KIMIA FISIKA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
iv
vi
Percobaan 1
Adsorpsi Isotermis
Percobaan 2
Percobaan 3
11
Percobaan 4
15
Percobaan 5
Tegangan Permukaan
21
Percobaan 6
27
Percobaan 7
30
Percobaan 8
Tetapan Kesetimbangan
35
Percobaan 9
40
Jenis Gas
Daftar Pustaka
44
Catatan:
Versi file PDF dari Buku Panduan Praktikum Kimia Fisika ini dapat di download di
situs: http://www.chemeng.ui.ac.id/~lab-dpk
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, serta hanya dengan rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum atau Buku Petunjuk
Praktikum Kimia Fisika ini.
Walaupun sifatnya sebagai mata ajaran pelengkap, kegiatan praktikum Kimia Fisika
merupakan bagian tak terpisahkan dari mata ajaran Kimia Fisika I dan II yang diberikan
pada semester 3 dan 4 di Program Studi Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas dan
Petrokimia - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Di samping itu juga, untuk
menjaga kesinambungan aspek-aspek teoretis dan ketrampilan praktis (termasuk
pengetahuan terhadap produk-produk alamiah) dalam pemahaman ilmu Kimia Fisika,
diperlukan suatu kegiatan praktikum dengan arah dan sistematika yang lebih jelas,
praktis namun komprehensif. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dilakukan
beberapa perbaikan, penambahan ataupun pengurangan dalam penyajian Buku Petunjuk
Praktikum Kimia Fisika ini dibandingkan penyajian sebelumnya. Pada petunjuk
praktikum yang disusun ini jumlah keseluruhan percobaan yang disajikan adalah 9 mata
praktikum/percobaan.
Penyusunan Buku ini juga dapat diwujudkan atas bantuan beberapa staf dan karyawan
ataupun laboran di lingkungan Departemen Teknik Gas dan Petrokimia FTUI. Namun
demikian, kami tetap menyadari adanya beberapa kekurangan ataupun kekeliriuan
dalam penyusunan buku ini. Sehingga dengan senang hati kami dapat menerima kritik
dan saran yang berguna.
Akhirnya kami mengharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
iii
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
iv
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
TUJUAN
PRINSIP KERJA
BAHAN DAN ALAT
PROSEDUR DAN PENGAMATAN
PERC.
PROSEDUR KERJA
A
1
2
3
4
B
HASIL PENGAMATAN
1
2
3
4
Praktikan :
Nama/NPM : 1..........................
2..........................
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
vi
TEORI
II.
PENGOLAHAN DATA
III.
IV.
V.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKAN :
1. ......................., NPM .............................
2. ......................., NPM ............................
3. ......................., NPM ............................
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
vii
Percobaan
ADSORPSI ISOTERMIS
TUJUAN
Mengamati peristiwa adsorbsi suatu larutan pada suhu tetap oleh padatan.
TEORI
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat penyerap
(adsorbsi). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari atom-atom atau
molekul-molekul yang saling tarik menarik dengan daya tarik Van Der Waals. Kalau
ditinjau molekul-molekul di dalam zat padat, maka gaya tarik menarik antara satu
molekul dengan molekul yang lain disekelilingnya adalah seimbang. Sebab gaya tarik
yang satu akan dinetralkan oleh yang lain yang letaknya simetri (atau resultantenya =
0).
Lain halnya dengan molekul-molekul yang letaknya dipermukaan, gaya tarik
kedua molekul tersebut tidak seimbang karena pada salah satu arah disekeliling molekul
tersebut tidak ada molekul lain yang menariknya. Akibatnya zat tersebut akan menarik
molekul-molekul gas aatau solute kepermukaannya. Fenomena ini disebut adsorbsi.
Adsorbsi dipengaruhi :
-
Macam adsorben
Luas permukaan
Temperatur
Tekanan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(1)
A.
B.
=C
Nm
+1
Nm
dimana,
N = mol asam yang teradsorbsi per gram karbon aktif
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(2)
4. Hitunglah jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggal pada
karbon aktif (Nm).
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(6)
Percobaan
TUJUAN:
Mahasiswa/praktikan mampu memisahkan bahan-bahan kimia alami dengan
proses destilasi sederhana.
