun dilepas

1992

SK Mentan

623/KPts/TP.240/11/92

Nomor seleksi

MLG 10209

Asal

Hasil persilangan CM 922-2 x

Umur

8 10 bulan

Tinggi batang

1,5 3,0 meter

Bentuk daun

Menjari dengan cuping sempit

Warna pucuk daun

Hijau muda keunguan

Warna tangkai daun tua

Bagian atas hijau muda kekuningan

CM 507-37

Bagian

bawah

hijau

muda

kekuningan
Warna batang muda

Hijau muda

Warna batang tua

Coklat kemerahan

Warna kulit umbi

Coklat

kemerahan

(bagian

luar)

Putih kecoklatan (bagian dalam)


Warna daging umbi

Kuning muda

Kualitas rebus

Baik

Rasa

Enak (manis)

Kadar tepung

32 - 36%

Kadar protein

0,5% (umbi segar)

Kadar HCN

< 40 mg/kg (metode asam pikrat)

Potensi hasil

31,5 ton/ha umbi segar

Rata-rata hasil

20 42 ton/ha

Ketahanan terhadap

Agak peka Tungau Merah Hama


(Tetranichus bimaculatus)

Ketahanan terhadap

Toleran Bercak Daun (Cercospora


sp.

penyakit

dan

Hawar

Daun

(Cassava Bacterial Blight)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG 4

Tahun dilepas

2001

Nomor Induk

MLG 235

Nama klon

OMM 90-6-72

Asal

Silang terbuka dari induk betina


Adira-4

Hasil umbi rata-rata

39,7 ton/ha

Warna batang

Keunguan

Warna daun muda

Ungu

Warna daun tua

Hijau

Warna tangkai daun

Hijau

Warna kulit luar umbi

Coklat

Warna kulit dalam umbi

Kuning

Warna daging umbi

Putih

Ukuran umbi

Besar

Tipe percabangan

Tidak bercabang

Umur panen

9 bulan

Ketahanan terhadap

Agak tahan Tungau Merah

Sifat khusus

Adaptif terhadap hara sub optimal

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

10

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG 6

Tahun dilepas

2001

Nomor Induk

MLG 245

Nama klon

OMM 95066-1

Asal

Silang tunggal dari induk betina MLG


10071 dengan jantan MLG 10032

Hasil umbi rata-rata

39,41 ton/ha

Warna batang

Abu-abu

Warna daun muda

Ungu muda

Warna daun tua

Hijau

Warna tangkai daun

Hijau

Warna kulit luar umbi

Putih

Warna kulit dalam umbi

Kuning

Warna daging umbi

Putih

Ukuran umbi

Sedang

Tipe percabangan

Bercabang

Umur panen

9 bulan

Ketahanan terhadap

Agak tahan Tungau Merah

Sifat khusus

Adaptif terhadap hara sub optimal

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

11

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS DARUL HIDAYAH

Tahun dilepas

1998

Asal daerah

Lampung

Asal tanaman

Dikembangkan

dari

biji

tanaman

yang Berasal dari okulasi antara


tanaman

Ubikayu

lokal

sebagai

batang atas (scion) Dengan ubikayu


karet sebagai batang bawah (stok)
Umur panen

8 12 bulan

Tinggi tanaman

350 cm

Tipe tajuk

Bercabang sangat ekstensif hingga


Cabang ke 4

Bentuk daun

Menjari agak ramping

Warna daun pucuk

Hijau agak kekuningan

Warna tangkai daun

Merah tua

Warna batang muda

Hijau

Warna batang tua

Putih

Kulit ari batang

Tipis,

mudah

mengelupas

(tidak

Tahan disimpan lama)


Warna kulit umbi

Putih kecoklatanBagian luar

Warna kulit umbi

Merah jambu Bagian dalam

Warna daging umbi

Putih

Tekstur daging umbi

Padat

Bentuk Umbi

Memanjang

Kualitas rebus

Baik

Rasa

Kenyal seperti ketan (antara lainBaik


untuk pembuatan kripik)

Kadar pati

25,00 31,52 %

Kadar air

55,03 65,00 %

Kadar abu

0,67 %

Kadar serat

0,96

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

12

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Kadar HCN

Rendah (40 mg/kg dengan metode


Asam pikrat)