PERALATAN:
Kondenser
Labu erlenmeyer
Termometer
BAHAN:
PROSEDUR KERJA:
1. Timbang 25 gram daun-daunan atau kulit buah yang mengandung bahanbahan kimia alami dan berkhasiat, seperti kayu-putih, cengkeh, lemon, dan lainlain (lihat tabel 1) yang sudah dirajang halus (dengan lebar sekitar 2 5 mm),
kemudian masukkan ke dalam labu destilasi 500 mL dan tambahkan 250 mL air.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(7)
2. Periksa instalasi dan semua sambungan alat destilasi dengan seksama. Pastikan
tidak ada yang salah pasang dan kendur.
3. Nyalakan kerangan air untuk pendinginan kondenser dengan bukaan yang relatif
kecil sekali ( 25%).
4. Nyalakan pemanas untuk labu distilasi ( skala 9).
5. Lakukan operasi distilasi selama 30 menit (gunakan stopwatch), mulai dari
tetesan pertama.
6. Simpan hasilnya pada labu erlenmeyer dan pisahkan di tempat yang aman.
7. Timbang 25 gram daun-daunan + batang kering (atau campuran kulit basah
dan kering), kemudian masukkan ke dalam labu destilasi 500 mL dan tambahkan
250 ml air.
8. Ulangi seperti langkah 2 s/d 6 di atas.
TUGAS
1.
Amati hasil-hasil yang didapat dari prosedur kerja di atas, dengan parameterparameter sebagai berikut:
- Berat dan volume campuran,
- Bau atau aroma campuran,
- Fasa campuran,
- Warna cairan,
- Densitas produk (relatif terhadap air),
- Lain-lain (tanyakan pada koordinator atau asisten).
2.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(8)
Produk Minyak
Tumbuhan
1.
Cengkeh (
2.
3.
4.
Kayu manis (
)
5.
Nilam (
(Blanco),
,
)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(9)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(10)
Percobaan
TUJUAN:
1.
2.
PENDAHULUAN
Percobaan ini bersifat semi kualitatif yang dapat digunakan untuk menentukan
pengaruh perubahan konsentrasi dan pengaruh suhu pada laju reaksi. Reaksi yang
diamati adalah reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat
direaksikan dengan asam. Yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang
dperlukan agar koloid belerang mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi
pengandapan belereng dapat ditulis sebagai berikut :
2
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(11)
PROSEDUR PERCOBAAN
Bagian A
1. Tempatkan 50 ml natrium tiosulfat 0,25 M dalam gelas ukur yang mempunyai
alas rata.
2. Tempatkan gelas ukur tadi diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda silang
hitam yang dibuat pada kertas putih tsb, sehingga ketika dilihat dari atas melalui
larutan tiosulfat, tanda silang itu jelas terlihat.
3. Tambahkan 2 ml HCL 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan nyalakan
stop watch. Larutan diaduk agar pencampuaran menjadi merata, sementara
pengamatan dari atas tetap dilakukan.
4. Catat waktu yanag diperlukan sampai tanda silang hitam tidak dapat diamati dari
atas.
5. Suhu larutan diukur dan dicatat
6. Ulangi langkah-langkahdi atas dengan volume larutan tiosulfat dan volume air
yang berbeda-beda
TUGAS
1. Dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi.
Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat
2. Hitung order reaksi terhadap tiosulfat
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(12)
Bagian B
1. Masukkan 10 ml larutan Na-tiosulfat 0,5 M kedalam gelas ukur, lalu encerkan
hingga volumenya mencapai 50 ml
2. Ambil 2 ml HCL 1 M, masukkan ke dalam tabung reaksi, tempatkan gelas ukur
dan tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya 35oC. Biarkan
kedua larutan tersebu beberapa lama, sampai mencapai suhu kesetimbangan.
Ukur suhu dengan menggunakan termometer dan catat.
3. Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat, dan pada saat yang bersamaan
nyalakan stop watch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas ukur diatas tanda
silang hitam. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi
bila dilihat dari atas.
4. Ulangi langkah diatas untuk berbagai suhu sampai 60oC (lakukan untuk 4 suhu
yang berbeda).
TUGAS
1. Laju reaksi dinyakan sebagai 1/waktu. Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi
suhu (oC). Buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi 1/suhu (1/oK).
2. Beri komentar mengenai bentuk kurva yang diperoleh.
PERTANYAAN
1. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi ?
2. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi ?
3. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi.
Beri komentar anda mengenai hal ini !
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(13)
PUSTAKA
Tony Bird,Penuntun Praktikum KIMIA FISIKA untuk Universitas., Alihbahasa,
Kwee le Tjien, Cet.1, Jakarta : Gramedia, 1987
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(14)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(15)
maka F = 1, berarti hanya wberrari hnya 6 wbermc hnyTJ/TT2 1c hny 28.4 16.2.4 16.e224 116.22 T
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(16)
3 buah
3. Burat 50 ml
3 buah
4. Neraca
5. Thermometer
JALANNNYA PERCOBAAN
1. Dalam labu erlenmeyer yang bersih, kering dan tertutup, buatlah 9 macam
campuran cairan A dan C yang saling larut sempurna dengan komposisi sebagai
berikut :
Labu 1
ml A 2
10
12
14
16
18
ml B
16
14
12
10
18
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(18)
2. Titrasi tiap campuran dalam labu 1 s/d 9 dengan zat B sampai tepat timbul
kekeruhan, dan catat jumlah volume zat B yang digunakan.
Lakukan titrasi dengan perlahan-lahan
3. Tentukan rapat massa masing-masing cairan murni A, B dan C
4. Catat suhu kamar sebelum dan sesudah percobaan
TUGAS
1. Lakukan percoban di atas untuk zat A, B dan C sesuai dengan tugas dari asisten.
Berdasarkan zat yang diberikan, tentukan sendiri zat mana yang memiliki sifat
A, B dan C. Beberapa kemungkinan tugas adalah sebagai berikut :
Kloroform-aseton-air, Aseton-benzena-air, Air-kloroform-asam asetat dan Airbenzena-etanol
2. Hitung konsentrasi ketiga komponen dalam fraksi mol untuk tiap campuran
ketika terjadi perubahan jumlah fasa, dengan rumus :
xi = ni/(n1 + n2 + n3)*100%
n1 = V1 p1/M1, n2 = V2 p2/M2 = V3 p3/M3
3. Gambarkan kesembilan titik itu pada kertas grafik segi tiga dan buat kurva
binoidalnya sampai memotong sisi AB dari segitiga
PERTANYAAN
1. Dapatkah penggambaran komposisi cairan dalam diaagram terner dinyatakan
dalam persen volum ? Jelaskan !
2. Apa arti garis hubung (tie line) serta bagaimana cara menentukannya secara
eksperimental.
3. Apa pula arti titik kritik dalam diagram terner ? berapa derajat kebebasannya ?
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(19)
4. Gambarkan diagram terner untuk sistem yang mempunyai dua pasang cairan
yang saling larut sebagian, pasangan itu, misalnya A dan B serta B dan C.
PUSTAKA
A.W. Francis, Liquid-Liquid Equilibriums, Interscience Publisher, New York, 1963
Daniel et al., Experimental Physical Chemistry, ed VII, 1970, hal. 128-131
G.W. Caastellan, Physical Chemistry, Ed. I, 1971, hal. 247-350
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(20)
Percobaan
TEGANGAN PERMUKAAN
TUJUAN:
1. Menentukan tegangan permukaan cairan secara relatif dengan air sebagai
pembanding.
2. Menentukan parakhor tunggal.
TEORI:
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh
molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama kesegala arah. Sedangkan
molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya tarikmenarik di dalam rongga cairan lebih besar dari pada gaya tarik-menarik oleh molekul
uap yang berada di atas permukaan cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung
mengkerut untuk mencapai luas yang sekecil mungkin.
Tegangan permukaan (g) didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang
bekerja pada permukaan untuk melawan pembesaran permukaan, atau sebagai energi
persatuan luas yang diperlukan untuk memperluas permukaan sebesar satu satuan luas
pada suhu, tekanan, dan komposisi tetap.