Potensi hasil

102,10 ton/ha umbi segar

Ketahanan terhadap

- Agak peka terhadap hamaTungau


Merah
- Hama

dan

jamur(Tetranichus

penyakit
sp.)

dan

penyakitbusuk (Fusariumsp.)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

13

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS UJ 3

Tahun dilepas

2000

Nama daerah

Rayong-60

Asal

Introduksi Thailand

Umur panen

8 10 bulan

Tinggi batang

2,5 3,0 meter

Bentuk daun

Menjari

Warna daun pucuk

Hijau muda kekuningan

Warna petiole

Kuning kemerahan

Warna kulit batang

Hijau merah kekuningan

Warna batang dalam

Kuning

Warna umbi

Putih kekuningan

Warna kulit umbi

Kuning keputihan

Warna tangkai umbi

Kuning keputihan

Tipe tajuk

> 1 meter

Bentuk umbi

Mencengkeram

Rasa

Pahit

Kadar tepung

20 27 %

Kadar air

60,63 %

Kadar abu

0,13 %

Kadar serat

0,10 %

Potensi hasil

20 35 ton/ha

Ketahanan terhadap CBB

Agak tahan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

14

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS UJ 5

Tahun dilepas

2000

Nama daerah

Rayong-60

Asal

Introduksi Thailand

Umur panen

9 10 bulan

Tinggi batang

> 2,5 meter

Bentuk daun

Menjari

Warna daun pucuk

Coklat

Warna petiole

Hijau muda kekuningan

Warna kulit batang

Hijau perak

Warna batang dalam

Kuning

Warna umbi

Putih

Warna kulit umbi

Kuning keputihan

Warna tangkai umbi

Pendek

Tipe tajuk

> 1 meter

Bentuk umbi

Mencengkeram

Rasa

Pahit

Kadar tepung

19 30 %

Kadar air

60,06 %

Kadar abu

0,11 %

Kadar serat

0,07 %

Potensi hasil

25 38 ton/ha

Ketahanan terhadap CBB

Agak tahan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

15

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU CMM 99008-3


(Calon Varietas)

Rasa

Enak

Potensi hasil

32 ton /ha

Umur panen

9 10 bulan

Warna daging umbi

Putih (sesuai untuk bahan pangan)

Kadar bioethanol

Tinggi ( 4,23 kg/liter bioethanol)

DESKRIPSI UBIKAYU CMM 02048-6


(Calon Varietas)

Rasa

Enak

Potensi hasil

32 ton /ha

Umur panen

7 8 bulan

Ciri ciri

Genjah; Warna daging umbi agak


kuning (kaya vitamin A), sesuai
untuk pangan dan Industri

Ketahanan

Toleran hama tungau

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

16

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MUARA

Tahun dilepas

Umur

7 10 bulan

Tinggi batang

Kadar tepung

26,9 %

Kadar protein

0,41 %

Kadar HCN

100 mgr / kg

Warna daging umbi

Putih

Potensi hasil

20 30 ton/ha

- Kadar pahit

Klon (Kadar HCN dibawah


45 mgr / kg)

kadar HCN di Atas 100 mgr / kg :

Pahit

Ketahanan terhadap tungau


Merah

Ketahanan terhadap layu

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

17

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS S P P

Tahun dilepas

Umur

10 11 bulan

Tinggi batang

Kadar tepung

35,4 %

Kadar protein

0,4 %

Kadar HCN

100 mgr / kg

Warna daging umbi

Putih

Potensi hasil

20 30 ton/ha

Pahit

Merah

Ketahanan terhadap layu

Klon (Kadar HCN dibawah


45 mgr / kg)
Kadar pahit kadar HCN di
Atas 100 mgr / kg
Ketahanan terhadap tungau

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

18

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS VALENCA

Tahun dilepas

Umur

7 10 bulan

Asal

Persilangan Magni / Ambon, Bogor


1957

Tinggi batang

Kadar tepung

33,1 %

Kadar protein

0,7 %

Kadar HCN

40 mgr / kg

Warna daging umbi

Putih

Potensi hasil

15 20 ton/ha

Manis

Merah

Ketahanan terhadap layu

Klon (Kadar HCN dibawah


45 mgr / kg)
Kadar pahit kadar HCN di
Atas 100 mgr / kg
Ketahanan terhadap tungau