Metode penentuan tegangan permukaan diantaranya ialah:
1. Metode kenaikan kapiler
Bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu cairan yang membasahi
dinding, maka cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(21)
Gaya ke atas
Gaya ke bawah
Gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah sehingga didapat persamaan untuk
tegangan permukaan yaitu:
= r h d g (untuk = 0)
cos
d
2
dimana:
h = Tinggi permukaan cairan pada kapiler
d = Massa jenis cairan
g = Gaya gravitasi
r = Jari-jari pipa kapiler
= Tegangan permukaan
= Sudut kontak
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(22)
Percobaan ini dilakukan menggunakan zat cair yang telah diketahui tegangan
permukaannya sebagai pembanding.
= 2r atau = mg/(2r)
= Gaya gravitasi
= Tegangan permukaan
Berat tetesan yang jatuh bukan berat yang ideal, karena sekitar 40% dari cairan
masih tertinggal pada ujung pipa, oleh karena itu diperlukan suatu faktor
koreksi (Fd) sehingga:
mg
.Fd
=
(2r
Dimana Fd merupakan faktor koreksi yang bergantung pada V/r3, jika V adalah
volume suatu tetesan. Nilai ini dapat dicari pada tabel Harkins dan Brown
(lihat pustaka). Nilai Fd untuk percobaan dapat dicari dengan menggunakan
grafik V/r3 terhadap Fd.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(23)
Parakhor
Oleh Sugden parakhor didefinisikan sebagai:
M
P =
d
Dimana M adalah berat molekul zat, d adalah massa jenis zat dan adalah tegangan
permukaan.
Parakhor bersifat aditif dan dapat dihitung dari parakhor ekivalen unsur-unsur
pembentuknya dengan mengingat ikatan-ikatan kimia yang dimiliki senyawa tersebut.
Fd
2.995
0.261
2.637
0.262
2.341
0.264
2.093
0.265
1.706
0.266
1.424
0.265
1.211
0.264
1.124
0.263
1.048
0.262
- Alkohol
- Aseton
- Benzen
- Toluen
- Larutan NaCl 0.2M
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(24)
- dll.
7. Termometer
8. Piknometer.
Prosedur Percobaan:
1. Metode Kenaikan Kapiler
-
Tabung diisi air, kemudian pipa kapiler dimasukkan ke tabung dan diberi
tekanan, sehingga air dalam kapiler naik dan kemudian tekanan dilepaskan
sehingga permukaan kapiler akan turun sampai pada ketinggian tertentu.
Catat permukaan cairan di dalam pipa kapiler dan di luar pipa kapiler sehingga
didapat selisih tinggi permukaan tadi yang merupakan nilai h.
Ulangi percobaan ini sampai tiga kali pengamatan kemudian diganti dengan
cairan yang akan dicari nilai tegangan permukaannya.
Tabung A diisi air sampai lebih tinggi sedikit dari tanda tertentu.
Pada tabung B diisap dengan pompa sehingga ada tetes air yang melewati
kapiler, biarkan menetes sampai tanda tertentu.
Ulangi percobaan ini tiga kali untuk setiap zat cair yang akan dicari nilai
tegangan permukaannya.
Tugas:
1.a. Untuk sistem 2 cairan murni yang saling larut, siapkan campuran sebanyak 50 ml
dengan komposisi 25%, 50%, dan 75% volum A.
b. Untuk sistem padat cairan yang larut sempurna, siapkan larutan dengan
konsentrasi 0.2M, 0.15M dan 0.05M.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(25)
2.
Tentukan tegangan permukaan (), dan massa jenis zat murni dan larutan-larutan
yang dibuat.
3.
4.
Untuk zat murni, tentukan faktor koreksi Fd dari perhitungan massa satu tetes (m)
dan massa jenis (d) secara grafik, yaitu grafik V/r3 terhadap nilai Fd dari tabel.
Bandingkan harga dari percobaan dengan harga dari literatur.
5.
Hitung pula parakhor zat murni dan bandingkan nilai yang didapat dengan
parakhor yang dihitung dari parakhor ekivalen.
Pertanyaan:
1. Untuk sistem yang anda teliti jelaskan efek zat terlarut terhadap perubahan tegangan
permukaan pelarut murni.
2. Untuk cairan yang tak membasahi gelas, apakah peralatan yang anda pakai dapat
digunakan? Jelaskan!
3. Dengan mengingat konsep parakhor, dalam hubungan dengan penelitian ilmu kimia,
pentingkah penentuan tegangan permukaan ini?
Pustaka
1. Glasstone, S. 1946. Textbook of Physical Chemsitry. 2nd ed. P. 487-496.
2. Harkins and Brown. 1919. Journal Am. Chem. Soc. 41. P. 499.
3. Daniels, F. Et al. 1970. Experimental Physical Chemistry. 7th ed. P. 359-365.
McGraw Hill.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(26)
Percobaan
TUJUAN:
Untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih.
TEORI:
Apabila zat padat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka
tekanan uap akhirnya akan turun sehingga titik didih larutan akan naik dan titik bekunya
akan turun dibandingkan dengan pelarut murni.
Untuk larutan ideal, menurut Raoult kenaikan titik didih sebanding dengan jumlah
zat terlarut dan dapat ditunjukkan dengan hubungan:
T = Kb.m
atau
Kb = MA WA T/(1000 WB)
dimana
Kb
WA
WB
MB
Harga Kb dapat diketahui jika massa m zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan titik
didih pelarut murni, dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui konsentrasinya,
dapat ditentukan berat molekul zat terlarut.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(27)
Gelas piala
2.
Termometer
3.
Tabung reaksi
4.
Bunsen
5.
Pengaduk
NaCl
2.
KCl
3.
Zat X
PROSEDUR PERCOBAAN:
1.
2.
Isi gelas piala kira-kira dengan 300 ml air dan panaskan menggunakan bunsen.
3.
4.
Ukur titik didih larutan yang diketahui berat molekulnya, massa zat terlarut,
dan massa pelarut ( 3 kali ).
5.
Ulangi langkah 4 untuk zat terlarut yang diberikan oleh asisten (3 kali).
TUGAS:
1.
2.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(28)
PERTANYAAN:
1. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni?
2. Mengapa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni?
3. Bagaimana persamaan untuk menentukan kenaikan titik didih pada teori jika
larutannya adalah larutan elektrolit (gunakan persamaan ini untuk menghitung hasil
percobaan yang menggunakan larutan elektrolit).
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(29)
Percobaan
TUJUAN:
1.
Menentukan volum molal parsial dengan bantuan kurva volum molal nyata (0)
untuk zat terlarut vs jumlah mol zat terlarut pada volum molal parsial tertentu.
2.
TEORI:
Volum molal parsial komponen I dari sistem larutan didefinisikan sebagai:
V
Vi =
T , P, niJ = i
ni
Dimana V adalah volum, n adalah jumlah mol, T adalah suhu dan P adalah tekanan
sistem.
Volum larutan adalah fungsi dari suhu, tekanan, dan jumlah mol dan dapat dinyatakan
sebagai:
V = f (T , P, n1, n2,...)
atau
dV =
V
V
V
V
dT +
dP +
dn1 +
dn2 + ...
T
P
n1
n 2
Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (1) dan (3) didapat:
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(30)
Volum molal parsial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan tekanan
tetap.
Integrasi persamaan (4) pada kondisi tersebut memberikan:
V = n1V 1 + n2V 2 + ... + tetapan
Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama dengan 0.
Contoh perhitungan volum molal parsial:
Misalkan akan dicari volum molal parsial zat terlarut dalam pelarut air sebanyak 1000
gram, maka:
V = n1V 1 + n 2V 2
Dimana V adalah volum seluruh larutan, n1 adalah jumlah mol air dengan volum molal
parsial V1, dan m adalah jumlah mol zat terlarut dengan volum molal parsial V2.
Jika V0 adalah volum molal air murni, dan adalah volum molal nyata untuk zat
terlarut, maka:
V = n1V 01 + n2
Diketahui pula bahwa,
V=
1000 + mM 2
laru tan
dann1V 01 =
1000
a
Dimana M2 adalah berat molekul solut, larutan adalah massa jenis larutan dan a adalah
massa jenis air murni.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(31)
laru tan
1
laru tan
1000 W Wo
(
)
M 2
m Wo We
Dimana W adalah massa piknometer yang berisi larutan, We adalah massa piknometer
kosong, dan Wo adalah massa piknometer berisi air murni.