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

19

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS GADING

Asal

Umur panen

7 8 bulan

Tinggi batang

Warna daging umbi

Putih

Potensi hasil

15 20 Ton / ha:

Kadar tepung

Kadar protein

Kadar HCN

40 mgr / kg

Manis

Merah

Ketahanan terhadap layu

Klon (Kadar HCN dibawah


45 mgr / kg
Kadar pahit kadar HCN di atas
100 mgr / kg
Ketahanan terhadap tungau

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

20

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS BOGOR

Asal

Umur panen

8 10 bulan

Tinggi batang

Warna daging umbi

Putih

Potensi hasil

20 30 Ton / ha:

Kadar tepung

30,9 %

Kadar protein

0,35

Kadar HCN

100 mgr / kg

Pahit

Merah

Ketahanan terhadap layu

Klon (Kadar HCN dibawah


45 mgr / kg
Kadar pahit kadar HCN di atas
100 mgr / kg
Ketahanan terhadap tungau

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

21

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MANGGU

Asal

Umur panen

9 12 bulan

Tinggi batang

Warna daging umbi

Potensi hasil

20 30 Ton / ha:

Kadar tepung

Kadar protein

Rasa

Manis

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS AMBON KUNING

Asal

Umur panen

8 10 bulan

Tinggi batang

Warna daging umbi

Potensi hasil

20 25 Ton / ha:

Kadar tepung

Kadar protein

Rasa

Pulen

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

22

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MENTEGA

Asal

Lokal

Tinggi batang

> 2,5 meter

Bentuk daun

Lonjong gemuk

Warna daun pucuk

Hijau kecoklat-coklatan

Warna umbi

Kuning

Warna kulit umbi

Coklat

Bentuk umbi

Lonjong

Rasa

Masak enak

Kadar tepung

26 %

Potensi hasil

20 ton/ha

Ketahanan

Agak peka terhadap hama tungan,

Umur panen :

agak

toleran

terhadap

penyakit

bakteri dan peka terhadap layu


bakteri

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

23

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU YANG DIANJURKAN


No.

Varietas

7-10
8-12
10,5 11,5

Potensi Rasa
Hasil
(Ton/Ha)
22
Sedang
21
Sedang
35
Agak
pahit

Warna
Daging
Umbi
Kuning
Putih
Putih

4. Malang-1 1992

9-10

36,5

Manis

5. Malang-2 1992

8-10

31,5

Manis

Putih
32-36 Balitkabi
kekunin
gan
Kuning 32-36 Balitkabi
muda
Putih
25-32 Koeshartoyo
,
Yudi
Widodo dan
Titik Sundari
Putih
25-32 Koeshartoyo
,
Yudi
Widodo dan
Titik Sundar
Putih
25Abdul
31.52 Jamil,Muchli
zar M, Syahrin
M, Salam ZA
dan
Koeshartoyo

1. Adira-1
2. Adira-2
3. Adira-4

Tahun Umur
dilepas (Bulan)
1978
1978
1986

6. Malang-4 2001

39,7

Pahit

7. Madang-6 2001

36,41

Pahit

Kadar
Pati
(%)
45
41
18-22

Pemulia

Balitkabi
Balitkabi
R.Sunaryo,N
unung
H.Yahya,
Y.Sudrajat
dan Nani
Zurriada

8. Darul
Hidayah

1998

8-10

102,10

Kenyal

9. UJ-3

2000

8-10

20-35

Pahit

Putih
20-27 Paluppi
kekunin
Puspitarini,
gan
Fauzan,
Muchlizar M,
Syahriil M,
Koeshartoyo

2000

8-10

25-38

Pahit

Putih
19-30 Paluppi
kekunin
Puspitarini,F
gan
auzan,
Muchlizar M,
Syahriil M,
Koeshartoyo

10.

UJ-5

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

24

Anda mungkin juga menyukai