Dari definisi volum molal parsial dan persamaan (6) dan (7):
V
V2=
P, T , N1
N 2
= + N 2
P, T , N1
N 2
= + m
m
Demikian pula untuk
V1 =
V N 2V 2 1
=
N1V 10 N 2
T , P, N1
N1
N1
N 1
= V1
m2
55.51 m
Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal parsial nyata (apparent
molal volum) adalah linear terhadap m. Prediksi Debye-Huckel untuk larutan encer
sesuai dengan perilaku ini karena:
d ( m)
d
d
1
d
x
x
=
=
dm d ( m)
dm
2 m d ( m)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(32)
V2 = +
m d
2 d ( m)
V 1 = V 10
m m d
55,51 2 d ( m)
Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik vs m yang linear, sehingga didapat gradien
d/d(m). Pada m = 0, nilai = 0. Selanjutnya dari kedua nilai tersebut dapat
dihitung V1 dan V2.
Neraca
2.
Labu ukur
3.
Piknometer
4.
Erlenmeyer
5.
Pengaduk
BAHAN:
1.
Garam NaCl
2.
Aquades
PROSEDUR PERCOBAAN:
1.
2.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(33)
3.
Timbanglah massa piknometer kosong We, piknometer berisi air Wo, dan
massa piknometer yang berisi masing-masing larutan.
4.
TUGAS:
1. Hitung dari setiap harga m.
2. Buat grafik antara vs m, tentukan 0 dan gradien d/d(m).
3. Hitung volum molal parsial V1 dan V2.
4. Hitung massa jenis larutan (larutan ) untuk masing-masing larutan yang dibuat.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(34)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(35)
BAHAN:
1. HCl 2M
2. Etanol (kandungan airnya diketahui)
3. Asam asetat
4. Indikator phenolpthalein (PP)
PROSEDUR PERCOBAAN:
Kesetimbangan reaksi yang akan dicoba baru tercapai satu minggu kemudian,
sehingga larutan harus dibuat terlebih sekarang, dan dititrasi seminggu
kemudian.
Pertamakali buret-buret yang tersedia diisi dengan larutan HCl, Asam asetat
glasial, dan Etanol.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(36)
Kemudian ke dalam empat buah labu erlenmeyer tertutup dibuat larutan dengan
komposisi seperti pada tabel di bawah. Segera setelah larutan dibuat, labu
erlenmeyer tadi ditutup dengan penutupnya untuk mencegah terjadinya
penguapan. Jangan lupa memberi tanda pada setiap labu erlenmeyer.
Nomor
HCl (ml)
Etanol (ml)
Letakkan larutan yang telah dibuat pada penangas bertermostat pada suhu ruang
selama satu minggu (dapat juga ditempatkan pada tempat yang variasi suhu
udaranya kecil).
Titrasi setiap larutan secara cepat dengan 0.1M NaOH. Gunakan indikator
PP dan catat hasilnya.
2.
3.
4.
Pipet 5 ml HCl 2M, Etanol, dan Asam asetat, lalu timbang dengan
menggunakan neraca analitik.
TUGAS:
1.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(37)
2.
Hitung jumlah mol air pada awal pencampuran (air berasal dari larutan HCl
2M). Untuk menghitung jumlah mol air, partamakali hitung berapa mol HCl
yang terdapat dalam 5 ml HCl 2M dan kemudian hitung berat HCl yang
terdapat pada 5 ml HCl 2M. Dari berat larutan 5 ml HCl, massa air dapat
dihitung sehingga jumlah mol air juga dapat ditentukan.
3.
Hitung jumlah mol asam asetat pada awal pencampuran (gunakan masa jenis
dan volum asam asetat pada awal pencampuran).
4.
5.
6.
Hitung jumlah mol etanol pada saat kesetimbangan. Perlu diingat bahwa untuk
setiap mol asam asetat yang bereaksi akan membutuhkan etanol sebanyak satu
mol.
7.
8.
9.
Hitung konsentrasi asam asetat, etanol, etil asetat dan air pada saat
kesetimbangan (volum total adalah 10 ml)
PERTANYAAN:
1. Nilai H pembentukan ester adalah positip. Bila campuran dipanaskan bagaimana
pengaruh suhu ini terhadap Kc?
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(38)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(39)
Percobaan
TUJUAN:
1.
2.
TEORI
Persamaan gas ideal dan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat
senyawa yang mudah menguap. Dari persamaan gas ideal didapat
PV = n R T
atau
PV = (m/BM) RT
Dengan mengubah persamaan
P(BM) = (m/V) RT = RT
di mana:
BM
: Berat molekul
: Tekanan gas
: Volume gas
: Suhu absolut
: Massa jenis
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(40)
2.
3.
Alumunium foil
4.
Karet gelang
5.
Jarum
6.
Neraca
7.
Desikator
8.
PROSEDUR PERCOBAAN:
1.
Ambil sebuah labu erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering, tutup
labu tersebut dengan aluminium foil, lalu kencangkan tutup tadi dengan
karet gelang.
2.
3.
4.
5.
Biarkan labu erlenmeyer tersebut dalam penangas air sampai semua cairan
di dalamnya menguap. Catat suhu penangas air.
6.
Angkat labu dari penangas, keringkan air yang terdapat pada bagian luar
labu dengan lap, lalu tempatkan labu dalam desikator untuk mendinginkan
dan mengeringkannya. Udara akan masuk kembali ke dalam labu
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(41)
erlenmeyer melalui lubang kecil dan uap cairan volatil yang terdapat dalam
labu akan mengembun kembali menjadi cairan.
7.
8.
Faktor koreksi:
Nilai BM hasil perhitungan akan mendekati nilai sebenarnya, tetapi masih mengandung
kesalahan. Ketika labu erlenmeyer kosong ditimbang, labu ini penuh dengan udara.
Setelah pemanasan dan pendinginan dalam desikator, tidak semua uap cairan kembali
kebentuk cairannya, sehingga akan mengurangi jumlah udara yang masuk kembali ke
dalam labu erlenmeyer. Jadi massa labu erlenmeyer dalam keadaan ini lebih kecil dari
pada massa labu erlenmeyer dalam keadaan semua uap cairan kembali kebentuk
cairannya. Oleh karena itu massa cairan X sebenarnya harus ditambahkan dengan massa
udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer karena adanya uap
cairan yang tidak mengembun. Massa udara tersebut dapat dihitung dengan
menganggap bahwa tekanan parsial udara yang tidak dapat masuk sama dengan tekanan
uap cairan pada suhu kamar. Nilai ini dapat diketahui dari literatur. Sebagai contoh
untuk menghitung tekanan uap CHCl3 pada suhu tertentu dapat digunakan persamaan:
LogP =
6.90328 1163.03
(227.4 + T )
Dimana P adalah tekanan uap dalam mmHg dan T adalah suhu dalam derajat celsius.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(42)
Jadi dengan menggunakan persamaan di atas, tekanan uap CHCl3 pada berbagai suhu
dapat dihitung.
Dengan menggunakan nilai tekanan uap pada suhu kamar, bersama-sama dengan data
mengenai volum labu erlenmeyer dan berat molekul udara (28.8 gr/mol), dapat dihitung
faktor koreksi yang harus ditambahkan pada massa cairan X. Dengan memasukkan
faktor koreksi akan diperoleh nilai BM yang lebih tepat.
TUGAS:
Hitung faktor koreksi dan nilai BM dari data yang diperoleh.
PERTANYAAN:
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan dalam percobaan ini?
2. Dari hasil analisis penentuan berat molekul suatu cairan X yang volatile diperoleh
nilai 120 gr/mol. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur tersebut mengandung:
Karbon 10%, Klor 89%, dan Hidrogen 1%.
3. Tentukanlah rumus molekul senyawa ini!
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(43)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas. Alih
bahasa: Kwe Ie Tjien, Cet. 1. Jakarta: Gramedia.
2. Castellan, G.W. 1971. Physical Chemistry. 2nd ed.
3. Daniel et al. 1970. Experimental Physical Chemistry. 7th ed. McGraw Hill.
4. Francis, A.W. 1963. Liquid-Liquid Equilibrium. New York: Interscience
Publisher.
5. Glasstone, S. 1946. Text Book of Physical Chemistry. 2nd ed.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika
(44)